Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement Pengukuran Anak Usia Dini
Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini mengembangkan hubungan komponen-komponen yang ada di dalam penelitian tindakan kelas yang berbentuk satu siklus,
Triyanto:2011 Pertama perencanaan planning; kedua, tindakan acting; ketiga, pengamatan observing; dan keempat, refleksi reflecting. Hasil
refleksi akan digunakan sebagai pertimbangan dalam membuat rencana bagi siklus berikutnya jika tindakan yang dilakukan sebelumnya belum berhasil,
demikian seterusnya hingga mencapai hasil yang ditetapkan.
1. Tahap Perencanaan
Tahap ini hal yang dilakukan adalah melakukan identifikasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan mengenal konsep measurement anak
usia dini khususnya untuk usia 5-6 tahun, kemudian merumuskan masalah tersebut dan dianalisis penyebab masalah itu terjadi. Pada tahap ini
peneliti dan guru kelas berkolaborasi untuk menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan, menyusun skenario dan perencanaan pembelajaran
dengan menggunakan metode bermain peran, menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan, menyeting kelas yang mendukung
pembelajaran, membuat format observasi dan yang terakhir evaluasi. Dalam penelitian setiap siklusnya anak-anak akan diajak untuk
bermain peran dalam rangka meningkatkan kemampuan measurement anak usia dini. Jenis kegiatan bermain peran yang akan dilakukan yaitu
jenis kegiatan drama terpimpin, dimana cerita drama dan dialognya sudah dipersiapkan oleh guru dan anak-anak tinggal memainkannya sesuai
intruksi yang diberikan. Adapun skenario pembelajaran yang akan dilakukan dalam setiap
siklusnya yaitu jenis bermain dramatisasi yang mengacu pada teori dalam Bab II, yang dikemukakan oleh Masitoh, yang kemudian dikembangkan
oleh peneliti yang berkolaborasi bersama guru kelas sebagai berikut: a
Tahap Persiapan 1
Peneliti dan guru kelas menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan dalam kegiatan bermain peran supaya nantinya anak-
anak bermain peran dengan leluasa dan nyaman
Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement Pengukuran Anak Usia Dini
Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2 Peneliti bersama guru kelas menyambut anak dan memberi
kesempatan kepada anak untuk bermain bebas terlebih dahulu, untuk memberikan pemanasan kepada anak dalam menghadapi
kegiatan berikutnya. 3
Setelah kegiatan bermain anak-anak dikumpulkan dan berbaris terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kelas.
4 Guru memberi waktu kepada anak, untuk ke kamar mandi dan
minum secara bergantian supaya ketika bermain peran tidak ada yang minta minum atau ke kamar mandi. Setelah itu anak-anak
siap untuk masuk kelas. b
Tahap Pembukaan 1
Setelah anak-anak di dalam kelas, kemudian anak-anak diposisikan duduk di atas karpet dan duduk berbentuk lingkaran,
lalu di awali oleh berdoa dan nyanyi bersama. 2
Setelah anak-anak terkondisikan dengan baik, dilanjutkan dengan kegiatan mendengarkan cerita tentang topik yang akan dijadikan
cerita dalam kegiatan bermain peran. 3
Setelah guru menyelesaikan ceritanya, kemudian menjelaskan kepada anak-anak bahwa cerita yang barusan yang didengarkan
akan dibuat drama dan dimainkan oleh anak-anak. 4
Guru membagi anak-anak menjadi 2 kelompok, untuk memerankan tokoh yang ada di dalam cerita secara bergantian
5 Setelah terbagi menjadi 2 kelompok kemudian guru memilih
salah satu kelompok terlebih dahulu untuk memerankan tokoh- tokoh yang ada di dalam cerita, kelompok yang lain menjadi
penonton. 6
Setelah berbagi peran, kemudian guru memberitahukan dialog yang sudah disiapkan sebelumnya kepada setiap anak sesuai
perannya masing-masing
Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement Pengukuran Anak Usia Dini
Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
c Tahap Inti
1 Setiap anak yang sudah mendapatkan peran dan dialognya
masing-masing, dibimbing oleh guru untuk menggingat apa saja yang harus dilakukan oleh anak dalam bermain peran yang
dilakukannya. 2
Setelah mendapat penjelasan dan bimbingan dari guru, kemudian anak dipersilahkan untuk memulai bermain perannya sesuai
dengan perannya masing-masing yang ada di dalam cerita. 3
Selama proses bermain peran guru terus membimbing dan memotivasi anak, supaya anak merasa senang dan nyaman
memainkan perannya. 4
Untuk anak-anak yang belum mendapat giliran bermain peran, dikondisikan duduk di kursi yang telah disiapkan, untuk
memperhatikan menonton temannya yang sedang bermain peran. 5
Setelah kegiatannya selesai, guru memberikan pujian dan reward kepada anak-anak yang telah selesai memainkan perannya,
sehingga anak merasa dihargai apa yang telah dikerjakannya. d
Tahap Penutup 1
Setelah semuanya mendapatkan giliran bermain peran, guru mengajak anak-anak untuk duduk kembali di atas karpet dan
duduk berbentuk lingkaran. 2
Guru bertanya kepada anak tentang kegiatan yang sudah dilakukan,
dan mempersilahkan
setiap anak
untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya ketika memainkan peran
yang dimainkannya tadi. 3
Guru memberikan pujian kepada anak-anak yang sudah berani bermain peran secara bergantian, dan memberikan motivasi terus
untuk anak yang masih terlihat malu-malu ketika memainkan perannya.
4 Guru melakukan evaluasi dalam kegiatan ini bersama anak-anak,
untuk mengukur sejauh mana keberhasilan kegiatan bermain
Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement Pengukuran Anak Usia Dini
Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
peran ini, khususnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep mesurement anak usia dini. Jika dalam siklus I kegiatan
yang dilakukan
belum maksimal,
selanjutnya guru
mempersiapkan kegiatan bermain peran dengan tema yang berbeda untuk kegiatan di siklus selanjutnya.
2. Tahap Tindakan