commit to user 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi menghadirkan berbagai perubahan dan sekaligus tantangan yang perlu antisipasi sejak dini. Berbagai ciri yang menonjol dalam
setiap aspek kehidupan menimbulkan terjadinya kondisi yang kompetitif, adanya saling ketergantunganinterelasi yang melanda dunia, perlu kompetensi
baik dari kualitas produk barang atau jasa sekaligus juga unsur manusianya. Proses dalam industri jelas memerlukan kegiatan tenaga kerja sebagai unsur
dominan yang mengelola bahan bakumaterial, mesin, peralatan dan proses lainnya yang dilakukan di tempat kerja, guna menghasilkan suatu produk yang
bermanfaat bagi masyarakat Budiono, S., 2003. Industrialisasi akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi,
penggunaan bahan dan peralatan yang semakin kompleks dan rumit. Namun demikian, penerapan teknologi tinggi dan penggunaan bahan dan peralatan
yang beraneka ragam dan kompleks tersebut sering tidak diikuti oleh kesiapan sumber daya manusianya. Keterbatasan manusia sering menjadi faktor penentu
terjadinya musibah seperti kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan timbulnya penyakit akibat kerja. Kondisi-kondisi tersebut
ternyata telah banyak mengakibatkan kerugian jiwa dan material, baik bagi pengusaha, tenaga kerja, pemerintah dan bahkan masyarakat luas. Untuk
1
commit to user 2
mencegah dan mengendalikan kerugian-kerugian yang lebih besar, maka diperlukan langkah-langkah tindakan yang mendasar dan prinsip yang dimulai
dari perencanaan. Sedangkan tujuannya adalah agar tenaga kerja mampu mencegah dan mengendalikan berbagai dampak negatif yang timbul akibat
proses produksi. Sehingga akan tercipta lingkungan kerja yang sehat, nyaman, aman dan produktif Tarwaka dkk, 2004.
Suhu setempat dan eksistensi kehidupan sangat erat berhubungan. Demikian pula efek cuaca kerja kepada daya kerja. Efisiensi kerja sangat di
pengaruhi oleh cuaca kerja dalam daerah nikmat kerja, jadi tidak dingin dan kepanasan. Suhu nikmat demikian sekitar 24 - 26
o
C bagi orang-orang Indonesia Suma’mur, 2009.
Pekerja di dalam lingkungan panas, seperti di sekitar furnaces, peleburan, boiler
, oven, tungku pemanas atau bekerja di luar ruangan di bawah terik matahari dapat mengalami tekanan panas. Selama aktivitas pada lingkungan
panas tersebut, tubuh secara otomatis akan memberikan reaksi untuk memelihara suatu kisaran panas lingkungan yang konstan dengan
menyeimbangkan antara panas yang diterima dari luar tubuh dengan kehilangan panas dari dalam tubuh Tarwaka dkk, 2004.
Kondisi panas sekeliling yang berlebihan akan mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah angka
kesalahan kerja Nurmianto, 2008.
commit to user 3
Kelelahan kerja tidak dapat didefinisikan secara jelas tetapi dapat dirasakan sebagai perasaan kelelahan kerja disertai adanya perubahan waktu
reaksi yang menonojol maka indikator perasaan kelelahan kerja disertai adanya perubahan waktu reaksi yang menonjol maka indikator perasaan kelelahan
kerja dan waktu reaksi dapat dipergunakan untuk mengetahui adanya kelelahan kerja. Perasaan kelelahan kerja adalah gejala subyektif kelelahan kerja yang
dikeluhkan pekerja yang merupakan semua perasaan yang tidak menyenangkan Setyawati, 2010.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Sisca Sucianawati 2005 di PT. GE Lighting Indonesia Yogyakarta berdasarkan uji
statistik Indenpendent Sample T-Test untuk menguji pengaruh antara tekanan panas terhadap kelelahan kerja diperoleh hasil nilai yang signifikan bahwa ada
pengaruh tekanan panas terhadap kelelahan kerja. CV Rakabu Furniture Surakarta adalah industri yang bergerak di bidang
mebel dimana dalam proses produksinya menggunakan peralatan dan mesin- mesin. Dengan kondisi ruangan yang beratapkan asbes, kurangnya pemasangan
ventilasi serta adanya keluhan tenaga kerja selama proses yaitu cepat merasa lelah, mudah merasa haus, mudah mengantuk, sehingga mempengaruhi
produktivitas kerja selain itu panas di dalam ruangan juga ditambah dari mesin- mesin yang ada dalam ruangan ketika mesin-mesin dioperasikan.
Dari hasil survei awal dan observasi yang dilakukan penelitian di CV Rakabu Furniture Surakarta, peneliti telah melakukan pengukuran tekanan
commit to user 4
panas di ruang produksi dengan menggunakan alat ukur Area Heat Stress diperoleh Wet Bulb Globe Temperature WBGT in sebesar
30 ºC. Untuk beban kerja tenaga kerja dikategorikan beban kerja sedang yaitu 100 – 125
denyutmenit, dengan waktu kerja 7 jam dan istirahat 1 jam, maka termasuk dalam kategori waktu kerja 75 kerja 25 istirahat. Hasil pengukuran tekanan
panas tersebut dibandingkan dengan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-51MEN1999 mengenai standar iklim di Indonesia, hasilnya suhu di
dalam ruangan tersebut melebihi nilai ambang batas. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian
tentang hubungan antara tekanan panas dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja di CV Rakabu Furniture Surakarta.
B. Rumusan Masalah