a. Bahan hukum primer, dimana isi bahannya mengikat, karena
dikeluarkan oleh pemerintah, seperti berbagai peraturan perundang- undangan, yaitu KUHP dan UU ITE.
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang isinya membahas
bahan hukum primer, seperti buku, majalah, artikel. c.
Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang bersifat menunjang bahan hukum primer dan sekunder.
27
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamus hukum dan kamus besar bahasa Indonesia.
1.8.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu Teknik Studi Dokumen dan Teknik Wawancara
1. Terhadap data kepustakaan dilakukan dengan teknik studi yang datanya
dikumpulkan dengan pencatatan dalam lembaran-lembaran kertas dan selanjutnya dikualifikasikan menurut relevansinya dengan permasalahan
penelitian 2.
Terhadap data lapangan dilakukan dengan teknik wawancara, teknik wawancara interview merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara pengumpulan data dengan proses komunikasi dan interaksi.
28
Pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung dengan ahli hukum agar memperoleh informasi serta jawaban-jawaban dari permasalahan
27
Burhan Ashshofa, 2001, Metode Penelitian Hukum, Cet. III, Rineka Cipta, Jakarta, h. 10.
28
Bagong Suryanto dan Sutinah, 2010, Metode Penelitian Sosial – Berbagai Alternatif
Pendekatan, Kencana, Jakarta, h. 70.
yang ada. Pedoman daftar pertanyaan dibuat secara sistematis dan telah disiapkan oleh peneliti.
1.8.8 Pengolahan dan Analisis Data
Keseluruhan data yang diperoleh dan sudah terkumpul baik melalui studi dokumen ataupun dengan wawancara, penelitian hukum ini tunduk dengan cara
analisis data ilmu-ilmu sosial. Menganalisis data tergantung pada sifat data yang dikumpulkan oleh peneliti. Sifat data apabila yang dikumpulkan sedikit dan
bersifat monografis atau berwujud kasus-kasus sehingga tidak dapat disusun dalam struktur klasifikasi analisis, melainkan melainkan yang dipakai adalah
analisis kualitatif.
29
Melakukan penelitian dengan teknik analisis kualitatif maka keseluruhan data yang terkumpul baik data primer maupun data sekunder akan diolah dan
dianalisis dengan menyusun data secara sistematis, digolongkan dengan pola dan tema, diklasifikasi dan dihubungkan antara satu dengan data lainnya. Interprestasi
penting dilakukan untuk memahami makna data dalam situasi sosial dan dilakukan penafsiran dari persfektif peneliti setelah memahami seluruh kualitas
data. Proses analisis dilakukan sejak pencarian data dilapangan dan berlanjut hingga tahap analisis. Data pada akhirnya akan disajikan secara deskriftif,
kualitatif dan sistematis.
29
Amirudin dan H. Zainal Asikin, Op.cit, h. 167
27
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENCEGAHAN, TINDAK PIDANA DAN
PENIPUAN JUAL BELI ONLINE
2.1 Pencegahan
a. Pengertian Pencegahan
Pencegahan adalah proses, cara, tindakan mencegah atau tindakan menahan agar suatu tidak terjadi. Dapat dikatakan suatu upaya yang
dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran. Upaya pencegahan kejahatan merupakan upaya awal dalam
menanggulangi kejahatan. Upaya dalam menanggulangi kejahatan dapat diambil beberapa langkah meliputi langkah penindakan represif
disamping langkah pencegahan preventif.
28
Langkah-langkah preventif tersebut yang dimana meliputi: a.
Peningkatan kesejahteraan rakyat untuk mengurangi pengangguran, yang dengan sendirinya akan mengurangi kejahatan.;
b. Memperbaiki sistem administrasi dan pengawasan untuk mencegah
terjadinya penyimpangan-penyimpangan; c.
Peningkatan penyuluhan hukum untuk memeratakan kesadaran hukum rakyat;
d. Menambah personil kepolisian dan personil penegak hukum lainnya
untuk lebih meningkatkan tindakan represif maupun preventif; e.
Meningkatkan ketangguhan moral serta profesionalisme bagi para pelaksana penegak hukum.
29
28
Baharuddin Lopa Moch Yamin, 2001, Undang-Undang Pemberntasan Korupsi, Alumni, Bandung, h.16
29
Ibid, h.17