31
2.2.5 Komunikasi Suami Istri
Perkawinan merupakan bersatunya seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri untuk membentuk keluarga. Umumnya, masing-masing pihak
telah mempunyai pribadi sendiri, pribadinya telah terbentuk. Menyatukan pribadi satu dengan yang lain perlu adanya saling penyesuaian, saling pengorbanan,
saling pengertian, dan hal tersebut harus disadari benar-benar oleh kedua belah pihak yaitu oleh suami istri.
Komunikasi antara suami istri harus saling terbuka. Pada dasarnya, tidak ada rahasia antara suami dan istri, sehingga dengan demikian satu sama lain saling
membuka diri. Komunikasi yang saling terbuka, akan terbina saling pengertian, saling mengisi, mana-mana yang baik perlu dipertahankan dan dikembangkan,
dan mana-mana yang tidak baik perlu dihindarkan. Demikian, diharapkan tidak akan ada hal-hal yang tertutup, sehingga apa yang ada pada diri suami juga
diketahui oleh istri, juga sebaliknya. Sifat keterbukaan tersebut harus sampai kepada hal yang sekecil-kecilnya, untuk menghindarkan hal-hal yang tidak
dikehendaki Walgito, 2004; 58. Komunikasi yang terjadi dalam perkawinan biasanya melalui tatap muka.
Hal ini sesuai dengan pendapat Rogert yang mengatakan bahwa komunikasi antarpribadi yang dilakukan manusia adalah komunikasi melalui tatap muka yang
intensitasnya sebesar 83. Apabila kita bicara tentang komunikasi antarpribadi maka kata Tan, komunikasi antarpribadi adalah komunikasi tatap muka antara dua
orang Liliweri, 1997; 65.
32
Komunikasi tatap muka mempunyai kelebihan antara lain karena pasangan suami istri dapat langsung mengadakan kontak antarpribadi, saling menukar
informasi, saling mengontrol perilaku antarpribadi karena jarak dan ruang antara suami dan istri sangat dekat. Akibatnya komunikasi tatap muka selalu memuaskan
kedua belah pihak Liliweri, 1997; 66. Keistimewaan utama dari komunikasi antarpribadi tatap muka terletak pada
umpan balik yang tidak ditunda undeleyed feedback. Cara umpan balik seperti ini yang membedakannya dengan komunikasi massa. Umpan balik berfungsi
sebagai unsur pemerkaya, pemerkuat komunikasi antarpribadi sehingga harapan- harapan, minat, keinginan pasangan dapat dicapai dan penyesuaian diri dalam
perkawinan pun dapat berjalan dengan baik Liliwei, 1997; 70. Erat kaitannya dengan hal tersebut, peranan komunikasi dalam keluarga
adalah sangat penting. Suami dan istri harus saling berkomunikasi dengan baik untuk mempertemukan satu dengan yang lain, sehingga kesalahpahaman dapat
terhidarkan. Hal ini dapat dicapai dengan komunikasi dua arah. Komunikasi dalam keluarga dapat terjalin dengan baik bila berlangsung dua
arah, dengan demikian akan terbentuklah sikap saling terbuka, saling mengisi, saling mengerti dan akan terhindar dari kesalahpahaman. Terdapat beberapa
kemungkinan bentuk-bentuk pola komunikasi dalam keluarga DeVito dalam Walgito, 2004; 59 antara lain:
a. Equality
Kesamaan Merupakan komunikasi yang diharapkan dalam keluarga, karena
diantara suami dan istri mempunyai kedudukan yang seimbang. Misalnya
33
suami dan istri saling mendukung satu sama lain. Komunikasi yang terjadi dua arah.
b. Balanced Split
Merupakan suatu pola komunikasi yang masih adanya keseimbangan antara suami dan istri, tetapi masing-masing pihak mempunyai otoritas
dalam bidang tertentu. Misalnya suami mempunyai kredibilitas yang tinggi dalam bidang politik, sedangkan istri mempunyai kredibilitas yang tinggi
dalam bidang pendidikan. c.
Unbalanced Split Merupakan suatu pola komunikasi interpersonal salah satu pihak suami
atau istri mendominasi. Adanya kecenderungan satu pihak mengontrol terhadap pihak lain dalam hal komunikasi. Misalnya suami-istri salah
satunya lebih aktif dalam komunikasi. d.
Monopoli Dalam hal ini, salah satu pihak suami atau istri memonopoli komunikasi.
Misanlya suami-istri salah satunya sebagai pengambil keputusan dalam keluarga.
Komunikasi antar pribadi merupakan cara untuk membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain.
34
2.3 Hubungan Kualitas Komunikasi Dengan Penyesuaian Diri