Keterlibatan Masyarakat Kecamatan Medan Johor dalam Perencanaan

khususnya dalam Program Pembangunan Pemeliharaan Drainase di lokasi penelitian. Adapun hasil penelitian tersebut terbagi dalam sub bagian analisis berikut ini.

5.1.1. Keterlibatan Masyarakat Kecamatan Medan Johor dalam Perencanaan

Pembangunan Pemeliharaan Drainase. Partisipasi dalam pembangunan dipandang sebagai sebuah metodelogi yang mengantarkan pelaku-pelakunya untuk dapat memahami masalah-masalah yang dihadapi, sehingga dapat menganalisa dan mencari selusi dari masalah yang dihadapi tersebut, sehingga memberikan kerangka untuk pemantauan dan evaluasi pelaksanaan. Hasil wawancara terhadap informan kunci menginterpretasikan bahwa dalam hal keikutsertaan Masyarakat Kecamatan Medan Johor baik yang langsung berdekatan lokasi domisilinya dengan lokasi pembangunan pemeliharaan drainase dimaksud masih belum mendapatkan ruang yang memadai. Artinya sebagai anggota masyarakat kecamatan yang membutuhkan hasil program pembangunan tersebut juga masih merasa keterlibatan mereka dalam proses perencanaan Pembangunan saluran Drainase di lokasi penelitian sangat minim sekali. Padahal banyak sebenarnya masyarakat yang mengharapkan bahwaw sebagai obyek pembangunan berarti masyarakat terkena langsung atas kebijakan dan kegiatan pembangunan. Dalam hal ini perlu masyarakat Kecamatan Medan Johor ikut dilibatkan baik dari segi formulasi kebijakan maupun aplikasi kebijakan tersebut, sebab merekalah yang dianggap lebih tahu tentang kondisi lingkungannya. Partisipasi masyarakat apalagi hingga ke tahap pengawasan terhadap pelaksanaan proyek pembangunan seperti drainase merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam rangka mensinergikan antara keinginan penguasa dengan dengan keinginan rakyat. Yang mana pada dasarnya partisipasi masyarakat timbul tidaklah semata-mata dengan sendirinya melainkan ada hal-hal yang mampu mempengaruhinya, sehingga masyarakat merasa sadar dan terdorong untuk terlibat lebih jauh dalam segala aspek kehidupan negara. Perencanaan pembangunan merupakan sebuah instrumen yang sangat penting. Sebab perencanaan partisipatif merupakan sala satu dari serangkaian perjalanan pembangunan dan juga tahap awal yang sangat menentukan bagi keberhasilan proses pembangunan khususnya di Kecamatan Medan Johor. Pada fase ini sudah selayaknya pembangunan di Kecamatan Medan Johor merupakan hasil dari musyawarah yang senantiasa memperhatikan aspirasi masyarakat secara utuh. Disamping hal tersebut penyusunan perencanaan dan proses pembangunan merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama lainnya. Dalam tahap penyusunan perencanaan, proses pemebangunan yang nantinya akan terjadi dalam periode perencanaan tersebut diperkirakan akan sesuai dengan kerangka perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Perencanaan merupakan jawaban sementara atas persoalan- persoalan pembangunan yang dihadapi masyarakat. Jadi dalam hal ini perencanaan cendrung menetapkan langkah-langkah yang hendak dilakukan dengan belajar dari pengalaman-pengalaman yang sebelumnya untuk mencapai tujuan tertentu. Bahwa perencanaan merupakan suatu proses yang terus-menerus dan menyeluruh dari penyusunan suatu rencana, penyusunan program kegiatan, pelaksanaan serta pengawasan dan evaluasi dari pelaksanaannya. Kembali hasil wawancara terhadap informan kunci di lokasi penelitian ini dilaksakan menggambarkan bahwa manajemen yang telah dilakukan justru kurang efektif. Informan kemudian memaparkan bahwa selama pembangunan pemeliharaan drainasi di Kecamatan Medan johor dilaksanakan, pernah disaksikan secara langsung bahwa ada salah satu anggota masyarakat jusrtru menunjukkan kemarahan yang cukup mengganggu jalannya proses pembangunan. Masyarakat tersebut menilai bahwa pembangunan yang sedang dilakukan tanpa kompromi sehingga setiap jam-jam sibuk, banyak sekali dijumpai titik kemacetan lalu lintas. Padahal ekses penghambatan penyelesaian pelaksanaan pembagunan sebagaimana ekses di atas dapat dihindari jika saja program pembangunan pemeliharaan drainase di Kecamatan Medan Johor itu sendiri telah menerapkan perencanaan yang berbasis prakarsa masyarakat dimana perencanaan yang sepenuhnya mencerminkan kebutuhan kongkrit masyarakat dan dalam proses penyusunannya benar-benar melibatkan aspirasi masyarakat setempat dalam rangka menjawab kebutuhan masyarakat dan mencapai kehidupan baru yang lebih baik dan bermakna melalui langkah-langkah pembangunan. Untuk menampung keinginan masyarakat dalam pembangunan ditempuh dengan sistem perencanaan dari bawah ke atas bottom up. Inilah yang sebenarnya merupakan perencanaan partisipatif. 5.1.2. Kondisi Aksesibilitas Masyarakat Kecamatan Medan Johor Mengajukan Alternatif atau Keputusan Dalam Perencanaan hingga Pengawasan Program Pembangunan Pemeliharaan Drainase . Meskipun pemberdayaan masyarakat bukan semata-mata sebuah konsep ekonomi, dari sudut pandang kita pemberdayaan masyarakat secara implisit mengandung arti menegakkan demokrasi. Demokrasi secara harafiah berarti kedaulatan rakyat di dalam rangkaian pembangunan, dimana kegiatan pembangunan yang berlangsung adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep ini menyangkut masalah penguasaan teknologi, pemilikan modal, akses ke pasar dan ke dalam sumber-sumber informasi, serta keterampilan manajemen. Agar demokrasi dapat berjalan, maka aspirasi masyarakat yang tertampung harus diterjemahkan menjadi rumusan-rumusan kegiatan yang nyata. Untuk menerjemahkan rumusan menjadi kegiatan nyata tersebut, negara mempunyai birokrasi. Birokrasi ini harus dapat berjalan efektif, artinya mampu menjabarkan dan melaksanakan rumusan- rumusan kebijaksanaan publik public policies dengan baik, untuk mencapai tujuan dan sasaran yang dikehendaki. Dalam paham bangsa Indonesia, masyarakat adalah pelaku utama pembangunan, sedangkan pemerintah birokrasi berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing, serta menciptakan iklim yang menunjang. Selanjutnya berturut-turut akan dibahas tujuan pembangunan, konsep pemberdayaan masyarakat dalam konteks perkembangan paradigma pembangunan, pendekatan, aspek kelembagaan beserta mekanismenya serta strategi dalam mewujudkannya. Salah satu fokus penelitian ini tentu melihat bagaimana sebenarnya keberadaan keterbukaan bagi akses masyarakat tersebut hingga ke taraf pengusulan alternatif dalam rangkaian pembangunan drainase di Kecamatan Medan Johor atau keleluasaan masyarakat di lokasi penelitian dalam memuttuskan apa yang menjadi kebutuhan hingga bagaimana drainase yang diinginkan. Sebagian besar informan penelitian mendeskripsikan interpretasi terhadap pertanyaan yang diajukan dengan cukup antusias. Adapun informasi yang diterima melalui hasil wawancara yang dilakukan menjelaskan bahwa hampir keseluruhan cenderung menginginkan bahwa saluran drainase yang sesuai dengan kondisi di lingkungan mereka berdomisili haruslah memiliki kedalaman yang cukup disertai pelindung. Jelaslah bahwa sebenarnya hasil pelaksanaan pembangunan pemeliharaan saluran drainase yang telah dilakukan tidak singkron dengan keinginan masyarakat di Kecamatan Medan Johor pada umumnya. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keterbukaan terhadap akses masyarakat dalam mengajukan alternatif atau memutuskan sendiri apa yang menjadi keinginannya masih belum terwujud dengan semestinya.

5.1.3. Sosialisasi Informasi Program Pembangunan Pemeliharaan Drainase bagi