Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Landasan Teori 1.Produksi

merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan usaha yang akan dilaksanakan Suhaili, 1982. Ikan nila merupakan salah satu ikan yang dapat dipelihara dalam perairan Danau Toba khususnya dalam KJA. Ikan nila mempunyai nama latin Oreochromis niloticus. Nama genus Oreochromis.Menurut klasifikasi yang berlaku sebelumnya disebut Tilapia.Namun, di kalangan awam ikan nila disebut Tilapia nilotica. Ikan nila hitam Oreochromis niloticus merupakan jenis ikan air tawar yang mudah dikembangbiakkan dan adaptasinya yang tinggi terhadap perubahan lingkungan maupun kemudahan pemeliharaannya.Rasanya cukup gurih dan digemari masyarakat Indonesia. Pemeliharaan ikan nila juga dilakukan dengan jenis ikan lain, dengan syarat ikan yang dimasukkan tidak merupakan pesaing kompetitor atau pemangsa predator bagi nila Gufran, 2007. Pemeliharaan ikan mas di keramba jaring apung di Kelurahan Haranggaol dipadukan dengan pemeliharaan ikan nila.Hal itu disebabkan karena virus koi herpes yang berada di Danau Toba yang menyebabkan ikan mas tidak dapat bertahan hidup secara sendiri di KJA. Sehingga ikan mas dipadukan dengan ikan nila agar ikan mas dapat bertahan hidup.

1.2. Identifikasi Masalah

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kondisi eksisting budidaya KJA ikan nila dan ikan campuran di daerah penelitian? 2. Apakah terdapat perbedaan biaya usaha KJA ikan nila dan ikan campuran di daerah penelitian? 3. Apakah terdapat perbedaan antara penerimaan usaha KJA ikan nila dan ikan campuran di daerah penelitian? 4. Apakah terdapat perbedaan pendapatan usaha KJA ikan nila dan ikan campuran di daerah penelitian?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kondisi eksisting KJA ikan nila dan KJA ikan campuran di daerah penelitian. 2. Untuk menganalisis perbedaan biaya usaha KJA ikan nila dan ikan campuran di daerah penelitian. 3. Untuk menganalisis perbedaan penerimaan usaha KJA ikan nila dan ikan campuran di daerah penelitian. 4. Untuk menganalisis perbedaan pendapatan usaha KJA ikan nila dan ikan campuran di daerah penelitian.

1.4. Manfaat Penelitian

Universitas Sumatera Utara 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi petani KJA dalam meningkatkan pendapatan usaha keramba ikannya di daerah penelitian. 2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Klasifikasi Ikan Nila Dari banyaknya komoditas perikanan Indonesia, nila dapat dikatakan berprospek cerah karena sudah dikenal lama.Sejak diperkenalkan tahun 1970, ikan ini terus berkembang dan semakin populer di masyarakat. Bahkan kepopulerannya dapat mengalahkan jenis ikan lain yang sudah lebih dahulu hadir di Indonesia. Hal ini wajar saja karena nila tergolong ikan yang murah.Namun, sayang pembudidayaannya akhir-akhir ini banyak mengalami masalah.Nila yang ada sekarang berbeda dengan nila dahulu.Kualitasnya sekarang sudah menurun akibat keterbatasan pengetahuan dalam mengendalikan genetiknya Usni, 1998. Klasifikasi ikan nila berdasarkan ilmu taksonomi hewan sistem pengelompokkan hewan berdasarkan bentuk tubuh dan sifat-sifatnya sebagai berikut. Kingdom : Animalia Filum : Kordata Sub Filum : Vertebrata Kelas : Pisces Sub Kelas : Achanthopterigii Famili : Chichlidae Genus : Oreochromis Spesies : Oreochromis niloticus Ikan nila hitam. Saparinto, 2011 Universitas Sumatera Utara 2.1.2.Morfologi Ikan Nila Bentuk badan ikan nila oreochromis noloticus pipih ke samping memanjang, warna putih kehitaman, makin ke perut makin terang.mempunyai garis vertikal 9 – 11 buah warnahijau kebiruan.Pada sirip ekor terdapat 6 – 12 garis melintang yang ujungnya berwarna kemerah – merahan, sedangkan punggungnya terdapat garis – garis miring Saparinto, 2011. Mata ikan nila tampak menonjol agak besar dengan bagian tepi berwarna hijau kebiruan. Letak mulut ikan nila terminal, posisi sirip perut terhadap sirip dada thorocis, garis rusuk linea lateralis terputus menjadi dua bagian, letaknya memanjang di atas sirip dada, jumlah sisik pada garis rusuk 34 buah dan tipe sisik stenoid ctenoid, jari – jari siripnya adalah sebagai berikut: • Sirip punggung = 17 jari – jari keras dan 13 jari – jari lunak. • Sirip perut = 1 jari – jari keras melunak dan 5 jari – jari lemah. • Sirip dada = 15 jari – jari lemah. • Sirip anus = 3 jari – jari keras dan 10 jari – jari lunak. • Sirip ekor = 8 jari – jari keras melunak. Saparinto, 2011 2.1.3.Habitat dan Kebiasaan Hidup Ikan Nila Ikan nila hidup di perairan tawar, seperti sungai, danau, waduk, dan rawa, tetapi karena toleransinya yang luas terhadap salinitas, sehingga ikan ini dapat pula hidup dan berkembang biak di perairan payau dan air laut. Salinitas yang disukai antara 0 – 35 promil. Ikan nila air tawar dapat dipindahkan ke air asin dengan proses adaptasi yang bertahap. Kadar garam air dinaikkan sedikit demi Universitas Sumatera Utara sedikit.Pemindahan ikan nila secara mendadak ke dalam air yang kadar garamnya sangat berbeda seperti dari tawar ke laut dapat mengakibatkan stress dan kematian ikan Koes, 2009. Ikan nila yang masih kecil lebih tahan terhadap perubahan lingkungan dibanding dengan ikan yang sudah besar. Nilai pH air tempat hidup ikan nila berkisar antara 6 – 8,5.namun pertumbuhan optimalnya terjadi pada pH 7 – 8 Suyanto, 1994. Ikan nila dapat hidup di perairan yang dalam dan luas kolam maupun di kolam yang sempit dan dangkal.Nila juga dapat hidup di sungai yang tidak terlalu deras alirannya, di waduk, danau, rawa, sawah, tembak air payau, atau di dalam jaring terapung laut.Suhu optimal untuk ikan nila antara 25 C – 30

2.1.4. Klasifikasi Ikan Mas

C. Ikan mas Cyprinus carpio,Linn merupakan jenis ikan darat yang hidup di perairan dangkal yang mengalir tenang dengan suhu sejuk. Jenis ikan konsumsi air tawar banyak digemari masyarakat karena rasa dagingnya gurih dan memiliki kadar protein tinggi. Ikan mas yang lazim disebut ikan pertumbuhan yang relatif cepat, tahan terhadap penyakit dan parasit, adaptif terhadap lingkungan yang terbatas, dan kelambatan permulaan matang kelamin.kelambatan permulaan matang kelamin menyebabkan makanan yang dikonsumsi ikan mas lebih berorientasi pada pertumbuhan saja, bukan untuk pematangan sel kelamin dan reproduksi. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan ikan mas begitu diminati dan dapat mendatangkan keuntungan tersendiri bagi si pemeliharanya. Meski demikian, sejauh ini belum diketahui secara pasti asal-usul ikan yang populer dengan julukan ikan raja ini Tim Lentera, 2002. Universitas Sumatera Utara Sifatnya yang sangat adaptif terhadap lingkungan baru, menjadikan ikan mas dengan berbagai strain-nya banyak tersebar hampir di seluruh penjuru dunia. Untuk itu ikan mas banyak memiliki sebutan. Dalam bahasa Inggris disebut common carp. Di Pulau Jawa, ikan mas disebut sebagai ikan masmasan atau lauk mas. Sementara itu, di Sumatera, ikan mas lebih dikenal dengan sebutan ikan rayo atau ikan mameh Tim Lentera, 2002. Klasifikasi ikan mas berdasarkan ilmu taksonomi hewan sistem pengelompokkan hewan berdasarkan bentuk tubuh dan sifat-sifatnya sebagai berikut. Phylum Filum : Chordata Subphyllum Anak Filum : Vertebrata class Kelas : Pisces Subclass Anak Kelas : Actinopterygii Ordo Bangsa : Cypriniformes Subordo Anak Bangsa : Cyprinoidea Famili Suku : Cyprinidae Genus Marga : Cyprinus Species Jenis : Cyprinus carpio, L Tim lentera, 2002 2.1.5.Morfologi Ikan Mas Ciri-ciri morfologi adalah ciri-ciri yang menunjukkan bentuk dan struktur suatu organisme. Secara umum, karakteristik ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak memanjang dan sedikit memipih ke samping compressed. Sebagian besar tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik kecuali pada beberapa strain yang memiliki Universitas Sumatera Utara sisik. Muncungnya terletak di ujung tengah terminal dan dapat disembulkan protaktil.Pada bibirnya yang lunak terdapat dua pasang sungut Khairuman, 2002. 2.1.6.Habitat dan Kebiasaan Hidup Ikan Mas Ikan mas menyukai tempat hidup habitat di perairan air tawar yang tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, misalnya di pinggiran sungai atau danau. Ikan ini dapat hidup baik di ketinggian 150-600 m di atas permukaan laut. dpl dan pada suhu 25-30 o Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan Khairuman,2002. C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas terkadang juga ditemukan di perairan payau atau di muara sungai yang bersalinitas kadar garam 25-30 Khairuman,2002. Koi Herpes Virus KHV menyerang ikan mas yang berada di kawasan Danau Toba pada November 2004 membuat para petani ikan mas merugi. Kerugian tersebut tidak bisa ditutupi hanya dengan menunggu bantuan dari pihak luar, baik dari pemerintah atau lembaga non pemerintah melainkan dari petani ikan itu sendiri. Petani yang hidupnya bergantung kepada usahatani ikan mas tidak dapat memenuhi tenggat waktu pengosongan danau dari ikan mas selama 2 tahun yang berakhir pada bulan November 2006. Universitas Sumatera Utara

2.1.7. PT Aquafarm Nusantara

PT Aquafarm Nusantara adalah perusahaan Indonesia yang berdedikasi untuk budidaya ikan nila yang terpadu.PTAN beroperasi di 2 kepulauan, Sumatera dan Jawa. Terdapat satu pabrik pengolahan di setiap pulaunya, mengolah ikan budidaya dari pulau yang sama. Terdapat satu budidaya pembesaran ikan di Pulau Jawa.PTAN juga mengoperasikan pembenihanpendederan di Pulau Sumatera da pembenihan di Jawa Tengah.Seluruh ikan nila diproses dalam pabrik pengolahan menjadi produk beku untuk tujuan ekspor. Danau Toba untuk pembesaran ikan nila Oreochromis Niloticus Keramba Jaring Apung memiliki luas panjang 100 km dan kedalaman sampai dengan sekitar 500 meter.Danau Toba terletak di tengah bagian utara Sumatera di sekitar ketinggian 900m dpl. Terdapat unit budidaya lain dalam penerimaan badan air yang sama tetapi ini sangat jauh menyebar. Banyak dari unit budidaya lain berukuran kecil serta milik keluarga untuk dikonsumsi sendiri. Hanya sedikit atau tidak memproduksi ikan nila untuk ekspor Anonimus, 2012. 2.2. Landasan Teori 2.2.1.Produksi Soekartawi 1995 Faktor produksi mempunyai peranan penting dalam melaksanakan usaha keramba jaring apung.Pemilikan lahan yang semakin luas memberikan potensi yang besar dalam mengembangkan usahanya.Modal juga mempunyai peranan penting, digunakan untuk membeli sarana produksi seperti bibit, pakan, obat-obatan, dan lain-lain.Faktor produksi ini sangat mempengaruhi besar kecilnya biaya yang dikeluarkan dan produksi yang diperoleh.Dalam Universitas Sumatera Utara berbagai pengalaman menunjukkan bahwa faktor produksi lahan, tenaga kerja, dan modal adalah faktor penting diantara faktor produksi lainnya. Produksi merupakan hasil dari suatu proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan input. Dengan demikian, kegiatan produksi tersebut adalah dengan mengkombinasikan berbagai masukan untuk menghasilkan keluaran Agung dkk, 2008. 2.2.2.Biaya Produksi Suatu model fungsi biaya cost Function dapat digunakan untuk menilai tingkat pencapaian efisiensi usahatani. Asumsi dasar yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis fungsi biaya, yaitu: pertama, aspek usahatani merupakan unit analisis biaya. Kedua, harga masukan input dan produksi outout sebagai variabel faktor-faktor yang mempengaruhi biaya. Produksi berlangsung dengan jalan mengolah atau mendayagunakan masukan input menjadi keluaran output. Pemenuhan masukan input merupakan pengorbanan biaya yang tidak dapat dihindarkan untuk melakukan kegiatan produksi. Biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan untuk memproduksi suatu barang Hartono, 2002. Biaya merupakan penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan selama satu tahun. TC = FC + VC Universitas Sumatera Utara dimana: TC = Total Cost Total Biaya FC = Fixed Cost Biaya Tetap VC = Variabel Cost Biaya Variabel Biaya tetap tidak berubah walaupun adanya perubahan tingkat keluaran. Biaya ini tetap harus dibayar meskipun tidak ada keluaran produksi, dan hanya dapat dihapus dengan sama sekali menutupnya. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya bervariasi sesuai dengan variasi keluaran produksi yang dihasilkan.Semakin besar keluaran yang dihasilkan, maka biaya variabel juga semakin besar Pindyck, R.S. dan Daniel, L.R.. Biaya rata-rata dapat dihitung dengan membagikan biaya total TC dan produksi selama satu tahun. AC = TCQ Dimana: AC = Average Cost Biaya Rata-Rata TC = Total Cost Total Biaya Q = Output 2.2.3.Pendapatan Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. TR = Y. Py Universitas Sumatera Utara dimana: TR = total penerimaan Y = produksi yang diperoleh Py = harga Y Soekartawi, 2002. Pendapatan kotor usahatani gross farm income didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Pengeluaran total usahatani total farm expense didefinisikan sebagai nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam produksi. Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani disebut pendapatan bersih usahatani Soekartawi, 1995. Pendapatan merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya. Pd = TR – TC Dimana: Pd = Pendapatan TR = Total Revenue total penerimaan TC = Total Cost total biaya Soekartawi, 2002. Besarnya pendapatan yang diterima merupakan balas jasa atas tenaga kerja, modal yang dipakai, dan pengelolaan yang dilakukan. Balas jasa yang diterima pemilik faktor produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu misalnya satu musim panen atau satu tahun.Pendapatan usaha yang diterima berbeda untuk setiap orang, perbedaan pendapatan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor- Universitas Sumatera Utara faktor ini ada yang masih dapat diubah dalam batas-batas kemampuan petani atau tidak dapat diubah sama sekali. Faktor yang tidak dapat diubah adalah cuaca dan faktor alam seperti gempa yang dapat merusakkan KJA. Beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan dan dapat dilakukan perbaikan untuk meningkatkan pendapatan adalah luas lahan usaha, efisiensi kerja, dan efisiensi produksi.

2.3. Kerangka Pemikiran