Kesimpulan dan Verifikasi Conclusion drawingverification

Yuli Yuliani, 2014 Kegiatan belajar mengajar matematika Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian data mentah yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. “Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan ” Emzir, 2011, hlm. 130. Menurut Silalahi 2010, hlm. 339: “reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi”. Pada tahap ini peneliti memilih hal-hal pokok dari data yang diperoleh di lapangan, merangkum, memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian dicari tema dan polanya. Penulis memilah-milah data yang penting yang berkaitan dengan fokus penelitian dan membuat kerangka penyajiannya.

2. Penyajian data display data

Setelah melakukan reduksi data, tahap selanjutnya yaitu penyajian data. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui data yang disajikan, peneliti akan melihat dan memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan, menganalisis ataukah mengambil tindakan atas pemahaman yang didapat dari penyajian data yang diperoleh. Pada tahap ini peneliti menyusun kembali data berdasarkan klasifikasi, masing-masing topik kemudian dipisahkan, topik yang sama disimpan dalam satu tempat untuk diberi tanda. Hal ini dilakukan agar memudahkan dalam penggunaan data supaya tidak terjadi kekeliruan.

3. Kesimpulan dan Verifikasi Conclusion drawingverification

Langkah ke tiga dari aktivitas analisis adalah kesimpulan dan verifikasi. Ketika kegiatan pengumpulan data dilakukan, peneliti mulai mencari arti benda-benda, Yuli Yuliani, 2014 Kegiatan belajar mengajar matematika Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, dan alur sebab akibat. Mula-mula kesimpulan belum jelas, tetapi kemudian kian meningkat menjadi lebih terperinci. Kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pemikiran peneliti ataupun suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan. Makna-makna yang mucul dari data harus diuji kebenarannya, kekukuhannya, dan kecocokannya yakni yang merupakan validitasnya. Yuli Yuliani, 2014 Kegiatan belajar mengajar matematika Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah disusun dalam penelitian ini. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut: Kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup Cimahi diawali dengan perencanaan pembelajaran yaitu melakukan asesmen, analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar SK dan KD, membuat kriteria ketuntasan minimal KKM, membuat silabus, serta membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Adapun tahapan kegiatan belajar mengajar di SLBN A Citeureup Cimahi adalah kegiatan awal yang meliputi berdoa, mengucapkan salam, mengabsen, mengemukakan tujuan pembelajaran, pre test, apersepsi, memotivasi siswa; kegiatan inti yaitu menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran; serta kegiatan akhir yang meliputi evaluasi, tanya jawab, menyimpulkan, memberikan tugas, berdoa, dan penutup. Kegiatan belajar mengajar matematika yang diharapkan oleh siswa tunanetra di SLBN A Citeureup Cimahi diantaranya guru yang sabar dan tidak cepat marah, penggunaan alat peraga untuk setiap pertemuan, penggunaan buku sumber untuk siswa, serta memperbanyak praktek dan latihan soal-soal. Adapun kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk siswa tunanetra yaitu keterbatasan alat peraga dan media pembelajaran, banyak materi pra syarat yang belum dikuasai siswa, mood siswa yang selalu berubah-ubah, lingkungan belajar yang kurang kondusif, serta waktu belajar matematika yang kurang.