Analisa Tekanan Panas di Tempat Kerja

commit to user 62 baik. Kondisi gizi kerja yang memadai sesuai dengan berat ringannya pekerjaan juga akan mempengaruhi tingkat kesehatan tenaga kerja.

B. Analisa Tekanan Panas di Tempat Kerja

Tekanan panas dapat menyebabkan terjadinya kelelahan dikarenakan suhu lingkungan yang tinggi, sehingga suhu tubuh akan naik. Hal itu akan menyebabkan hipotalamus merangsang kelenjar keringat sehingga tubuh akan mengeluarkan keringat. Dalam keringat terkandung bermacam-macam garam natrium klorida, keluarnya garam natrium klorida bersama keringat akan mengurangi kadarnya dalam tubuh, sehingga menghambat transportasi glukosa sebagai sumber energi. Hal itu akan menyebabkan penurunan kontraksi otot sehingga tubuh mengalami kelelahan Guyton, 2008. Dari hasil pengukuran di bagian produksi dengan menggunakan Area Heat Stress Monitor diketahui bahwa rata-rata WBGT in pada penelitian ini adalah 31,24 o C dengan WBGT in minimal adalah 28,4 o C dan WBGT in maksimal adalah 33,7 o C. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan NAB untuk tekanan panas di tempat tersebut. Untuk menetapkap NAB di tempat tersebut, terlebih dahulu kita harus mengetahui beban kerja pekerja di tempat tersebut. Kategori beban kerja pekerja bisa diketahui dari banyaknya denyut nadi perkerja per menit. Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa rata-rata denyut nadi pekerja sebanyak 90 kalimenit. Dengan denyut nadi tersebut maka termasuk kategori beban commit to user 63 kerja ringan. Selanjutnya kategori beban kerja tersebut dibandingkan dengan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Kep-51MEN1999 dengan pengaturan waktu kerja 75 kerja 25 istirahat untuk 7 jam kerja dengan beban kerja ringan. Dapat diketahui bahwa NAB tekanan panas sebesar 28ÂșC, maka bisa dikatakan bahwa tempat tersebut melebihi NAB yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan, karena kondisi ruangan yang beratapkan asbes, kurangnya pemasangan ventilasi serta adanya keluhan tenaga kerja selama proses yaitu cepat merasa lelah, mudah merasa haus, mudah mengantuk, sehingga mempengaruhi produktivitas kerja selain itu panas di dalam ruangan juga ditambah dari mesin-mesin yang ada dalam ruangan ketika mesin-mesin dioperasikan.

C. Analisa Kelelahan Kerja

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN TENUN DI PT. ALKATEX TEGAL

2 20 72

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON Hubungan Antara Beban Kerja Fisik Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi Tulangan Beton di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalen

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON Hubungan Antara Beban Kerja Fisik Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi Tulangan Beton di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalen

0 2 17

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN WEAVING DI PT. ISKANDAR Hubungan Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 3 16

HUBUNGAN STRESS KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN WEAVING DI PT. ISKANDAR Hubungan Stress Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Weaving Di Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 7 16

Hubungan Tekanan Panas dan Beban Kerja Fisik dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Wanita bagian Sewing CV. X Garment Sukoharjo.

0 0 10

Hubungan Tekanan Panas dan Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Weaving PT. Iskandar Indah Printing Textile.

0 0 11

Hubungan Tekanan Panas Dengan Kelelahan Kerja dan Stres Kerja Pada Pekerja Bagian Small Packagings 2di PT XKlaten.

0 0 13

Hubungan Tekanan Panas dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Bagian Produksi CV. Cahya Jaya Sukoharjo COVER

0 0 10

Hubungan Tekanan Panas dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Bagian Produksi CV. Cahya Jaya Sukoharjo NASKAH PUBLIKASI

0 0 12