16
BAB II KEBUDAYAAN MASUK KE DALAM MODERNISASI 2.1. Penerapan Tema pada Tapak
Tema pada kasus proyek ini adalah Sosiologi Perkotaan. Tema utama ini
mempengaruhi dalam penentuan sub tema. Dan sub tema tersebut adalah Urban Fusion ; Eksistensi Arsitektur Melayu di tengah kota Medan. Pada awalnya
tema ini hanya berupa “Urban Fusion” yang memiliki arti penyatuan kota. Tapak yang dibelah oleh sungai perlu sesuatu untuk disatukan, yaitu jembatan. Ditambah
judul tersebut lebih harus spesifikasi. Didorong permasalahan dengan kemajuan zaman modern membuat masyarakat melupakan budaya disekitarnya. Masyarakat
perkotaan memiliki pemikiran yang berbeda dengan masyarakat pedesaan, kehidupan lifestyle yang modern, individual. Sedangkan budaya masih melekat
pada masyarakat desa sehingga bagaimana membuat budaya tetap menarik pada sebuah kawasan tengah kota.
Lokasi yang berada pada tepi Sungai deli yang identik dengan sejarah kerajaan Melayu Deli menambah kuat nya pengaruh budaya melayu pada tapak
ini. Lokasi tapak juga terletak di kecamatan Medan Maimun yang di sekitarnya terdapat Istana Maimun dan Mesjid Raya yang menganut Arsitektur Melayu yang
cukup kuat dan menarik perhatian masyarakat ditengah kota. Sehingga hunian apartemen bergaya Melayu ini dapat menambah eksistensi budaya Melayu di kota
Medan. Namun arsitektur Melayu ditengah kota tentu nya memliki perbedaan dengan arsitektur Melayu di pedesaan, seperti yang terjadi pada Istana Maimun
dan Masjid Raya, Arsitektur Melayu sudah bercampur dengan arsitektur Eropa.
Universitas Sumatera Utara
Jadi, saya berusaha tetap menggunakan arsitektur modern dan menggabungkan dengan arsitektur Melayu.
Contoh bangunan yang beradaptasi dari arsitektur Melayu adalah Istana Maimun yang terletak tidak jauh dari tapak. Namun tidak dapat mengambil
filosofi keseluruhannya. Istana Maimun, sudah bercampur dengan arsitektur Eropa. Material yang digunakan juga tidak berasal hanya dari Indonesia.
2.1 Istana Maimun
Istana Maimun atau sering disebut Istana Putri Hijau merupakan istana terbesar kerajaan Deli. Istana di dominasi dengan warna kuning yang merupakan
warna kebesaran melayu. Istana ini sering menjadi tempat pertunjukan musik tradisional melayu sekarang. Luas wilayah istana ini 2.772m dengan halaman
yang luasnya mencapai 4ha. Panjang dari depan kebelakang 75,50m dan tinggi bangunan mencapai 14.14 m. Bangunan istana ini ditopang oleh tiang kayu dan
batu.
Universitas Sumatera Utara
2.2 koleksi yang dipajang 2.3 interior Istana Maimun
Arsitektur bangunan merupakan perpaduan antara ciri arsitektur Moghul, Spanyol, Timur tengah, Melayu, India dan Belanda. Pengaruh arsitektur Belanda
terlihat pada jendela dan pintu yang lebar dan tinggi. Namun ada beberapa pintu yang menunjukkan pengaruh Spanyol. Pengaruh Islam terlihat pada bentuk
lengkungan pada atap. Tingginya bekisar 5-8 meter. Lengkungan ini sangat populer di Timur tengah, Turki dan India.
2.4 tirai dan ornamen pada 2.5 Singgasana Sultan interior ruang pertemuan
Istana Maimun dirancang oleh arsitek luar negri yaitu Theo Van Erp berasal dari Itali. Maka dari itu istana ini merupakan perpaduan arsitektur Timur
dan Eropa . Budaya Timur terlihat dari warna kuning pada tiang,dinding dan tirai. Bahan bangunan yang diimpor dari Eropa, seperti ubin lantai, marmer dan teraso.
Universitas Sumatera Utara
Terlihat prasasti marmer didepan tangga marmer yang ditulis dengan huruf latin dalam bahasa Belanda.
Dibutuhkan perwujudan dalam tema untuk menguatkan tema tersebut. Dengan mengambil Arsitektur Melayu yang akan diterapkan kedalam kawasan
berada ditengah kota, dikutip beberapa unsur seperti atap, tangga, struktur rumah panggung dan tepi sungai. Sehingga penerapan tema diambil dari jenis atap pada
rumah Melayu yaitu atap dengan bubungan panjang yang akan diterapkan pada podium apartemen ini. Bentuk nya yang miring dengan derajat yang berbeda akan
digunakan pada bentukan massa podium.
2.6 Atap Rumah Melayu
Dengan struktur panggung untuk memberi kesan rumah pada tepi sungai yang menjadi identitas arsitektur Melayu. Peletakan area terbuka hijau ditepi
sungai yang salah satu nya adalah area pertunjukan tari, Melayu identik dengan
Universitas Sumatera Utara
tari-tariannya. Dan diperkuat dengan penggunaan warna kuning dan hijau pada bangunan dan area tapak.
Diawali dengan bentuk podium merupakan transformasi dari atap rumah Melayu yang bentuknya miring dengan 2 jenis kemiringan yang berbeda. Lalu ada
ornamen yang menghiasi setiap garis luar yang menjadi eksterior bangunan juga menjadi intepretasi utama dengan warna kuning cerah. Bentuk panggung setinggi
5meter yang menopang seluruh bangunan utama ini dengan tangga-tangga yang menyambut pengunjung.
Kolom-kolom yang diekspos menonjol sebagai penegasan akan kolom kolom vertikal, dengan warna hijau. Serta ornamen flora yang menghiasi dinding
eksterior tower dengan warna kuning. Mahkota bangunan tower yang mengadopsi dari atap rumah Melayu.
2.7 Bangunan Utama yang Mengintepretasikan Arsitektur Melayu
Universitas Sumatera Utara
2.8 Ornamen yang Menghiasi Eksterior Bangunan
Arsitektur Melayu juga bukan hanya bangunan rumah tinggal, namun keberaadaan ruang luar yang selalu mengelilingi bangunan tersebut. Sehingga
didapat konsep rancangan tapak difokuskan kepada ruang terbuka, seperti kehidupan masyarakat Melayu di pinggir sungai yang selalu berkumpul. Pada
bagian jl.Mangkubumi sebagai area private untuk hunian apartemen dan area publik yaitu mall dan riverside garden yang digunakan sebagai area tamasya
ditutupi oleh rumput terdapat sclupture dan air mancur. Gedung parkir untuk umum dan privat.
Pada jl.Badur terdapat restaurant tepi sungai dengan konsep bangunan arsitektur Melayu terbuat dari kayu, tempat makan yang menghadap sungai ini
Universitas Sumatera Utara
langsung dibatasi oleh pagar-pagar kecil. Kemudian fasilitas lain seperti kolam renang, BBQ area, sarana olahraga terbuka seperti jooging track dan lapangan
tennis yang menyatu dengan riverwalk dikelilingi dengan pohon mahoni yang rindang. Pentas seni yang menyatu dengan sungai sehingga tanggul pada tepi
sunggai dibuat bertangga sebagai area duduk dan diseberang sungai terdapat area tampil untuk tarian Melayu dan terdapat pohon kepala sebagai identifikasi
arsitektur Melayu. Akan disediakan 3 jembatan untuk menyambungkan riverwalk dari jl. Mangkubumi dan jl. Badur. namun hanya dapat diakses oleh pejalan kaki
dan pesepeda.
2.9 Jembatan sebagai Fungsi Penyeberangan
Interior dalam bangunan menggunakan warna yang mengintepretasikan arsitektur Melayu yaitu kuning dan hijau. Plafond dengan warna emas, lantai
dengan motif pencampuran songket. Gaya modern tidak lepas dari desain gedung ini seperti penggunaan kaca bentuk tangga dan ornamen. Pada Tower terdapat
lobi pada podium lantai 3, yang merupakan akses menuju unit hunian.
Universitas Sumatera Utara
Tampak bangunan pada bagian podium menggunakan curtain wall. Dan akses tangga menjadi tampak depan bangunan yang menyambut pengunjung
untuk menuju lobi. Penggunaan kaca dapat memberikan ruang yang nyaman, menghindari dari sinar matahari, hujan, kebisingan dan panas. Dalam aspek
berkelanjutan penggunaan lampu saat siang hari akan menjadi minim karena cahaya yang masuk cukup besar, dan tirai tambahan sebagai alat mengurangi
cahaya matahari yang masuk. Curtain wall berdiri sebagai struktural. Jenis kaca yang digunakan adalah kaca reflective salah satu kaca yang biasa digunakan untuk
eksterior bangunan. Kaca ini memiliki daya tembus dari satu arah saja tidak tampak dari luar. Reflective juga dapat menghalangi masuknya sinar UV.
Kemudian pada bagian hunian menggunakan curtain wall sebagai jendela dan beton pra cetak. Pada hunian bagian area jemur didesain tertutup untuk tetap
menambah nilai arsitektural.
2.2 Apartemen Bernuansa Melayu