Gin Gin Nugraha, 2014 MENINGKATKAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGHIAS BARANG
BEKAS DENGAN MEDIA DASAR BATOK KELAPA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN
Gambar 3.1 Siklus Kemmis dan Mc Taggart Arikunto, 2010:137
C. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang timbul dilapangan yaitu kurang berkembangnya kreativitas anak kelompok B di RA Al-
Ihsan1. Pelaksanan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Siklus I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Siklus II
Pengamatan
dst
25
Gin Gin Nugraha, 2014 MENINGKATKAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGHIAS BARANG
BEKAS DENGAN MEDIA DASAR BATOK KELAPA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
menghias anak kelompok B di RA AIhsan1 yang dilakukan oleh pendidik yang merupakan suatu bentuk upaya dalam meningkatkan kreativitas anak dengan
menggunakan media dasar batok kelapa, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kreativitas anak yang sudah ada menjadi lebih baik.
Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas PTK. Menurut Harjodipuro Penelitian Tindakan Kelas PTK adalah suatu pendekatan
yang memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktek mengajarnya sendiri agar kritis terhadap praktek
tersebut dan agar mau mengubahnya. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas yaitu bahwa masalah yang diangkat sehari-hari yang dihadapi oleh guru dikelas
Muslihuddin, 2009:7. Suharsimi 2007:2 dalam Mohammad Asrori 2009:5 mendefinisikan Penelitian Tindakan K elas adalah:
“ Paparan gabungan definisi dari kata “ penelitian,” “tindakan,” dan “kelas.” Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal menarik
minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian
berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama oleh guru.
Suharsimi berkesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencerrmatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama
”. Adapun karakteristik penelitian tindakan kelas PTK menurut Suhardjono
2007:62 dalam Mohammad Asrori 2009:8 menyebutkan ada 6 karakteristik PTK yaitu : 1 adanya tindakan action. 2 adanya kolaborasi kerjasama. 3
PTK dilakukan apabila ada. a keputusan kelompok dan komitmen untuk
Gin Gin Nugraha, 2014 MENINGKATKAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGHIAS BARANG
BEKAS DENGAN MEDIA DASAR BATOK KELAPA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
pengembangan, b bertujuan meningkatkan profesionalisme guru, c alasan pokok: ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan, dan d bertujuan
memperoleh pengetahuan sebagai pemecah masalah. 4 PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas dan tajam mengenai hal-hal yang
terjadi dikelas. 5 PTK berfokus pada masalah peraktis bukan problem teoritis atau bersifat bebas konteks. 6 PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja
berupaya untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus, dan prosedur penelitian tindakan kelas untuk memperoleh data tentang proses dan
hasil yang dicapai pada penelitian ini. Adapun prosedur PTK menurut Muslihuddin 2009: 50 yaitu penelitian tindakan kelas secara berurutan dimulai
dengan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua yang diawali dengan revisi rencana, tindakan, observasi,
refleksi. Tahapan terus berulang sampai intervensi yang dilakukan dianggap
berhasil atau menunjukan terjadinya perubahan prilaku. Tahapan prosedur
penelitian tindakan kelas dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Identifikasi Masalah Pada tahap ini, peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi permasalahan
mengenai peningkatan kreativitas yang timbul pada anak di Kelompok B RA Al- Ihsan 1. Teknik yang digunakan yaitu observasi langsung di RA Al-Ihsan 1.
Adapun yang menjadi target observasi yaitu mengenai meningkatan kreativitas
Gin Gin Nugraha, 2014 MENINGKATKAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGHIAS BARANG
BEKAS DENGAN MEDIA DASAR BATOK KELAPA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa yang dilakukan ditempat penelitian. Berdasarkan hasil observasi tersebut maka ditemukan permasalahan
pada anak mengenai peningkatan kreativitas.
2. Perumusan Rencana Tindakan
Pada tahap ini peneliti merancang kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka meningkatkan kreativitas menghias barang bekas dengan media dasar
batok kelapa di RA Al-Ihsan 1 agar menjadi lebih baik dan meningkat dari sebelumnya. Adapun hal-hal yang perlu direncanakan dalam menyusun rancangan
antara lain : a.
Menetapkan permasalahan secara fokus pada kegiatan menghias barang bekas , kemudian memutuskan media dasar batok kelapa sebagai alat yang
dapat menstimulasi dan meningkatkan kreativitas. b.
Membuat rancangan tindakan dengan menentukan perlakuan yang akan diberikan dalam proses pembelajaran menghias barang bekas dengan media
dasar batok kelapa. c.
Menetapkan indikator-indikator sebagai program pembelajaran menghias barang bekas.
3. Pengembangan Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan sebelumnya kemudian peneliti berdiskusi dengan
guru sebagai bentuk kolaborasi untuk membahas permasalahan yang dihadapi
Gin Gin Nugraha, 2014 MENINGKATKAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGHIAS BARANG
BEKAS DENGAN MEDIA DASAR BATOK KELAPA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
guru dalam pembelajaran menghias barang bekas pada anak kelompok B di RA Al-Ihsan1.
4. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari isi rancangan yang telah disusun pada saat sebelumnya. Proses pelaksanaan tindakan pembelajaran
dalam rangka meningkatkan kreativitas pada anak kelompok B RA Al-Ihsan 1 dilaksanakan setelah peneliti mengetahui fokus permasalahan. Peneliti dan guru
melaksanakan pembelajaran dengan memberikan tindakan melalui media dasar batok kelapa. Pelaksanan tindakan ini berguna meningkatkan kreativitas pada
anak kelompok B RA Al-Ihsan 1 melalui penggunaan media dasar batok kelapa yang dilakukan dalam siklus hingga hasil yang diharapkan dapat tercapai.
Masing-masing siklus
terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan,
pengamatanobservasi, dan refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang atau revisi terhadap pelaksanaan siklus sebelumnya untuk melanjutkan ke
siklus berikutnya. Setiap siklus dikatakan berhasil apabila ada perkembangan terhadap meningkatnya kretivitas pada anak kelompok B RA Al-Ihsan 1. Adapun
penjelasan lebih lanjut mengenai rencana pelaksanaan tindakan pada setiap siklus antara lain:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti bersama guru merancang kegiatan yang akan dilakukan dengan membuat skenario pembelajaran, materi pembelajaran
untuk meningkatkan kreativitas pada anak usia dini melalui kegiatan menghias
Gin Gin Nugraha, 2014 MENINGKATKAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGHIAS BARANG
BEKAS DENGAN MEDIA DASAR BATOK KELAPA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
barang bekas pada anak kelompok B RA Al-Ihsan 1, dan melaksanakan stimulasi pembelajaran dengan menggunakan media dasar batok kelapa.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini penelitian dilakukan sesuai dengan rencana yang sudah dirancang sebelumnya. Pendidik memberikan pembelajaran dengan menggunakan
media dasar batok kelapa yang sudah dirancang sesuai dengan materi yang akan
disampaikan pada saat pembelajaran berlangsung. Penggunaan media dasar batok kelapa digunakan untuk meningkatkan kereativitas anak.
c. Pengamatanobservasi
Pada tahap ini ketika tindakan penelitian berlangsung, peneliti hendaknya melakukan pengamatan terhadap apa yang terjadi secara cermat. Menyiapkan
instrumen penelitian untuk guru dan anak sebagai salah satu teknik persiapan untuk
berlangsungnya proses
pengamatanobservasi. Peneliti
mengamatimengobservasi segala proses dalam aktivitas pembelajaran menghias barang bekas dengan menggunakan media dasar batok kelapa. Pengamatan
tersebut menggunakan instrumen yang sudah disiapkan dan dilakukan secara kontinue mulai dari siklus I sampai siklus II yang diharapkan dapat tercapai
tujuan. d.
Refleksi Refleksi merupakan suatu rujukan yang digunakan untuk mengkaji apa
yang telah dilakukan, apa yang belum dilakukan atau apa yang sudah tuntas dan
Gin Gin Nugraha, 2014 MENINGKATKAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGHIAS BARANG
BEKAS DENGAN MEDIA DASAR BATOK KELAPA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
apa yang belum tuntas dari apa yang sudah direncanakan. Refleksi dilakukan pada setiap siklus dimulai dari siklus I sampai pada siklus II yang menunjukan bahwa
tujuan yang diharapkan telah tercapai. Adanya refleksi membantu peneliti untuk memaksimalkan tindakan dalam rangka meningkatkan kereativitas anak melalui
kegiatan menghias barang bekas kelompok B RA Al-Ihsan 1.
D. Definisi Oprasional
Pada penelitian ini aspek yang diteliti pada anak ada dua aspek yaitu : aspek kelancaran dan aspek keaslian. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan
tempat penelitian, dan disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Adapun pengertian barang bekas dalam Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia, „barang‟ diartikan sebagai benda yang berwujud sedangkan arti kata „bekas‟ adalah sisa habis dilalui, sesuatu yang menjadi sisa dipakai. Jadi barang
bekas bisa diartikan sebagai benda-benda yang pernah dipakai sisa, yang kegunaannya tidak sama seperti benda yang baru Yuniar, 1997.
Menurut Rosdianawati 2003 kegiatan daur ulang atau memanfaatkan barang bekas adalah membuat mainan atau benda dengan mempergunakan
barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai, seperti kotak korek api, botol- botol, karton, plastik, kayu dan lain-lain.
Gin Gin Nugraha, 2014 MENINGKATKAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGHIAS BARANG
BEKAS DENGAN MEDIA DASAR BATOK KELAPA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Se dangkan Batok Kelapa dalam bahasa Indonesia disebut „Tempurung”.
Batok kelapa merupakan barang bekas yang ramah lingkungan dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan arang, hiasan, asbak, dan lain-lain.
Dengan menggunakan media dasar batok kelapa dalam pembelajaran diharapkan akan mampu meningkatkan kereativitas pada peserta didik di RA Al-
Ihsan 1 terletak di Kp. Asem, Desa Sinarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten
Garut.
E. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan adalah perangkat pembelajaran berupa Rencana Kegiatan Harian RKH, pedoman observasi peserta didik dan
aktivitas guru dalam kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa untuk meningkatkan kreativitas. Instrumen penelitian merupakan alat bantu
yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya Arikunto,
2007:101. Adapun prosedur pengembangan instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Menganalisis Variabel Penelitian
Langkah pertama, variabel dikaji terlebih dahulu oleh peneliti menjadi sub variabeldimensi, indikator sehingga apa yang diteliti dapat diukur dan terlihat