Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

Gin Gin Nugraha, 2014 MENINGKATKAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGHIAS BARANG BEKAS DENGAN MEDIA DASAR BATOK KELAPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Anak kreatif yaitu anak yang mampu memperdayakan pikirannya untuk menghasilkan gagasan baru, memecahkan masalah dan ide yang mempunyai maksud dan tujuan yang ditentukan. Ketika anak mengekspresikan pikirannya atau kegiatannya yang berdaya cipta, berinisiatif sendiri, dengan cara- cara yang original, maka kita dapat mengatakan bahwa mereka itu adalah anak yang kreatif. Individu kreatif dengan sendirinya memiliki motivasi dalam dirinya atau motivasi intrinsik yang kuat untuk menghasilkan ide atau karya dalam memuaskan diri bukan karena tekanan dari luar. Motivasi dalam diri atau intrinsik tercipta dengan sendirinya yang mendorong timbulnya kreativitas dan itu akan berlangsung dalam kondisi-kondisi mental tertentu. Beberapa karakteristik tindakan kreatif anak adalah sebagai berikut : 1 Anak kreatif belajar dengan cara-cara yang kreatif, 2 Anak kreatif memiliki rentang perhatian yang panjang terhadap hal yang membutuhkan usaha kreatif, 3 Anak kreatif memiliki kemampuan mengorganisasikan yang menakjubkan, 4 Anak kreatif dapat kembali kepada sesuatu yang sudah dikenalnya dan melihat dari cara yang berbeda, 5 Anak kreatif belajar banyak melalui fantasi, dan memecahkan permasalahan dengan menggunakan pengalamannya, 6 Anak Gin Gin Nugraha, 2014 MENINGKATKAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGHIAS BARANG BEKAS DENGAN MEDIA DASAR BATOK KELAPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kreatif menikmati permainan dengan kata-kata dan tempat sebagai pencerita yang alami. Pada usia khususnya 4-6 tahun, kemampuan anak untuk berkreasi sudah cukup tinggi dan lebih baik karena anak sudah bergaul dengan lingkungan luar rumah dan sekolah . Otomatis pengetahuan dan tahapan perkembangannya pun sudah lebih maju lagi dari anak batita. Terutama perkembangan sosialnya, di mana anak sudah mulai berinteraksi dengan teman sebayanya. Jika diceritakan mengenai sesuatu hal, ia bisa menceritakan kembali dan bahkan mengembangkannya. Selain itu , anak usia ini sudah bisa menyalurkan hasrat ingin tahunya dengan kreatifitasnya, yaitu melalui permainan pura-pura bermain peran, seperti dokter: guru , pilot, polisi, dsb. Ia bisa melakukan permainan itu sendiri ataupun bersama teman-temannya. Bahkan anak juga sudah mampu menciptakan mainan sendiri, semisal pistol-pistolan dari koran bekas, kapal terbanglaut dan rumah-rumahan dari kertas1. Pendidikan anak seharusnya sudah dimulai pada usia dini. Berbagai hasil penelitian menyimpulkan bahwa perkembangan yang diperoleh pada usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak pada masa berikutnya para ahli psikologi perkembangan menyebutkan bahwa masa usia dini adalah merupakan masa emas atau golden age. Dari aspek pendidikan stimulasi dini merupakan hal yang sangat penting guna memberikan rangsangan terhadap seluruh aspek perkembangan anak, yang mencakup penanaman nilai-nilai dasar atau agama dan budi pekerti, pembentukan sikap disiplin atau kemandirian, dan pengembangan Gin Gin Nugraha, 2014 MENINGKATKAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGHIAS BARANG BEKAS DENGAN MEDIA DASAR BATOK KELAPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kemampuan dasar berbahasa, motorik, kognitif dan sosial. Untuk dapat terwujudnya seluruh aspek perkembangan anak tersebut, dan untuk menumbuhkan minat belajar anak, salah satunya diperlukan media pembelajaran Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas 2007 : 2. Seorang guru pada saat menyajikan informasi kepada anak usia dini harus menggunakan media agar informasi tersebut dapat diterima atau diserap anak dengan baik dan pada akhirnya diharapkan terjadi perubahan-perubahan perilaku berupa kemampuan-kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilan Depdiknas, 2005 : 103. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan wadah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani sesuai dengan sifat-sifat alami anak. Dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut maka diperlukan media pembelajaran yang berbentuk alat permainan karena prinsip belajar di PAUD adalah bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Dengan kegiatan bermain anak dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada pada dirinya. Dalam pengamatan yang dilakukan oleh peneliti ketika praktek mengajar menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa, jerami, dan ijuk di RA Al-Ihsan1 hasilnya kurang memuaskan. Hal Ini terlihat dari ciri-ciri anak yang kecenderungan meniru perintah dari guru sehingga kurang bisa mengembangkan kreativitasnya sendiri, membuat hasil karya meniru contoh dari guru, kurangnya Gin Gin Nugraha, 2014 MENINGKATKAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGHIAS BARANG BEKAS DENGAN MEDIA DASAR BATOK KELAPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu peserta didik dalam mewujudkan ide menjadi kenyataan, memilih mainan bukan berbahan alami. Intinya peserta didik kurang tertarik untuk belajar. Kurangnya peserta didik dalam mengembangkan imajinasinya. Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian, sehingga kreativitas peserta didik kurang terasah. Melihat hasil tersebut peneliti memodifikasi bahan pembelajaran dengan 3 media penunjang kreativitas dari bahan alam yang lain seperti lidi, daun ilalang, dan daun pisang. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti akan melakukan suatu kegiatan Penelitian Tindakan Kelas PTK action research berkaitan dengan pemanfaatan barang bekas dalam Meningkatkan Kreativitas Pada Anak Usia Dini melalui Pemanfaatan Barang Bekas Pada RA Al-Ihsan1 Kec. Bungbulang Kab. Garut. Penggunaan barang bekas Batok kelapa sebagai alternatif pengembangan kreativitas anak Dengan pemanfaatan barang bekas peserta didik dapat membangun dan meningkatkan kreativitasnya sendiri, Peserta didik dapat menuangkan imajinasi kreatif dalam menghias, Peserta didik bisa memanpaat bahan yang alami dan mudah didapat , Serta pemanfaatan barang bekas juga dapat melatih peserta didik untuk menjaga lingkungan sekitar. Melalui kegiatan pembelajaran dengan pemanfaatan barang bekas ini di harapkan dapat meningkatkan kreativitas peserta didik pada RA Al-Ihsan1 Kec. Bungbulang Kab. Garut. Mengacu pada inti permasalahan di atas, maka studi ini peneliti tuangkan dalam judul : “Meningkatkan Kreativitas Pada Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Menghias Barang Bekas Dengan Media Dasar Batok Kelapa”. Gin Gin Nugraha, 2014 MENINGKATKAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGHIAS BARANG BEKAS DENGAN MEDIA DASAR BATOK KELAPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kondisi objektif kreativitas anak di RA Al- Ihsan1? 2. Bagaimana penerapan kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa untuk meningkatkan kreativitas anak di RA Al- Ihsan1? 3. Bagaimana peningkatan kreativitas anak setelah penerapan kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa di RA Al-Ihsan1?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Kondisi objektif kreativitas anak di RA Al- Ihsan1. 2. Penerapan kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa, untuk meningkatkan kreativitas anak di RA Al- Ihsan1. 3. Peningkatan kemampuan kereativitas anak setelah penerapan kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa di RA Al-Ihsan1.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat menemukan dan mengembangkan strategi pembelajaran dengan pemanfaatan barang bekas untuk meningkatkan kreativitas anak. Lebih rinci lagi diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi: 1. Manfaat Teoritis Gin Gin Nugraha, 2014 MENINGKATKAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGHIAS BARANG BEKAS DENGAN MEDIA DASAR BATOK KELAPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Memberikan sumbangan keilmuan dalam memahami peningkatan kreativitas peserta didik di RA Al-Ihsan1 melalui pemanfaatan barang bekas. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peserta Didik  Memberikan pengalaman dan wawasan baru pada peserta didik dalam meningkatkan kreativitas belajar melalui pemanfataan barang bekas.  Memberikan pengalaman aktivitas motorik halus. b. Bagi Pendidik  Menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan kreativitas anak di RA Al-Ihsan1 melalui pemanfaatan barang bekas.  Memberikan gambaran kepada pendidik dalam menerapkan media dasar batok kelapa untuk meningkatkan kreativitas peserta didik di RA Al-Ihsan1 mulai dari pembuatan rancangan pembelajaran, pelaksanaan hingga evaluasi dari penerapan media dasar tersebut. c. Bagi RA Al- Ihsan1  Diharapkan dapat meningkatkan kualitas lulusan yang lebih baik.  Dapat dijadikan sebagai referensi dalam mengembangkan dan meningkatkan kreatifitas melalui media dasar batok kelapa.

E. Struktur Organisasi Penulisan

1. BAB I PENDAHULUAN