BAB III KETENTUAN PEMBAGIAN WARISAN MENURUT HUKUM ISLAM
A. Ahli waris dan Penggolongannya
Kata ahli waris yang secara bahasa berarti keluarga tidak secara otomatis ia dapat mewarisi harta peninggalan pewarisnya yang meninggal dunia. Karena
kedekatan hubungan kekeluargaan juga dapat mempengaruhi kedudukan dan hak- haknya untuk mendapatkan warisan. Ahli waris ada 2 macam, yaitu : ahli waris
nasabiyah dan sababiyah.
78
1. Ahli Waris Nasabiyah Yaitu ahli waris yang hubungan kekeluargaannya timbul karena hubungan
darah. Ahli waris nasabiyah ini ada 21 orang, yang terdiri dari 13 orang ahli waris laki-laki dan 8 orang ahli waris perempuan.
Ahli waris laki-laki, terdiri dari :
79
a. Anak laki-laki; b. Cucu laki-laki;
c. Bapak; d. Kakek dari garis bapak;
e. Saudara laki-laki sekandung; f. Saudara laki-laki seayah;
g. Saudara laki-laki seibu;
78
Ahmad Rofiq, Fiqh Mawaris, Op.Cit., hal.59.
79
Ibid.
30
h. Anak laki-laki sudara laki-laki sekandung; i. Anak laki-laki saudara laki-laki seayah;
j. Paman, saudara bapak sekandung; k. Paman seayah;
l. Anak laki-laki paman sekandung; m. Anak laki-laki paman seayah.
Sedangkan yang termasuk ahli waris perempuan, yaitu :
80
a. Anak perempuan; b. Cucu perempuan garis laki-laki;
c. Ibu; d. Nenek dari garis bapak;
e. Nenek dari garis ibu; f.
Saudara perempuan sekandung g. Saudara perempuan seayah;
h. Saudara perempuan seibu.
2. Ahli waris Sababiyah Yaitu hubungan kewarisan yang timbul karena suatu sebab tertentu, yaitu :
a. Perkawinan yang sah; b. Memerdekakan hamba sahaya atau karena adanya perjanjian tolong
menolong.
81
80
Ibid., hal.62.
Sebagai ahli waris sababiyah, mereka dapat menerima bagian warisan apabila perkawinan suami isteri tersebut sah, baik menurut agama, dan memiliki
bukti-bukti yuridis. Artinya secara administratif perkawinan mereka dicatat menurut ketentuan hukum yang berlaku.
82
Apabila dilihat dari segi bagian-bagian yang diterima, ahli waris dapat dibedakan kepada :
1. Ashabul Furudh, yaitu ahli waris yang menerima bagian yang besar kecilnya telah ditentukan dalam Al Qur’an, seperti : 12, 23, 14, 18, 13, 16.
83
2. Ashabah, yaitu ahli waris yang bagian yang diterimanya adalah sisa setelah harta warisan dibagikan kepada ahli waris ashabul furudh.
84
Ahli waris ashabah dibagi menjadi 3 bagian, yaitu ashabah binafsih, ashabah bilghairi, ashabah ma’alghairi.
a. Ashabah Binafsih Adalah ahli waris ashabah karena dirinya sendiri, bukan karena bersama
ahli waris lainnya.Ahli waris ashabah binafsih ini adalah anak laki-laki, bapak, kakek, cucu laki-laki dari anak laki-laki, saudara laki-laki kandung, saudara laki-
laki sebapak, paman kandung, paman sebapak, anak laki-laki paman kandung, dan anak laki-laki paman sebapak.
85
81
Ibid.
82
Ibid.
83
Muhammad Ali Ash-Shabuni, Op.Cit., hal.46.
84
Ahmad Rofiq, Fiqh Mawaris, Op.Cit., hal.60.
85
A. Rachmad Budiono, Op.Cit., hal.17.
b. Ashabah Bilghairi Adalah ahli waris ashabah karena bersama ahli waris lainnya. Maksudnya
adalah “seorang wanita yang menjadi ashabah karena ditarik oleh laki-laki”.
86
Yang termasuk ashabah ini adalah : anak perempuan yang mewaris bersama anak laki-laki, cucu perempuan mewaris bersama cucu laki-laki, saudara
perempuan kandung mewaris bersama saudara laki-laki kandung, saudara perempuan sebapak mewaris dengan saudara laki-laki sebapak.
87
c. Ashabah Ma’alghairi
Yang termasuk ashabah ini, yaitu saudara perempuan kandung dan saudara perempuan sebapak yang mewaris bersama anak perempuan ataupun cucu
perempuan dari anak laki-laki.
88
B. Ketentuan Bagian Masing-masing Ahli Waris