Pemerolehan Kosa Kata Dasar Bahasa Indonesia pada kata Benda

30 ulang, sehingga menjadi ingatan bagi Dila yang menyebabkan Dila tidak mau melakukan hal menangistersebut karena mendapat hukuman, yaitu berupa cubitan dari Bundanya. Ketika melakukan penelitian dengan anak usia 3 ‒4 tahun, peneliti bukan hanya sekedar bertanya tetapi juga memperbaiki kosa kata yang salah dengan cara memberikan teguran halus kepada anak usia 3 ‒4 tahun . Peneliti memberikan sentuhan-sentuhan, seperti elusan di kepala dan salaman yang menandakan perjanjian. Anak diminta untuk berjanji melakukan sesuatu yang baik, sehingga anak akan selalu ingat dan melakukan hal yang diperintahkan kepadanya.

4.1.3 Pemerolehan Kosa Kata Dasar Bahasa Indonesia pada kata Benda

Kosa kata benda, ada dua jenis kata benda, yaitu kata benda kongrit dan kata benda abstrak. Kata benda konkrit adalah kata benda yang dapat disentuh, nyata. Misalnya tumbuhan-tumbuhan, hewan, dan benda-benda yang dapat dilihat seperti meja, sepatu, pensil, baju, rumah. Kata benda abstrak adalah kata benda yang tidak dapat dilihat, misalnya angin. Anak Usia 3 −4 tahun biasanya hanya mampu mengidentifikasi kata benda kongrit, karena mudah dikenali dan dapat disentuh oleh anak secara langsung. Pemerolehan kosakata dasar bahasa Indonesia pada kata benda sering dijumpai pada pemerolehan bahasa pertama. Benda-benda yang ada di lingkungan sekitar anak dengan mudah dapat diidentifikasi oleh anak. Peneliti dapat secara langsung menunjukkan benda-benda yang ada disekitarnya untuk dapat diucapkan oleh anak dan menjadi proses pemerolehan bahasa pada anak. Universitas Sumatera Utara 31 Contoh percakapan 1 Nama : Naysila, Usia : 4 Tahun Peneliti : Ini namanya apa ? 36 Naysila : Sepatu Peneliti : Kalau ini namanya apa? 37 Naysila : Pinsil pensil Peneliti : Sila pakai apa? 38 Naysila : Bando Peneliti : Sila duduk di mana? 39 Naysila : Bangku Peneliti : Naysila mandi pake apa? 40 Naysila : Didi salah satu merk sabun Peneliti : Boleh kakak lihat tasnya? Ada apa di dalam yah? sambil membuka tas 41 Naysila : Buku. Peneliti : Ini namanya apa? menunjuk sebuah benda 42 Naysila : Setip Peneliti : Cantik-cantik setip Naysila ya, beli dimana? 43 Naysila : Medan mol Medan Mall Peneliti : Setip Naysila gambar apa ya? 44 Naysila : Bunga. Peneliti : Ini namanya apa ya? menunjuk sebuah benda 45 Naysila : Raut rautan pensil Universitas Sumatera Utara 32 Peneliti : Pinternya Naysila, jaga baik-baik ya supaya gak ilang Naysila pintar ya, dijaga baik-baik ya supaya tidak hilang Data 36 sampai 45 menunjukkan bahwa Naysila sudah mampu mengidentifikasi benda-benda disekitarnya. Benda-benda yang tergolong dengan benda kongkrit, yang sering digunakannya dalam aktivitasnya sehari-hari, seperti sepatu, pensil, bando, bangku, didi sabun, buku, penghapus, bunga, dan rautan pensil. Pada data 43 Naysila mengidentifikasikan sebuah tempat yang sering dikunjunginya bersama keluarganya, yaitu Medan Mall. Naysila mengucapkan sabun dengan sebuatan didi. Didi merupakan salah satu merk sabun yang sering dipakai oleh Naysila. Maka, Naysila menggantikan kosa kata sabun menjadi didi. Hal ini terjadi karena kebiasaan Naysila yang menyebutkan sabun dengan didi. Lingkungannya membenarkan menyebutkan didi menjadi sabun. Hal ini bila diteruskan akan menjadi kebiasaan bagi Naysila, sehingga setiap sabun Naysila menyebutnya didi. Naysila juga telah mampu mengidentifikasi bentuk penghapusnya dengan bentuk bunga secara tepat. Naysila mampu mengidentifikasi bunga, misalnya berbentuk dan memiliki beraneka warna yang beragam dan indah dilihat. Naysila tergolong anak yang aktif dalam berkomunikasi, segala sesuatu yang ada disekitarnya dapat diungkapkannya dengan baik. Kejadian apapun yang dilakukannya sehari-hari akan diungkapkannya dengan baik, kosa kata Medan Mall pasti sering didengar oleh Naysila dari lingkungannya sehari-hari. Universitas Sumatera Utara 33 Contoh percakapan 2 Nama : Putri, Usia : 3 Tahun Peneliti : Put.... ini namanya apa? 46 Putri : Setip penghapus. Peneliti : Tadi ke sekolah naik apa ? 47 Putri : Keeta sepada motor Peneliti : Kalau ini namanya apa? 48 Putri : Hape Peneliti : Ini namanya apa? Yang Putri pakai? 49 Putri : Baju Peneliti : Kalau ini apa? menunjuk suatu benda 50 Putri : Lok rok Peneliti : Pintarnya, kalau perempuan pakai rok. Laki-laki pakai apa ya namanya? 51 Putri : Nana celana Peneliti : Ye… bertepuk tangan celana ya, nak. 52 Putri : Celana Peneliti : Bagus. Kalau ini namanya apa Putri? sambil menunjuk suatu benda 53 Putri : Eja meja Peneliti : Meja. Coba ulang, nak. 54 Putri : Meja Peneliti : Kalau ini namanya apa, nak? 55 Putri : Duduk Universitas Sumatera Utara 34 Peneliti : Namanya kursi untuk duduk. Kursi. Ulangi, nak. 56 Putri : Kursi Data 46 sampai 56 menunjukkan bahwa Putri sudah mampu menguasai benda-benda yang ada disekitarnya walaupun lafal pengucapannya belum jelas tetapi masih dapat dimengerti oleh peneliti. Kosa kata dasar yang dikuasai oleh Putri adalah Setip ‘penghapus’, keeta ‘sepeda motor’, hape ‘telepon genggam’, baju, rok, celana, meja, kursi. Putri yang masih berumur tiga tahun belum mengenal benda-benda apa saja yang ada disekitarnya. Putri mengungkapkan ‘kursi’ dengan ‘duduk’. Peneliti berusaha memperbaiki pemahaman kosa kata Putri dengan cara kembali mengucapkan kosa kata yang sesuai dan Putri mengikutinya dengan baik. Cara seperti ini efektif untuk menambah pemerolehan kosa kata anak. Dari data percakapan 50 dan 51 Putri sudah memiliki kemampuan untuk membedakan pakaian yang dipakai oleh anak laki-laki dan anak perempuan. Putri yang masih berumur tiga tahun, mampu mengatakan nana celana untuk laki-laki dan lok rok untuk pakaian perempuan. Putri dengan tepat mampu mengidentifikasikan kegunaan benda tersebut. Putri mampu dengan baik menyebutkan benda-benda seperti setip, keeta, hape, baju, lok, nana, meja, duduk, kursi itu semua disebabkan lingkungan tempat Putri berada pernah menemukan benda-benda tersebut, sehingga Putri tidak canggung atau pun bingung untuk dapat mengucapkannya. Universitas Sumatera Utara 35 Contoh percakapan 3 Nama : Dila, Usia : 4Tahun Peneliti : Dila tadi ke sekolah naik apa ? 57 Dila : Betcak becak. Peneliti : Dila pakai apa ? 58 Dila : Gelang Peneliti :Kalau yang Putri pakai apa namanya? menunjuk jilbab temannya 59 Dila : Tudung jilbab Peneliti : Dila kalau dirumah nonton apa? 60 Dila : Tipi TV Peneliti : Nonton apa di TV 61 Dila : Upin Ipin Peneliti : Terus nonton apa lagi? 62 Dila : Ponbob Sponsbob Peneliti : Dila kenapa suka Upin Ipin dan Sponsbob? 63 Dila : Kotak Peneliti : Dila tidur di mana? 64 Dila : Kamar Peneliti : Kalau tidur Dila pake apa? 65 Dila : Guling Dari data 57 sampai data 65 menunjukkan bahwa Dila sudah memeroleh kosakata dasar benda, yaitu sepatu, becak, gelang, jilbab, TV, upin ipin, sponsbob, kamar, dan guling. Anak sudah dapat mengucapkannya Universitas Sumatera Utara 36 disebabkan seringnya mereka melihat benda-benda tersebut di lingkungan sekitarnya, sehingga mereka mampu mengucapkannya dengan baik. Dila mampu mengidentifikasi benda-benda yang ada disekitarnya dengan baik, bukan hanya itu pemerolehan bahasa Dila juga bertambah dengan tokoh kartu yang disukainya. Aktivitas yang dilakukan oleh Dila setiap hari, seperti pergi ke sekolah naik becak, dan memakai guling ketika sedang tidur akan menjadi pemerolehan kosa kata dasar benda bagi Dila. Selain benda-benda yang berada di lingkungan sekitarnya, tontonan anak melalui media sosial juga memengaruhi perkembangan kosa kata anak. Seperti acara tontonan anak, upin ipin dan sponsbob yang sering di lihatnya di TV. Keluarga dalam hal ini perlu membatasi tontonan anak agar anak tetap terkendali dalam memilih acara TV yang dilihatnya setiap hari. Pemerolehan kosa kata dasar anak berasal dari apa yang dilihatnya setiap hari dan hal-hal yang mampu menarik perhatian anak. Seorang anak akan lebih baik jika diawasi dalam hal memilih acara TV yang akan dinikmatinya setiap hari agar anak dapat tetap terkendali dalam pemerolehan bahasa, sehingga setiap kosa kata yang dikeluarkannya sesuai dengan umurnya saat ini.

4.1.4 Pemerolehan Kosa Kata Dasar Bahasa Indonesia pada Kata Bilangan