2.4 Persediaan
2.4.1 Pengertian Persediaan
Menurut Stice 2004:653 “kata persediaan ditujukan untuk barang- barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal, dan dalam
kasus perusahaan manufaktur maka kata ini ditujukan untuk barang dalam
proses produksi”. 2.4.2
Perputaran Persediaan Inventory Turnover
Rasio perputaran persediaan menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan mengelola
persediaan. Harahap 2004:308 mengatakan bahwa “rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin
besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat”. Perputaran persediaan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan Rata-rata
Persediaan
Berdasarkan hal yang dikemukakan diatas bahwa persediaan merupakan aset inti dan penting dalam perusahaan sehingga harus diperhatikan karena
merupakan komponen utama dari aset operasi dan langsung mempengaruhi perhitungan laba. Pengawasan terhadap persediaan dengan mengukur tingkat
perputaran persediaan.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Likuiditas
Menurut Munawir 2004:31 “Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang
harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih”.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan likuiditas perusahaan Munawir, 2004:32 yaitu:
1. Besarnya investasi pada aktiva tetap dibandingkan dengan seluruh dana
jangka panjang. Pemakaian dana untuk pembelian aktiva tetap adalah salah satu sebab utama dari keadaan tidak likuid. Apabila makin banyak dana
perusahaan yang dipergunakan untuk aktiva tetap, maka sifatnya untuk membiayai kebutuhan jangka pendek tinggal sedikit. Oleh sebab itu, rasio
likuiditas menurun. Kemerosotan tersebut hanya dapat dicegah dengan menambah dana jangka panjang untuk menutup kebutuhan aktiva tetap
yang meningkat.
2. Volume kegiatan perusahaan. Peningkatan volume kegiatan perusahaan
akan menambah kebutuhan dana untuk membiayai aktiva lancar. Sebagian dari kebutuhan tersebut dipenuhi dengan meningkatkan hutang-hutang,
tetapi jika hal-hal lain tetap, investasi dana jangka panjang untuk membiayai tambahan kebutuhan modal kerja sangat diperlukan agar rasio
dapat dipertahankan.
3. Pengendalian aktiva lancar. Apabila pengendalian yang kurang baik
terhadap besarnya investasi dalam piutang dan persediaan menyebabkan adanya investasi yang melebihi daripada yang seharusnya, maka sekali
lagi rasio akan turun dengan tajam, kecuali apabila disediakan lebih banyak dana jangka panjang.
Mengetahui tingkat likuiditas perusahaan dapat dilihat dari rasio likuiditasnya. Menurut Hanafi 2005:79 ”Rasio likuiditas mengukur
kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya hutang dalam hal ini
merupakan kewajiban perusahaan”. Rasio-rasio likuiditas banyak sekali jenisnya karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Rasio-
Universitas Sumatera Utara
rasio likuiditas yang banyak dan sering digunakan antara lain, seperti yang dikemukakan oleh Horne 2005:206, yaitu :
a. Rasio Lancar Current Ratio
Rasio lancar menunjukkan kemampuan perusahan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar.
Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Aktiva Lancar
Rasio Lancar = x 100
Utang Lancar
b. Rasio Cepat Quick Ratio atau Acid Test Ratio
Rasio cepat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang paling likuid cepat.
Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Aktiva Lancar - Persediaan
Rasio Cepat = x 100
Utang Lancar c.
Rasio Kas Cash Ratio Rasio kas mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan dapat segera diuangkan. Rasio ini dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Kas + Efek Rasio Kas =
x 100 Utang Lancar
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa hasil
penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan adanya inconsistency. Beberapa diantaranya adalah penelitian Simamora 2007
menemukan bahwa perputaran piutang berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang kuat terhadap likuiditas, sedangkan penelitian Sianturi 2008
menemukan bahwa perputaran persediaan berpengaruh signifikan tetapi tidak memiliki hubungan yang kuat terhadap likuiditas. Namun penelitian Sriwimerta
2010 menemukan bahwa perputaran kas dan piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas serta tidak memiliki hubungan yang kuat terhadap
likuiditas. Ringkasan tinjauan penelitian terdahulu ditampilkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu
No. Nama peneliti
dan tahun
Judul penelitian Variabel
Penelitian Hasil
penelitian
1 J. Imelda
Simamora 2007
Pengaruh Perputaran Piutang
Terhadap Likuiditas pada
PT. Pertani Persero Wilayah
Sumbagut. Variabel
independen adalah: perputaran piutang.
variabel dependen adalah: likuiditas
rasio lancar Menunjukkan bahwa secara
parsial perputaran piutang berpengaruh secara signifikan
dan positif terhadap likuiditas. Korelasi hubungan antara
perputaran piutang dengan likuiditas yang diukur dengan
rasio lancar adalah kuat.
Universitas Sumatera Utara
2 Asti
Lamriama Sianturi
dan Sri Mulyani
2008 Pengaruh
Perputaran Persediaan
terhadap Likuiditas pada
Perusahaan Barang Konsumsi yang
terdaftar di BEI. Variabel
independen adalah : perputaran
persediaan. variabel dependen
adalah likuiditas rasio lancar
Menunjukkan bahwa secara parsial Perputaran persediaan
berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap likuiditas.
Korelasi hubungan antara perputaran persediaan dengan
likuiditas yang diukur dengan rasio lancar adalah tidak kuat.
3 Sriwimerta 2010
Pengaruh Perputaran Kas
dan Piutang terhadap likuiditas
pada Perusahaan Otomotif yang
terdaftar di BEI Variabel
independen adalah : perputaran kas dan
piutang variabel dependen
adalah likuiditas Menunjukkan bahwa secara
parsial perputaran kas dan piutang tidak berpengaruh secara
signifikan dan positif terhadap likuiditas.
Korelasi hubungan antara dengan likuiditas adalah tidak
kuat.
Sumber : Data diolah Peneliti, 2011
C. Kerangka Konseptual
Berdasarkan landasan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu diatas, kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1
H2
H3
H4
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Perputaran Kas Perputaran Piutang
Perputaran Persediaan Likuiditas
Rasio Lancar
Universitas Sumatera Utara
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui
dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu varibel bebas dengan varibel
terikat. Perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan
penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan jumlah rupiah untuk tiap modal kerja. Perputaran modal kerja yang
rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang mungkin disebabkan rendahnya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu
besar. Penjualan dengan modal kerja diantaranya terdapat hubungan yang erat. Bila volume penjualan naik investasi persediaan dan piutang juga meningkat, ini
berarti juga meningkatkan modal kerja.
Kas merupakan nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran
kebutuhan finansiil, yang mempunyai sifat paling tinggi likuiditasnya Gitosudarmo, 2002:61. Tingkat perputaran kas yang tinggi menunjukkan kecepatan arus kas
kembali dari kas yang telah diinvestasikan pada kas. Kas yang segera kembali akan menghindarkan kesulitan keuangan, yaitu meminimalkan biaya atau resiko tidak
kembalinya kas pada perusahaan. Tingkat perputaran kas yang tinggi juga menunjukkan telah terjadinya volume penjualan yang tinggi pula sehingga tingkat
likuiditas perusahaan menjadi tinggi. Dengan demikian, tingkat perputaran kas mempengaruhi likuiditas perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakanya politik penjualan kredit Gitosudarmo, 2002:83. Periode
perputaran piutang tergantung dari panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit, sehingga semakin lama syarat
pembayaran kredit berarti semakin lama terikatnya modal dalam piutang dan berarti makin rendah tingkat perputaran piutang dan sebaliknya semakin pendek syarat
pembayaran kredit berarti semakin pendek tingkat terikatnya modal dalam piutang, sehingga tingkat perputaran piutang dalam satu periode semakin tinggi. Tingkat
perputaran piutang yang tinggi berarti terjadi cepatnya pengembalian dana yang tertanam dalam piutang menjadi kas kembali. Pelunasan piutang menjadi kas kembali
tersebut dapat digunakan lagi untuk penjualan kredit atau pemberian pinjaman kembali. Kas yang kembali dari pelunasan piutang meliputi unsur pokok pinjaman
atau harga pokok penjualan dan jasa pinjaman bunga atau laba penjualan. Dengan demikian pada tingkat perputaran piutang yang tinggi, satu sisi akan menghasilkan
jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang banyak. Sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya. Dengan demikian laba bersih yang diterima akan menjadi
banyak jumlahnya. Banyaknya laba yang diterima akan meningkatkan likuiditas perusahaan.
Persediaan merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan Gitosudarmo, 2002:97. Tingkat perputaran persediaan menunjukkan kecepatan
kembalinya dana yang tertanam pada persediaan. Pada tingkat perputaran persediaan yang tinggi berarti terjadi tingkat penjualan barang dagangan adalah tinggi. Dengan
demikian resiko serta beberapa biaya yang berkenaan dengan persediaan akan dapat diminimalkan, misalnya biaya penyimpanan, biaya pemeliharaan serta resiko susut
Universitas Sumatera Utara
atau kerusakan. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka semakin cepat kembalinya dana yang tertanam pada persediaan tersebut. Akibatnya, laba yang
dierima akan menjadi banyak jumlahnya. Banyaknya laba yang diterima ini akan menaikkan tingkat likuiditas.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis.
Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan tinjauan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan diawal, hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H
1
: Perputaran kas berpengaruh secara parsial terhadap rasio lancar pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H
2
: Perputaran piutang berpengaruh secara parsial terhadap rasio lancar CR pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H
3
: Perputaran persediaan berpengaruh secara parsial terhadap rasio lancar CR pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H
4
: Perputaran modal kerja berpengaruh secara simultan terhadap rasio lancar CR pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dalam suatu penelitian. Desain
penelitian yang digunakan dalam hal ini adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih Sugiyono, 2004:11. Hubungan kausal adalah hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan dependen
Rochaety, 2007:28. Dengan kata lain desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2004:56. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan real
estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu selama tahun 2007-2009 yaitu 48 perusahaan.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut Sugiyono, 2007:56. Penelitian ini menggunakan sampel yang
Universitas Sumatera Utara
ditentukan melalui teknik pengambilan sampel bertujuan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan judgement dan jatah quota tertentu Jogiyanto, 2004:79. Menurut Erlina 2008:74 “sampel yang
diambil dari populasi harus benar-benar representatif atau mewakili, jika sampel kurang representative maka mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak
cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya”. Kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini oleh
peneliti adalah sebagai berikut : 1.
Perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak keluar delisting pada tahun 2007-2009,
2. perusahaan real estate dan property tersebut menerbitkan laporan
keuangan yang lengkap terutama laporan laba rugi dan neraca yang telah diaudit periode tahun 2007-2009,
3. Perusahaan real estate dan property tersebut memiliki data yang lengkap
sesuai dengan variabel yang diteliti.
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik Kuncoro, 2003:124. Menurut jenisnya,
data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram,
gambar dan sebagainya, sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain
Universitas Sumatera Utara
Umar, 2003:60. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory ICMD 2010 dan situs www.idx.co.id.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data-
data yang berasal dari jurnal penelitian atau buku-buku serta laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang berisi
laporan keuangan perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory ICMD 2009 dan
situs www.idx.co.id.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1 Variabel Independen Bebas
Variabel independen menurut Hermawan 2003:32 adalah “variabel yang mempengaruhi variabel terikat secara positif dan negatif”. Variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan.
a. Perputaran Kas
Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan karena tingkat perputaran kas
menggambarkan kecepatan arus kas dan kembalinya kas yang telah ditanamkan di dalam modal kerja. Dalam mengukur tingkat
Universitas Sumatera Utara
perputaran kas, sumber masuknya kas yang telah tertanam dalam modal kerja adalah berasal dari aktivitas operasional perusahaan.
Perputaran Kas = Penjualan Kredit Bersih Rata-rata Kas dan Setara Kas
b. Perputaran Piutang
Rasio perputaran piutang yang tinggi mencerminkan kualitas piutang yang semakin baik. Semakin cepat perputaran piutang berarti semakin
cepat modal kembali. Tingkat perputaran piutang suatu perusahaan dapat menggambarkan tingkat efisiensi modal perusahaan yang
ditanamkan dalam piutang, sehingga semakin tinggi perputaran piutang berarti semakin efisien modal yang digunakan dan sebaliknya
semakin rendah tingkat perputaran piutang maka semakin berkurang efisiensi dari modal.
Perputaran Piutang = Penjualan Kredit Bersih Rata-rata Piutang
c. Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh
perusahaan, dapat diukur dengan formula sebagai berikut: Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan
Rata-rata Persediaan
Universitas Sumatera Utara
3.2 Variabel Dependen Terikat