24
baik, peralatan yang memadai, dan keuangan yang cukup. Jika hal-hal yang demikian itu tidak terpenuhi, maka mustahil tujuan dari pelayanan publik akan
tercapai dengan baik atau sesuai dengan harapan. 4. Faktor Masyarakat
Penyelenggaraan pelayanan diperuntukkan untuk masyarakat, dan oleh karenanya masyarakatlah yang memerlukan berbagai pelayanan dari
pemerintah sebagai penguasa pemerintahan. Dengan kata lain masyarakat memiliki eksistensi dalam pelayanan, karena dalam konteks kemasyarakatan
pelayanan publik berasal dari masyarakat dimana tujuan utamanya adalah untuk terciptanya kesejahteraan masyarakat seutuhnya.
5. Faktor Kebudayaan Penyelenggaraan pelayanan publik tidak bisa disamaratakan karena memiliki
perbedaan karakteristik pada masing-masing masyarakat di setiap daerahnya. Faktor kebudayaan dalam terciptanya penyelenggaraan pelayanan yang baik
pada dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku, nilai-nilai yang merupakan konsepsi abstrak mengenai apa yang baik, layak
dan buruk.
1.5.2.6 Pengaruh Profesionalisme Kerja Pegawai Terhadap Pelayanan Publik
Profesionalisme kerja pegawai dapat diartikan sebagai suatu kemampuan dan keterampilan seseorang dalam melaksanakan proses dan prosedur
pelaksanaan kegiatan pekerjaan yang dipercayakan menurut bidang dan tingkatan masing-masing sehingga menciptakan hasil yang baik dan maksimal.
Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
penerima pelayanan maupun pelaksanaan sesuai dengan standar dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Supaya pelayanan yang diberikan
dapat berjalan dengan efektif dan efisien serta memuaskan masyarakat maka perlu adanya peningkatan kerja pegawai pemerintah sebagai penyelenggaraan
pelayanan publik.
Universitas Sumatera Utara
25
Dalam mewujudkan visi dan misi suatu organisasi publik, maka profesionalisme kerja pegawai diperlukan karena dengan kondisi layanan yang
prima, maka secara otomatis tujuan organisasi akan mudah tercapai. Profesionalisme menunjuk pada kemampuan pegawai atau aparatur negara yang
bekerja secara maksimal sesuai dengan kemampuannya dan mampu mengatasi bidang pekerjaaannya secara efektif dan efisien. Dalam hal ini keprofesionalan
pegawai diharapkan dapat meningkatkan pelayanan publik yang pada akhirnya akan membawa masyarakat untuk tidak jenuh dan bosan dalam berurusan dengan
pegawai pemerintah dan image pemerintah di masyarakat tidak buruk. Dengan terciptanya profesionalisme kerja pegawai diharapkan terciptanya pula hasil
pelayanan yang berkualitas dimana kesejahteraan masyarakat menjadi prioritas utama penyelenggaraan pelayanan publik.
Profesionalisme kerja diukur melalui keahlian yang dimiliki seorang pegawai yang sesuai dengan kebutuhan tugas yang dibebankan oleh organisasi
kepada pegawai.
23
Hal ini aparatur negara yang bertugas harus menguasai secara tepat mekanisme kerja dan metode kerja yang ada, sehingga tujuan organisasi
dapat tercapai melalui peningkatan kualitas pelayanan kepada para pengguna jasa atau masyarakat yang ada ketika melakukan pengurusan terhadap masalah yang
dialami. Maka dengan adanya profesionalisme, kinerja pegawai atau individu secara langsung akan berpengaruh terhadap pemberian pelayanan kepada para
pengguna jasa atau masyarakat.
1.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang menghubungkan dua variabel atau lebih terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
23
Korten dan Alfonso dalam Hessel Nogi S. Tangklison, Manajemen Publik Jakarta: PT. Grasindo, 2005, hal. 231.
Universitas Sumatera Utara
26
relevan, belum berdasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
24
Adapun hipotesis yang dirumuskan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis Alternatif Ha Terdapat pengaruh yang positif antara profesionalisme kerja pegawai terhadap
pelayanan publik di Kantor Satuan Lalu Lintas Polres Kota Medan. 2. Hipotesis Nol Ho
Tidak terdapat pengaruh yang positif antara profesionalisme kerja pegawai terhadap pelayanan publik di Kantor Satuan Lalu Lintas Polres Kota Medan.
1.7 Definisi Konsep
Konsep adalah istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial.
25
Konsep atau pengertian merupakan unsur penting dalam suatu penelitian karena ini akan menyamakan pandangan antara penulis peneliti
dengan pembaca dalam pokok bahasan yang diuraikan. Dengan itu diharapkan tentang salah penafsiran dari pembaca dapat dihindarkan yang pada akhirnya
mempermudah penulis peneliti dalam menelaah istilah penelitian tersebut yaitu: 1 Profesionalisme kerja pegawai adalah kemampuan dan keterampilan pegawai
dalam melaksanakan proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan kerja yang dipercayakan kepada seorang pegawai sesuai dengan bidang, maupun
tingkatan masing-masing sehingga menciptakan hasil yang baik dan maksimal.
2 Pelayanan publik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh organisasi publik yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik berupa
barang atau jasa yang dilakukan sesuai dengan standar dan peraturan yang telah ditetapkan.
24
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Bandung: Alfabeta, 2005, hal. 70.
25
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey Jakarta: LP3ES, 1989, hal. 33.
Universitas Sumatera Utara
27
3 Surat Izin Mengemudi adalah bukti registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh Polri kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan administrasi,
sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas dan terampil menggunakan kendaraan bermotor sesuai dengan jenis kendaraan bermotor
yang digunakan.
1.8 Definisi Operasional
Defenisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel atau suatu informasi ilmiah yang amat
membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.
26
Definisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam bentuk
indikator-indikator agar lebih memudahkan operasionalisasi dari suatu penelitian. Penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu:
1. Variabel bebas atau independent variabel X yaitu : profesionalisme kerja pegawai yang diukur dengan menggunakan indikator-indikator sebagai
berikut: 1 Kompetensi aparatur yang dimiliki pegawai yang dilihat dari:
1 Pengetahuan knowledge dan keahlian skill dalam mengerjakan pekerjaan yang ditanggung jawabinya;
2 Keterampilan tertentu spesialisasi kerja yang dibutuhkan dalam bidang pekerjaan yang ditanggung jawabinya;
3 Tingkat pengalaman experience dalam melaksanakan tugas yang diberikan.
2 Loyalitas yang dimiliki pegawai yang dilihat dari: 1 Disiplin dalam memulai dan menyelesaikan pekerjaan yang
dikerjakan; 2 Menaati segala peraturan organisasi yang melandasi pekerjaan;
3 Melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh atasan; 4 Kebersediaan pegawai untuk membantu sesama rekan kerja.
26
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey Jakarta: LP3ES, 1989, hal. 46.
Universitas Sumatera Utara
28
3 Budaya organisasi yang dilihat dari 1 Kerangka kerja yang ada yang sudah efektif dalam pemberian
pelayanan kepada masyarakat yang yang menjadi pedoman tingkah laku sehari-hari dan membuat keputusan untuk karyawan;
2 Pimpinan memberikan pengarahan langsung tentang penyelesaian pekerjaan berdasarkan peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan
agar tercapai tujuan organisasi. 4 Performansi performance dapat diartikan
1 Adanya target dalam penyelesaian pekerjaan yang diberikan dalam pelayanan kepada masyarakat;
2 Keinginan pegawai untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi kerja.
5 Akuntabilitas accountability pegawai dilihat dari: 1 Integritas selalu memegang kode etik yang ditetapkan dalam
menjalankan tugas dan pekrjaan 2 Ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan;
3 Pemungutan biaya pelayanan publik harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; dan
4 Produk pelayanan publik.
2. Variabel terikat atau dependent variabel Y yaitu : pelayanan publik diukur dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut:
1 Bukti langsung Tangibles, yang meliputi a. Fasilitas fisik gedung perkantoran, ruang tunggu untuk customer,
komputer, dan lain-lain, perlengkapan dan sarana komunikasi telepon;
b. Pemakian seragam pegawai pada jam kerja, 2 Daya tanggap Responsiveness, dapat dilihat dari:
a. Respon terhadap masyarakat dengan baik dalam menghadapi tuntutan pelayanan yang maksimal;
b. Kesigapan para pegawai membantu dan melayani masyarakat,
Universitas Sumatera Utara
29
c. Kemudahan mengakses informasi. 3 Keandalan Reability, dapat dilihat dari:
a. kemampuan memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat;
b. penyelesaian pelayanan dengan cepat dan selesai pada waktu yang dijanjikan.
4 Jaminan Assurance, dapat dilihat dari: a. Penyelesaiaan pekerjaan yang baik berdasarkan prosedur;
b. Kemampuan memikul resiko pekerjaan yang dilakukan. 5 Empati Emphaty, dapat dilihat dari:
a. Mendengar keluhan masyarakat; b. Sikap pegawai dalam meberikan pelayanan;
c. Kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik kepada masyarakat.
1.9 Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi
konsep, definisi operasional, dan sistematika penulisan.
BAB II METODE PENELITIAN
Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, unit analisis dan informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisa data.
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum atau karakteristik lokasi penelitian yang relevan dengan penelitian berupa sejarah
singkat; visi, misi dan moto; strukur organisasi; tugas pokok dan
Universitas Sumatera Utara
30
fungsi Satlantas Polres Kota Medan; Prosedur dan Tata Cara Penerbitan Surat Izin Mengemudi.
BAB IV PENYAJIAN DATA
Bab ini berisikan tentang penyajian data yang dilakukan dengan menguraikan hasil data dari penelitian yang diperoleh dari
lapangan atau berupa dokumen yang akan dianalisis.
BAB V ANALISA DATA
Bab ini berisi tentang uraian atau pembahasan data-data yang diperoleh setelah melakukan penelitian.
BAB VI PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan yang dianggap penting bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
31
BAB II METODE PENELITIAN
2.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian
korelasional adalah metode penelitian yang meneliti hubungan antara variabel- variabel yang ada. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variabel
yang satu memiliki hubungan sebab akibat dengan variabel yang lain.
2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Satuan Lalu Lintas Polres Kota Medan di Jalan H.Arief Lubis No.1 Medan.
2.3 Populasi dan Sampel 2.3.1 Populasi
Dalam melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menentukan populasi yang akan diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
27
Kemudian populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang akan
diteliti.
28
Berdasarkan pengertian di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini sebanyak 50 orang yaitu pegawai yang diberi kuesioner di Kantor
Satuan Lalu Lintas Polres Kota Medan bagian pelayanan pengurusan Surat Izin Mengemudi SIM yang berjumlah 40 orang dan masyarakat yang diwawancara
27
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Bandung: Alfabeta, 2005, hal. 96.
28
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey Jakarta: LP3ES, 1989, hal. 152.
Universitas Sumatera Utara
32
yang telah menerima pelayanan pengurusan SIM di Kantor Satuan Lalu Lintas Polres Kota Medan dalam sebanyak 10 orang.
2.3.2 Sampel