Aspek-aspek Penyesuaian Diri Dalam Perkawinan

20 mengandung persoalan-persoalan yang berbeda dengan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam masa-masa bujangan. Faktor yang mempunyai pengaruh besar dalam menciptakan penyesuaian diri pada individu Fahmi dalam Sobur, 2003; 537, diantaranya yang terpenting adalah : a. Pemusatan kebutuhan pokok dan kebutuhan pribadi b. Hendaknya ada kebiasaan-kebiasaan dan keterampilan yang dapat membantu dalam pemenuhan kebutuhan yang mendesak c. Hendaknya dapat menerima dirinya d. Kelincahan e. Penyesuaian dan persesuaian Berdasarkan uraian pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dalam perkawinan adalah citra pasangan yang ideal, pengalaman-pengalaman masa muda, kesamaan latar belakang, minat-minat bersama, penyesuaian pola-pola hidup, pemusatan kebutuhan pokok dan kebutuhan pribadi, hendaknya dapat menerima dirinya.

2.1.5 Aspek-aspek Penyesuaian Diri Dalam Perkawinan

Penyesuaian merupakan dasar dari hubungan antara pria dan wanita dan dasar dari perkawinan. Penyesuaian dalam perkawinan merupakan proses yang berlangsung secara terus-menerus. Munandar 1985; 40 mengemukakan bahwa aspek penyesuaian diri adalah sebagai berikut: 21 a. Saling Pengertian Merupakan faktor yang penting supaya tercapai hubungan yang harmonis. Mempunyai pengertian untuk latar belakang pasangannya. Mengertikan motif-motif tingkah lakunya, sebab-sebab mengapa pasangannya.melakukan sesuatu. b. Toleransi Sangat penting dalam hubungan suami istri. Toleransi untuk kekurangan-kekurangan, kelemahan-kelemahan, kebiasaan-kebiasaan yangkurang baik dari pihak yang lain. c. Saling Penghargaan Penghargaan untuk kepribadian, minat, individualitas dari pasangannya. Hal ini erat hubungannya dengan pengakuan dari kedua belah pihak, bahwa masing-masing berhak atas kehidupan pribadi. d. Bertanggung jawab Pria dan wanita yang telah mengikatkan diri dalam hubungan perkawinan harus bertanggung jawab atas hubungan tersebut, atas hidup pasangannya dan segala akibat dari hubungan tersebut. Keduanya harus berani memikul tanggung jawab tersebut dan menginsyafi bahwa sekarang mereka merupakan kesatuan, baik ke dalam maupun ke luar. e. Membantu Masing-masing hendaknya selalu bersedia untuk membantu yang lain. Sifat gotong royong ini dibutuhkan dalam hubungan perkawinan masing- masing harus mempunyai keyakinan, bahwa pasangannya tak akan meninggalkannya, akan tetapi mau berkorban untuknya.. 22 Senada dengan Munandar, aspek-aspek penyesuaian diri menurut Darlega Puspitasari, 2005; 18 adalah sebagai berikut: a. Kemampuan untuk menerima kenyataan yanga ada b. Kemampuan untuk tidak mengulangi kesalahan pada masa lalunya c. Kemampuan untuk memilih pekerjaan yang dapat memuaskan dirinya dan sesuai dengan kemampuan serta minat yang dimilikinya d. Kemampuan untuk berkerjasama dan hidup bersama dengan individu lain dalam suasana yang menyenangkan e. Kemampuan untuk dapat mengendalikan luapan emosinya sehingga tidak mudah marah, tidak mudah iri,tidak mudah mengalami ketakutan dan kecemasan dan mempunyai toleransi yang tinggi terhadap konflik f. Kemampuan untuk menerima diri sendiri apa adanya g. Kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain Berdasarkan uraian pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa aspek- aspek penyesuaian diri dalam perkawinan adalah saling pengertian, toleransi, saling penghargaan, kemampuan untuk menerima kenyataan diri dan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain.

2.1.6 Penyesuaian Diri dengan Pasangan dalam Perkawinan