Faktor Resiko Patologi Tumor Ganas Prostat 1. Epidemiologi

2.2. Tumor Ganas Prostat 2.2.1. Epidemiologi Kanker prostat menempati peringkat kedua sebagai penyebab tersering kematian terkait kanker pada laki-laki berusia lebih dari 50 tahun, di bawah kanker paru. Seperti halnya pada Benign Prostatic Hyperplsid BPH, insidensi kanker prostat meningkat sesuai dengan pertambahan usia. Kanker prostat yang laten lebih sering terjadi daripada yang menimbulkan gejala klinis, dengan frekuensi keseluruhan lebih dari 50 pada laki-laki berusia lebih dari 80 tahun. Kanker ini jarang menyerang pria sebelum berusia 45 tahun Presti, 2010; Ellatar, 2008; Purnomo, 2009.

2.2.2. Faktor Resiko

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kanker prostat antara lain :

1. Usia

Usia terjadinya kanker prostat dimulai dengan frekuensi kecil pada usia dewasa muda dan meningkat 90 pada usia 90 tahun Presti, 2010; Vulfovich, 2008.

2. Ras

Kanker prostat lebih sering terjadi pada ras afiika amerika yang berkulit, hitam 65 daripada ras kaukasoid yang berkulit putih Presti, 2010; Vulfovich, 2008.

3. Riwayat keluarga

Kemungkinan untuk menderita kanker prostat menjadi dua kali jika saudara laki-laki menderita penyakit ini. Kemungkinannya naik menjadi lima kali lipat jika ayah dan saudaranya juga menderita. Ini menunjukkan adanya faktor genetika yang melandasi terjadinya kanker prostat Vulfovich, 2008; Purnomo, 2009.

4. Pengaruh hormon

Peningkatan kadar testosteron bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker prostat dan sebaliknya hormon androgen atau pemberian estrogen bisa menghambat timbulnya penyakit ini. Namun peran pasti hormon ini dalam patogenesis kanker prostat masih belum dipahami sepenuhnya Kumar, 2010; Vulfovich, 2008.

5. Lingkungan

Peningkatan frekuensi kanker prostat terjadi di lingkungan industri tertentu dan perbedaan geografik insidensi penyakit yang signifikan.Kanker prostat cukup sering ditemukan di negara Skandinavia dan relatif jarang di negara Asia tertentu.Laki-laki yang bermigrasi dari daerah beresiko rendah ke daerah beresiko tinggi tetap kurang beresiko menghidap kanker prostat, sedangkan generasi berikutnya memiliki resiko sedang Kumar, 2010. Universitas Sumatera Utara

6. Diet

Diet tinggi lemak diduga meningkatkan kejadian kanker prostat.Kebiasaan merokok dan paparan bahan kimia cadmium Cd yang banyak terdapat pada alat listrik dan baterei berhubungan erat dengan timbulnya kanker prostat Presti, 2010; Kumar, 2010; Purnomo, 2009.

2.2.3. Patologi

Jenis histopatologis kanker prostat sebagian besar adalah adenokarsinoma yaitutumor ganas epitelial pada kelenjar, khususnya pada kelenjar prostat dan selebihnya didominasi transisional sel karsinoma.Sekitar 60-70 terdapat pada zona perifer, 10-20 pada zona transisional, dan 5-10 pada zona sentral Presti, 2010; Pumomo, 2009. Karena letaknya di perifer, kemungkinan kanker prostat menyebabkan obstruksi uretra pada tahap awal biasanya lebih kecil daripada hiperplasia nodular. Lesi awal biasanya tampak sebagai massa berbatas tidak jelas tepat di bawah kapsul prostat. Pada permukaan potongan, fokus kanker muncul sebagai lesi padat, abu-abu putih sampai kuning, yang menginfiltrasi kelenjar di sekitarnya dengan lesi kabur.Penyebaran secara limfogen melalui kelenjar limfe pada daerah pelvis menuju kelenjar limferetroperitoneal dapat terjadi sejak awal dan penyebaran secara hematogen melalui vena vertrebalis menuju tulang-tulang pelvis, femur sebelah proksimal, vertebra lumbalis, kosta, para, hati, dan otak terjadi pada kanker tahap lanjut.Invasi ke rektum lebih jarang terjadi karena adanya fasia denonviliers, yaitu lapisan jaringan ikat yang memisahkan struktur genitourinaria bawah dari rektum yang menghambat pertumbuhan tumor ke arah posterior Kumar, 2010; Purnomo, 2009. Kelenjar pada kanker prostat tidak dikelilingi oleh sel stroma atau kolagen tetapi terletak berdempetan dan tampak menyalip secara tajam menembus stroma di sekitamya.Kelenjar di sekitar karker prostat invasif sering mengandung fokus atipia sel atau neoplasia intraepitel prostat Prostatic Intraepithelial Neoplasia, PIN. PIN diperkirakan merupakan prekursor kanker prostat karena sering terdapat bersamaan dengan kanker infiltratif. PIN dapat dibagi menjadi PIN derajat tinggi HGPIN dan PIN derajat rendah LGPIN. HGPIN sering memperlihatkan perubahan molekuler yang sama dengan kanker invasif 50-80 dari kasus, sedangkan LGPIN dianggap sebagai bentuk intermediate antara jaringan normal dan jaringan ganas 20 dari kasus. HGPIN merupakan temuan patologis yang paling sering dijumpai dan insidensinya meningkat seiring dengan pertambahan usia. Oleh karena itu jika pada hasil biopsi pasien menunjukkan hanya HGPIN, maka dilakukan biopsi ulang untuk memastikan ada atau tidaknya kanker invasif tersebut Presti, 2010; Kumar, 2010; Nieder, 2008. Universitas Sumatera Utara

2.2.4. Gejala Klinis