PEMBAHASAN Perubahan Tekanan Darah dan Denyut Nadi pada Pasien Sebelum dan Sesudah Pencabutan Gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU Periode Oktober-November 2013

Hasil ini menunjukkan bahwa ada perubahan denyut nadi yang signifikan pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi.

BAB 5 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 100 pasien pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013, sebagian besar pasien mengalami peningkatan tekanan darah dan denyut nadi. Dari hasil pengukuran tekanan darah terdapat 45 orang 45 yang mengalami peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik, penurunan tekanan darah sistolik sebanyak 22 orang 22 dan diastolik 14 orang 14, sedangkan pasien pencabutan gigi yang tidak mengalami perubahan tekanan sistolik sebanyak 33 orang 33 dan diastolik 41 orang 41. Dalam penelitian ini diketahui bahwa terdapat perubahan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah dilakukan pencabutan gigi yang sangat signifikan p ≤ 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa pencabutan gigi mempengaruhi terjadinya perubahan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah dilakukan pencabutan gigi. Sedangkan dari hasil uji statistik untuk tekanan darah diastolik menunjukkan hasil yang sama yaitu terdapat perubahan yang sangat signifikan p ≤ 0,01. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pencabutan gigi dapat mempengaruhi terjadinya perubahan tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah dilakukan pencabutan gigi. Hasil ini sama dengan penelitian Tsuchihashi dkk pada 21 pasien di fakultas kedokteran Kyushu, Jepang yang menunjukkan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik selama pencabutan gigi. 6 Tetapi hasil ini berbeda dengan penelitian Alhamdani yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada tekanan darah sistolik dan diastolik setelah pencabutan gigi. 7 Peningkatan tekanan darah ini mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti stres fisiologis, rasa sakit karena pencabutan gigi, lama pencabutan gigi, kesulitan dalam pencabutan gigi, dan penggunaan epineprin dalam anestesi lokal. 6,9 Universitas Sumatera Utara Pencabutan gigi yang akan dilakukan memberikan respon stres fisiologis pada pasien yang terwujud dalam perubahan tekanan darah, hemodinamik, dan respon kardiovaskular. Kecemasan dan pengalaman yang tidak menyenangkan terhadap perawatan gigi sangat berhubungan dengan peningkatan tekanan darah dan denyut jantung. 3 Keadaan ini dapat memicu reaksi pertahanan yang ditandai dengan peningkatan saraf simpatis. 8,9 Menurut Sherwood stimulasi saraf simpatis dapat meningkatkan kontraktilitas jantung sehingga tekanan darah juga meningkat. 18 Kecemasan akan merangsang respon hormonal dari hipotalamus yang akan mengsekresi CRF Corticotropin-Releasing Factor yang menyebabkan sekresi hormon-hormon hipofise. Salah satu dari hormon tersebut adalah ACTH Adreno- Corticotropin Hormon. Hormon tersebut akan merangsang korteks adrenal untuk mengsekresi kortisol kedalam sirkulasi darah. Peningkatan kadar kortisol dalam darah akan mengakibatkan peningkatan renin plasma, angiotensin II dan peningkatan kepekaan pembuluh darah terhadap katekolamin, sehingga terjadi peningkatan darah. 27 Faktor yang banyak mempengaruhi perubahan tekanan darah yaitu penggunaan anestesi lokal dan epineprin dalam anestesi lokal yang dapat menghasilkan efek kardiovaskular. Peningkatan tekanan darah setelah injeksi anestesi lokal memberikan hasil yang signifikan walaupun bersifat sementara. Pemberian volume anestesi lokal dengan epineprin yang lebih besar juga menunjukkan peningkatan tekanan darah yang lebih besar selama pencabutan gigi. 6 Dari hasil pengukuran juga terdapat 22 orang yang mengalami penurunan tekanan sistolik dan 14 orang mengalami penurunan tekanan diastolik serta 33 orang tidak mengalami perubahan tekanan sistolik dan 41 orang tidak ada perubahan tekanan diastolik. Hal ini dapat disebabkan kenyamanan pasien karena pekerjaan yang dilakukan dengan baik oleh mahasiswa kepaniteraan klinik saat pencabutan gigi, pengalaman pernah ke dokter gigi sebelumnya atau hilangnya rasa takut dan stres setelah injeksi anestesi lokal karena sebagian besar pasien lebih khawatir dengan injeksi daripada pencabutan gigi. 7,28 Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian sebagian besar denyut nadi mengalami peningkatan sesudah pencabutan gigi sebanyak 50 orang 50, penurunan denyut nadi sebanyak 26 orang 26 dan yang tidak mengalami perubahan sebanyak 24 orang 24. Menurut uji statistik juga diketahui terdapat perubahan denyut nadi yang signifikan sebelum dan sesudah pencabutan gigi 0,01 p ≤ 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa pencabutan gigi juga mempengaruhi perubahan denyut nadi sebelum dan sesudah pencabutan gigi. Hasil ini sama dengan penelitian Sham dkk yang menunjukkan peningkatan denyut nadi pada semua usia sebelum dan sesudah pencabutan gigi. 3 Menurut penelitian Chaudry dkk juga menyatakan peningkatan denyut nadi pada pasien normotensif setelah dilakukan injeksi anestesi lokal 2 lignokain dengan perbandingan 1:100.000 epineprin. 4 Menurut Sherwood hal ini bisa terjadi karena stimulasi saraf simpatis dan penggunaan epineprin dalam anestesi lokal yang dapat meningkatkan kontraktilitas jantung sehingga denyut nadi pun meningkat. 18 Faktor lain yang dapat menyebabkan peningkatan denyut nadi yaitu rasa takut pasien atau sebagian rasa nyeri akibat pencabutan gigi. 13 Tetapi ada dari hasil pengukuran terdapat 26 orang yang mengalami penurunan denyut nadi dan 24 orang tidak mengalami perubahan denyut nadi. Hal ini dapat disebabkan karena rasa takut pasien hilang atau pasien merasa rileks setelah pencabutan gigi sehingga menstimulasi saraf parasimpatis. 28 Bagian sistem syaraf yang berperan pada sistem kardiovaskular didominasi oleh sistem syaraf otonom yang terbagi menjadi dua yaitu saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Inervasi pada arteri kecil dan arteriola menyebabkan saraf simpatis mampu menstimulasi pembuluh darah arteri untuk meningkatkan resistensi pada aliran darah dan selanjutnya menurunkan aliran darah menuju jaringan. Inervasi pada pambuluh darah vena memungkinkan stimulasi saraf simpatis untuk mengurangi volume pada pembuluh darah ini. Hal ini akan menybebkan darah terdorong ke dalam jantung dan selanjutnya berperan dalam proses pengaturan pompa jantung. Saraf simpatis pada pada jantung berperan dalam meningkatkan aktivitas jantung, baik dalam hal meningkatkan detak jantung, meningkatkan kekuatan dan volume untuk memompa. Sistem saraf parasimpatis berperan sangat penting dalam pengaturan Universitas Sumatera Utara banyak fungsi autonom dalam tubuh, sebagai contoh untuk mengontrol sistem gastrointestinal, parasimpatis juga memiliki peran pada regulasi sirkulasi, meskipun tidak sedominan sistem saraf simpatis. Salah satu efek terpentingnya pada sirkulasi adalah mengontrol detak jantung melalui nervus vagus, yang berjalan dari batang otak langsung menuju ke jantung. Sistem parasimpatik akan menyebabkan penurunan pada detak jantung dan sedikit penurunan pada kontraktilitas otot jantung. 10,12 Secara umum, rangsang yang meningkatkan frekuensi denyut nadi juga meningkatkan tekanan darah, sedangkan yang mengurangi frekuensi denyut nadi juga menurunkan tekanan darah. Namun terdapat pengecualian seperti terjadinya hipotensi dan takikardia akibat rangsang pada reseptor regang atrium dan terjadinya hipertensi dan bradikardia akibat peningkatan tekanan intrakranial. 13 Dari hasil penelitian, terlihat bahwa perubahan tekanan darah dan denyut nadi sangat berhubungan dengan pencabutan gigi yang dilakukan di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial Rsgm-P Fkg Usu Tentang Cara Penanganan Dental Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

0 69 86

Perbedaan Tingkat Kecemasan Dental Pasien Pria Dan Wanita Sebelum Pencabutan Gigi Di Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Medan

26 177 67

Perbandingan Penggunaan Lidokain Dengan Kombinasi Adrenalin 1:100.000 Dan Artikain Dengan Kombinasi Adrenalin 1: 100.000 Pada Perubahan Tekanan Darah Pasien Di Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU Tahun 2016

1 21 68

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

1 9 48

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

0 0 12

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

0 0 3

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

0 0 13

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

0 0 2

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

0 0 6

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial Rsgm-P Fkg Usu Tentang Cara Penanganan Dental Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

0 0 15