Statistik Deskriptif Pengujian Asumsi Klasik

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh yang terjadi dalam penelitian ini, maka diperlukan data dari perusahaan-perusahaan yang diteliti agar dapat diketahui bagaimana pengaruh yang terjadi antara perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap likuiditas. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 48 populasi. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling diperoleh 19 sampel perusahaan sesuai dengan kriteria- kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan analisis data diperoleh jumlah sampel secara keseluruhan yang diteliti adalah sebanyak 57 perusahaan untuk periode 3 tahun dimulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009.

B. Analisis Data Penelitian

4.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, mean, serta standar deviasi. Statistik deskriptif adalah proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami. Statistik deskriptif akan dijelaskan dalam tabel berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Ln_Kas 56 -1,61 4,39 1,1061 1,39985 Ln_Piutang 56 -,29 4,78 2,1921 1,19361 Ln_Persediaan 56 -3,22 3,87 -,1867 2,13021 Ln_CR 56 -,92 4,73 ,8569 1,04408 Valid N listwise 56 Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2011 Penjelasan tabel diatas sebagai berikut : 1. Rata-rata dari Perputaran Kas adalah 1,1061 dengan standar deviasi 1,39985 dan jumlah data yang ada adalah 56. Nilai perputaran kas tertinggi adalah 4,39 sedangkan nilai terendah adalah -1,61. 2. Rata-rata dari Perputaran Piutang adalah 2,1921 dengan standar deviasi 1,19361 dan jumlah data yang ada adalah 56. Nilai perputaran piutang tertinggi adalah 4,78 sedangkan nilai terendah adalah -0,29. 3. Rata-rata dari Perputaran Persediaan adalah -0,1867 dengan standar deviasi 2,13021 dan jumlah data yang ada adalah 56. Nilai perputaran persediaan tertinggi adalah 3,87 sedangkan nilai terendah adalah -3,22. Universitas Sumatera Utara 4. Rata-rata dari CR adalah 0,8569 dengan standar deviasi sebesar 1,04408 dan jumlah data yang ada adalah 56. Nilai CR tertinggi adalah 4,73 sedangkan nilai CR terendah adalah -0,92.

4.2 Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik diperlukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik. Menurut Ghozali 2005:123, asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah : 1. berdistribusi normal, 2. non-multikolinearitas yaitu antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna, 3. non-autokorelasi yaitu kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi, 4. non-heteroskedastisitas yaitu variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.

4.2.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Ghozali 2005:115, memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov- Smirnov, dapat dilihat dari: 1. Jika nilai signifikan 0,05 maka distribusi data tidak normal, dan 2. Jika nilai signifikan 0,05 maka distribusi data normal. Universitas Sumatera Utara Hipotesis yang digunakan adalah : H : Data residual berdistribusi normal, dan H a : Data residual tidak berdistribusi normal. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 56 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation 15,13863201 Most Extreme Differences Absolute ,329 Positive ,329 Negative -,325 Kolmogorov-Smirnov Z 2,460 Asymp. Sig. 2-tailed ,000 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2011 Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.2 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 2,460 dan signifikan pada 0,05 karena Asymp. Sig. 2-tailed 0,000 dari 0,05. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka H ditolak atau H 1 diterima yang berarti data residual berdistribusi tidak normal. Data yang tidak terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data. Universitas Sumatera Utara Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2011 Gambar 4.1 Histogram Grafik histogram menunjukkan pola distribusi tidak normal karena grafik cenderung menceng skewness ke kiri. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi belum memenuhi asumsi normalitas. Begitu juga hasil tampilan grafik Normal P-Plot Regression di bawah ini, dapat dilihat titik - titik menyebar jauh dari garis diagonal yang menunjukkan data tidak terdistribusi dengan normal. Universitas Sumatera Utara Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2011 Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya. Beberapa cara mengatasi data outlier menurut Erlina 2008:106 yaitu: a lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, b lakukan trimming yaitu membuang data outlier, c lakukan winsorizing yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu. Universitas Sumatera Utara Hasil uji normalitas pada tabel 4.2 menunjukkan data tidak terdistribusi normal, sehingga akan dilakukan tindakan perbaikan treatment agar model regresi memenuhi asumsi normalitas. Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis melakukan transformasi data ke model logaritma natural Ln dari Current Ratio = fKas, Piutang, Persediaan menjadi Ln_Current Ratio = fLn_Kas, Ln_Piutang, Ln_Persediaan. Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas, berikut ini hasil pengujian dengan Kolmogorov- Smirnov. Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 56 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation ,92053323 Most Extreme Differences Absolute ,097 Positive ,097 Negative -,061 Kolmogorov-Smirnov Z ,723 Asymp. Sig. 2-tailed ,672 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2011 Dari transformasi data, maka nilai Kolmogrov – Smirnov menjadi 1,448 dan signifikan lebih 0,05 karena Asymp. Sig. 2-tailed 0,672 dari 0,05. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka H diterima atau H 1 Universitas Sumatera Utara ditolak yang berarti data residual telah berdistribusi normal. Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal. Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2011 Gambar 4.3 Histogram Grafik histogram pada gambar 4.3 menunjukkan pola distribusi normal karena grafik tidak menceng skewness kiri maupun menceng kanan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi telah Universitas Sumatera Utara memenuhi asumsi normalitas. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal p-plot. Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2011 Gambar 4.4 Histogram Berdasarkan grafik normal p-plot di atas terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi nomalitas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ghozali 2005:112, dimana pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data titik menyebar di sekitar garis diagonal dan Universitas Sumatera Utara mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan data yang telah terdistribusi normal.

4.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Jika pada model regresi terjadi multikolinearitas, maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error menjadi tidak terhingga. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan melihat tolerance value dan VIF. Menurut Ghozali 2005 “adanya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai variance inflation factor VIF. Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10”. Apabila tolerance value 0,1 atau VIF 10 = terjadi multikolinearitas. Apabila tolerance value 0,1 atau VIF 10 = tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Ln_Kas ,983 1,017 Ln_Piutang ,940 1,064 Ln_Persediaan ,941 1,063 a. Dependent Variable: Ln_CR Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2011 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa tolerance value dari setiap variabel independen adalah lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF dari setiap variabel independen adalah lebih kecil dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen.

4.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homokedastisitas apabila titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur. Menurut Ghozali 2005:105, terdapat dua dasar pengambilan keputusan penentuan uji heteroskedastisitas. 1 Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2 Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heterokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar. Universitas Sumatera Utara Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2011 Gambar 4.5 Grafik Scatterplot Dari gambar scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen rasio lancar berdasarkan masukan variabel independen yang terdiri dari perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan. Universitas Sumatera Utara

4.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini t dengan kesalahan pengganggu sebelumnya t-1. Jika terjadi korelasi, maka terdapat autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan Uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokeralsi adalah sebagai berikut: 1 angka D-W di bawah –2 berarti ada autokorelasi positif, 2 angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, dan 3 angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Hasil uji autokorelasi diatas menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi antar kesalahan pengganggu antar periode. Hal tersebut dilihat dari nilai Durbin-Watson D-W sebesar 1,564. Angka D-W berada diantara -2 dan 2, yang mengartikan bahwa angka DW lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari 2. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun negatif.

4.3 Analisis Regresi

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Return On Asset (ROA) pada Perusahaan-Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

4 54 83

Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Rasio Hutang Terhadap Rentabilitas Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 48 83

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 28 93

Pengaruh Likuiditas, Perputaran Modal Kerja, Pertumbuhan Penjualan, Dengan Leverage Sebagai Variable Pemoderasi Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 27 95

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16