Teknik Observasi Teknik Wawancara

102 Kemas Imron Rosadi, 2012 Kinerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Lpmp Dalam Penjaminan Mutu Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu kegiatan yang sedang dilakukan atau sedang dialami orang lain, sedangkan orang lain tidak mengetahui bahwa dia atau mereka sedang diobservasi. Singarimbun dalam Moleong, 1990: 109 mengemukakan bahwa kegiatan wawancara melibatkan komponen-komponen, yaitu; isi pertanyaan, pewawancara, responden, dan situasi wawancara. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah dokumen- dokumen yang ada di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan LPMP dan Dinas Pendidikan yang berkaitan dengan fokus penelitian sebagai pelengkap keluasan analisis data.

1. Teknik Observasi

Teknik observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologi dan psikologis yang berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan lain-lainnya. Intensitas partisipasi pengamat dapat dilakukan dalam lima tingkatan yaitu dari partisipasi nihil non pariticipation, partisipasi pasif pasive partisipation, partisipasi sedang moderate partisipation, partisipasi aktif active partisipation, sampai dengan partisipasi penuh complete partisipation. Peneliti melakukan observasi dengan tingkatan partisipasi moderat dengan mempertimbangkan kedudukan peneliti dan sifat penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut peneliti melakukan observasi mulai dari kegiatan sebagai penonton, sewaktu-waktu turut serta dalam situasi atau kegiatan pelaksanaan pelatihan keterampilan yang berlangsung. Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang tempat, pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan 103 Kemas Imron Rosadi, 2012 Kinerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Lpmp Dalam Penjaminan Mutu Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti kinerja LPMP dalam penjaminan mutu pendidikan sekolah, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Dalam melaksanakan observasi, digunakan instrumen berupa pedoman observasi. http:nanangkohar.wordpress.commembuat-blog-wordpress

2. Teknik Wawancara

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data awal yang berkenaan dengan kinerja LPMP dalam penjaminan mutu pendidikan sekolah dasar yang selama ini telah dilaksanakan oleh LPMP atau pihak terkait lainnya. Data hasil wawancara ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi. Penggunaan teknik wawancara diharapkan dapat memperoleh data yang berhubungan dengan kebiasaan, norma-norma yang berlaku, kebutuhan, potensi, serta kendala dan upaya untuk mengantisipasinya. Penggunaan teknik wawancara juga diharapkan dapat mengetahui secara mendalam hal-hal yang sudah mereka lakukan, rasakan, hasil yang telah didapat serta pengalaman yang mereka inginkan. Sukardi 2005: 79-80 menjelaskan keunggulan teknik wawancara sebagai teknik penelitian, yakni: 1 peneliti dapat membantu menjelaskan pertanyaan, 2 peneliti dapat mengontrol jawaban responden secara lebih teliti dengan mengamati reaksi atau tingkah laku yang diakibatkan oleh pertanyaan dalam proses wawancara, dan 3 peneliti dapat memperoleh informasi yang tidak dapat diungkapkan dengan cara observasi ataupun studi dokumentasi. Dalam teknik wawancara, peneliti juga menggunakan pedoman 104 Kemas Imron Rosadi, 2012 Kinerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Lpmp Dalam Penjaminan Mutu Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu wawancara. Penggunaan pedoman wawancara dilakukan agar proses wawancara tidak menyimpang dari masalah yang akan digali, dapat berkembang sesuai dengan kondisi di lapangan, tidak terjadi pengulangan, serta tidak menyimpang dari fokus penelitian. Sevilla, dkk dalam Sukardi 2005: 80, membagi wawancara atas wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur, dimana pewawancara dapat memodifikasi, mengulangi, menguraikan pertanyaan, dan dapat mengikuti jawaban responden asalkan tidak menyimpang dari tujuan wawancara. Dalam kegiatan wawancara itu, dilakukan terhadap 5 orang informan kunci terdiri dari pimpinan LPMP, kepala Bidang, widyasiwara, dan alumni yang dipilih secara acak. Juga 3 orang pemangku kepentingan yang selalu bermitra dengan LPMP, pakar pendidikan, dan tokoh praktisi pendidikan yang dipandang memiliki perhatian berdasarkan kedudukan dan keahliannya.

3. Studi Dokumentasi