25
Data 6 sampai 13 menunjukkan bahwa anak-anak paling mudah menguasai kosa kata kekerabatan, yaitu bunda, mama, kakek, dan adik. Khusus
untuk sebutan ibu, Naysila menyebutnya mama dan Dila menyebutnya bunda. Hal ini terjadi disebabkan kebiasaan yang telah diterapkan dalam lingkungan anak
sehari-hari, sehingga sebutan yang menunjukkan panggilan untuk orang yang sama menjadi berbeda.
4.1.2 Pemerolehan Kosa Kata Dasar Bahasa Indonesia pada kata Kerja
Kosa kata kerja adalah kosa kata yang abstrak bagi anak. Anak tidak bisa melihat benda yang nyata untuk menandakan sebuah kata kerja. Anak
mengidentifikasi kosa kata kerja dengan ikut serta melakukan hal-hal yang sesuai dengan kosa kata tersebut. Gerakan-gerakan yang sering dilihat dan dilakukan
oleh anak akan sangat mudah untuk diidentifikasi anak, sehingga menghasilkan kosa kata dasar yang dikuasai oleh anak.
Pemerolehan kosa kata dasar bahasa Indonesia pada kata kerja dapat berkembang bila sering melakukan aktivitas yang sama setiap harinya.
Pemerolehan kosa kata kerja merupakan pemerolehan yang sering diperoleh anak dari lingkungannya, sehingga dapat dianalisisdengan baik.
Contoh percakapan 1 Nama: Naysila, Usia : 4 tahun Peneliti
: Syla ke sini tadi naik apa ? 14Naysila
: Jalan berjalan. Peneliti
: Itu apa namanya yang dipegang kakak ?
Universitas Sumatera Utara
26
15 Naysila : Minum termos minuman Peneliti
: Mama lagi apa? 16 Naysila : Ayunan berayun
Peneliti : Kakak Syla lagi apa?
17 Naysila : Tulis menulis. Peneliti : Itu kawannya lagi ngapain ya? menunjuk salah satu temannya
18 Naysila : Nyanyi bernyanyi. Peneliti: Naysila datang ke sekolah mau ngapain, nak?
19 Naysila : Lajar belajar Peneliti : Naysila pulang sekolah ngapain, nak?
20 Naysila : Makan, bobok makan, tidur Peneliti :Habis bobok ngapain lagi? setelah tidur melakukan apa lagi?
21 Naysila : Mandik mandi.
Data 14 sampai 21 menunjukkan bahwa Naysila sudah mampu menjawab peneliti dengan benar. Kosa kata yang diperoleh oleh Naysila
merupakan kosa kata yang sering dilihatnya dalam aktivitasnya sehari-hari, misalnya, jalan, minum, berayun, menulis, bernyanyi, belajar, makan, tidur, dan
mandi. Naysila yang sudah terbiasa melakukan hal yang sama setiap hari dan
sudah menjadi rutinitasnya tidak lagi sulit menceritakan atau menyebutkan kosa kata yang berhubungan dengan kosakata kerja. Pemerolehan kosa kata Naysila
dapat berkembang dengan baik disebabkan seringnya Naysila melakukan hal yang
Universitas Sumatera Utara
27
sama sehari-hari dan menjadi kebiasaan yang menghasilkan pemerolehan bahasa bagi anak.
Contoh percakapan 2 Nama : Putri, Usia : 3 Tahun Peneliti : Putri lagi apa ?
22 Putri : Duduk
Peneliti : Bunda mana?
23 Putri : Pigi pergi
Peneliti : Putri sukanya makan apa?
24 Putri : Makan ayam kentaki
Peneliti : Putri uda bisa makan sendiri?
25 Putri : Cuap disuapi
Peneliti : Mata gunanya apa putri?
26 Putri : Lihat melihat
Peneliti : Kaki gunanya untuk apa ya?
27 Putri : Gini menunjukkan gerakkan kaki
Peneliti :Pintar sekali ya. Kalau begitu namanya berjalan
mengelus kepala anak Peneliti
: Hidung gunanya untuk apa ya? 28 Putri
: Cium Mencium
Dari data percakapan 22 sampai 28 dengan Putri terlihat Putri belum sempurna mengucapkan kosa kata kerja yang diucapkannya. Putri masih perlu
Universitas Sumatera Utara
28
banyak berlatih untuk mengucapkan kosa kata yang benar, masih perlu bimbingan dari keluarga dan guru di sekolah. Pada percakapan Putri memiliki sikap pemalu
dibandingkan dengan teman-temannya yang lain, oleh karena itu peneliti harus melakukan pendekatan yang lebih banyak kepada Putri.
Pada data percakapan 27 Putri belum mampu mengucapakan kosa kat berjalan dengan baik, tetapi putri mengerti maksud pertanyaan peneliti. Putri
berusaha menjawab pertanyaan dengan menggunakan gerakan, sehingga peneliti memberitahukan penggunaan kosa kata yang benar.
Putri sudah mampu mengucapkan kosa kata dasar bahasa Indonesia pada kata kerja. Putri memeroleh kosa kata kerja dengan diberi rangsangan berupa kata
kerja yang dilakukan oleh bagian tubuh manusia, sehingga putri yang berusia tiga tahun mampu menjawabnya dan memberikan respon positif kepada peneliti,
misalnya, mata digunakan untuk melihat, kaki digunakan untk berjalan, hidung digunakan untuk mencium. Kosa kata mencium ditujukan untuk mencium bau-
bauan.
Contoh percakapan 3 Nama : Dila, Usia : 4 Tahun Peneliti
: Dila lagi apa ? 29 Dila
: Lagi tulis sedang menulis. Peneliti
: Habis ini Dila mau ngapain? 30 Dila
: Makan Peneliti
: Dila pulang sekolah ngapain? 31 Dila
: Nonton menonton
Universitas Sumatera Utara
29
Peneliti : Kalau di sekolah miss ngapain ya?
32 Dila : Belajar
Peneliti : Kalau Dila di sekolah itu belajar, tapi ibu guru mengajari
Dila supaya pintar, gitu ya nak. sambil mengelus kepala Peneliti
: Dila pernah nangis di rumah? 33 Dila
: Nangis menangis Peneliti
: Kalau Dila nangis diapain sama bunda? 34 Dila
: Cubit Peneliti
: Dila mau nangis lagi, nak? 35 Dila
: Gak, nanti cubit Bunda. Peneliti
: Pintar, Dila janji ya sambil menyalam anak
Dari data 29 sampai 35 menunjukkan bahwa anak sudah dapat
memeroleh kosakata dasar kata kerja, kosa kata yang dikuasai anak merupakan kosa kata yang sering dilakukannya, misalnyaduduk, pergi, makan, tulis, nonton,
belajar, nangis, dan cubit. Percakapan ini dilakukan antara peneliti dan Dila yang sedang berada
didalam ruang kelas. Dila sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya dan peneliti menanyakan aktivitas Dila setelah pulang sekolah. Dila mampu
mengucapkan kosa kata dasar kerja dengan benar, menunjukkan aktivitas yang dilakukan di sekolah belajar dan aktivitas di rumah nonton.
Pada percakapan 34 dan 35 Dila, mengucapkan kalimat sederhana Gak nanti cubit Bunda. Hal ini menunjukkan suatu aktivitas yang dilakukan berulang-
Universitas Sumatera Utara
30
ulang, sehingga menjadi ingatan bagi Dila yang menyebabkan Dila tidak mau melakukan hal menangistersebut karena mendapat hukuman, yaitu berupa cubitan
dari Bundanya. Ketika melakukan penelitian dengan anak usia 3
‒4 tahun, peneliti bukan hanya sekedar bertanya tetapi juga memperbaiki kosa kata yang salah dengan cara
memberikan teguran halus kepada anak usia 3 ‒4 tahun . Peneliti memberikan
sentuhan-sentuhan, seperti elusan di kepala dan salaman yang menandakan perjanjian. Anak diminta untuk berjanji melakukan sesuatu yang baik, sehingga
anak akan selalu ingat dan melakukan hal yang diperintahkan kepadanya.
4.1.3 Pemerolehan Kosa Kata Dasar Bahasa Indonesia pada kata Benda