2.1.1 Standar Tekanan Darah Normal
Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah pada usia dewasa menurut Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of
High Blood Pressure JNC VII
14,15
Klasifikasi Tekanan Darah pada Usia Dewasa Kategori
Tekanan Darah Sistolik
Tekanan Darah Diastolik
Normal 120 mmHg
80 mmHg Pre-Hipertensi
120 – 139 mmHg 80 – 89 mmHg
Hipertensi Stadium 1
140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Hipertensi Stadium 2
≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg
Pada tabel 1 menunjukkan klasifikasi tekanan darah untuk usia dewasa di atas
18 tahun. Prehipertensi bukan termasuk suatu penyakit, tetapi sesorang yang teridentifikasi berisiko tinggi terkena hipertensi sehingga dokter harus waspada
terhadap resiko ini. Sesorang yang prehipertensi juga tidak diharuskan untuk mengikuti terapi dan disarankan untuk mengubah ke gaya hidup sehat untuk
mengurangi risiko hipertensi. Pasien hipertensi dengan diabetes melitus atau penyakit ginjal, jika tekanan darah di atas 13080 mmHg harus dianggap sebagai faktor resiko
dan sebaiknya diberikan terapi.
15
2.1.2 Teknik dan Metode Pengukuran Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pada metode langsung, kateter arteri dimasukkan ke dalam arteri.
Walaupun hasilnya sangat tepat, akan tetapi metode pengukuran ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan masalah kesehatan lain. Sedangkan pada pengukuran tidak
Universitas Sumatera Utara
langsung dapat dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop. Kemudian dilakukan pembacaan secara auskultasi maupun palpasi.
13
a. Metode Auskultasi Tekanan sistolik dan tekanan diastolik dapat diukur dengan metode ini,
dengan cara mendengar auskultasi bunyi yang timbul pada arteri brakhialis yang di sebut bunyi Korotkoff. Bunyi ini timbul akibat timbulnya aliran turbulen dalam arteri
tersebut. Metode auskultasi akan akurat bila di gunakan secara tepat, tetapi ada hal yang perlu diperhatikan. Manset harus setinggi jantung untuk memperoleh tekanan
yang tidak dipengaruhi gravitasi.
13
Manset dihubungkan pada manometer air raksa sphygmomanometer kemudian dililitkan di sekitar lengan. Rabalah arteri brakhialis untuk menentukan
tempat meletakkan stetoskop. Kemuduan manset dipompa sampai denyut brakhial menghilang. Hilangnya denyutan menunjukkan bahwa tekanan sistolik darah telah
dilampaui dan arteri brakhialis telah tertutup. Manset dikembangkan lagi sebesar 20 sampai 30 mmHg diatas titik hilangnya denyutan brakhial. Turunkan tekanan manset
perlahan-lahan sampai terdengar suara bunyi berdetak yang menunjukkan tekanan darah sistolik. Bunyi yang terdengar tersebut dikenal sebagai bunyi Korotkoff yang
terjadi bersamaan dengan detak jantung dan akan terus terdengar dari arteri brakhialis sampai tekanan dalam manset turun dibawah tekanan diastolik dan pada titik tersebut
bunyi akan menghilang.
10,13
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Pengukuran tekanan darah dengan metode auskultasi
16
b. Metode Palpasi Pengukuran tekanan darah secara palpasi hanya dapat menetapkan tekanan
sistolik saja. Metode palpasi juga dapat dilakukan apabila tekanan darah sulit didengarkan. Tetapi dengan metode palpasi tekanan diastolik tidak dapat ditentukan
dengan akurat.
10,13
Cara pengukurannya yaitu manset yang dililitkan pada lengan dipompa sambil memegang nadi radialis. Pada suatu tekanan tertentu dimana denyut nadi tidak teraba
lagi tekanan manset perlahan-lahan diturunkan dengan jari tetap meraba nadi. Pada suatu saat tertentu akan teraba nadi ini lagi yang disebut tekanan sistolik dengan
mencatat berapa nilai dalam mmHg.
10,13
Karena adanya kesukaran untuk menentukan secara pasti kapan denyut pertama teraba, tekanan yang diperoleh dengan metode palapasi biasanya 2-5 mmHg
lebih rendah dibandingkan dengan yang di ukur dengan metode auskultasi. Bila
manset mulai di pompa sampai denyut radialis menghilang, pemeriksa dapat yakin bahwa tekanan manset melebihi tekanan sistolik, dan hasil pengukuran yang lebih
rendah sebenarnya dapat dihindari.
10,13
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Pengukuran tekanan darah dengan metode palpasi
17
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah