Perputaran Modal Kerja terhadap Likuiditas pada Perusahaan Real Estate
dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba untuk merumuskan masalah sebagai
berikut: “Apakah perputaran modal kerja yang terdiri dari perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan secara
parsial dan simultan terhadap likuiditas pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh signifikansi antara perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan baik secara
parsial maupun simultan terhadap likuiditas pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Pihak peneliti, untuk memperluas wawasan penulis di dalam bidang akuntansi mengenai perputara modal kerja yang terdiri dari perputaran
kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap likuiditas perusahaan,
b. Pihak praktisi, sebagai masukan dan pertimbangan untuk pengambilan
keputusan jangka pendek dalam mempertahankan likuiditas perusahaan. c.
Pihak peneliti selanjutnya, penelitian ini menjadi bahan referensi dan dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
2.1 Modal Kerja
2.1.1 Pengertian Modal Kerja
Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai
kegiatan operasional perusahaan sehari-hari Sawir, 2005:129. Riyanto 2001:58 mengemukakan pengertian modal kerja terdapat beberapa konsep
yaitu: a.
Konsep Kuantitatif
Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang
sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimulai dari yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang
pendek. Dengan demikian modal kerja dalam konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar atau sering disebut dengan modal
kerja bruto gross working capital.
b. Konsep Kualitatif
Dalam konsep ini pengertian modal kerja juga dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar atau utang yang harus segera dibayar.
Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar itu harus disediakan untuk memenuhi kewajiban finansial yang harus segera dibayar dimana
bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk membayar operasi perusahaan untuk menjaga likuiditasnya. Oleh karena itu modal kerja
menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membayar operasi perusahaan mampu
mengganggu likuiditasnya yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas utang lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering
disebut modal kerja neto net working capital.
c. Konsep Fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam
perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Pendapatan
Universitas Sumatera Utara
yang dimaksud adalah pendapatan dalam satu periode akuntasi current income bukan periode berikutnya future income. Modal kerja yang
baru akan menghasilkan pendapatan dimasa yang akan datang sering disebut dengan modal kerja potensil. Yang termasuk dalam modal kerja
potensil adalah: Efeksurat berharga, dan bagian laba dari saldo piutang dagang.Sedangkan dana yang sebagian modal kerja dan sebagian non
modal kerja adalah dana yang diinvestasikan dalam Aktiva tetap.
Berdasarkan konsep diatas, definisi modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan
investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi
hutang lancar yang digunakan untuk melindungi aktiva lancar. Modal kerja
ditentukan dengan cara menghitung perputaran elemen-elemen pembentuk modal kerja seperti perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran
persediaan.
2.1.2 Fungsi Modal Kerja
Fungsi modal kerja adalah sebagai berikut: a.
Modal kerja menampung kemungkinan akibat buruk yang ditimbulkan karena penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan
nilai piutang yang diragukan dan yang tidak dapat ditagih atau penurunan nilai persediaan.
b. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar
semua utang lancarnya tepat pada waktunya dan untuk memanfaatkan potongan tunai. Dengan menggunakan potongan tunai maka jumlah
yang akan dibayarkan uttuk pembelian barang menjadi berkurang.
Universitas Sumatera Utara
c. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk
memelihara “Credit standing” perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya bank dan para kreditor akan kelayakan perusahaan
untuk memelihara kredit. Disamping itu modal kerja yang mencukupi memungkinkan perusahaan untuk menghadapi situasi darurat seperti
pemogokan, banjir, dan kebakaran. d.
Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit kepada para pembeli. Kadang-kadang perusahaan harus memberikan kepada
para pembelinya syarat kredit yang lebih lunak dalam usaha membantu para pembeli yang baik untuk membiayai operasinya.
e. Memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan persediaan pada
suatu jumlah yang mencukupi untuk melayani kebutuhan para pembeli dengan lancar.
f. Memungkinkan pimpinan perusahaan untuk menyelenggarakan
perusahaan lebih efisien dengan jalan menghindarkan kelambatan dalam memperoleh bahan, jasa dan alat-alat yang disebabkan karena
kesulitan kredit.
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Modal Kerja
Faktor-Faktor yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja adalah sebagai berikut:
a. Sifat atau jenis perusahaan kebutuhan modal kerja tergantung pada
jenis dan sifat dari usaha yang dijalankan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi dan memperoleh barang
yang akan dijual. Ada hubungan langsung antara jumlah modal kerja dan jangka waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang yang
akan dijual pada pembeli. Semakin lama waktu yang diperlukan untuk memperoleh barang, atau semakin lama waktu yang diperlukan untuk
memperoleh barang dari luar negeri, jumlah modal kerja yang diperlukan juga akan semakin besar.
c. Cara-cara atau syarat-syarat pembelian dan penjualan. Kebutuhan
modal kerja perusahaan dipengaruhi oleh syarat pembelian dan penjualan. Semakin banyak diperoleh syarat kredit untuk membeli
bahan dari pemasok maka lebih sedikit modal kerja yang ditanamkan dalam persediaan. Sebaliknya, semakin longgar syarat kredit yang
diberikan pada pembeli maka akan lebih banyak modal kerja yang ditanamkan dalam piutang.
d. Perputaran persediaan. Semakin cepat persediaan berputar maka
semakin kecil modal kerja yang diperlukan. Pengendalian persediaan yang efektif diperlukan untuk memelihara jumlah, jenis, dan kualitas
barang yang sesuai dan mengatur investasi dalam persediaan. Disamping itu biaya yang berhubungan dengan persediaan juga
berkurang. e.
Perputaran piutang. Kebutuhan modal kerja juga dipengaruhi jangka waktu penagihan piutang. Apabila penagihan piutang dilakukan secara
efektif maka tingkat perputaran piutang akan tinggi sehingga modal
Universitas Sumatera Utara
kerja tidak akan terikat dalam waktu yang lama dan dapat segera digunakan dalam siklus usaha perusahaan.
f. Siklus Usaha Konjungtur. Dalam masa “prosperti” konjungtur
tinggi, perusahaan akan berupaya untuk membeli barang mendahului kebutuhan untuk memperoleh harga yang rendah dan memastikan
adanya persediaan yang cukup, sehingga dalam masa tersebut diperlukan modal kerja yang besar. Sebaliknya, dalam masa “depresi”
konjungtor menurun maka volume usaha turun dan banyak perusahaan harus menukar persediaan dan piutang menjadi uang.
g. Musim. Apabila perusahaan tidak dipengaruhi musim, maka
penjualan tiap bulan rata-rata sama. Namun, apabila dipengaruhi musim, perusahaan memerlukan sejumlah modal kerja yang
maksimum untuk jangka relatif pendek.
2.1.4 Perputaran Modal Kerja
Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan. Selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan
beroperasi. Periode perputaran modal kerja working capital turnover period dimulai disaat dimana kas diinvestasikan dalm komponen-komponen modal
kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut, makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya.
Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung pada berapa lama periode perputaran masing-masing komponen modal kerja tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat
diperoleh perusahaan jumlah rupiah untuk tiap modal kerja. Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang
mungkin disebabkan rendanhnya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kass yang terlalu besar.
Penjualan dengan modal kerja diantaranya terdapat hubungan yang erat. Bila volume penjualan naik investasi persediaan dan piutang juga meningkat,
ini berarti juga meningkatkan modal kerja. Untuk menguji efesiensi penggunaan modal kerja, penganalisa dapat menggunakan perputaran modal
kerja working capital turnover. Perputaran Modal Kerja yaitu rasio yang memperlihatkan adanya keefektifan modal kerja dalam pencapaian penjualan.
Riyanto 2002:335 merumuskan formula untuk menghitung perputaran modal kerja sebagai berikut:
Penjualan Perputaran Modal Kerja =
Aktiva Lancar – Hutang Lancar
2.2 Kas