keberhasilan penangan konservatif dan mecegah terjadinya keterlambatan apabila diperlukan tindakan operatif. Oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui sejauh
mana keberhasilan terapi non operatif pada pasien dengan abstruksi akibat adhesi pasca operasi dengan menggunakan konsensus Bologna 2013.
1.2. Rumusan Masalah
Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan penangan non operatif pada pasien dengan obstruksi usus halus
akibat adhesi pasca operasi dengan menggunakan konsensus Bologna 2013 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di RSUP H.Adam Malik Medan.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tingkat keberhasilan terapi non operatif pada pasien dengan obstruksi usus halus akibat ahesi pasca operasi dengan menggunakan konsensus
Bologna 2013.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat keberhasilan terapi non operatif Bologna guideline pada pasien dengan sumbatan usus halus akibat adhesi pasca operasi di RSUP
H.Adam Malik Medan. 2. Mengetahui karakteristik pasien dengan sumbatan usus halus akibat adhesi
pasca operasi di RSUP H.Adam Malik 3. Mengetahui interval tindakan operasi hingga terjadinya sumbatan usus halus
akibat adhesi pasca operasi 4. Mengetahui lamanya rata-rata waktu rawatan terapi non operatif pada pasien
dengan obstruksi usus halus akibat adhesi.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Adhesi peritoneal adalah pembentukan jaringan ikat patologis antara omentum, usus dan dinding perut. Diaz, 2008 Perlengketan ini dapat berupa
jaringan ikat tipis seperti film, jaringan fibrosis yang tebal mengandung pembuluh darah dan jaringan saraf, atau perlengketan langsung antara dua permukaan organ
Binda, 2009. Menurut etiologinya, adhesi peritoneal dapat diklasifikasikan sebagai bawaan atau didapat sebagai reaksi pasca inflamasi atau pasca operasi
yang merupakan kasus terbanyak. Binda, 2004; Schoman, 2009 Adhesi dapat terjadi dalam beberapa jam pasca operasi dan berperan
dalam menyebabkan obstruksi usus halus pada 60-70 kasus obstruksi secara keseluruhan. Di Saverio, 2013; Hayanga,2005
Ileus adalah keadaan dari gerakan dan pasase usus yang normal tidak terjadi. Ileus timbul saat udara dan cairan sekresi tidak dapat keluar kearah anal
karena berbagai sebab baik karena faktor intrinsik maupun ekstrinsik mechanical obstruction atau paralisis non mechanical obstruction atau pseudo ileus.
Moran, 2007; Hayanga,2005; Wilson, 1999 Obstruksi usus halus mempunyai gambaran klinis nyeri kolik pada
abdomen, muntah, distensi, dan obstipasi.Hayanga,2005 Kombinasi dari gejala klinis tersebut sangat bervariasi, tergantung pada level dan derajat obstruksi. Pada
pasien dengan sumbatan letak tinggi akan mempunyai gejala mual dan muntah yang lebih dominan dibandingkan pada pasien yang memiliki sumbatan yang
lebih ke distal. Kadang pada pasien sumbatan usus halus tidak dijumpai adanya distensi. Moran, 2007
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.2 Klasifikasi