Pencabutan Sederhana Pencabutan dengan Tang Pencabutan Intra Alveolar Pencabutan dengan Pembedahan Pencabutan Trans Alveolar

Ada beberapa indikasi dilakukannya tindakan pencabutan gigi. Indikasi dilakukan pencabutan gigi adalah pada gigi dengan karies yang besar, pulpitis, periodontitis periapikal, perikoronitis, abses yang diakibatkan karena periodontitis periapikal, penyakit periodontal, atau perikoronitis, gigi yang mengalami fraktur, gigi supernumerary, gigi impaksi, gigi yang terlibat kista dan tumor, dan gigi sulung yang persisten. Selain itu tindakan pencabutan gigi juga dilakukan pada gigi yang sehat dengan tujuan memperbaiki maloklusi, untuk alasan estetik, dan juga untuk kepentingan perawatan ortodontik dan prostodontik. 24

2.3.1 Pencabutan Sederhana Pencabutan dengan Tang Pencabutan Intra Alveolar

Pencabutan intra alveolar adalah pencabutan gigi atau akar gigi dengan menggunakan tang atau bein atau dengan kedua alat tersebut. Metode ini sering juga di sebut forceps extraction dan merupakan metode yang biasa dilakukan pada sebagian besar kasus pencabutan gigi. Dalam metode ini, blade atau instrument yaitu tang atau bein ditekan masuk ke dalam ligamentum periodontal diantara akar gigi dengan dinding tulang alveolar. Bila akar telah berpegang kuat oleh tang, dilakukan gerakan kearah buko-lingual atau buko-palatal dengan maksud menggerakkan gigi dari soketnya. Pada gigi tertentu gerakan rotasi dapat dilakukan setelah dirasakan gigi agak goyang. Tekanan dan gerakan yang dilakukan haruslah merata dan terkontrol sehingga fraktur gigi dapat dihindari. 23 Tekanan terkontrol adalah kunci dari penggunaan elevator dan tang. Menggunakan tekanan yang berlebihan atau tidak terkontrol akan mengakibatkan pencabutan yang eksplosif yang merupakan resiko terkecil dan fraktur akar atau cedera serius lainnya, yang merupakan konsekuensi terburuk. 2 Penggunaan tekanan yang terkontrol tergantung pada urutan tindakan. Posisi pasien terhadap operator harus benar. Siku operator terletak di samping dengan telapak tangan ke bawah untuk mencabut gigi-gigi bawah, dan telapak tangan ke atas untuk gigi-gigi atas. 2 Universitas Sumatera Utara Harus digunakan grasp atau pegangan yang benar, baik pinch grasp maksila atau sling grasp mandibula. Yang terpenting adalah adanya persepsi taktil dari besar tekanan yang diaplikasikan dan perubahan mobilitas gigi. Aplikasi tekanan yang terkontrol akan menjamin keamanan pencabutan dan mengurangi terjadinya komplikasi. 2 Gambar 6. Pencabutan dengan tang 24

2.3.2 Pencabutan dengan Pembedahan Pencabutan Trans Alveolar

Pada beberapa kasus terutama pada gigi impaksi, pencabutan dengan metode intra alveolar sering kali mengalami kegagalan sehingga perlu dilakukan pencabutan dengan metode trans alveolar. Metode pencabutan ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengambil sebagian tulang penyangga gigi. Metode ini juga sering disebut metode terbuka atau metode pembedahan yang digunakan pada kasus-kasus: 23 1. Gigi tidak dapat dicabut dengan menggunakan metode intra alveolar. 2. Gigi yang mengalami hipersementosis atau ankilosis. 3. Gigi yang mengalami germinasi. 4. Sisa akar yang tidak dapat dipegang dengan tang atau dikeluarkan dengan bein, terutama sisa akar yang berhubungan dengan sinus maksilaris. 5. Gigi yang secara roentgenologis menunjukkan pola-pola akar yang rumit, atau akar-akar yang arah lintasan pengeluaran yang tidak menguntungkan atau rumit. Universitas Sumatera Utara Prosedur pencabutan gigi dengan metode trans alveolar yaitu: 25 1. Pembuatan flep atau jalan masuk, dengan dasar yang luas untuk suplai darah yang baik. Insisi harus dengan ketebalan penuh dan flep ditarik untuk mendapatkan akses yang baik dan daerah visibilitas sehingga tidak menyebabkan trauma yang berlebihan pada jaringan lunak. 2. Melakukan penyingkiran tulang dengan menggunakan bur. 3. Melakukan pencabutan gigi atau akar gigi menggunakan elevator atau tang. 4. Melakukan penjahitan dan perawatan luka. Gambar 7. Pencabutan dengan pembedahan 26

2.3.3 Komplikasi Pasca Pencabutan Gigi

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial Rsgm-P Fkg Usu Tentang Cara Penanganan Dental Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

0 69 86

Perbedaan Tingkat Kecemasan Dental Pasien Pria Dan Wanita Sebelum Pencabutan Gigi Di Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Medan

26 177 67

Perbandingan Penggunaan Lidokain Dengan Kombinasi Adrenalin 1:100.000 Dan Artikain Dengan Kombinasi Adrenalin 1: 100.000 Pada Perubahan Tekanan Darah Pasien Di Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU Tahun 2016

1 21 68

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

1 9 48

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

0 0 12

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

0 0 3

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

0 0 13

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

0 0 2

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

0 0 6

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial Rsgm-P Fkg Usu Tentang Cara Penanganan Dental Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

0 0 15