Secara pasti, bilangan penderita pembesaran prostat belum di dapat, tetapi secara prevelansi di RS, sebagai contoh jika kita lihat di Palembang, di RS Cipto Mangunkusumo ditemukan
423 kasus pembesaran prostat jinak yang dirawat selama tiga tahun 2002-2005 dan di RS Sumber Waras sebanyak 617 kasus dalam periode yang sama ponco Birowo, 2008. Ini
dapat menunjukkan bahwa kasus kanker prostat adalah antara kasus yang paling mudah dan banyak ditemukan.
Kanker prostat umumnya tidak menunjukkan gejala khas.Karena itu, sering terjadi keterlambatan diagnosa. Gejala yang ada umumnya sama dengan gejala pembesaran prostat
jinak yaitu buang air kecil tersendattidak lancar. Keluhan dapat juga berupa nyeri tulang dan gangguan saraf.Dua keluhan itu muncul bila sudah terjadi penyebaran hingga tulang belakang
penyebab kanker prostat tidak diketahui secara tepat, meskipun.beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak dengan peningkatan kadar hormone
testosterone. Pada bahagian lain, Rindiastuti 2008 misalnya menyimpulkan bahwa usia lanjut mengalami penurunan beberapa unsur esensial tubuh seperti kalsium Ca dan Vitamin
D. Tetapi pola makan dengan Ca tinggi secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker prostat pada usia lanjut.
Secara umum, jika diperhatikan, di dunia, pada 2003, terdapat lebih kurang 220,900 kasus baru ditemukan, di mana, daripada jumlah ini, 30 daripadanya berada di tahap membunuh
Abbas, 2005. Seperti juga kanker prostat juga menyerang pria berusia lebih dari 50 dan pada usia di bawah itu bukan merupakan suatu yang abnormal. Secara khususnya di
Indonesia, menurut WHO,2010, untuk tahun 2005, insidensi terjadinya kanker prostat adalah sebesar 12 orang setiap 100,000 orang, yakni yang keempat setelah kanker saluran
napas atas, saluran pencernaan dan hati. Dalam survei awal yang dilakukan oleh peneliti di RSUP Haji Adam Malik, Medan
ditemukan 143 kasus pasien rawat inap.Dari 143 hanya 118 merupakan pasien kanker prostat dan sebanyak 25 pasien adalah penderita benign prostatic hyperplasia BPH.
Melihatkanangkapenderitakankerprostatsemakin meningkatsecaraglobal,makapenelitiinginmengetahuikelompok usia,
jenishistopatologi,lokasi dan differensiasi selkankerprostatpadapriasupayabermanfaatdalam usaha penanganan kankerprostat.
1.2. Rumusan Masalah
Universitas Sumatera Utara
Bagaimanakah gambaran histopatologi, kelompok usia, lokasi dan differensiasi sel penyakit kanker prostat di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Haji Adam Malik Medan, periode
2012-2013?
1.3. Tujuan 1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pasien yang menderita penyakit kanker prostat di Laboratorium Patologi Anotomi RSUP Haji Adam
Malik, Medan, periode 2012-2013.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahuigambaranpenderita kanker prostat pada pria
berdasarkankelompokusia. 2. Untuk mengetahuigambaranjenishistopatologikanker prostat.
3. Untuk mengetahui gambaranlokasikanker prostat. 4. Untukmengetahui g a m b a r a n penderita kanker prostat berdasarkan differensiasi sel.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Data atau informasi hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak RSUP Haji
Adam Malik tentang gambaran kanker prostat berdasarkan kelompok usia, lokasi,diferensiasi sel dan jenis histopatologi.
2. Dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan peneliti dalam bidang penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Prostat 2.1.1. Anatomi
Prostat adalah kelenjar eksokrin pada sistem reproduksi pria.Prostat merupakan organ yang terdiri atas jaringan fibromuskular dan glandular yang tersembunyi di bawah kandung kemih.
Dalam keadaan normal, prostat mempunyai berat 20 gram dan panjang 2,5 cm yang terletak pada uretra posterior. Di bagian depan prostat disokong oleh ligamentum prostatik dan di
bagian belakang oleh diafragma urogenital.
Sumber : K.OH, William 2000
Gambar 2.1.1. Anatomi prostat
Universitas Sumatera Utara
Dalam hubungannya dengan organ lain, batas atas prostat bersambung dengan leher bladder atau kandung kemih. Di dalam prostat didapati uretra.Sedangkan batas bawah prostat yakni
ujung prostat bermuara ke eksternal spinkter bladder yang terbentang diantara lapisan peritoneal.Pada bagian depannya terdapat simfisis pubis yang dipisahkan oleh lapisan
ekstraperitoneal.Lapisan tersebut dinamakan cave of Retzius atau ruangan retropubik.Bagian belakangnya dekat dengan rectum, dipisahkan oleh fascia Denonvilliers
Prostat memiliki lapisan pembungkus yang di sebut dengan kapsul. Kapsul ini terdiri dari 2 lapisan yaitu :
1. True capsule : lapisan jibrosa tipis pada bagian luar prostat 2. False capsule: lapisan ekstraperitoneal yang saling bersambung, menyelimuti bladder
,atau kandung kemih. Sedangkan Fascia Denonvilliers berada pada bagian belakang. K. OH, William ;2000
2.1.2. HistoIogi Prostat
Menurut klasifikasi Lowsley; prostat terdiri dari lima lobus: anterior, posterior, medial, lateral kanan dan lateral kiri. Sedangkan menurut Me Neal, prostat dibagi atas :zona perifer, zona
sentral, zona transisional, segmen anterior dan zona spingter preprostat. Secara histopatologik, kelenjar prostat terdiri atas komponen kelenjar dan stroma. Komponen stroma
ini terdiri atas otot polos, fibroblast, pembuluh darah, saraf, dan j aringan penyangga lain. Prostat normal terdiri dari 50 lobulus kelenjar. Duktus kelenjar-kelenjar prostat ini lebih
kurang 20 buah, secara terpisah bermuara pada uretra prostatika, dibagian lateral verumontanum kelenjar-kelenjar ini dilapisi oleh selapis epitel torak dan bagian basal
terdapat sel-sel kuboid. Furqan, 2003; Purnomo, 2008
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1.2. Zona prostat secara histologi
2.1.3. Fisiologi Prostat Fungsi kelenjar prostat antara lain:
1. Mengeluarkan cairan alkalis yang menetralkan sekresi vagina yang asam, suatu fungsi penting karena sperma lebih dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang sedikit
basa.Kelenjar prostat dikelilingi oleh otot polos yang berkontraksi selama ejakulasi, mengeluarkan lebih kurang 0,5 ml cairan prostat. Sherwood, 2010; Furqan, 2003
2. Menghasilkan enzim-enzim pembekuan dan fibrinolisin. Enzim-enzim pembekuan prostat bekerja pada fibrinogen dari vesikula seminalis untuk menghasilkan fibrin, yang
membekukan semen sehingga sperma yang diejakulasikan tetap tertahan di saluran reprodksi wanita saat penis ditarik keluar. Segera setelah itu, bekuan seminal diuraikan
oleh fibrinolisin, suatu enzim pengurai fibrin dari prostat, sehingga sperma motil yang dikeluarkan dapat bebas bergerak dalam saluran reproduksi wanita. Sherwood, 2010
Universitas Sumatera Utara
2.2. Tumor Ganas Prostat 2.2.1. Epidemiologi
Kanker prostat menempati peringkat kedua sebagai penyebab tersering kematian terkait kanker pada laki-laki berusia lebih dari 50 tahun, di bawah kanker paru. Seperti halnya pada
Benign Prostatic Hyperplsid BPH, insidensi kanker prostat meningkat sesuai dengan pertambahan usia. Kanker prostat yang laten lebih sering terjadi daripada yang menimbulkan
gejala klinis, dengan frekuensi keseluruhan lebih dari 50 pada laki-laki berusia lebih dari 80 tahun. Kanker ini jarang menyerang pria sebelum berusia 45 tahun Presti, 2010; Ellatar,
2008; Purnomo, 2009.
2.2.2. Faktor Resiko
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kanker prostat antara lain :
1. Usia
Usia terjadinya kanker prostat dimulai dengan frekuensi kecil pada usia dewasa muda dan meningkat 90 pada usia 90 tahun Presti, 2010; Vulfovich, 2008.
2. Ras
Kanker prostat lebih sering terjadi pada ras afiika amerika yang berkulit, hitam 65 daripada ras kaukasoid yang berkulit putih Presti, 2010; Vulfovich, 2008.
3. Riwayat keluarga
Kemungkinan untuk menderita kanker prostat menjadi dua kali jika saudara laki-laki menderita penyakit ini. Kemungkinannya naik menjadi lima kali lipat jika ayah dan
saudaranya juga menderita. Ini menunjukkan adanya faktor genetika yang melandasi terjadinya kanker prostat Vulfovich, 2008; Purnomo, 2009.
4. Pengaruh hormon
Peningkatan kadar testosteron bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker prostat dan sebaliknya hormon androgen atau pemberian estrogen bisa menghambat timbulnya penyakit
ini. Namun peran pasti hormon ini dalam patogenesis kanker prostat masih belum dipahami sepenuhnya Kumar, 2010; Vulfovich, 2008.
5. Lingkungan
Peningkatan frekuensi kanker prostat terjadi di lingkungan industri tertentu dan perbedaan geografik insidensi penyakit yang signifikan.Kanker prostat cukup sering ditemukan di
negara Skandinavia dan relatif jarang di negara Asia tertentu.Laki-laki yang bermigrasi dari daerah beresiko rendah ke daerah beresiko tinggi tetap kurang beresiko menghidap kanker
prostat, sedangkan generasi berikutnya memiliki resiko sedang Kumar, 2010.
Universitas Sumatera Utara
6. Diet
Diet tinggi lemak diduga meningkatkan kejadian kanker prostat.Kebiasaan merokok dan paparan bahan kimia cadmium Cd yang banyak terdapat pada alat listrik dan baterei
berhubungan erat dengan timbulnya kanker prostat Presti, 2010; Kumar, 2010; Purnomo, 2009.
2.2.3. Patologi
Jenis histopatologis kanker prostat sebagian besar adalah adenokarsinoma yaitutumor ganas epitelial pada kelenjar, khususnya pada kelenjar prostat dan selebihnya didominasi
transisional sel karsinoma.Sekitar 60-70 terdapat pada zona perifer, 10-20 pada zona transisional, dan 5-10 pada zona sentral Presti, 2010; Pumomo, 2009.
Karena letaknya di perifer, kemungkinan kanker prostat menyebabkan obstruksi uretra pada tahap awal biasanya lebih kecil daripada hiperplasia nodular. Lesi awal biasanya tampak
sebagai massa berbatas tidak jelas tepat di bawah kapsul prostat. Pada permukaan potongan, fokus kanker muncul sebagai lesi padat, abu-abu putih sampai kuning, yang menginfiltrasi
kelenjar di sekitarnya dengan lesi kabur.Penyebaran secara limfogen melalui kelenjar limfe pada daerah pelvis menuju kelenjar limferetroperitoneal dapat terjadi sejak awal dan
penyebaran secara hematogen melalui vena vertrebalis menuju tulang-tulang pelvis, femur sebelah proksimal, vertebra lumbalis, kosta, para, hati, dan otak terjadi pada kanker tahap
lanjut.Invasi ke rektum lebih jarang terjadi karena adanya fasia denonviliers, yaitu lapisan jaringan ikat yang memisahkan struktur genitourinaria bawah dari rektum yang menghambat
pertumbuhan tumor ke arah posterior Kumar, 2010; Purnomo, 2009. Kelenjar pada kanker prostat tidak dikelilingi oleh sel stroma atau kolagen tetapi terletak
berdempetan dan tampak menyalip secara tajam menembus stroma di sekitamya.Kelenjar di sekitar karker prostat invasif sering mengandung fokus atipia sel atau neoplasia intraepitel
prostat Prostatic Intraepithelial Neoplasia, PIN. PIN diperkirakan merupakan prekursor kanker prostat karena sering terdapat bersamaan dengan kanker infiltratif. PIN dapat dibagi
menjadi PIN derajat tinggi HGPIN dan PIN derajat rendah LGPIN. HGPIN sering memperlihatkan perubahan molekuler yang sama dengan kanker invasif 50-80 dari kasus,
sedangkan LGPIN dianggap sebagai bentuk intermediate antara jaringan normal dan jaringan ganas 20 dari kasus. HGPIN merupakan temuan patologis yang paling sering dijumpai
dan insidensinya meningkat seiring dengan pertambahan usia. Oleh karena itu jika pada hasil biopsi pasien menunjukkan hanya HGPIN, maka dilakukan biopsi ulang untuk memastikan
ada atau tidaknya kanker invasif tersebut Presti, 2010; Kumar, 2010; Nieder, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4. Gejala Klinis
Pasien kanker prostat stadium dini seringkali tidak menunjukkan gejala atau tanda klinis.Tanda-tanda itu biasanya muncul setelah kanker berada pada stadium lanjut.Keluhan
sulit miksi, nyeri saat miksi, atau hematuria menandakan bahwa kanker telah menekan uretra.Kanker prostat yang sudah bermetastasis ke tulang dapat memberikan gejala nyeri
tulang, fraktur pada tempat metastase, atau kelainan neurologis jika metastasis pada tulang vertebra Presti, 2010; Purnomo, 2009.
2.2.5. Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis kanker prostat diperlukan beberapa pemeriksaan seperti:
1. Digital Rectal Examination DRE
Pada pemeriksaan DRE dapat diraba nodul yang keras dan ireguler. Pada stadium dini sulit mendeteksi kanker prostat melalui DRE sehingga hams dibantu dengan pemeriksaan TRUS
Transrectal Ultrasound Scanning Akins,2008:Presti, 2010.
2. Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium bisa didapatkan hasil azotemia obstuksi bilateral ureter, anemia metastase, peningkatan serum amilase metastase tulang, dan serum asam
phosphatase Kumar, 2010; Purnomo, 2009.
3. Penanda tumor
Penanda tumor yang sering digunakan adalah PSA Prostate Specific Antigen total yaitu suatu enzim proteolitik 33-kD yang dihasilkan oleh sitoplasma sel prostat dan berperan dalam
meningkatkan motilitas sperma dengan mempertahankan sekresi seminalis dalam keadaan cair.PSA berguna untuk melakukan deteksi dini adanya kanker prostat dan evaluasi lanjutan
setelah terapi kanker prostat.Range standar PSA 0,0-4,0 ngml. Walaupun sel kanker menghasilkan lebih banyak PSA, tetapi makna diagnostiknya dapat sangat meningkat jika
digunakan bersama prosedur lain Kumar, 2010; Ayyathurai, 2008; Pumomo, 2009.
4. Pemeriksaan pencitraan
Sekitar 60-70 kanker prostat.terdeteksi melalui pemeriksaan Transrectal Ultrasound Scanning TRUS dengan gambaran hypoechoic. CT-scan digunakan jika dicurigai adanya
metastase pada limfanodi.MRI digunakan dalam menentukan luas ekstensi tumor ke ekstakapsuler atau ke vesikula seminalis Purnomo, 2009; Amendola, 2008.
5. Biopsi prostat
Universitas Sumatera Utara
Indikasi tindakan ini adalah pada peningkatan serum PSA atau DRE abnormal.Pengambilan contoh jaringan pada area yang dicurigai keganasan melalui biopsi aspirasi dengan jarum
halus BAJAH dengan bantuan TRUS Presti, 2010; Purnomo, 2009.
2.2.6. Derajat Diferensiasi Sel dan Stadium
Kanker prostat biasanya mengalami metastase ke kelenjar limfe pelvis kemudian metastase berlanjut ke tulang-tulang pelvi,vertebra lumbalis,femur, vertebra torakal dan kosta. Lesi
yang sering terjadi pada metastase di tulang adalah lesi osteolitik destruktif, lebih sering osteoblastik membentuk tulang.Adanya metastasis osteoblastik merupakan isyarat yang
kuat bahwa kanker prostat berada pada tahap lanjut.Derajat diferensiasi sel yang sering digunakan adalah sistem Gleason.Skor untuk sistem ini adalah 1 – 5 berdasarkan pola secara
pemeriksaan spesimen prostat di laboratorium Patologi Anatomi .
Tabel 2.1.6. Score Gleason pada bentuk ciri sel Pattern 1 :
Very well-differentiated, small, closely packed, uniform glands in essentially circumscribed masses
Pattern 2 : Similar to pattern 1 but with moderate variation in size and shape of glands and more
atypia in the individual cells; cribriform pattern may be present, still essentially circumscribed, but more loosely arranged
Pattern 3 : Similar to pattern 2 but marked irregularity in size and shape of glands, with tiny
glands or individual cells invading stroma away from circumscribed masses or solid cords and masses with easily identifiable glandular differentiation within most of them
Pattern 4 : Lange clear cells growing in diffuse pattern resembling hypernephroma; may show
gland formation Pattern 5 :
Very poorly differentiated tumours; usually solid masses or diffuse growth with little or no differentiation into glands
Universitas Sumatera Utara
2.2.6.Gambar Derajat Diferensiasi Sel
Sumber :Gleason, 2000
Universitas Sumatera Utara
Ada 2 skor yang harus dilihat dalam sistem Gleason yaitu : 1 Skor primer adalah penilaian yang diberikan berdasarkan gambaran mikroskopik yang
paling dominan pada spesimen yang diperiksa 2 Skor sekunder adalah gambaran mikroskopik berikutnya yang paling dominan setelah
yang pertama. Total skor untuk Gleason adalah jumlah dari skor primer dan skor sekunder dimana masing –
masing rentang nilai untuk skor primer dan sekunder adalah 1 – 5 dan totalnya 2 – 10. Bila total skor Gleason 2 – 4, maka specimen dikelompokkan kedalam kategori well –
differentiated, sedangkan bila skor Gleason 5 – 6 dikategorikan sebagai moderate differentiated dan skor Gleason 8 – 10 dikelompokkan sebagai poor differentiated. Tidak
jarang skor Gleason bernilai 7 sesekali di masukkan ke dalam kategori moderate differentiated, namun bias dimasukkan kedalam kategori poor differentiated. Kerancuan ini
diatasi dengan cara sebagai berikut : 1. Bila skor primer Gleason adalah 3 dan skor sekunder 4, maka di masukkan ke dalam
kategori moderate differentiated. 2. Bila skor primer Gleason 4 dan skor sekunder 3 maka di masukkan ke dalam kategori poor
differentiated, karena memiliki prognosis yang lebih buruk daripada yang memiliki skor primer Gleason 3. Gleason 2000
Tabel 2.2.6. Derajat Diferensiasi Kanker Prostat Menurut Gleason
Score Tingkat Histopatologi
2-4 Diferensiasi baik
5-7 Diferensiasi sedang
8-10 Diferensiasi buruk
Purnomo, 2009
Universitas Sumatera Utara
Tingkat infiltrasi dan penyebaram tumor disusun berdasarkan TNM hasil dari DRE dan TRUS.
Tabel 2.3.6. Sistem Staging TNM untuk Kanker Prostat
T --- Tumor Primer Tx
Tidak dapat dinilai T0
Tidak ada tanda tumor primer T1
Karsinoma in situ PIN T1a
Keterlibatan ≤ 5 jaringan TURP, DRE normal
T1b Keterlibatan 5 jaringan TURP, DRE normal
T1c Terdeteksi dari pemeriksaan PSA, DRE dan TRUS normal
T2 Tumor teraba melalui DRE atau terlihat melalui TRUS pada satu
lobus, terbatas di prostat T2a
Tumor teraba melalui DRE atau terlihat melalui TRUS pada dua lobus, terbatas di prostat
T2c Perluasan ekstrakapsular pada satu atau kedua lobus
T3 Invasi ke vesikula seminalis
T3a Tumor meluas ke leher kandung kemih, sfingter, 13edic13, otot
levator, atau dasar panggul N ----Kelenjar getah bening regional obrurator, iliaka interna, iliaka eksterna,
kelenjar getah bening presakral NX
Tidak dapat dinilai N0
Tidak ada metestasis ke kelenjar getah benig regional N1
Metestasis ke kelenjar getah bening regional atau nodul M---Distant metastasis
MX Tidak dapat dinilai
M0 Tidak ada metestasis jauh
Universitas Sumatera Utara
M1a Metestasis ke kelenjar getah benig jauh
M1b Metestasis ke tulang
M1c Metestasis jauh lainnya
Presti, 2010
Tabel 2.4.6 Stadium Untuk Kanker Prostat
Stadium I Tla
NO MO
Gl
Stadium II Tla
NO MO
G2,3,4 Tib
NO MO
Semua G Tic
NO MO
Semua G Tl
NO MO
Semua G T2
NO MO
Semua G Stadium III
T3 NO
MO Semua G
Stadium IV T4
NO MO
Semua G Semua T
Nl MO
Semua G SemuaT
Semua N Ml
Semua G Akins, 2008
2.2.7. Penatalaksanaan
Tindakan yang dilakukan terhadap pasien kanker prostat tergantung pada stadium, umur harapan hidup, dan derajat diferensiasi Presti, 2010; Purnomo, 2009.
1. Observasi
Ditujukan untuk pasien dalam stadium Tl dengan umur harapan hidup kurang dari 10 tahun.Presti, 2010; Purnomo, 2009.
2. Prostatektomi radikal
Ditujukan untuk pasien yang berada dalam stadium T1-2 NO MO. Tindakan ini berupa pengangkatan kelenjar prostat bersama dengan vesikula seminalis. Beberapa penyulitnya
antara lainperdarahan, disfungsi ereksi, dan inkontinensia. Prestf, 2010; Purnomo, 2009.
Universitas Sumatera Utara
3. Radiasi
Ditujukan untuk pasien tua atau pasien dengan tumor loko-invasif dan tumor yang telah mengalami metastasis.Pemberian radiasi eksterna biasanya didahului dengan
limfadenektomi.Presti, 2010; Purnomo, 2009.
4. Terapi hormonal
Jenis obat untuk terapi hormonal antara lain estrogen anti androgen, LHRH agonis kompetisi dengan LHRH, antiandrogen non steroid menghambat sintesis dan aktivitas
androgen, dan blokade androgen total menghilangkan sumber androgen dari testis maupun dari kelenjar suprasternal.Presti, 2010; Purnomo, 2009.
2.2.8. Prognosis
Indikator yang paling penting untuk prognosis kanker prostat adalah sistem Gleason, tingkat volume tumor, dan adanya penetrasi kapsul atau positif marjin pada saat
prostatektomi.HGPIN dan grading Gleason 4 dan 5 berkaitan dengan temuan patologi yang merugikan pasien.Sebaliknya LGPIN juga menyebabkan prognosis yang buruk Krupski,
2012.Lebih dari 90 pasien dengan lesi stadium Tl atau T2 bertahan hidup 10 tahun atau lebih Kumar, 2010.
2.2.9. Diteksi Dini
American Cancer Society menganjurkan agar semua pria berusia diatas 50 tahun mengikuti Program Deteksi Dini Kanker Prostat dengan melakukan pemeriksaan Prostate Specific
Antigen total PSA dan perabaan prostat melalui dubur yang disebut Digital Rectal Examination DRE. Pemeriksaan DRE harusdilakukan oleh dokter, sedangkan pemeriksaan
PSA dapat dilakukan di laboratorium klinik. Bila ada riwayat kanker dalam keluarga, program deteksi dini kanker prostat ini dianjurkan sejak usia 40 tahun.
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
Universitas Sumatera Utara
3. Radiasi
Ditujukan untuk pasien tua atau pasien dengan tumor loko-invasif dan tumor yang telah mengalami metastasis.Pemberian radiasi eksterna biasanya didahului dengan
limfadenektomi.Presti, 2010; Purnomo, 2009.
4. Terapi hormonal
Jenis obat untuk terapi hormonal antara lain estrogen anti androgen, LHRH agonis kompetisi dengan LHRH, antiandrogen non steroid menghambat sintesis dan aktivitas
androgen, dan blokade androgen total menghilangkan sumber androgen dari testis maupun dari kelenjar suprasternal.Presti, 2010; Purnomo, 2009.
2.2.8. Prognosis
Indikator yang paling penting untuk prognosis kanker prostat adalah sistem Gleason, tingkat volume tumor, dan adanya penetrasi kapsul atau positif marjin pada saat
prostatektomi.HGPIN dan grading Gleason 4 dan 5 berkaitan dengan temuan patologi yang merugikan pasien.Sebaliknya LGPIN juga menyebabkan prognosis yang buruk Krupski,
2012.Lebih dari 90 pasien dengan lesi stadium Tl atau T2 bertahan hidup 10 tahun atau lebih Kumar, 2010.
2.2.9. Diteksi Dini
American Cancer Society menganjurkan agar semua pria berusia diatas 50 tahun mengikuti Program Deteksi Dini Kanker Prostat dengan melakukan pemeriksaan Prostate Specific
Antigen total PSA dan perabaan prostat melalui dubur yang disebut Digital Rectal Examination DRE. Pemeriksaan DRE harusdilakukan oleh dokter, sedangkan pemeriksaan
PSA dapat dilakukan di laboratorium klinik. Bila ada riwayat kanker dalam keluarga, program deteksi dini kanker prostat ini dianjurkan sejak usia 40 tahun.
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
Universitas Sumatera Utara
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran histopatologi kanker prostat di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik dari bulan Januari 2012 sampai
Desember 2013. Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, maka kerangka konsep dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
3.2 Definisi Operasional
Definisi operasional sangat dibutuhkan untuk membatasi ruang atau pengertian variabel- variabel penelitian dan akan memudahkan untuk mengukurnya. Definisi operasional variabel
adalah rumusan pengertian variable-variabel yang diamati, diteliti dan berikan batasan Notoatmodjo, 2002. Definisi operasional dalam penelitian ini digambarkan di sebagai
berikut: Jenis Histopatologi
Lokasi
Diferensiasi Sel Gambaran pasien
Kanker Prostat di RSUP H. Adam Malik
Medan dari Januari 2012 sampai Desember
2013 Usia
Universitas Sumatera Utara
Ukur Hasil Ukur
Usia
Jenis Histopatologi
Merupakanusi apasienkanker
prostat yangdilihatpa
da lembar
observasi
Jenis kanker prostat
berdasarkan gambaran
histologi jaringan
kanker prostat secara
mikroskopis dari Patologi
Anatomi Pengamatan
lansung
Hasil diagnosa
pemeriksaan histopatologi
Melakukan pengumpulan
data pada rekam medis
Pemeriksaan patologi
anatomi secara
mikroskopis dari rekam
medik Pasienkankerprostat
telah dibedakan menurutusiaRumus
Sturges 30 – 36 tahun
37 – 43 tahun 44 – 50 tahun
51 – 57 tahun 58 – 64 tahun
65 – 71 tahun
-adenokarsinoma -transisional sel
karsinoma Nominal
nominal
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
Variabel Definisi
Operasional Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur Skala
Lokasi
Derajat Diferensiasi
Sel Zona kanker
prostat berdasarkan
gambaran histologi
jaringan kanker prostat
secara mikroskopis
dari Patologi Anatomi
Pola perubahan
arsitektur dari kelenjar
prostat
dengan
Hasil diagnosa
pemeriksaan lokasi
Hasil diagnosa
pemeriksaan differensiasi
sel Pemeriksaan
patologi anatomi
secara mikroskopis
pada rekam medik
Sistem Greading
Gleason yang ada pada
rekam medik Zona Perifer
Zona Sentral Zona Transisional
Segmen Anterior
2-4 Diferensiasi
baik 5-7
Diferensiasi sedang
8-10 Diferensiasi
buruk nominal
Ordinal
Universitas Sumatera Utara
4.1. Jenis Penelitian