commit to user 20
4 Heat Cramps
Heat Cramps merupakan kejang otot tubuh tangan dan kaki
akibat keluarnya keringat berlebih yang menyebabkan hilangnya garam natrium dari tubuh, yang kemungkinan besar disebabkan
karena minum terlalu banyak dengan sedikit garam natrium. 5
Heat Syncope atau Fainting Heat Syncope
atau Fainting merupakan keadaan yang disebabkan oleh karena aliran darah ke otak tidak cukup karena sebagian besar
aliran darah dibawa ke permukaan kulit atau perifer yang disebabkan karena pemaparan suhu tinggi.
6 Heat Exhaustion
Merupakan suatu keadaan yang terjadi apabila tubuh kehilangan cairan dan atau garam yang terlalu banyak. Gejalanya yaitu mulut
kering, sangat haus, lemah dan sangat lelah. Gangguan ini biasanya terjadi pada pekerja yang belum beraklimatisasi terhadap suhu udara
panas.
j. Pengendalian Lingkungan Kerja Panas
Untuk mengendalikan pengaruh pemaparan tekanan panas terhadap tenaga kerja perlu dilakukan koreksi tempat kerja, sumber-sumber panas
lingkungan dan aktivitas kerja yang dilakukan. Koreksi tersebut dimaksudkan untuk menilai secara cermat faktor-faktor tekanan panas
dan mengukur ISBB pada masing-masing pekerjaan sehingga dapat
commit to user 21
dilakukan langkah pengendalian secara benar. Di samping itu koreksi tersebut juga dimaksudkan untuk menilai efektivitas dari sistem
pengendalian yang telah dilakukan di masing-masing tempat kerja. Secara ringkas teknik pengendalian terhadap pemaparan tekanan panas di
perusahaan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1
Mengurangi faktor beban kerja dengan mekanisasi. 2
Mengurangi beban panas radian dengan cara : a
Menurunkan temperatur udara dari proses kerja yang menghasilkan panas.
b Relokasi proses kerja yang menghasilkan panas.
c Penggunaan tameng anti panas dan alat pelindung diri yang dapat
memantulkan panas. 3
Mengurangi temperatur dan kelembaban. Cara ini dapat dilakukan melalui ventilasi pengenceran dilution ventilation atau pendinginan
secara mekanis mechanical cooling. Cara ini telah terbukti secara dramatis dapat menghemat biaya dan meningkatkan kenyamanan, hal
ini diutarakan Bernard dalam Tarwaka dkk 2004. 4
Meningkatkan pergerakan udara, peningkatan pergerakan udara melalui ventilasi buatan dimaksudkan untuk memperluas pendingin
evaporasi, tetapi tidak boleh melebihi 0,2 mdetik. Sehingga perlu dipertimbangkan bahwa menambah pergerakan udara pada temperatur
yang tinggi 40ºC dapat berakibat pada peningkatan tekanan panas.
commit to user 22
5 Pembatasan terhadap waktu pemaparan panas dengan cara :
a Melakukan pekerjaan pada tempat panas pada pagi dan sore hari.
b Penyediaan tempat sejuk yang terpisah dengan proses kerja untuk
pemulihan. c
Mengatur waktu kerja-istirahat secara tepat berdasarkan beban kerja dan nilai ISBB Tarwaka dkk, 2004.
2.
Kelelahan Kerja a.
Pengertian Kelelahan Kerja
Kelelahan kerja adalah perasaan lelah dan adanya penurunan kesiagaan Grandjean dalam Setyawati, 2010.
Kelelahan kerja adalah respon total individu terhadap stress psikososial yang dialamai dalam satu periode tertentu dan kelelahan kerja
itu cenderung menurunkan prestasi maupun motifasi pekerja bersangkutan. Kelahan kerja merupakan kriteria yang lengkap tidak
hanya menyangkut kelelahan yang bersifat fisik dan psikis saja tetapi lebih banyak kaitannya dengan adanya penurunan kinerja fisik, adanya
perasaan lelah, penurunan motivasi dan penurunan produktifitas kerja Cameron dalam Setyawati, 2010.
Kelelahan kerja adalah suatu fenomena yang kompleks yang disebabkan oleh faktor biologi pada proses kerja serta dipengaruhi oleh
faktor internal maupun eksternal Chavalitsakulchai dan Shahvanaz dalam Setyawati, 2010.
commit to user 23
Kelelahan menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu tetapi semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan
penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh Tarwaka dkk, 2004. Dari sudut neurofisiologi diungkapkan bahwa kelelahan dipandang
sebagai suatu keadaan sistemik saraf sentral, akibat aktifitas yang berkepanjangan dan secara fundamental dikontrol aleh aktifitas
berlawanan antara sistem aktifasi dan sistem ihibisi pada batang otak Grandjean dan Kogi dalam Setyawati, 2010.
Perasaan lelah pada pekerja adalah semua perasaan yang tidak menyenangkan yang dialami oleh pekerja serta merupakan fenomena
psokososial. Latar belakang psikososial sangat berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan kerja dan terdapat hubungan yang erat antara derajat
gejala kelelahan dan derajat perasaan lelah Yoshitake dalam Setyawati, 2010.
Kata lelah fatigue menunjukkan keadaan tubuh fisik dan mental yang berbeda, tetapi semuanya berakibat kepada penurunan daya kerja
dan berkurangnya ketahanan tubuh untuk bekerja Suma’mur. 2009.
b. Jenis Kelelahan