16 lebih tinggi yang ada dalam organisasi yang diaudit dan tidak diberikan
kepada pihak-pihak diluar perusahaan. 3
Audit operasional operational audit Audit operasional merupakan review atas setiap bagian dari prosedur dan
metode yang diterapkan suatu entitas dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas. Audit operasional tidak hanya terbatas pada akuntansi
tapi bisa juga meliputi struktur organisasi, operasi komputer, metode produksi, pemasaran dan bidang lain asalkan auditor menguasai bidang yang diaudit.
2.1.3 Going Concern
Istilah going concern dapat diinterpretasikan dalam dua hal, yang pertama adalah going concern sebagai suatu konsep dan yang kedua adalah going concern
sebagai opini dalam bidang audit. Sebagai konsep, istilah going concern dapat diinterpretasikan sebagai kemampuan perusahaan mempertahankan kelangsungan
usahanya dalam jangka panjang. Sementara going concern sebagai opini audit, istilah opini going concern itu sendiri menunjukkan opini yang diberikan auditor
yang memiliki kesangsian mengenai kemampuan perusahaan untuk melanjutkan
usahanya di masa mendatang Rahayu, 2007.
17 Penelitian yang dilakukan oleh Setyarno,dkk 2006 menyatakan bahwa going
concern merupakan kelangsungan hidup suatu entitas. Adanya going concern membuat suatu entitas dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya
dalam jangka panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka pendek. SA seksi 341 menyatakan bahwa going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan
keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan. Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan
dengan asumsi kelangsungan hidup suatu usaha adalah berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh
tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar secara bisnis biasa, restrukturiasi utang, perbaikan operasi yang diperlukan dari luar atau
kegiatan serupa lainnya. Beberapa pertimbangan yang dibuat oleh auditor terkait kesangsiannya
atas kelangsungan usaha auditee dapat dijabarkan menjadi beberapa hal. SA seksi 341 menyatakan bahwa auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai
kondisi atau peristiwa tertentu yang menunjukkan adanya kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
dalam jangka waktu pantas tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Contoh kondisi dan peristiwa tersebut adalah
sebagai berikut: 1
Tren negatif, sebagai contoh, kerugian operasi yang berulang terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, rasio keuangan
penting yang jelek.
18 2
Petunjuk lain tentang kemungkinan adanya financial distress, sebagai contoh, kegagalan dalam memenuhi kewajiban utang atau perjanjian serupa,
penunggakan pembayaran dividen, penolakan oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit biasa, restrukturisasi utang, kebutuhan
untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru, atau penjualan sebagian besar aktiva.
3 Masalah intern, sebagai contoh pemogokan kerja atau kesulitan hubungan
perburuhan yang lain, ketergantungan besar atau sukses proyek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk
secara signifikan memperbaiki operasi. 4
Masalah luar yang telah terjadi, sebagai contoh, pengaduan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang atau masalah-masalah lain yang
kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi, kehilangan franchise, lisensi atau paten penting, kehilangan pelanggan atau
pemasok utama, kerugian akibat bencana besar seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan namun dengan
pertanggungan yang tidak memadai. Pertimbangan auditor dalam memberikan opini going concern terhadap
kesinambungan usaha suatu entitas disajikan dalam gambar 2.1 berikut ini:
19
Gambar 2.1 Panduan Bagi Auditor dalam Memberikan Opini Going
Concern
Sumber : SA Seksi 341 Paragraf 19 SPAP, 2001
2.1.4 Opini Going Concern