Penerimaan Usaha Keramba Jaring Apung KJA Ikan Nila dan Ikan Campuran

Adapun penyebab perbedaan total biaya antara ikan nila dan ikan campuran adalah harga bibit ikan mas pada KJA ikan campuran lebih tinggi daripada harga bibit ikan nila pada KJA ikan nila serta biaya transportasi pada petani ikan campuran lebih besar daripada biaya transportasi pada petani ikan nila.

5.3 Penerimaan Usaha Keramba Jaring Apung KJA Ikan Nila dan Ikan Campuran

Penerimaan usaha Keramba Jaring Apung KJA adalah jumlah produksi ikan yang dibesarkan dalam KJA dikalikan dengan harga masing-masing ikan tersebut.Untuk usaha KJA ikan nila, ikan nila dipanen dalam waktu 5-6 bulan.Harga ikan nila sebesar Rp 21.000 per kilogram. Petani sampel biasanya menjual ikan nila kepada agen setempat dimana agen itulah yang akan menjemput ikan dari KJA petani sampel tersebut. Begitu juga dengan usaha KJA ikan campuran, usaha KJA ikan campuran baik ikan nila maupun ikan mas dipanen secara bersamaan dalam waktu 5-6 bulan. Harga ikan nila sebesar Rp 21.000 sedangkan harga ikan mas sebesar Rp 30.000. Sama halnya dengan KJA ikan nila, petani sampel biasanya menjual ikan nila dan ikan mas kepada agen setempat dimana agen itulah yang akan menjemput ikan dari KJA petani sampel tersebut. Penerimaan rata-rata usaha KJA ikan nila dan ikan campuran dapat dilihat pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 14.Penerimaan Rata-Rata Usaha KJA Ikan Nila dan Ikan Campuran Selama Satu Periode Panen Tahun 2014 di Zona Bandar Saribu, Kelurahan Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horisan, Kabupaten Simalungun. No Jenis Usaha Uraian Ikan Nila Ikan Campuran Ikan Nila Ikan Mas Total 1 Rata – Rata Produksi Kg 2.196 1.500 673,33 2173,33 2 Hargakg Rp 21.000 21.000 30.000 3 Penerimaan Rp 46.108.696 31.500.000 20.200.000 51.700.000 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 3 dan 4 Tabel 14 menunjukkan bahwa penerimaan usaha KJA ikan campuran lebih besar yaitu Rp 51.700.000 daripada usaha KJA ikan nila sebesar Rp 46.108.696. Hal ini disebabkan karena harga jual ikan mas yang terdapat pada KJA ikan campuran lebih besar daripada ikan nila. Selisih penerimaan usaha KJA ikan campuran dengan usaha KJA ikan nila adalah sebesar Rp 5.591.304. Jenis usaha KJA ikan nila memiliki rata-rata produksi selama satu periode panen tahun 2014 sebesar 2.196 kg dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp 46.108.696sekali periode panen atau sekitar Rp 7.684.782,67bulan sedangkan untuk usaha KJA ikan campuran memiliki rata-rata produksi selama satu periode panen tahun 2014 sebesar 2.173 kg yang dibagi dalam 2 jenis ikan yaitu, ikan nila sebesar 1.500 kg dan ikan mas sebesar 673 kg dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp 51.700.000sekali periode panen atau sekitar Rp 8.616.666,67bulan. Perbedaan Penerimaan Usaha KJA Ikan Nila dan Usaha KJA Ikan Campuran Hasil analisis uji beda rata-rata penerimaan usaha KJA ikan nila dan ikan campuran dapat dilihat pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 15.Hasil Analisis Perbedaan Penerimaan Rata-Rata Usaha KJA Ikan Nila dan Ikan Campuran di Zona Bandar Saribu, Kelurahan Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horisan, Kabupaten Simalungun. Uraian Usaha KJA Ikan Nila Usaha KJA Ikan Campuran Penerimaan 46.108.696 51.700.000 Sig-t 0,005 α 0,05 Keterangan Sig-t ≤ 0,05 Sumber :Analisis Data Primer Lampiran 22 Tabel 15 menunjukkan bahwa penerimaan usaha KJA ikan nila dan ikan campuran memiliki nilai signifikansi t-hitung sebesar 0,005 ≤ 0,05, dimana H o ditolak H 1 Adapun penyebab perbedaan penerimaan ikan nila dan ikan campuran adalah harga jual ikan mas lebih tinggi daripada harga jual ikan nila dan produksi ikan nila pada KJA ikan campuran lebih besar daripada produksi ikan nila pada KJA ikan nila. diterima sehingga kesimpulannya adalah ada perbedaan penerimaan usaha KJA ikan nila dengan usaha KJA ikan campuran dapat diterima secara nyata.

5.4. Pendapatan Usaha Keramba Jaring Apung KJA Ikan Nila Dan Ikan Campuran