Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Return On Asset (ROA) pada Perusahaan-Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN REAL
ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Oleh
NAMA : JUNI SISWANTO
NIM : 060503017
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul, “Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Return On Asset (ROA) pada Perusahaan-Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)” adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, dan benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Mei 2010 Yang Membuat Pernyataan,
Juni Siswanto NIM. 060503017
(3)
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, keselamatan, kekuatan kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Skripsi ini berjudul Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Return On Asset (ROA) pada Perusahaan-Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini.
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. selaku Ketua Departemen
Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Wahidin Yasin, M.Si, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan, dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.
(4)
4. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak dan Ibu Dra. Salbiah, MM, Ak selaku dosen penguji dan pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
5. Seluruh staf pengajar Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna kepada penulis serta seluruh staf pegawai dan administrasi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
6. Ayah dan Bunda tersayang, Siswanto dan Lisnor Sinaga. Terima kasih untuk
kasih sayang, doa yang tak pernah putus, didikan, dukungan, semangat, maupun materi yang selau diberikan untuk Ananda, hanya Allah SWT yang dapat memberikan balasanan atas kerja keras Ayah dan Bunda.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Mei 2010 Penulis
Juni Siswanto NIM. 060503017
(5)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja (working capital turnover) terhadap return on asset (ROA). Penelitian ini meneliti variabel independen, yaitu perputaran modal kerja, dan variabel dependen yaitu
return on asset (ROA). Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian
dilakukan pada 30 perusahaan yang memiliki kriteria pengambilan sampel dari 46 perusahaan-perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI.
Penelitian menganalisis hubungan antara perputaran modal kerja dengan
return on asset (ROA). Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi
linear sederhana. Uji statistik juga dilakukan dengan uji t, dimana sebelum uji ini dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Uji t ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perputaran modal kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return on asset (ROA) pada perusahaan-perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Eken Indonesia (BEI).
Kata Kunci: Perputaran Modal Kerja ( working capital turnover) dan Return On Asset (ROA)
(6)
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of rotation of working capital (working capital turnover) against the return on assets (ROA). Research inimeneliti independent variables, namely the working capital turnover, and the dependent variables, namely return on assets (ROA). This research was conducted at real estate companies and property listed in Indonesia Stock Exchange (BEI). The study was conducted on 30 companies that have the criteria for taking samples from 46 real estate companies and property listed on the BEI.
The study analyzed the relationship between the rotation of working capital with return on assets (ROA). Hypothesis testing is done by simple linear regression analysis. Statistical tests were also conducted with the t test, which before the test was conducted, first performed classical assumption. The t test was aimed to investigate the influence of these variables are free to the dependent variable The results showed that the velocity modalkerja has no significant effect on return on assets (ROA) in the real estate companies and property listed on the BEI.
Keywords: Working Capital Turnover (Working Capital turnover) Return On Asset (ROA)
(7)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... KATA PENGANTAR ... ABSTRAK ... ABSTRACT ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ...
BAB I PENDAHULUAN ...
A. Latar Belakang Masalah ... B. Perumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian... D.. Manfaat Penelitian ...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...
A. Tinjauan Teoritis ... 1. Pengertian Modal ... 2. Pengertian Modal Kerja ... 3. Jenis- Jenis Modal Kerja ... 4. Fungsi Modal Kerja ... 5. Sumber Modal Kerja ...
i ii iv v vi ix x xi 1 1 5 6 6 7 7 7 7 9 10 11
(8)
6. Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja ... 7. Manajemen Modal Kerja ... 8. Pentingnya Modal Kerja... 9. Perputaran Modal Kerja ... 10. Profitabilitas... 11. Return On Asset (ROA)... 12. Analisis Laporan Keuangan ... B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... C. Kerangka Konseptual ... 1. Kerangka Konseptual ... 2. Hipotesis Penelitian ...
BAB III METODE PENELITIAN ...
A. Jenis Penelitian ... B. Populasi dan Sampel Penelitian ... C. Jenis Data ... D. Teknik Pengumpulan Data ... E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 1. Definisi Operasional ... 2. Pengukuran Variabel ... F. Metode Analisis Data ... 1. Pengujian Asumsi Klasik ...
a. Uji Normalitas Data ...
11 13 14 16 17 18 19 22 26 26 28 29 29 29 32 32 32 32 33 34 34 34
(9)
b.Uji Autokorelasi ...
c. Uji Heteroskedastisitas ...
2. Pengujian Hipotesis... G. Jadwal Penelitian ...
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ...
A. Data Penelitian ... B. Analisis Hasil Penelitian ... 1. Analisis Statistik Deskriptif ... 2. Uji Asumsi Klasik ... a. Uji Normalitas ... b. Uji Autokorelasi ... c. Uji Heteroskedastisitas ... 3. Analisis Regresi ... a. Persamaan Regresi ... b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi .... c. Pengujian Hipotesis... 4. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian ...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...
A. Kesimpulan ... B. Saran ...
36 36 37 38
39 39 39 39 41 41 44 46 48 48 49 51 52
54 54 55
(10)
DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...
56 58
(11)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7
Penelitian Terdahulu ... Daftar Sampel Penelitian ... Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... Jadwal Penelitian ... Statistik Deskriptif ... Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov Smirnov Test Hasil Uji Autokorelasi ... Hasil Analisis Regresi ... Pedoman memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... Hasil Uji t ...
23 30 33 38 40 44 43 47 45 46 51
(12)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3
Kerangka Konseptual. ... Histogram. ... Grafik Normal Plot... Hasil Uji Heteroskedastisitas ...
27 42 43 46
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran i
Lampiran ii Lampiran iii Lampiran iv Lampiran v Lampiran vi Lampiran vii Lampiran viii Lampiran 9 Lampiran 10
Daftar Sampel Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2007-2008 ... Tabulasi Hasil Rasio Return On Asset (ROA) ... Tabulasi Hasil Working Capital Turnover ... Statistik Deskriptif ... Hasil Uji Normalitas dengan Histogram... Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot ... Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Hasil Uji Autokorelasi ...
Hasil Uji Heteroskedastisitas ... Hasil Uji t ...
58 60 61 62 63 64 65 66 67 68
(14)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja (working capital turnover) terhadap return on asset (ROA). Penelitian ini meneliti variabel independen, yaitu perputaran modal kerja, dan variabel dependen yaitu
return on asset (ROA). Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian
dilakukan pada 30 perusahaan yang memiliki kriteria pengambilan sampel dari 46 perusahaan-perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI.
Penelitian menganalisis hubungan antara perputaran modal kerja dengan
return on asset (ROA). Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi
linear sederhana. Uji statistik juga dilakukan dengan uji t, dimana sebelum uji ini dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Uji t ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perputaran modal kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return on asset (ROA) pada perusahaan-perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Eken Indonesia (BEI).
Kata Kunci: Perputaran Modal Kerja ( working capital turnover) dan Return On Asset (ROA)
(15)
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of rotation of working capital (working capital turnover) against the return on assets (ROA). Research inimeneliti independent variables, namely the working capital turnover, and the dependent variables, namely return on assets (ROA). This research was conducted at real estate companies and property listed in Indonesia Stock Exchange (BEI). The study was conducted on 30 companies that have the criteria for taking samples from 46 real estate companies and property listed on the BEI.
The study analyzed the relationship between the rotation of working capital with return on assets (ROA). Hypothesis testing is done by simple linear regression analysis. Statistical tests were also conducted with the t test, which before the test was conducted, first performed classical assumption. The t test was aimed to investigate the influence of these variables are free to the dependent variable The results showed that the velocity modalkerja has no significant effect on return on assets (ROA) in the real estate companies and property listed on the BEI.
Keywords: Working Capital Turnover (Working Capital turnover) Return On Asset (ROA)
(16)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang dirasakan adalah persaingan yang semakin tajam khususnya dalam dunia usaha. Persaingan dalam dunia usaha merupakan faktor ekstern yang tidak dapat dihindari dan tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Namun, demi mempertahankan keberadaannya, suatu perusahaan dapat melakukan upaya-upaya intern perusahaan. Upaya intern yang dapat dilakukan antara lain dengan memaksimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Dengan adanya pemanfaatan seluruh sumber daya yang ada dengan baik dan efisien, maka laba atau profit yang menjadi tujuan utama perusahaan dapat diperoleh, baik itu perusahaan dagang, perusahaan jasa, maupun perusahaan manufaktur. Tanpa diperolehnya laba, perusahaan tidak dapat memenuhi tujuan lainnya yaitu berkembang (growth), bertahan hidup (going
concern), dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility). Laba
yang menjadi tujuan utama perusahaan dapat dicapai dengan penjualan barang dan jasa. Semakin besar penjualan barang dan jasa, maka laba yang dihasilkan oleh perusahaan juga akan semakin besar. Kelangsungan hidup perusahaan (going concern) dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain profitabilitas perusahaan itu sendiri. Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan
(17)
dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Menurut Warren (2005:704) ”profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba secara efektif dan efisien dari aktivitas operasinya”.
Ada beberapa ukuran yang dipakai untuk melihat kondisi profitabilitas suatu perusahaan, antara lain dengan menggunakan tingkat pengembalian
aktiva (return on asset) atau biasa disingkat dengan ROA. ROA dapat
dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui seberapa mampu perusahaan memperoleh laba yang optimal dilihat dari posisi aktivanya. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian total aktiva setelah beban bunga dan pajak, semakin tinggi perbandingan laba bersih terhadap total aktiva maka akan semakin baik bagi perusahaan.
Pentingnya profitabilitas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidak mampuan perusahaan mendapatkan laba yang maksimal untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Dalam melakukan aktifitas operasionalnya setiap perusahaan akan membutuhkan potensi sumber daya. Potensi sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah sumber daya keuangan yaitu modal. Modal
adalah bagian pemilik perusahaan atau kekayaan (aktiva) perusahaan yang diukur dengan menghitung selisih antara aktiva dikurangi dengan utang. Menurut Stice (2004:136) “modal ialah sisa kepemilikan atas aktiva dari suatu entitas setelah dikurangi kewajiban-kewajibannya”. Dalam sebuah perusahaan modal mencerminkan bagian kepemilikan.
(18)
Pengelolaan modal memiliki peranan yang sangat penting dalam usaha menciptakan laba, oleh karena itu manajemen perusahaan dituntut tidak hanya memikirkan bagaimana memperoleh dan memilih sumber dana yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba, tetapi juga dituntut untuk mengawasi, mengatur, dan mengendalikan masalah penggunaan modal. Dalam hal ini pimpinan perusahaan harus dapat mengambil keputusan yang tepat agar perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Salah satunya adalah pengambilan keputusan mengenai modal kerja perusahaan. Menurut Sawir (2005:129) ”modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahan sehari-hari ”.
Modal kerja yang lebih kecil dari kebutuhan akan menimbulkan kerugian atau hilangnya kesempatan untuk memperoleh laba karena perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya. Sebaliknya, modal kerja yang terlalu besar dari yang dibutuhkan akan mengakibatkan terjadinya dana menganggur, sehingga tidak efisien dalam penggunaan dana. Modal kerja juga menggambarkan kemampuan memperoleh laba melalui pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan operasi. Secara umum tujuan perusahaan adalah menghasilkan laba agar kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin, sehingga dapat selalu mengusahakan perkembangan lebih lanjut, karena itu kegiatan menentukan kebutuhan modal kerja harus dikaitkan dengan laba usaha.
(19)
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian dilakuka n oleh Sinaga (2008) yang berjudul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Aktiva Operasi terhadap Tingkat Rentabilitas pada Industri Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta” dan penelitian oleh Pardosi (2010) yang berjudul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Return Spread terhadap Likuiditas pada pada Perusahan Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Hasil dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sinaga (2008) menyatakan bahwa perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan laba, sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pardosi (2010) menyatakan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa terjadi ketidak konsistenan hasil penelitian maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh perputaran modal kerja terhadap return on asset (ROA), tetapi penulis menggunakan perusahaan-perusahaan real estate dan property yang menjadi objek penelitian.
Industri property nasional akan semakin cerah pada tahun-tahun mendatang, karena pertumbuhan ekonomi Indonesia terus tumbuh dengan baik, apalagi melihat nilai tukar rupiah yang cenderung makin membaik menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia cukup bagus, meski tingkat suku bunga bank cenderung menguat akibat laju inflasi 2008 yang tinggi. Kecenderungan naiknya suku bunga bank, setelah Bank Indonesia (BI)
(20)
menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) dari 8,25 persen menjadi 8,50 persen yang juga diikuti kenaikan suku bunga oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang mendorong perbankan juga menyesuaikan tingkat bunganya. Namun, kenaikan suku bunga bank hanya menekan penjualan produk properti sesaat saja, setelah itu minat beli konsumen kembali normal.
Pada tahun-tahun yang akan datang pertumbuhan perusahaan-perusahaan
real estate dan property cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin
tingginya minat konsumen terhadap property dan berdirinya perusahaan besar yang ada di Indonesia. Semakin banyak perusahaan-perusahaan real estate dan property itu membuka gerai maka kebutuhan modal kerja perusahaan tentu akan semakin besar pula, selain itu berdasarkan pengamatan peneliti diketahui bahwa pada beberapa perusahaan-perusahaan
real estate dan property diperoleh adanya kenaikan modal kerja yang diikuti
dengan kenaikan kemampuan menghasilkan laba, namun pada beberapa perusahaan lain kenaikan ini tidak diikuti dengan kenaikan kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Berdasarkan penjelasan dan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian atas pengaruh perputaran modal kerja terhadap return on asset.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu ”apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap return on asset (ROA) pada
(21)
perusahaan-perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah ”untuk mengetahui apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap return on asset (ROA) pada perusahaan-perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a. bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila suatu saat diminta pendapat
atau diminta masukan mengenai pengaruh perputaran modal kerja terhadap tingkat return on asset (ROA) pada perusahaan-perusahaan real
estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),
b. bagi perusahaan, sebagai dasar perimbangan dan masukan bagi pihak
perusahaan-perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam menjalankan aktivitasnya,
c. sebagai bahan informasi, referensi, perbandingan, dan juga sumbangan
pemikiran bagi peneliti selanjutnya, mengenai perputaran modal kerja terhadap tingkat profitabilitas pada perusahaan-perusahaan real estate dan
(22)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Modal
Perusahaan membutuhkan modal dalam menjalankan aktifitasnya. Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam perusahaan. Terdapat tiga jenis badan usaha, yaitu perusahaan dagang, perusahaan jasa, dan perusahaan manufaktur. Perusahaan memiliki kebutuhan modal yang berbeda-beda tergantung jenis usaha yang dijalankan. Pengertian modal menurut Brigham (2006:62) “modal ialah jumlah dari utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa, atau mungkin pos-pos tersebut plus utang jangka pendek yang dikenakan bunga”. Definisi modal dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI,2007:9) ”modal adalah hak residual atas asset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban”.
2. Pengertian Modal Kerja
Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari. Pengertian modal kerja menurut beberapa ahli, antara lain:
a. menurut Sawir (2005:129) ”modal kerja adalah keseluruhan aktiva
(23)
dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”,
b. menurut Ingram (2005:F135) “working capital is the difference
between current assets and current liabilities” ,
c. menurut Burton A. Kolb (1983) dalam Sawir (2005:129) menyatakan
“modal kerja adalah investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek atau lancar, termasuk di dalamnya kas, sekuritas, piutang, persediaan, dan dalam beberapa perusahaan, biaya dibayar di muka”,
d. menurut Riyanto (2001:57) terdapat tiga konsep pengertian modal
kerja, yaitu :
1) konsep kuantitatif. Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari
dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian, modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar, atau sering juga disebut sebagai modal kerja kotor
(gross working capital),
2) konsep kualitatif. Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian
dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, atau disebut sebagai modal kerja bersih (net working capital),
3) konsep fungsional. Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana
dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk manghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan laba periode ini (current income) ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba di masa yang akan datang.
(24)
Berdasarkan berbagai pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam harta jangka pendek atau aktiva lancar.
3. Jenis-Jenis Modal Kerja
Modal kerja dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut:
a. modal kerja permanen (permanent working capital) yaitu modal kerja
yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya. Modal kerja permanen ini dapat dibedakan dalam :
1) modal kerja primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus
ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya,
2) modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan
untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
b. modal kerja variabel (variabel working capital) yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara :
1) modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim,
2) modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
disebabkan karena fluktuasi konyungtur,
3) modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang besarnya
(25)
(misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak).
Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Apabila modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga terjadi dana menganggur, tetapi apabila jumlah modal kerja terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan kurang mampu memenuhi permintaan langganan.
4. Fungsi Modal Kerja
Beberapa fungsi modal kerja antara lain adalah sebagai berikut :
a. modal kerja menampung kemungkinan akibat buruk yang ditimbulkan
karena penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan nilai piutang yang diragukan dan yang tidak dapat ditagih atau penurunan nilai persediaan,
b. modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar
semua utang lancar tepat pada waktunya,
c. modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan ”credit standing”
perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya bank dan para kreditor akan kelayakan untuk memelihara kredit.
(26)
5. Sumber Modal Kerja
Apabila sumber modal kerja lebih besar dari pada penggunaan, berarti ada kenaikan modal kerja. Sebaliknya apabila penggunaannya lebih kecil, berarti penurunan modal kerja. Sumber-sumber modal kerja yang akan menambah modal kerja adalah:
a. adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun
penambahan modal saham,
b. ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya penjualan
aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi,
c. ada penambahan utang jangka panjang, baik dalam bentuk obligasi
atau utang jangka panjang lainnya.
Penggunaan-penggunaan modal kerja yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut:
1) berkurangnya modal sendiri karena kerugian, maupun pengambilan
privasi oleh pemilik perusahaan,
2) pembayaran utang-utang jangka panjang,
3) adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap.
6. Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja
Penentuan modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
a. sifat dan tipe perusahaan. Modal Kerja dari suatu perusahaan jasa
(27)
Perusahaan jasa biasanya memiliki atau harus menginvestasikan modal-modalnya sebagian besar pada aktiva tetap yang digunakan untuk memberikan pelayanan atau jasanya kepada masyarakat. Sebaliknya perusahaan industri harus mengadakan investasi yang cukup besar dalam aktiva lancar agar perusahaannya tidak mengalami kesulitan dalam operasinya sehari-hari. Perusahaan yang memproduksi barang membutuhkan modal kerja relatif lebih besar daripada perusahaan dagang,
b. waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang
yang akan dijual serta harga per satuan dari barang tersebut. Makin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau untuk memperoleh barang tersebut, maka akan semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan,
c. syarat pembelian bahan atau barang dagangan. Jika syarat kredit yang
diterima pada waktu pembelian menguntungkan, semakin sedikit uang kas yang harus disediakan untuk diinvestasikan dalam persediaan bahan ataupun barang dagangan,
d. syarat penjualan. Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan
kepada para pembeli akan mengakibatkan semakin besarnya jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang,
e. tingkat perputaran persediaan. Semakin tinggi tingkat perputaran
(28)
7. Manajemen Modal Kerja
Menurut Sawir (2005:133) ”manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan”. Manajemen modal kerja merupakan hal yang sangat penting karena pertama aktiva lancar perusahaan manufaktur mngembangkan lebih dari separuh total aktivanya, sedangkan bagi perusahaan distribusi jumlahnya bisa lebih besar lagi. Tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola aktiva lancar dan hutang lancar sehingga diperoleh modal kerja netto yang layak dan menjamin tingkat profitabilitas perusahaan.
Adapun sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah :
a. memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar
sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut,
b. meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva
lancar,
c. pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan
dana dari sumber hutang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo.
(29)
Menurut Horne dan Wachowicz (2005:309) “manajemen modal kerja yang baik didasarkan pada dua isu keputusan mendasar, isu tersebut adalah penentuan tingkat investasi aktiva lancar dan bauran pendanaan.
a. Tingkat investasi aktiva lancar optimal
Dalam menentukan jumlah atau tingkat aktiva lancar pihak manajemen harus mempertimbangkan keuntungan dan kelebihan antara profitabilitas dan risiko. Bagi setiap tingkat output, perusahaan dapat memiliki sejumlah tingkat aktiva lancar yang berbeda. Semakin besar output, semakin besar kebutuhan untuk investasi dalam aktiva lancar untuk mendukung output atau penjualan.
b. Bauran yang tepat atas pendanaan jangka pendek dan jangka
panjang yang digunakan untuk mendukung investasi dalam aktiva lancar ini. Cara aktiva perusahaan didanai melibatkan keuntungan dan kerugian antara risiko dan profitabilitas. Sejalan dengan pertumbuhan aktiva lancar, utang usaha dan pembayaran akan cenderung naik, sehingga sebagian mendanai pembangunan aktiva. Dengan berjalanya waktu, dapat diperkirakan untuk membayar lebih banyak biaya bunga untuk utang jangka panjang daripada untuk pinjaman jangka pendek, yang secara terus-menerus diperpanjang pada saat jatuh tempo. Penggunaan utang jangka pendek akan menghasilkan laba yang lebih tinggi karena utang akan dibayar selama periode yang bahkan tidak membutuhkannya”.
8. Pentingnya Modal Kerja
Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Bilamana modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga mengakibatkan adanya dana menganggur (idle fund), karena dana tersebut sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba. Perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan produksinya,
(30)
maka besar kemungkinannya akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas.
Modal kerja yang harus tersedia dalam perusahaan harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang cukup akan memberikan beberapa keuntungan lain, antara lain:
a. melindungi perusahaan tehadap krisis modal kerja karena turunnya
nilai dari aktiva lancar,
b. memungkinkan untuk membayar semua kewajiban-kewajiban tepat
pada waktunya,
c. menjamin dimilikinya credit standing perusahaan semakin besar dan
memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi,
d. memugkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup
untuk melayani para konsumennya,
e. memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang
lebih menguntungkan kepada para pelanggannya,
f. memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih
efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang maupun jasa yang dibutuhkan.
(31)
9. Perputaran Modal Kerja
Antara penjualan dengan modal kerja terdapat hubungan yang erat. Bila volume penjualan naik investasi persediaan dan piutang juga meningkat, ini berarti juga meningkatkan modal kerja. Untuk menguji efisiensi penggunaan modal kerja, penganalisa dapat menggunakan perputaran modal kerja (working capital turnover). Working Capital
Turnover (WCT) yaitu rasio yang memperlihatkan adanya keefektifan
modal kerja dalam pencapaian penjualan. Riyanto (2001:335) merumuskan formula untuk menghitung Working Capital Turnover (WCT) sebagai berikut :
Net Sales
WCT = X100%
Current Asset – Current Liabilities
Jika rasio perputaran modal kerja tinggi akan mengindikasikan likuiditas yang rendah untuk mendukung operasional, sedangkan apabila rasio ini rendah menunjukkan likuiditas yang tinggi. Perputaran modal kerja ini menunjukkan jumlah rupiah penjualan netto yang diperoleh bagi setiap rupiah modal kerja. Dari hubungan antara penjualan netto dengan modal kerja tersebut dapat diketahui juga apakah perusahaan bekerja dengan modal kerja yang tinggi atau bekerja dengan modal kerja yang rendah. Perputaran modal kerja yang tinggi diakibatkan rendahnya modal kerja yang ditanam dalam persediaan dan piutang atau dapat juga menggambarkan tidak tersedianya modal kerja yang cukup dan adanya
(32)
perputaran persediaan dan piutang yang tinggi. Perputaran modal kerja yang rendah dapat disebabkan karena besarnya modal kerja netto, rendahnya tingkat perputaran persediaan dan piutang atau tingginya saldo kas dan investasi modal kerja dalam bentuk surat-surat berharga.
10.Profitabilitas
Menurut beberapa ahli pengertian profitabilitas, antara lain:
a. menurut Helfert (2003:126) “profitability is the effectiveness with
which management has employed both the total assets and the net assets as recorded on the balance sheet”,
b. menurut Greuning (2005:29) “profitabilitas adalah suatu indikasi atas
bagaimana margin laba suatu perusahaan berhubungan dengan penjualan, modal rata-rata, dan ekuitas saham biasa rata-rata”.
Berdasarkan bebarapa pengertian dari para ahli sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan.
a. Gross profit margin (GPM). Pengukuran ini adalah ukuran persentase
dari setiap hasil penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi gross profit margin maka semakin baik.
b. Operating profit margin (OPM). Pengukuran ini adalah ukuran
persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak.
(33)
c. Net profit margin (NPM). Pengukuran ini adalah ukuran untuk
mengukur persentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran termasuk bunga dan pajak.
d. Return on assets (ROA). Pengukuran ini adalah ukuran keefektifan
manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia.
e. Return on equity (ROE). Pengukuran ini adalah ukuran pengembalian
yang diperoleh pemilik atas invesasi di perusahaan.
11.Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam menganalisa laporan keuangan atas laporan kinerja keuangan perusahaan. Pengertian ROA menurut beberapa ahli yaitu :
a. menurut Hanafi (2000:83) ” Return on Asset adalah rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk menandai asset tersebut”,
b. menurut Jumingan (2006:141) ”ratio operating income dengan
operating asset menunjukkan laba yang diperoleh dari investasi modal dalam aktiva tanpa mengandalkan dari sumber mana modal tersebut berasal (keseluruhan modal)”.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa return on
asset adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. ROA
(34)
untuk memperoleh pendapatan. Beasley (2009:297) merumuskan formula untuk menghitung pengembalian tingkat aktiva / return on asset (ROA) sebagai berikut :
Laba sebelum pajak
Pengembalian Tingkat Aktiva = X 100% Total Aktiva
ROA dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui seberapa mampu perusahaan memperoleh laba yang optimal dilihat dari posisi aktivanya. Menurut Waren (2005:63) ”aktiva (assets) adalah sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis atau usaha, sumber daya ini dapat berbentuk fisik ataupun hak yang mempunyai nilai ekonomis”. Contoh aktiva adalah kas, piutang, perlengkapan, beban dibayar dimuka, bangunan, peralatan, tanah, dan hak paten. Aktiva disajikan dalam beberapa kelompok, yaitu :
a. aktiva lancar,
b. aktiva tetap,
c. aktiva tidak berwujud,
d. aktiva lain-lain.
12.Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan
(35)
dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Dalam SAK (IAI, 2007:3) disebutkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah: para pemilik perusahaan, manager perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para investor dan pemerintah dimana perusahaan tersebut berdomosili, buruh serta pihak-pihak lainnya.
Menurut Harahap (2004: 190) menyatakan bahwa analisis laporan keuangan sebagai :
Analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain, baik antara kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Analisis laporan keuangan yang banyak digunakan adalah analisis tentang rasio keuangan. Berdasarkan sumber analisis, rasio keuangan dapat dibedakan :
a. perbandingan internal, yaitu membandingkan rasio pada saat ini
dengan rasio pada masa lalu dan masa yang akan datang dalam perusahaan yang sama,
(36)
b. perbandingan eksternal dan membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan-perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri pada saat yang sama.
Secara garis besar ada 4 jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yaitu :
a. rasio likuiditas ( liquidity ratio), yaitu rasio yang menunjukkan
hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban jangka pendek. Rasio yang bisa digunakan untuk mengukur likuiditas, yaitu
current ratio, quick ratio, cash ratio, dan net working capital.
b. rasio aktivitas (activity ratio) atau dikenal juga sebagai rasio efisiensi,
yaitu rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset-asetnya. Rasio aktivitas yang umum digunakan adalah average
collection period, inventory turnover, fixed asset turnover, dan total asset turnover, dan working capital turnover
c. rasio leverage finansial (financial leverage ratio), yaitu rasio yang
mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman). Rasio yang umum dipakai antara lain adalah debt
ratio, debt to equity ratio, time interest earned ratio dll
d. rasio keuntungan (profitability ratio) atau rentabilitas, yaitu rasio yang
(37)
dari penggunaan modalnya. Rasio profitabilitas ynag sering digunakan, yaitu gross profit margin, operating profit margin, net
profit margin, return on investment dan return on equity.
B. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu N
o
Peneliti Judul Penelitian
Variabel Hasil Penelitian
1 Marselina
Sinaga (2008) Pengaruh Perputaran Modal kerja dan Perputaran Aktiva Operasi terhadap tingkat Rentabilitas pada perusahaan Otomotif dan Komponennya
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta V.independe n : perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi V.Dependen : rentabilitas
1.Perputaran modal
kerja secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas.
2.Perputaran aktiva
operasi secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas.
3.Perputaran modal
kerja dan aktiva operasi secara simultan memiliki pengaruh terhadap rentabilitas.
2 Christin
Sinar Yoshepin (2009) Pengaruh Perputaran Modal kerja terhadap Tingkat Likuiditas pada Perusahaan
Makanan dan
Minuman yang terdaftar di Bursa Efek indonesia V.independe n : perputaran modal kerja V.Dependen : likuiditas Perputaran modal kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Likuiditas
(38)
3 Melvatanti D Pardosi (2010) Pengaruh Perputaran Modal kerja dan Return
Spread terhadap
Likuiditas pada perusahaan
Otomotif dan Komponennya
yang terdaftar di Bursa Efek indonesia V.independe n : perputaran modal kerja dan return
spread
V.Dependen : likuiditas
1. Perputaran modal
kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.
2. Perputaran return
spread secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.
3. Perputaran modal
kerja dan return
spread secara simultan
tidak berpengaruh terhadap likuiditas.
4 Marisa
Ambarita (2009)
Pengaruh Perputaran
Piutang terhadap
Return on Asset
pada Perusahaan Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia V.independe n : perputaran piutang V.Dependen : ROA Perputaran Piutangl memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap return on
asset (ROA)
Sumber : Hasil Olahan Peneliti,2010
1. Penelitian Marselina Sinaga (2008)
Judul penelitian “Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Aktiva Operasi terhadap Tingkat Rentabilitas pada perusahaan Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di Bursa jakarta”. Penelitian ini menggunakan perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi sebagai variabel independen dan profitabilitas sebagai variabel dependen yang diukur melalui Return On Investment (ROI) untuk mengukur laba dalam kaitannya dengan investasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi. Hasil dari penelitian ini adalah perputaran modal kerja
(39)
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis, perputaran aktiva operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis, dan secara simultan perputaran modal kerja dan
Return Spread tidak berpengaruh terhadap likuiditas pada sektor industri
otomotif dan komponennya. Dari penelitian ini diperoleh persamaan Y= 0,034 + 0,04 (X1) + 6,158 (X2) + e.
2. Christine SinarYoshepin (2009)
Judul penelitian “Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Tingkat Likuiditas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.” Variabel independennya adalah Perpuatan modal kerja, dan variabel dependen adalah Lukiiditas yang diukur melalui Current
rasio. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linearsederhana.
Hasil penelitian ini adalah modal kerja berpengaruh signifikan terhadap Likuiditas, dari penelitian ini diperoleh persamaan Y = 0,769 – 0,488X.
3. Melvatanti D Pardosi (2010)
Judul penelitian “Pengaruh Perputaran Modal kerja dan Return
Spread terhadap Likuiditas pada perusahaan Otomotif dan Komponennya
yang terdaftar di Bursa Efek indonesia”. Penelitian ini menggunakan perputaran modal kerja dan Return Spread sebagai variabel independen dan Likuiditas sebagai variabel dependen yang diukur melalui Current
(40)
ini menggunakan metode analisis regresi. Hasil dari penelitian ini adalah perputaran modal kerja berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas ekonomis, Return Spread tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas, dan secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi memiliki pengaruh terhadap rentabilitas pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di BEI.
4. Marisa Ambarita (2009)
Judul penelitian “Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Return on
Asset pada Perusahaan Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
Variabel independennya adalah Perpuatan piutang, dan variabel dependen adalah Return On Assets. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi. Hasil penelitian ini adalah perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets, Dari penelitian ini diperoleh persamaan ROA = 0.0203 + 1,597 Perputaran Piutang.
Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah:
a. pada peneliti terdahulu populasinya adalah perusahaan Otomotif dan
Komponennya, perusahaan makanan dan minuman, perusahaan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan penelitian yang dilakukan penulis, populasinya adalah perusahaan-perusahaan
(41)
b. periode penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan peneliti sebelumnya. Peneliti sebelumnya menggunakan data 2004-2007 dan penulis menggunakan data 2007-2008,
c. penelitian sebelumnya menilai pengaruh perputaran modal kerja
terhadap likuiditas dan rentabilitas, sedangkan penelitian yang digunakan penulis menilai pengaruh perputaran modal terhadap return
on asset.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Kerangka konseptual merupakan sintesa atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variable yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan masalah.
Sawir (2005:129) mendefinisikan “modal kerja sebagai keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”. Djarwanto (2001:88) “konsep fungsional, modal
(42)
kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek (current
income) yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan
tersebut”. Antara penjualan dengan modal kerja terdapat hubungan yang erat. Bila volume penjualan naik, investasi dalam persediaan dan piutang juga meningkatkan modal kerja.
Untuk menguji efisiensi penggunaan modal kerja, penganalisa menggunakan perputaran modal kerja (working capital turnover), yaitu rasio antara penjualan dengan modal kerja. (Djawarto, 2001:140) ”perputaran modal kerja ini menunjukkan jumlah rupiah penjualan netto yang diperoleh dari setiap rupiah modal kerja”. (Riyanto, 2001:62) ”efektivitas modal kerja mempengaruhi tingkat penjualan perusahaan dan akhirnya akan mempengaruhi perputaran dari operating asset”. Atas dasar pemahaman tersebut, maka dibuatlah kerangka konseptual penelitian ini, yaitu :
Gambar 2.1 Kerangka konseptual
Sumber : Hasil Olahan Penulis,2010 Ketrangan :
X : Perputaran Modal Kerja (variabel independen) Y : Return On Asset (variabel dependen)
Perputaran Modal Kerja
(X)
Return On Asset (Y)
(43)
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesisi Menurut Erlina (2008:49) “menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris”. Hipotesis dari penelitian yang dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan adalah “perputaran modal kerja berpengaruh terhadap return on asset (ROA) pada perusahaan-perusahaan
(44)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003:30) ”penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”.
B. Populasi dan Sample Penelitian
Sugiyono (2005:72) ”populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan
real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam
tahun 2007-2008 yang berjumlah 46 perusahaan.
Menurut Sugiyono (2005:73) “sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Jadi sampel merupakan sebagian dari populasi untuk mewakili karakteristik populasi yang diambil untuk keperluan penelitian. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan
purposive sampling, yaitu mengambil sampel yang telah ditentukan
sebelumnya berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini terdapat 46 perusahaan, tetapi yang memenuhi kriteria tersebut hanya 30
(45)
perusahaan dan tiap perusahaan memiliki laporan keuangan sehingga dari 30 perusahaan tersebut diperoleh 60 buah laporan keuangan selama tahun 2007-2008 yang akan digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.
Kriteria yang dijadikan untuk penentuan sampel dalam penelitin ini adalah sebagai berikut :
1. perusahaan tersebut adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang real
estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2007-2008,
2. perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah di
audit pada tahun 2007-2008,
3. perusahaan tersebut memperoleh laba pada tahun 2007-2008.
Proses pemilihan sample dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1
Daftar Sampel Penelitian
No Perusahaan
Kriteria
Kode Sampel 1 2 3
1 PT Alam SuteraRealty, Tbk √ √ √ ASRI 1
2 PT Bekasi Asri Pemula, Tbk √ √ √ BAPA 2
3 PT Bhuwanatala Indah Permai, Tbk √ √ BIPP
4 PT Bukit Daro Property, Tbk √ √ √ BKDP 3
5 PT Sentul City, Tbk √ √ BKSL
6 PT Bintang Mitra Semestaraya, Tbk √ √ BMSR
7 PT Citra Kebun Raya Agri, Tbk √ √ CKRA
8 PT Cowell Development, Tbk √ √ √ COWL 4
9 PT Ciputra Development, Tbk √ √ √ CTRA 5
10 PT Ciputra Property, Tbk √ √ √ CTRP 6
11 PT Ciputra Surya, Tbk √ √ √ CTRS 7
12 PT Duta Anggada Realty, Tbk √ √ √ DART 8
13 PT Duta Graha Indah, Tbk √ √ √ DGI 9
14 PT Intiland Development, Tbk √ √ √ DILD 10
15 PT Bakrieland Development, Tbk √ √ √ ELTY 11
(46)
Development, Tbk
17 PT Perdana Gapura Prima, Tbk √ √ √ GPRA 13
18 PT Indonesian Paradise Property,
Tbk
√ √ INPP
19 PT Jakarta Inbternasional Hotel &
Development,Tbk
√ √ JIHD
20 PT Jaya Real Property, Tbk √ √ √ JPRT 14
21 PT Jakarta Setiabudi Internasional,
Tbk
√ √ JSPT
22 PT Kawasai Industry Jababeka, Tbk √ √ KIJA
23 PT Global Land Development, Tbk √ √ KPIG
24 PT Laguna Cipta Griya, Tbk √ √ LCGP
25 PT Dayaindo Resources
Internasional, Tbk
√ √ √ LK 15
26 PT Lippo Cikarang, Tbk √ √ √ LPCK 16
27 PT Lippo Karawaci, Tbk √ √ √ LPKR 17
28 PT Modernland Raelty, Tbk √ √ √ MDLN 18
29 PT Metro Supermarket Realty, Tbk √ √ √ MTSM 19
30 PT Indonesia Prima Property, Tbk √ √ MORE
31 PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk √ √ √ PJAA 20
32 PT Pudjiadi And Sons, Tbk √ √ √ PNSE 21
33 PT Pelita Sejahtera Abadi, Tbk √ √ PSAB
34 PT Bumi Serpong Damai, Tbk √ √ √ PT Bumi Serpong
Damai, Tbk
22
35 PT Duta Pertiwi, Tbk √ √ √ PT Duta Petiwi,
Tbk
23
36 PT New Century Development, Tbk √ √ PTRA
37 PT Pudjiadi Prestige, Tbk √ √ √ PUDP 24
38 PT Pekuwon Jati, Tbk √ √ √ PWON 25
39 PT Panca Wiratama Sakti, Tbk √ √ PWSI
40 PT Ristia Bintang Mahkota Sejati,
Tbk
√ √ √ Report
Ristia Konsel
26
41 PT Lami Citra Nusantara, Tbk √ √ √ Report LCN
27
42 PT Royal Oak Development Asia,
Tbk
√ √ RODA
43 PT Suryainti Permata, Tbk √ √ √ SIPP 28
44 PT Suryamas Dutamakmur, Tbk √ √ SMDM
45 PT Sumarecon Agung, Tbk √ √ √ SMRA 29
46 PT Surya Semesta Internusa, Tbk √ √ √ SSIA 30 Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2010
(47)
C. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder. Menurut Erlina (2008:24) “data skunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data”. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut sifatnya data dalam penelitian ini termasuk data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya pasti.
D. Teknik pengumpulan data
Pada penelitian ini, pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui situs memperoleh data mengenai laporan keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan-penjelasan variabel yang telah dipilih.
(48)
Tabel 3.2
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Konsep
variabel
Sub Variabel Indikator Skal a Modal kerja (X) modal kerja adalah suatu investasi perusahaan dalam asset kas jangka pendek, surat-surat berharga, persediaan dan piutang dagang. Perputaran modal kerja (Working Capital Turnover) CL CA Sales WCT − = Keterangan :
WCT : Working Capital
Turnover
CA : Current Asset CL : Current
Liabilites Rasio Profitabilit as (Y) Kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Tingkat pengembalian asset (Return on Asset) % 100 x a Totalaktiv mpajak Labasebelu ROA= Rasio
Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2010
2. Pengukuran Variabel a. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya / terpengaruhinya variabel dependen. Variabel independen menurut Sugiyono (2005:33) adalah “variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai
(49)
hubungan positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah modal kerja. Working Capital Turnover (WCT) yaitu rasio yang memperlihatkan adanya keefektifan modal kerja dalam pencapaian penjualan.
b. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi
oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah tingkat pengembalian aktiva atau Return On Asset (ROA).
F Metode Analisi Data
1. Pengujian Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini model analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 15. Penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian asumsi tersebut meliputi :
a. Uji Normalitas Data
Menurut Nugroho (2005:18) ”uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal”. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
(50)
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji analisis statistik.
1) Analisis grafik
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan kesimpulan :
• jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
• Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2) Analisis Statistik
Untuk menentukan uji ini, didasarkan pada Kolmogorov_smirnov
Godness of Fit Test terhadap model yang diuji. Pedoman untuk
pengambilan keputusannya didasarka pada:
• Apabila nilai signikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka
distribusi data normal.
• Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka
(51)
b. Uji autokorelasi
Menurut Nugroho (2005:59) ”uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan penganggu pada periode satu dengan periode sebelumnya”. Metode regresi yang baik tidak terdapat autokorelasi. Uji ini dapat dihitung dengan nilai Durbin-Watson. Beberapa kriteria untuk mendeteksi autokorelasi :
1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2) angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Nugroho (2005:62) ”uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan (varians) antar satu pengamatan ke pengamatan lainnya”. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjasi heteroskedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Dasar analisis adalah sebagai berikut :
• jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
(52)
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
• jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Pengujian Hipotesis
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
linear sederhana. Penelitian ini hanya terdapat satu variabel independen,
yaitu perputaran modal kerja dan satu variabel dependen diukur dengan menggunakan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.
Persamaan linear regresi sederhana yang digunakan dalam penelitian ini :
Keterangan :
Y : Variabel dependen (Return on Asset)
a : Konstanta atau harga Y bila x = 0
b :Angka atau arah koefisien regresi,penurunan variabel
dependen yang didasari dengan pada variabel dependen.
x : Variabel independen (Perputaran Modal Kerja)
e : Error
(53)
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan t-test
Uji t (T-test)
Uji dilakukan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki rata-rata yang sama atau tidak sama secara signifikan. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel ketentuan sebagai berikut:
Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima
Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima.
G. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu sebagaimana tertera pada tabel berikut :
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
Tahapan penelitian April Mei Juni
2010 2010 2010
Penyelesaian proposal
skripsi Pengajuan proposal
skripsi Bimbingan proposal
skripsiI Seminar proposal skripsi Bimbingan dan penulisan
skripsi Penyelesaian skripsi
(54)
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis yang menggunakan regresi linear sederhana. Pengujian asumsi klasik dan regresi dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 15. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan
real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka diperoleh 30 perusahaan
dengan menggunakan laporan keuangan tahun 2007-2008 sehingga diperoleh sampel sebanyak 60 laporan keuangan. Daftar nama emiten yang telah ditentukan ada sebanyak 30 perusahaan yang dapat dilihat pada lampiran i.
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari perusahaan-perusahaan real estate dan property dari tahun 2007 sampai tahun 2008 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Statistik deskripsi ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai
(55)
rata-rata serta standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian. Variabel dari peneltian ini terdiri dari perputaran modal kerja (working
capital turnover) sebagai variabel bebas (independent variable), return on asset sebagai variabel terikat (dependent variable). Statistik deskriptif dari
variabel tersebut dari sampel perusahaan-perusahaan real estate dan
property selama periode 2007-2008 disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Working Capital
Turnover 60 -11.92 6.27 -.0470 2.42828
Return On Asset 60 .13 15.74 4.6695 3.59714
Valid N (listwise) 60
Sumber : output SPSS yang diolah oleh penulis, 2010
Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa :
a. variabel working capital turnover memiliki nilai minimum -11,92 dan
nilai maksimum 6,27. Rata-rata perputaran nodal kerja -0.0470 dengan standar deviasi 2,42828,
b. variabel return on asset memiliki nilai minimum 0.13 dan nilai
maksimum 15,74. Rata-rata 4,6695 dengan standar deviasi 3,59714.
c. Observasi berjumlah 54.
(56)
Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik. Asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:
a. berdistribusi normal,
b. non-multikolineritas, artinya antara variabel independen dalam model
regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna,
c. non-autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi
tidak saling berkorelasi,
d. homokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu
pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama”.
1) Uji Normalitas
Pengujian normalitas terhadap data dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:
H0 : data residual berdistribusi normal, H1 : data residual tidak berdistribusi normal.
Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.
Hasil uji normalitas dengan menggu nakan model Kolmogorov –
Smirnov, grafik histogram dan normal probability plot adalah seperti
yang ditampilkan berikut ini:
(57)
Regression Standardized Residual
4 3
2 1
0 -1
-2
F
re
q
u
e
n
c
y
12.5
10.0
7.5
5.0
2.5
0.0 Histogram Dependent Variable: Return On Asset
Mean =-6.25E-17 Std. Dev. =0.991N =60
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Return On Asset
Dependent Variabel : Return On Asset (ROA)
Gambar 4.1
Uji Normalitas dengan Histogram (1)
Sumber : output SPSS yang diolah oleh penulis, 2010
Grafik histogram diatas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara norma karena grafik tidak menceng ke kiri maupun kekanan. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang seharusnya. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal P-Plot sebagai berikut :
(58)
Gambar 4.2 Uji Normalitas data (2)
Sumber : output SPSS yang diolah oleh penulis, 2010
Pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan data yang telah terdistribusi normal. Gambar 4.2 menunjukkan bahwa data (titik) menyebar di sekitar dan mendekati garis diagonal. Hal ini sejalan dengan hasil pengujian dengan menggunakan histogram bahwa data telah terdistribusi normal.
(59)
Uji Kolmogrov-Smirnov (K-S), hasil uji tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Uji Normalitas data (6)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parameters(a,b) Mean .0000000
Std. Deviation 3.54818338
Most Extreme Differences
Absolute
.161
Positive .161
Negative -.097
Kolmogorov-Smirnov Z 1.251
Asymp. Sig. (2-tailed) .088
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber : output SPSS yang diolah oleh penulis, 2010
Berdasarkan nilai tabel apabila nilai signifikan < 0.05 berarti distribusi data tidak norma, sebaliknya bila nilai signifikan > 0.05 berarti distribusi data normal. Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig.(2 tailed) Kolmogorov-Smirnov adalah 0,088, karena 0,088 > 0,05.
2) Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan
(60)
kesalahan pada perode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan uji Durbin-Watson. Menurut Sunyoto (2009:91) “pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah:
angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.3
Hasil Uji Autokorelasi Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin -Watso
n
1 .164(a) .027 .010 3.57864 1.452
a Predictors: (Constant), Working Capital Turnover b Dependent Variable: Return On Asset.
Sumber : output SPSS yang diolah oleh penulis, 2010
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1.452 berada pada angka D-W di antara -2 dan 2, berarti tidak terjadi autokorelasi.
(61)
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengidikasikan telah terjadi heterokedastisitas, b) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi gejala heteroskedastisitas atau tidak dengan cara mengamati penyebaran titik-titik pada grafik.
(62)
Regression Standardized Predicted Value 4 2 0 -2 -4 -6 R e g re s s io n S tu d e n ti ze d R e s id u a l 4 3 2 1 0 -1 -2 Scatterplot Dependent Variable: Return On Asset
Gambar 4.3 Scatterplot
Sumber : output SPSS yang diolah oleh penulis, 2010
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model ini layak dipakai untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja terhadap return on asset pada perusahaan-perusahaan real estate dan
property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan masukan
(63)
3. Analisis Regresi
a. Persamaan Regresi
Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi estimasi yang bersifat tidak bias dan efisien serta layak untuk dilakukan anlisis statistik selanjutnya.
Tabel 4.4 Koefisien Regresi Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B
Std.
Error Beta B
Std. Error
1 (Constant) 4.681 .462 10.130 .000
Working Capital
Turnover .244 .192 .164 1.269 .209
a Dependent Variable: Return On Asset
Sumber : output SPSS yang diolah oleh penulis, 2010
Variabel dependen pada regresi ini adalah return on asset (Y), sedangkan variabel independen adalah working capital turnover (X). Berdasarkan penjelasan dari asumsi klasik sebelumya, model regresi dalam penelitian ini telah diubah menjadi logaritma. Model regresi berdasarkan hasil analisis diatas adalah :
Y = a + bX + e
\ Y = 4,681 + 0,244X + e
Pada persamaan tersebut menunjukkan angka yang signifikan pada variabel Working capital turnover. Adapun interpretasi dari persamaan diatas adalah :
(64)
a = 4,681
Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada working capital turnover (X=0), maka tingkat ROA yang terbentuk adalah sebesar 4,681.
b = 0,488
Koefisien regresi X sebesar 0,244 menyatakan bahwa apabila setiap variabel working capital turnover meningkat sebesar 1 satuan, maka tingkat ROA akan meningkat sebesar 0,244.
b. Analisis Koefisien Korelasi dan koefisien determinasi
Nilai Koefisien Korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R diatas 0,5 dan mendekati 1.
Tabel 4.5
Pedoman Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Sumber : Sugiyono, Metode penelitian Bisnis (2003:183)
Koefisien determinasi (R square)menunjukkan seberapa besar variabel dependen. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu, apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel –
(65)
variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi-variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjalankan variasi-variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh sognifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.6
Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Mod
el R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .164(a) .027 .010 3.57864 1.452
Sumber : output SPSS yang diolah oleh penulis, 2010
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,164 yang berarti bahwa variabel dependen yaitu perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap variabel independen yaitu
return on asset (ROA), hal ini didasarkan pada nilai R yang berada
dibawah 0,5, jika R > 0,5 maka perputaran modal kerja berpengaruh terhadap ROA. Angka koefisien determinasi (Adjust R square) adalah 0,010. Hal ini berarti 1,0% variasi ROA dijelaskan oleh variabel independen (working capital turnover), sedang sisanya 99,0% lagi kemungkinan besar dijelaskan oleh perputaran piutang, perputaran persediaan atau faktor lainnya.
(66)
c. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t (t test) bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t (t test). Hipotesis untuk uji t adalah sebagai berikut :
H1 : Perputaran Modal kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikan t.hitung dengan ketentuan :
Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima,
Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima.
Tabel 4.7
Hasil Uji t
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B
Std.
Error Beta B
Std. Error
1 (Constant) 4.681 .462 10.130 .000
Working Capital
Turnover .244 .192 .164 1.269 .209
Sumber : output SPSS yang diolah oleh penulis, 2010
Dari uji t yang telah dilakukan, maka diperoleh nilai signifikan untuk variable variabel pengaruh perputaran modal kerja memiliki t hitung 0,209 dengan nilai signifikansi 0,209 ( > 0,05). Dengan menggunakan fungsi TINV di Microsoft Excel, diperoleh t tabel untuk
(67)
nilai TINV (0,05;59) adalah 2,000995. Hal ini menunjukkan bahwa t
hitung < t tabel (0,209 < 2,000995) yang berarti bahwa H0 diterima, Ha
ditolak artinya perputaran modal kerja tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return on asset pada perusahaan-perusahaan
real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
4. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil pengujian diketahui bahwa perputaran modal kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return on asset. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung < t tabel (0,209 < 2,000995). Nilai
Adjusted R Square sebesar 0,010 atau 1.0% yang mengindikasikan bahwa
variasi ROA dijelaskan oleh variabel independen (working capital
turnover), sedang sisanya 99,0% lagi kemungkinan besar dijelaskan oleh
faktor lainnya perputaran piutang, perputaran persediaan atau.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Christine Sinar Yoshepin (2009) yang menyatakan bahwa secara parsial, perputaran modal kerja memiliki pengaruh yang signifikan ditunjukkan dengan nilai unstandarized coefisien =0,769. Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Pardosi (2010), meneliti pengaruh perputaran modal kerja dan return spread terhadap likuiditas pada perusahaan Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di Bursa Efek indonesia. Hasil penelitian menunjukkan ini juga bahwa
(68)
working capital turnover memiliki hubungan yang positif dan signifikan
terhadap kemampuan memperoleh laba perusahaan.
Modal kerja berdasarkan konsep fungsional menitik beratkan fungsi dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan. Ini menunjukkan bahwa modal kerja dapat menggambarkan kemampuan memperoleh laba melalui pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan operasi. Kemampuan memperoleh laba akan dapat ditingkatkan apabila perusahaan mampu mengelola modal kerja dengan tepat. Namun dari hasil penelitian ini, ternyata efektivitas modal kerja yang ditunjukkan dengan working capital
turnover tidak mampu menggambarkan kemampuan memperoleh laba
yang signifikan. Tingkat pengembalian aktiva yang menurun dihubungkan dengan perputaran modal kerja, maka akan ada kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :
• adanya over investment dalam aktiva yang digunakan untuk operasi
dalam hubungannya dengan volume penjualan yang diperoleh dengan aktiva tersebut,
• merupakan cerminan rendahnya volume penjualan dibandingkan
(69)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab empat, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa hasil penelitian ini menunjukkan variabel independen yaitu perputaran modal kerja tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu
return on asset (ROA) pada perusahaan-perusahaan real estate dan property
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Persamaan regresi yang diperoleh, yaitu Y = 4,681 + 0,244X + e, atau ROA = 4,681 + 0,244 Perputaran Modal Kerja.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perputaran modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return on asset pada perusahaan-perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam perusahaan real estate dan property hanya mengeluarkan modal sekali yaitu pada saat pembangunan bangunan seperti perumahan dengan jumlah modal yang sangat besar, sehingga tidak terjadi perputaran modal seperti yang terjadi pada perusahaan makan dan minuman juga perusahaan otomotif dan komponennya, sehingga perputaran modal sangat berpengaruh terhadap pengembalian laba.
(70)
B. Saran
Saran yang dikemukakan penulis berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah yaitu :
1. bagi pihak manajemen perusahaan disarankan untuk memperhatikan
manajemen modal kerja agar modal kerja yang dibutuhkan tersedia dalam keadaan cukup sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan seekonomis mungkin yang dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan,
2. bagi peneliti selanjutnya yang tertarik melakukan penelitian sejenis, dapat
menambahkan variabel bebas (independen) yang lain seperti perputaran persediaan, perputaran piutang dan lain-lain, memperpanjang waktu penelitian, atau mengambil sampel dari bidang perusahaan lain seperti perusahaan kimia dasar, perusahaan telekomunikasi, dan lain-lain.
(1)
Regression Standardized Residual
4 3
2 1
0 -1
-2
F
re
q
u
e
n
c
y
12.5
10.0
7.5
5.0
2.5
0.0
Histogram Dependent Variable: Return On Asset
Mean =-6.25E-17 Std. Dev. =0.991N =60
(2)
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
E
x
p
e
c
te
d
C
u
m
P
ro
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Return On Asset
Lampiran vi Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot
(3)
Hasil uji Normalitas dengan tabel One-Sample Kolmogoraf –Smirnov
Unstandardized Residual
N 60
Normal
Parameters(a,b)
Mean
.0000000
Std. Deviation 3.54818338
Most Extreme Differences
Absolute
.161
Positive .161
Negative -.097
Kolmogorov-Smirnov Z 1.251
(4)
Lampiran viii Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1
.164(a) .027 .010 3.57864 1.452
a Predictors: (Constant), Working Capital Turnover b Dependent Variable: Return On Asset.
(5)
Regression Standardized Predicted Value 4 2 0 -2 -4 -6 R e g re s s io n S tu d e n ti z e d R e s id u a l 4 3 2 1 0 -1 -2 Scatterplot Dependent Variable: Return On Asset
(6)
Lampiran x Hasil Uji t (t test)
Coefficients(a)
Mod el
Unstandardized Coefficients
Standardiz ed Coefficient
s t Sig.
B
Std.
Error Beta B
Std. Error
1 (Constant) 4.681 .462 10.130 .000
Working Capital
Turnover .244 .192 .164 1.269 .209
a Dependent Variable: Return On Asset