seperti : Padang TV, TVRI Sumatera Barat dan Bukittingi TV. Hal ini diperkuat oleh pernyataan yang di ungkapkan Bapak Ilham Wahab selaku Kepala Bidang
Promosi dan Kerjasama Wisata, yaitu : “Kami juga melakukan promosi dengan melakukan kerjasama dengan
Association of the Indonesia Tours and Travel AgenciesASITA, Himpunan Perhotelan Indonesia HPI dan berbagai stasiun TV yang ada di
Sumatera Barat”.
4.3 Kondisi Lingkungan Eksternal
Untuk memperoleh hasil yang optimal dari analisis SWOT, maka fenomena lingkungan eksternal perlu dikemukakan utuk memperoleh detil dan dimensi yang
nantinya berguna untuk mengetahui faktor ancaman yang datangnya dari lingkungan eksternal maupun peluang yang diberikan oleh lingkungan eksternal
itu. Sebagaimana kita ketahui faktor-faktor eksternal yang perlu dan strategis diperhitungkan adalah faktor politik yang terjadi, perkembangan faktor ekonomi,
perkembangan dan kondisi sosial yang terjadi dimasyarakat dan terakhir adalah perkembangan dan kemajuan teknologi yang terjadi pada lingkungan eksternal itu.
Pada analisis lingkungan eksternal ini akan diidentifikasi berbagai peluang opportunitty yang perlu dikembangkan pada sektor pariwisata di Kabupaten
Solok, serta adanya ancaman treats yang perlu diantisipasi dan dicari jalan keluarnya pada masa yang akan datang.
Aspek politik yang mencakup perkembangan lingkungan politik yang terjadi dalam hal ini menyangkut kebijakan-kebijakan politik yang terkait
langsung dalam proses pembangunan yang terjadi di daerah, baik berupa undang- undang, komitmen politik, maupun kemampuan politik elite-elite di pusat dan
daerah. Demikian juga perkembangan interaksi politik yang terjadi dengan segala
akibat dan dampak yang terjadi dipermukaan. Dimensi politik ini akan berdampak atau menghasilkan suatu konsekwen sebagai peluang-peluang atau pun sebaliknya
sebagai ancaman. Melihat perkembangan akhir-akhir ini, setelah arus reformasi yang melanda
bangsa dan negara Indonesia, maka implementasi yang terjadi adalah masa penyesuaian atau transisi dari suatu kondosi masyarakat yang sebelumnya
terkekang menjadi masyarakat yang memiliki kebebasan. Kebebasan politik yang terjadi saat ini banyak melahirkan situasi yang menjurus pada kebebasan yang
tidak berlandaskan hukum, sehingga kekacauan atau kerusuhan hampir melanda semua bagian di wilayah Indonseia.
Secara nasional kerusuhan telah terjadi, mulai dari kerusuhan di Ambon Maluku, di Aceh NAD, di Sambas Kalimantan Barat, di Sampang
Kalimantan Tengah, maupun maraknya demonstrasi yang terjadi di Indonesia seperti di Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang dan Yogyakarta. Aksi
masa ini telah cendrung anarkis dengan melakukan penghancuran terhadap bangunan dan fasilitas umum.
Dengan adanya titik kerusuhan yang berpangkal dari masalah politik, maka akan terjadi penurunan citra pariwisata Indonesia di mata mancanegara, karena
ancaman ketertiban dan keamanan yang menjurus pada ancaman hilangnya nyawa serta harta benda baik yang dimiliki perorangan maupun dimiliki masyarakat
banyak. Melalui Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 yaitu tentang pelaksanaan
otonomi daerah yang memberikan kewenangan bagi daerah untuk mengurus
rumah tangganya sendiri yang termasuk di dalamnya pengurusan potensi daerah seperti pengelolaan kepariwisataan yang ada didaerahnya tersebut.
Adapun dalam penjelasan umum dinyatakan bahwa prinsip pemberian otonomi daerah yang dijadikan pedoman dalam Undang-Undang nomor 32 tahun
2004 adalah pelaksanaan otonomi daerah harus meningkatkan kemandirian daerah otonom dalam hal mengurus rumah tangganya sendiri.
Dalam rangka pengembangan sektor perekonomian, banyak daerah di provinsi Sumatera Barat yang menempatkan sektor pariwisata untuk sebagai salah
satu sektor yang dapat meningkatkan atau menambah pendapatan daerahnya. Selain daerah Kabupaten Solok yang memiliki kepariwisataan yang cukup bagus
ada juga Kabupaten dan Kota lain yang juga mempunyai kepariwisataan yang tak kalah bagusnya dengan Kabupaten Solok seperti Kabupaten Tanah Datar dan
Kota Sawahlunto yang letaknya bertetangga dengan Kabupaten Solok. Berikut ini gambaran objek wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Tanah Datar dan Kota
Sawahlunto : Tabel VIII
Objek wisata Kabupaten Tanah Datar dan Kota Sawahlunto No.
Kabupaten Tanah Datar Kota Sawahlunto
1 Istano Pagaruyuang terletak di
Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas.
Danau Kandi terletak di Nagari Salak, Kecamatan Talawi,
2 Lembah Anai terletak di Nagari
Singgalang Kecamatan X Koto Museum Gudang Resum terletak
di Kota Sawahlunto 3
Tanjung Mutiara terletak di Nagari Batutaba Kecamatan Batipuh
Mesjid agung Nurul Islam terletak di Kota Sawahlunto
4 Puncak Pato terletak di Nagari Batu
Kincir Air Talawi terletak di
Bulek Kecamatan Lintau Buo Utara kecamatan Talawi
5 Panorama Tabek Patah terletak di
Nagari Tabek patah Kecamatan Salimpaung
Gereja Katolik Santa Barbara Sawahlunto terletak di Pusat Kota
Sawahlunto 6
Pacu Jawi dilaksanakan di Kecamatan Pariangan, Rambatan,
Lima Kaum dan Sungai Tarab Makam Prof.MR.H Muhammad
Yamin terletak di Kecamatan Talawi
7 Batu Batikam yang teletak di di
Nagari Limo KaumKecamatanLimo Kaum
Dendeng Batokok terletak di Nagari Muarokalaban Kecamatan
Silungkang 8
Kuburan Panjang Datuak Tantejo Gurhano terletak di Nagari Pariangan
Kecamatan Pariangan Gedung PTBA terletak di Kota
Sawahlunto
9 Benteng Van der Capellen di Kota
Batusangkar Gedung Pusat Kebudayaan
Sawahlunto 10
Nagari Tuo Pariangandi Nagari Pariangan Kecamatan Pariangan
Lubang Tambang Mbah Soero di Kota Sawahlunto
Sumber : http:thearoengbinangproject.comwisatawisata-sawahlunto dan http:wisatatanahdatar.blogspot.com
Berdasarkan tabel VIII tentang penjabaran objek wisata Kabupaten Tanah Datar dan Kota Sawahluntomaka muncullah ancaman bagi Kabupaten Solok
dalam kepariwisataan. Menurut Bapak Ilham Wahab selaku Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Wisata mengatakanbahwa :
“Kita akui timbul ancaman bagi Kabupaten Solok dalam hal mempromosikan objek wisata yang ada, tetapi kita mencuri kekuatan dari
ancaman tersebut karena untuk menempuh daerah wisata yang ada di Kota Sawahlunto itu harus melalui Kabupaten Solok terlebih dahulu. Disitulah
kita mencuri kekuatan dengan menonjolkan potensi objek wisata yang ada di akses jalan untuk menuju Kota Sawahlunto dan sama juga halnya untuk
menuju objek wisata yang ada di Kabupaten Tanah Datar yang selain akses menuju ke situ juga bisa melalui Kota Padang Panjang”.
Untuk aspek ekonomi yang terjadi di Kabupaten Solok, masih terdapat adanya prilaku para pedagang atau bergerak di industri wisata yang masih
memiliki sifat aji mumpung yaitu dalam menetapkan harga yang diatas rata-rata. Para pedagang ini tidak memiliki pandangan jauh kedepan, artinya untuk menarik
simpati para wisatawan untuk berkunjung kembali di kemudian hari. Seperti penjelasan dari Bapak Topan selaku Kepala UPT Pengelola Objek Wisata Danau
Kembar yang mengatakan bahwa: “Pedangan yang ada khususnya di daerah objek wisata banyak yang
melakukan kecurangan seperti hal kecil yang menaikan harga produk yang dijualnya kepada wisatawan khususnya wisatawan asing dan wisatawan
domestik yang diluar Sumatera Barat. Para pedagang ini tidak memikirkan efek kedepanya. Kita harap maklum juga dengan latar pendidikan yang di
lalui para pedagang tersebut”.
Pada aspek sosial terlihat adanya keinginan dari masyarakat setempat di Kabupaten Solok untuk terlibat dalam hal mengembangkan kehidupannya di
sektor pariwisata ini secara total. Hal ini didasarkan atas pengalaman yang dialami bahwa sektor ini mampu memberikan kehidupan yang lebih baik. Selain
itu masyarakat setempat juga antusias terutama para pemuda dalam keikut sertaan di satu perkumpulan yang dinamakan Garda Pemuada Wisata yang pada tahun
2012 memiliki 5 daerah binaan wisata yang terdapat di 5 Kecamatan yaitu Kecamatan X Koto Singkarak, X Koto Diateh, Danau Kembar, Gunung Talang
dan Lembah Gumanti serta mendapatkan pendanaan dariProgram Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pariwisata PNPM Mandiri Pariwisata.
Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Zulkifli selaku Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata yang mengatakan bahwa :
“Kami selaku instansi yang mewadahi kepariwisataan yang ada di Kabupaten Solok membuat suatu perkumpulan yang dinamakan Garda
Pemuda Wisata yang bertujuan untuk membentuk karakter masyarakat khususnya yang berada di daerah objek wisata untuk sadar wisata yaitu
mengetahui secara umum tentang kepariwisataan, pengelolaan dilapangan dan untuk melayani wisatawan dengan baik yang nantinya dengan harapan
untuk mengulangi kunjunganya ke objek wisata tersebut yang pendanaannya dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Pariwisata PNPM Mandiri Pariwisata”.
Walaupun dengan adanya perkumpulan Garda Pemuda Wisata masih terdapat juga kendala yang bersumber dari masyarakat yang masih tradisional
yang masih menetapkan nilai-nilai agama yang kuat dan masyarakat Kabupaten Solok masih memakai sistem adat Minangkabau yang kuat. Dengan itu masih ada
muncul permasalahan seperti pembongkaran tempat hiburan yang bertentangan dengan nilai agama dan adat yang di taati oleh masyarakat setempat. Seperti
penjelasan dari Bapak Topan selaku Kepala UPT Pengelola Objek Wisata Danau Kembar yang mengatakan bahwa:
“Dengan adanya program sadar wisata oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang berbentuk perkumpulan Garda Pemuda Wisata yang terbagi
di 5 kecamatan itu belum bisa mengatasi yang namanya masyarakat sadar wisata karena, masyarakat Kabupaten Solok khususnya masih terbelenggu
yang namanya nilai-nilai agama dan nilai-nilai adat budaya alam Minangkabau. Oleh karena itu masih ada terjadi pembongkaran paksa oleh
perkumpulan Kerapatan Adat Nagari KAN seperti cafe yang ada di Koto Baru Kecamatan Kubung yang menyalahi nilai-nilai adat”.
Aspek teknologi merupakan tuntutan dan perkembangan dunia moderen juga telah memasuki dunia pariwisata secara global. Untuk itu aspek ini perlu juga
diperhatiakan agar mampu memberikan kontibusi yang besar terhadap kemajuan kepariwisataan Kabupaten Solok. Yang termasuk kedalam aspek teknologi ini
seperti jaringan listrik, telepon, telepon genggam HP, internet dan lainya yang bersifat moderen. Kabupaten Solok masih ada terdapat objekwisata yang belum
mempunyai sarana moderen tersebut misalnya masih ada daerah yang belum bisa
menggunakan telepon, telepon genggam HP, dan internet. Seperti yang di jelaskan Bapak Jasman selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, yang
mengatakan bahwa: “Aspek teknologi seperti jaringan listrik, telepon, telepon genggam HP,
internet dan lainya yang bersifat moderen di Kabupaten Solok belum merata pembagiannya terutama di daerah objek wisata. Seperti di daerah objek
wisata Panorama Angin berhembus Aripan yang kondisi letaknya yang strategis untuk melihat keindahan Danau Singkarak yang masih kurang
dalam hal teknologi seperti jaringan telepon gengang yang tidak ada. Untuk jaringan internet pedesaan yang di kelola oleh Dinas Perhubungan dengan
pihak Kecamatan itu belum juga bisa di optimalkan”.
Selain dari aspek politik, aspek ekonomi, aspek sosial dan aspek teknologi yang mengambarkan kondisi lingkungan eksternal, Kabupaten Solok juga
memiliki gambaran kondisi lingkungan eksternal menjurus kepeluang yang ada di lingkungan eksternal seperti event akbar nasional Tour De Singkarak yang telah
berlangsung dari tahun 2009 dan dilaksanakan tiap tahunnya. Seperti yang dijelaskan Bapak Jasman selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang
mengarakan bahwa : “Tour De Singkarak adalah suatu event balap sepeda yang ada di Indonesia
bersifat skala internasional dan diwadahi oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata yang sekarang berganti nama Kementrian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif. Kenapa dinamakan Tour De Singkarak, karena rute balap sepeda ini menelusuri tepian danau singkarak dan pertama diadakannya
event ini, yang menjadi tempat finish pembalab yaitu didermaga danau singkarak yang merupakan salah satu objek wisata Kabupaten Solok.
Seiring berjlannya waktu KabKota di Sumatera Barat diikut sertakan dalam event ini. Dari event ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Solok
khususnya menjadikan salah satu peluang yang terdapat dari luar atas diadakannya event oleh pusat”.
4.4 Analisis SWOT