Perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat
diperoleh perusahaan jumlah rupiah untuk tiap modal kerja. Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang
mungkin disebabkan rendanhnya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kass yang terlalu besar.
Penjualan dengan modal kerja diantaranya terdapat hubungan yang erat. Bila volume penjualan naik investasi persediaan dan piutang juga meningkat,
ini berarti juga meningkatkan modal kerja. Untuk menguji efesiensi penggunaan modal kerja, penganalisa dapat menggunakan perputaran modal
kerja working capital turnover. Perputaran Modal Kerja yaitu rasio yang memperlihatkan adanya keefektifan modal kerja dalam pencapaian penjualan.
Riyanto 2002:335 merumuskan formula untuk menghitung perputaran modal kerja sebagai berikut:
Penjualan Perputaran Modal Kerja =
Aktiva Lancar – Hutang Lancar
2.2 Kas
2.2.1 Pengertian Kas
Menurut Martono 2002:116 ”Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar paling likuid dan paling mudah
berpindah tangan dalam suatu transaksi”. Transaksi tersebut misalnya untuk
Universitas Sumatera Utara
pembayaran gaji atau upah pekerja, membeli aktiva tetap, membayar hutang, membayar deviden dan transaksi lain yang diperlukan perusahaan.
Pengertian kas menurut Harahap 2004:258 adalah sebagai berikut: Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat
serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat sebagai berikut,
a. setiap saat dapat ditukar menjadi kas,
b. tanggal jatuh temponya sangat dekat,
c. kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat
harga. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2007:21 ”Kas adalah mata uang
kertas dan logam baik rupiah maupun valuta asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah, termasuk pula dalam kas adalah mata
uang rupiah yang ditarik dari peredaran dan masih dalam masa tenggang untuk penukarannya ke Bank Indonesia”.
2.2.2 Faktor -Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Kas
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan kas bisa melalui penerimaan dan pengeluaran kas. Perubahan yang menambah dan
mengurangi kas dan dikatakan sebagai sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran kas.
Menurut munawir 2002:159 sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari berbagai sumber antara lain
sebagai berikut : a.
Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, atau adanya penurunan
aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
Universitas Sumatera Utara
b. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan
modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas. c.
Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek wesel maupun hutang jangka panjang hutang obligasi, hutang hipotik atau
hutang jangka yang lain serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
d. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang
diimbangi dengan adanya penerimaan kas, misalnya adanya penurunan piutang karena adanya penerimaan pembayaran,
berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai.
e. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari
investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.
Berikut penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan adanya transaksi-transaksi antara lain:
1. Pemberian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta adanya pembelian aktiva lainnya.
2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.
3. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.
4. Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang meliputi upah dan gaji pembelian supplies kantor,
pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi dan adanya persekot- persekot biaya maupun persekot pembelian.
2.2.3 Perputaran Kas
Menurut Riyanto 2001:95 ”Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata”. Tingkat perputaran kas merupakan
ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas dan kembalinya
Universitas Sumatera Utara
kas yang telah ditanamkan di dalam modal kerja. Dalam mengukur tingkat perputaran kas, sumber masuknya kas yang telah tertanam dalam modal kerja
adalah berasal dari aktivitas operasional perusahaan. Menurut Wild 2005:42, perputaran kas dalam satu periode dapat dihitung dengan rumus:
Penjualan Bersih
Perputaran Kas = Rata – rata Kas dan Setara Kas
Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin efisien tingkat penggunaan kasnya dan sebaliknya semakin rendah tingkat perputarannya
maka semakin tidak efisien, karena semakin banyaknya kas yang berhenti atau tidak dipergunakan.
2.3 Piutang