14,5 juta di daerah Pemogan, Denpasar Selatan. Namun rumah yang dituju korban tidak sesuai dengan yang di iklan situs jual beli online OLX.
7
Mencegah dan menanggulangi permasalahan tindak pidana penipuan dalam transaksi jual beli online tidak cukup dengan proses kriminalisasi yang
dirumuskan dalam bunyi pasal, tetapi juga diperlukan upaya lain. Upaya tersebut berupa tindakan pemerintah untuk menangani kasus penipuan di dunia maya ini,
sehingga peraturan-peraturan yang mengatur mengenai tindak pidana penipuan yang terjadi di dunia maya dapat dijalankan dengan efektif apabila telah terjadi
kerjasama antar para pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan cyber.
Berdasarkan pada latar belakang tersebut penulis tertarik untuk
mengangkat dan melakukan penelitian dalam penulisan skripsi yang berjudul “PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PENIPUAN TRANSAKSI JUAL BELI
ONLINE DI POLRESTA DENPASAR ”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pencegahan tindak pidana penipuan pada transaksi jual beli online
di Polresta Denpasar ?
7
Dewa Wiguna, 2016, “Polresta Denpasar Tangani Penipuan Iklan Daring”, Antara Bali, URL : http:www.antarabali.comberita86015polresta-denpasar-tangani-penipuan-iklan-
daring, diakses tanggal 23 Februari 2016
2. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tindak pidana penipuan
pada transaksi jual beli online?
1.3. Ruang Lingkup Masalah
Dalam penulisan karya ilmiah menentukan ruang lingkup masalah merupakan suatu hal yang sangat penting guna menjamin adanya keutuhan dan
ketegasan serta untuk mencegah kekaburan permasalahan karena terlalu luas dan terlalu sempit.
8
Agar tidak menyimpang terlalu jauh dari pokok permasalahannya, maka dalam penulisan skripsi ini diberikan suatu pembatasan dalam pembahasan
dalam yaitu: 1.
Permasalahan pertama, ruang lingkup pembahasannya mengenai bagaimana pencegahan tindak pidana penipuan pada transaksi jual beli online di Polresta
Denpasar. 2.
Permasalahan kedua, ruang lingkup pembahasannya yaitu akan dibahas faktor- faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya tindak pidana penipuan pada
transaksi jual beli online.
1.4. Orisinalitas Penelitian
Berdasarkan informasi dan penelusuran pada kepustakawan, khususnya di lingkungan Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Udayana Bali sepanjang
yang diketahui dari hasil-hasil penelitian yang sudah ada maka belum ada penelitian yang menyangkut masalah “Efektifitas Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Terhadap Korban
8
Soerjono Soekanto, 1983, Tata Cara Penyusunan Karya Ilmiah Bidang Hukum, Ghalian Indonesia, Jakarta, selanjutnya disingkat Soerjono Soekanto I , h. 12.
Tindak Pidana Penipuan Pada Transaksi Jual Beli Online ”. Adapun penulisan
penelitian yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini melalui internet antara lain: 1.
Nama : Abdul Kadir Pobela
Tempat : Universitas Hasanuddin Makasar
Nim : B 111 09 459
Judul Skripsi : Analisis Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penipuan Yang
Dilakukan Melalui Media Elektronik Studi Kasus Putusan No. 1193PID.B2012PN.Mks
Permasalahan: 1
Bagaimanakah penerapan hukum pidana materiil pada perkara tindak pidana penipuan yang dilakukan melalui media elektronik dalam studi
kasus Putusan Nomor 1193Pid.b2012PN.mks? 2
Bagaimanakah pertimbangan hukum dari hakim dalam Putusan Nomor 1193Pid.b2012PN.mks?
Hasil: 1
Jaksa penuntut umum disini mendakwakan pasal45 ayat 2 jo. Pasal 28 ayat 1 UU ITE jo. Pasal 55 ayat 1 KUHP, dimana telah terpenuhi
semua unsur-unsurnya didasarkan pada fakta-fakta hukum baik melalui keterangan-keterangan maupun alat-alat bukti.
2 Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap pelaku
dalam perkara putusan nomor 1193Pid.B2012PN.Makasar telah sesuai karena berdasarkan penjabaran keterangan saksi-saksi, keterangan
terdakwa, alat bukti serta terdapatnya pertimbangan-pertimbangan yuridis menurut KUHP. Hal-hal yang meringankan dan memberatkan serta yang
diperkuat dengan adanya keyakinan hakim. Namun menurut penulis, sanksi pidana yang dijatuhkan kepada para terdakwa kurang memberikan
efek jera karena kejahatan melalui elektronik mudah dilakukan dan sangat cepat berkembang.
2. Nama
: Rizki Dwi Prasetyo Tempat
: Universitas Brawijaya Malang Nim
: 105010100111042 Judul Skripsi
: Pertanggungjawaban Pidana
Pelaku Tindak
Pidana Penipuan Online Dalam Hukum Pidana Positif di Indonesia
Permasalahan: 1
Bagaimana bentuk pertanggungjawaban terhadap pelaku tindak pidana penipuan online?
2 Bagaimana konsekuensi yuridis pasal 28 ayat 1 Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik terhadap pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pada tindak pidana penipuan
online? Hasil:
1 Bentuk pertanggugjawaban pidana pelaku tindak pidana penipuan online
hanya dapat dijatuhi menggunakan pasal 28 ayat 1 jo. Pasal 45 ayat 2 UU ITE. Pasal 378 KUHP tentang tindak pidana penipuan tidak dapat
digunakan untuk membebani pelaku tindak pidana penipuan online untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, dikarenakan terdapat beberapa
kendala dalam membebani sanksi pidana pada pelaku tindak pidana seperti kendala dalam pembuktian dimana alat bukti yang dibatasi oleh KUHAP,
dalam pasal 378 KUHAP terdapat kesulitan menentukan yurisdiksi untuk menggunakan hukum mana dan siapa yang berhak untuk menghukum
pelaku karena penipuan online termasuk dalam kejahatan lintas Negara atau cyber crime. Sehingga pasal 28 ayat 1 jo. Pasal 45 ayat 2 UU ITE
meskipun tidak secara khusus mengatur tentang tindak pidana penipuan dalam konteks berbeda tetapi tetap dapat digunakan untuk membebani
pelaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dalam tindak pidana penipuan online, pada aktivitas transaksi elektronik atau dapat
dikatakan jual-beli online mengingat konteks sebenarnya dari adanya UU ITE adalah sebagai perlindungan konsumen.
2 Konsekuensi yuridis dari penggunaan Pasal 28 ayat 1 UU ITE terhadap
Pasal 378 KUHP pada tindak pidana penipuan online, dimana kedua pasal tersebut saling mengesampingkan dan mengecualikan. Pasal 28 ayat 1
UU ITE hanya dapat di gunakan pada tindak pidana penipuan online yang berkarakteristik pada aktivitas jual beli online saja, sedangkan pada pasal
378 KUHP hanya dapat digunakan untuk menjerat pelaku tindak pidana penipuan konvensional. Melihat unsur dan modus penipuan online yang
semakin canggih dan mengikuti perkembangan jaman, penggunaan pasal 28 ayat 1 UU ITE dirasa sangat tepat untuk langsung di dakwakan
terhadap pelaku agar tidak akan timbul kehawatiran lolosnya pelaku dari pembebanan pemidanaan pada tindakannya.
Perbedaan: Perbedaan penulisan penelitian ini dengan penelitian-penelitian di atas
adalah penulisan penelitian ini akan lebih pada penelitian bagaimana Polresta Denpasar dalam mencegah tindak pidana penipuan transaksi jual beli online dan
menelusuri atau meneliti apa faktor yang menyebabkan timbulnya korban dari tindak pidana penipuan jual beli online. Pada penelitian di atas lebih cenderung
meneliti tentang suatu keputusan yang dijatuhkan oleh hakim pada pelaku tindak pidana jual beli online serta cenderung meneliti konsekuensi yuridis dari
penggunaan suatu peraturan perundang-undangan yang sebaiknya digunakan dalam menjerat pelaku tindak pidana penipuan transaksi jual beli online.
1.5. Tujuan Penelitian