Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement Pengukuran Anak Usia Dini
Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.  Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian  ini  dilaksanakan  di  TK  Islam  Nur  Al  Rahman,  yang beralamatkan  di  Jl.  Cihanjuang  No.  77A,  Kelurahan  Cibabat  Kecamatan
Cimahi  Utara  Kota  Cimahi.  Objek  penelitian  dalam  penelitian  ini  adalah anak-anak kelompok TK B yang terdiri dari 14 anak, 10 anak laki-laki dan 4
anak perempuan.
B.  Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan mengadopsi dari pola pelaksanaaan penelitian tindakan  kelas  yang  dikembangkan  oleh  Kurt  Lewin.  Dimana  dalam  konsep
pokok  penelitian  Kurt  Lewin  Trianto:2011  terdiri  dari  empat  komponen, yaitu perencanaan planning, tindakan acting, pengamatan observing, dan
refleksi  reflecting.  Hubungan  keempat  komponen  tersebut  dipandang
sebagai satu siklus, seprti yang terlihat dalam gambar berikut ini:
Gambar 3.1 Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin
Terus Menerus
Refleksi Pengamatan
Perencanaan Tindakan
Pengamatan Perencanaan
Tindakan Refleksi
Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement Pengukuran Anak Usia Dini
Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dalam    penelitian  ini  mengembangkan  hubungan  komponen-komponen yang  ada  di  dalam  penelitian  tindakan  kelas  yang  berbentuk  satu  siklus,
Triyanto:2011  Pertama  perencanaan  planning;  kedua,  tindakan  acting; ketiga,  pengamatan  observing;  dan  keempat,  refleksi  reflecting.  Hasil
refleksi  akan digunakan  sebagai  pertimbangan dalam membuat  rencana bagi siklus  berikutnya  jika  tindakan  yang  dilakukan  sebelumnya  belum  berhasil,
demikian seterusnya hingga mencapai hasil yang ditetapkan.
1.  Tahap Perencanaan
Tahap ini hal yang dilakukan adalah melakukan identifikasi masalah yang  berkaitan  dengan  kemampuan  mengenal  konsep  measurement  anak
usia dini khususnya untuk usia 5-6 tahun, kemudian merumuskan masalah tersebut  dan  dianalisis  penyebab  masalah  itu  terjadi.  Pada  tahap  ini
peneliti  dan  guru  kelas  berkolaborasi  untuk  menyusun  rencana  tindakan yang  akan  dilakukan,  menyusun  skenario  dan  perencanaan  pembelajaran
dengan  menggunakan  metode  bermain  peran,  menyiapkan  media pembelajaran  yang  akan  digunakan,  menyeting  kelas  yang  mendukung
pembelajaran, membuat format observasi dan yang terakhir evaluasi. Dalam  penelitian  setiap  siklusnya  anak-anak  akan  diajak  untuk
bermain  peran  dalam  rangka  meningkatkan  kemampuan  measurement anak  usia  dini.  Jenis  kegiatan  bermain  peran  yang  akan  dilakukan  yaitu
jenis kegiatan drama terpimpin, dimana cerita drama dan dialognya sudah dipersiapkan  oleh  guru  dan  anak-anak  tinggal  memainkannya  sesuai
intruksi yang diberikan. Adapun  skenario  pembelajaran  yang  akan  dilakukan  dalam  setiap
siklusnya yaitu jenis bermain dramatisasi yang mengacu pada teori dalam Bab  II,  yang  dikemukakan  oleh  Masitoh,  yang  kemudian  dikembangkan
oleh peneliti yang berkolaborasi bersama guru kelas sebagai berikut: a
Tahap Persiapan 1
Peneliti  dan  guru  kelas  menyiapkan  media  pembelajaran  yang diperlukan  dalam  kegiatan  bermain  peran  supaya  nantinya  anak-
anak bermain peran dengan leluasa dan nyaman
Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement Pengukuran Anak Usia Dini
Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2 Peneliti  bersama  guru  kelas  menyambut  anak  dan  memberi
kesempatan  kepada  anak  untuk  bermain  bebas  terlebih  dahulu, untuk  memberikan  pemanasan  kepada  anak  dalam  menghadapi
kegiatan berikutnya. 3
Setelah  kegiatan  bermain  anak-anak  dikumpulkan  dan  berbaris terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kelas.
4 Guru  memberi  waktu  kepada  anak,  untuk  ke  kamar  mandi  dan
minum  secara  bergantian  supaya  ketika  bermain  peran  tidak  ada yang  minta  minum  atau  ke  kamar  mandi.  Setelah  itu  anak-anak
siap untuk masuk kelas. b
Tahap Pembukaan 1
Setelah  anak-anak  di  dalam  kelas,  kemudian  anak-anak diposisikan duduk di  atas karpet  dan duduk berbentuk  lingkaran,
lalu di awali oleh berdoa dan nyanyi bersama. 2
Setelah anak-anak terkondisikan dengan baik, dilanjutkan dengan kegiatan  mendengarkan  cerita  tentang  topik  yang  akan  dijadikan
cerita dalam kegiatan bermain peran. 3
Setelah  guru  menyelesaikan  ceritanya,  kemudian  menjelaskan kepada  anak-anak  bahwa  cerita  yang  barusan  yang  didengarkan
akan dibuat drama dan dimainkan oleh anak-anak. 4
Guru  membagi  anak-anak  menjadi  2  kelompok,  untuk memerankan tokoh yang ada di dalam cerita secara bergantian
5 Setelah  terbagi  menjadi  2  kelompok  kemudian  guru  memilih
salah  satu  kelompok  terlebih  dahulu  untuk  memerankan  tokoh- tokoh  yang  ada  di  dalam  cerita,  kelompok  yang  lain  menjadi
penonton. 6
Setelah  berbagi  peran,  kemudian  guru  memberitahukan  dialog yang  sudah  disiapkan  sebelumnya  kepada  setiap  anak  sesuai
perannya masing-masing
Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement Pengukuran Anak Usia Dini
Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
c Tahap Inti
1 Setiap  anak  yang  sudah  mendapatkan  peran  dan  dialognya
masing-masing,  dibimbing  oleh  guru  untuk  menggingat  apa  saja yang  harus  dilakukan  oleh  anak  dalam  bermain  peran  yang
dilakukannya. 2
Setelah mendapat penjelasan dan bimbingan dari guru, kemudian anak  dipersilahkan  untuk  memulai  bermain  perannya  sesuai
dengan perannya masing-masing yang ada di dalam cerita. 3
Selama  proses  bermain  peran  guru  terus  membimbing  dan memotivasi  anak,  supaya  anak  merasa  senang  dan  nyaman
memainkan perannya. 4
Untuk  anak-anak  yang  belum  mendapat  giliran  bermain  peran, dikondisikan  duduk  di  kursi  yang  telah  disiapkan,  untuk
memperhatikan menonton temannya yang sedang bermain peran. 5
Setelah kegiatannya selesai, guru memberikan pujian dan reward kepada  anak-anak  yang  telah  selesai  memainkan  perannya,
sehingga anak merasa dihargai apa yang telah dikerjakannya. d
Tahap Penutup 1
Setelah  semuanya  mendapatkan  giliran  bermain  peran,  guru mengajak  anak-anak  untuk  duduk  kembali  di  atas  karpet  dan
duduk berbentuk lingkaran. 2
Guru  bertanya  kepada  anak  tentang  kegiatan  yang  sudah dilakukan,
dan mempersilahkan
setiap anak
untuk mengungkapkan apa  yang dirasakannya ketika memainkan peran
yang dimainkannya tadi. 3
Guru  memberikan  pujian  kepada  anak-anak  yang  sudah  berani bermain peran secara bergantian, dan memberikan motivasi terus
untuk  anak  yang  masih  terlihat  malu-malu  ketika  memainkan perannya.
4 Guru melakukan evaluasi dalam kegiatan ini bersama anak-anak,
untuk  mengukur  sejauh  mana  keberhasilan  kegiatan  bermain
Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement Pengukuran Anak Usia Dini
Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
peran ini, khususnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep  mesurement  anak  usia  dini.  Jika  dalam  siklus  I  kegiatan
yang dilakukan
belum maksimal,
selanjutnya guru
mempersiapkan  kegiatan  bermain  peran  dengan  tema  yang berbeda untuk kegiatan di siklus selanjutnya.
2.  Tahap Tindakan
Tahap  ini  merupakan  implementasi  dari  tahapan  perencanaan.  Pada tahap  ini  peneliti  berperan  sebagai  observer,  dan  guru  kelas  sebagai
pelaksana  tentang  apa  yang  telah  dipaparkan  dalam  tahap  perencanaan sebelumnya.  Peneliti  bekerjasama  dengan  guru  kelas  TK  B  di  TK  Islam
Nur  Al  Rahman,  untuk  menerapkan  segala  rancangan  yang  telah dirumuskan bersama dalam  meningkatkan kemampuan mengenal  konsep
measurement anak usia dini melalui metode bermain peran. Adapun  rancangan  aktifitas  yang  akan  dilakukan  dalam  setiap
siklusnya  adalah  kegiatan  bermain  peran  digambarkan  dalam  gambar berikut ini:
Gambar 3.2 Rancangan aktifitas dalam setiap siklus 3.  Tahap Observasi
Dalam  tahap  observasi  menggunakan  beberapa  macam  alat observasi.  Alat  observasi  yang  di  gunakan  untuk  siswa  dan  guru  berupa
angket  yang  berisikan  pedoman  observasi,  sedangkan  pedoman wawancara ditujukan untuk guru dalam mencari informasi lebih lanjut.
Pada  tahap  ini  peneliti  melakukan  pengumpulan  data  dengan  cara melakukan  pengamatan  tentang  tindakan  yang  sedang  berlangsung.
Binatang
Jalan-jalan ke kebun binatang Belanja ke pasar tradisional
Binatang darat
Jenis-jenis sayuran
Tanaman
Makan di restaurant
Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement Pengukuran Anak Usia Dini
Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sebenarnya pengamatan yang dilakukan ini waktunya bersamaan dengan tindakan.  Dalam  tahap  ini  peneliti  mencatat  kembali  tentang  apa  yang
telah  terjadi  dengan  menggunakan  instrumen  untuk  memperoleh  data yang akurat dalam mengukur kemampuan mengenal konsep measurement
melalui kegiatan bermain peran.
4.  Tahap Refleksi
Setelah  semua  data  terkumpul,  tahap  selanjutnya  adalah  tahap refleksi, dimana peneliti melakukan  analisis data yang dapat memberikan
arahan  perbaikan  untuk  siklus  selanjutnya.  Pada  tahap  ini  membahas tentang  perubahan  yang  terjadi  pada  siswa,  guru,  dan  situasi  kelas.
Mengukur  apakah  indikator  yang  telah  ditentukan  sudah  tercapai  atau belum,  kemudian  apakah  media  pembelajaran  yang  di  gunakan  dalam
penelitian  ini  sudah  terpenuhi  atau  belum.  Hal  tersebut  dilakukan  untuk memutuskan  nilai  keberhasilan  seberapa  jauh  tindakan  yang  telah
membawa  perubahan  dalam  satu  siklus.  Jika  dirasakan  belum  ada perkembangan  untuk  kemampuan  mengenal  konsep  measurement  anak
usia  dini  pada  kelompok  TK  B  di  TK  Islam  Nur  Al  Rahman,  maka peneliti  yang  berkolaborasi  dengan  guru  kelas  merencanakan  kembali
kegiatan  yang  akan  dilakukann  dalam  siklus  berikutnya.  Untuk  refleksi pada  siklus  terakhir  peneliti  dapat  menyampaikan  rencana  yang
disarankan untuk peneliti lain jika menghentikan kegiatannya atau kepada diri sendiri jika akan melanjutkan dalam kesempatan lain.
C.  Metode Penelitian
Berdasarkan  permasalahan  dan  tujuan  yang  telah  dirumuskan sebelumnya,  yaitu  secara  umum  bertujuan  untuk  memperoleh  gambaran
tentang  penerapan  metode  bermain  peran  dalam  meningkatkan  kemampuan mengenal  konsep  measurement  anak  usia  dini.  Melalui  penelitian  ini
diharapkan  dapat  menghasilkan  suatu  pembelajaran  yang  dapat  membantu anak  untuk  meningkatkan  memahami  konsep  measurement  dengan  metode
yang  menyenangkan,  dan  bagi  guru  dapat  dijadikan  salah  satu  alternatif
Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement Pengukuran Anak Usia Dini
Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
metode  pembelajaran  yang  dapat  diterapkan  pada  anak  usia  dini  untuk menciptakan  suatu  perubahan,  perbaikan,  dan  meningkatkan  kualitas
pendidikan anak usia dini. Demi  tercapainya  tujuan  di  atas,  maka  diperlukan  suatu  metode
penelitian  yang  menitikberatkan  pada  upaya  yang  dapat  menghasilkan  suatu solusi  praktis  dan  konstektual  tanpa  mengabaikan  hal-hal  yang  bersifat
teoritik. Berdasarkan pertimbangan tersebut, metode penelitian yang dinggap tepat  sasaran  adalah  metode  penelitian  tindakan  action  research.  Namun
penelitian  tindakan  yang  dilakukan  yang  lebih  difokuskan  pada  situasi  kelas yang dikenal dengan penelitian tindakan kelas action research classroom.
Pada  dasarnya  penelitian  tindakan  kelas  ini  dimaksudkan  untuk peningkatan  dan  perbaikan  dalam  hal  kinerja  belajar  siswa,  mutu  proses
pembelajaran di kelas, kualitas penggunaan media alat bantu belajar, kualitas prosedur dan alat evaluasi  yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil
belajar  siswa,  masalah-masalah  pendidikan  di  sekolah,  serta  kualitas penerapan  kurikulum  dan  pengembangan  kompetensi  siswa  di  sekolah.
Seperti  pendapat  Muslihudin  2009:25  “hasil  utama  dari  penelitian  ini berupa  tindakan  ke  arah  perubahan,  perbaikan,  peningkatan  mutu  perilaku
seseorang atau sekelompok orang tertentu”. Penelitian  ini  dilakukan  secara  kolaboratif  antara  kepala  sekolah,  guru
serta peneliti. Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran  dalam  memfasilitasi  proses  perekembangan  anak,  khususnya
dalam  aspek  kemampuan  mengenal  konsep  mesurement  pengukuran  anak usia dini melalui penerapan metode bermain peran di kelompok TK B di TK
Islam Nur Al Rahman Cimahi.
D.  Definisi Operasional