PENGARUH UKURAN KAP, TIPE PERUSAHAAN DAN KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP AUDIT REPORT LAG (Studi Empiris Pada Seluruh Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014)

(1)

PENGARUH UKURAN KAP, TIPE PERUSAHAAN DAN

KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP AUDIT REPORT LAG (Studi Empiris Pada Seluruh Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2012-2014)

THE INFLUENCE OF PUBLIC ACCOUNTANT SIZE, COMPANY TYPE, AND CHARACTERISTIC OF AUDIT COMMITTEE TOWARD AUDIT

REPORT LAG

(Empirical Study on Entire Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2012-2014)

Oleh

NIKI BELLA MASARI 20130420065

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(2)

(3)

PENGARUH UKURAN KAP, TIPE PERUSAHAAN DAN

KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP AUDIT REPORT LAG (Studi Empiris Pada Seluruh Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2012-2014)

THE INFLUENCE OF PUBLIC ACCOUNTANT SIZE, COMPANY TYPE, AND CHARACTERISTIC OF AUDIT COMMITTEE TOWARD AUDIT

REPORT LAG

(Empirical Study on Entire Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2012-2014)

SKRIPSI

Dianjukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

NIKI BELLA MASARI 20130420065

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(4)

i

PENGARUH UKURAN KAP, TIPE PERUSAHAAN DAN

KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP AUDIT REPORT LAG (Studi Empiris Pada Seluruh Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2012-2014)

THE INFLUENCE OF PUBLIC ACCOUNTANT SIZE, COMPANY TYPE, AND CHARACTERISTIC OF AUDIT COMMITTEE TOWARD AUDIT

REPORT LAG

(Empirical Study on Entire Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2012-2014)

SKRIPSI

Dianjukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

NIKI BELLA MASARI 20130420065

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(5)

(6)

iii SKRIPSI

PENGARUH UKURAN KAP, TIPE PERUSAHAAN DAN

KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP AUDIT REPORT LAG (Studi Empiris Pada Seluruh Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2012-2014)

THE INFLUENCE OF PUBLIC ACCOUNTANT SIZE, COMPANY TYPE, AND CHARACTERISTIC OF AUDIT COMMITTEE TOWARD AUDIT

REPORT LAG

(Empirical Study on Entire Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2012-2014)

Diajukan Oleh NIKI BELLA MASARI

20130420065

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan didepan Dewan Penguji Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tanggal 23 Januari 2017

Yang terdiri dari

Dr. Rizal Yaya , M.Si., Ak., CA Ketua Tim Penguji

Rudy Suryanto, S.E., M.,Acc.,Ak,CA Anggota Tim Penguji

Sigit Arie Wibowo. S.E., M. Acc., Ak., CA Anggota Tim Penguji

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dr.Nano Prawoto, S.E., M.Si. NIK : 19660604199202 143 016


(7)

iv


(8)

v

MOTTO

Happiness is not something that you have to achieve. You can still be happy during the process of achieving something. Something can be beautiful even though there’s something terrible.

(Kim Namjoon / 김남준– BTS / 방탄소년단)

If you can’t fly, then run… If you can’t run, then walk… If you can’t walk, then crawl… But whatever you do, you have to keep moving forward

(Martin Luther King Jr)

If you’re walking down the right path and you’re willing to keep walking, eventually you’ll make progress

(Barack Obama)

What ever you do, do it well…

Do it so well that when people see you do it they will want to come back and see you do it again and they will want to bring others and show them how well you do what you do .


(9)

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini aku persembahkan kepada :

1. Kepada kedua orang tua penulis yang selalu memberikan semangat dan

motivasi berupa materi dan do’a yang tak kenal putus sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Kedua kakakku, mbak ajeng dan mbak lucky yang selalu memberikan motivasi untuk tetap semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 3. Seluruh keluarga besar di Yogyakarta yang selalu memberikan dukungan

kepada penulis.

4. Almamaterku Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

5. Pembimbing skripsi, Bapak Sigit Arie Wibowo. S.E., M. Acc., Ak., CA yang selalu memberikan motivasi, dukungan, dan masukan dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini.

6. Teman-temanku, ninis, dita, dan zarra yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis agar tetap semangat dan tidak putus asa dalam menyelesaikan karya tulis ini.


(10)

vii

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran kap, tipe perusahaan, dan karakteristik komite audit terhadap audit report lag pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014. Karakteristik komite audit terdiri dari kompetensi komite audit, anggota komite audit, rapat komite audit, dan independensi komite audit.

Penelitian ini menggunakan data dari 40 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dimana perusahaan-perusahaan ini mengalami audit report lag selama tahun 2012-2014, sehingga total data observasi adalah 55 data. Audit report lag menggambarkan bahwa laporan auditan dikeluarkan lebih dari 90 hari atau tiga bulan setelah tanggal tutup buku. Data mengenai informasi audit komite diperoleh dari laporan tahunan perusahaan, sedangkan data ukuran KAP dan tipe perusahaan diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Data kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tipe perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap audit report lag, sedangkan ukuran KAP dan seluruh karakteristik komite audit (kompetensi komite audit, anggota komite audit, rapat komite audit, dan independensi komite audit) tidak memiliki pengaruh terhadap

audit report lag.

Kata Kunci: Audit Report Lag, Ukuran KAP, Tipe Perusahaan, Karakteristik komite audit


(11)

viii

ABSTRACT

This research aims to examine the influence of Public Accountant Size, Company Type, and Characteristics of Audit Committee toward Audit Report Lag on entire companies that listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) during 2012-2014. Characteristics of the audit committee consists of competence of the audit committee, member of the audit committee, the audit committee meeting and independence of the audit committee.

This research used data from 40 companies that listed in the Indonesia Stock Exchange where these companies are experiencing audit report lag during 2012-2014, with the total observation data is 55 data. Audit report lag describe that audit report was report more than 90 days or three months after the closing periode. Data of audit committee information are taken from the company’s annual report, meanwhile information about public accountant size and company

type are taken from the company’s financial statement. Then, the data was

analyzed by using multiple regression linear analysis.

The result of this research showed that company type had negative influence toward audit report lag, while public accountant size and all of characteristics of Audit Committee (competence of the audit committee, member of the audit committee, the audit committee meeting and independence of the audit committee) had no influence toward audit report lag.

Keywords: Audit Report Lag, Public Accountant Size, Company Type, Characteristics of the audit committee.


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan segala karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Ukuran Kap, Tipe Perusahaan, dan Karakteristik Komite Audit Terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris pada Seluruh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014)” dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi pada Program Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat sesuai dengan yang diharapkan oleh penulis, walaupun skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan.

Penulis menyadari sepenuhnya, tanpa bimbingan dan perhatian dari berbagai pihak yang bersedia meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu dan indormasi serta semangat, tugas akhir skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Bapak Dr. Nano Pratolo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Ibu Dr. Ietje Nazaruddin, SE.,M.Si., Ak, selaku Kepala Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Sigit Arie Wibowo. S.E., M. Acc., Ak., CA selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan pengertiannya telah memberikan segala


(13)

x

waktu, arahan, masukan, dan bimbingan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Seluruh dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah banyak membantu, mendidik, dan memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menimba ilmu. 5. Bapak Ibu staf karyawan Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan masalah administrasi perkuliahan.

6. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan kepercayaan, dorongan dan perhatian serta cinta dan kasihnya kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi dengan baik.

7. Kedua mbakku Ajeng Trias Sandiana, S.Farm., Apt dan Lucky Aura Sandiana, S.Psi, yang telah menjadi penyemangat, memberikan dukungan dan nasihat tak kenal putus. Untuk seluruh keluarga besar di Yogyakarta yang dengan tangan terbuka memberikan doa, masukan dan semangat selama penulis menjalani studi dan tinggal di Yogyakarta.

8. Sahabatku Ninis, yang selalu menemani dari semester 1 sampai dengan semester 7, yang tidak sengaja dapat pembimbing, jadwal ujian proposal dan ujian pendadaran sama. Terimakasih sudah selalu membantu, menemani, menyemangati dan memotivasi ketika penulis mengalami kesulitan dan hambatan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabatku-sahabatku Dita dan Zarra, yang berjuang bersama-sama hingga detik-detik terakhir. Terimakasih untuk kebersamaan, keceriaan, semangat,


(14)

xi

masukan, serta bantuan yang kalian berikan ke penulis selama menempuh perkuliahan dari semester 1 sampai dengan semester 7, hingga proses penyelesaian tugas akhir ini.

10. Teman-teman seperjuangan Akuntansi angkatan 2013, terimakasih atas segala kebersamaan, motivasi, keceriaan dan bantuan selama proses penulisan skripsi ini.

11. Teman-teman KKN 08 Kalimundu, Bapak Ibu Iskandar, serta warga Kalimundu, Sanden, yang telah memberikan doa dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir skripsi ini.

Semoga budi baik Bapak/Ibu, saudara-saudari serta rekan-rekan memperoleh balasan yang lebih baik dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis agar penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 18 Februari 2017


(15)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………...……….. HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ……….. HALAMAN PENGESAHAN ………... HALAMAN PERNYATAAN ………... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………... PERSEMBAHAN ………..

INTISARI ………..

ABSTRAK ………. KATA PENGANTAR ………...……… DAFTAR ISI ……….. DAFTAR TABEL ……….. DAFTAR GAMBAR ………. BAB I PENDAHULUAN ……….

A. Latar Belakang Penelitian ………..

B. Rumusan Masalah ………..

C. Tujuan Penelitian ………

D. Manfaat Penelitian ………..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………

A. Landasan Teori ………...

1. Teori Agensi (Agency Theory) ………..

2. Teori Signal (Signalling Theory) ………...

3. Laporan Keuangan ……….

4. Audit Report Lag ………...

5. Komite Audit ………. i ii iii iv v vi vii viii ix xii xiv xv 1 1 10 11 12 14 14 14 16 18 21 22


(16)

xiii

B. Pengembangan Hipotesis …..……….

C. Model Penelitian ………

BAB III METODE PENELITIAN ………..

A. Obyek Penelitian ………

B. Jenis Data ……….……….. C. Teknik Pengambilan Sampel ………...…………... D. Teknik Pengumpulan Data ………...……….. E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ………... F. Uji Hipotesis dan Analisis Data ……….

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ………..

B. Statistik Deskriptif ………..

C. Uji Asumsi Klasik ………..

D. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ………..

E. Pembahasan (Interpretasi) ………..

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ……….

A. Simpulan ……….

B. Saran ………...

C. Keterbatasan Penelitian ………..

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 25 35 36 36 36 37 38 38 42 48 48 49 54 58 64 72 72 73 74


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

4.1 Prosedur Pemilihan Sampel ………. 4.2 Statistik Deskriptif ……….……….. 4.3 Statistik Desktiptif Variabel Dummy ………...

4.4 Hajil Uji Normalitas ……….

4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ………... 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ………....……... 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ………..………..…………. 4.8 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ……….. 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi ……….. 4.10 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Nilai F) ……….. 4.11 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Nilai t) ……….…………..

48 49 52 54 55 56 57 58 59 60 61


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR


(19)

(20)

(Studi Empiris Pada Seluruh Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2012-2014)

THE INFLUENCE OF PUBLIC ACCOUNTANT SIZE, COMPAI{Y TYPE,

AND CHARACTERISTIC OT AUDIT COMMITTEE TOWARD AUDIT

REPORT

I}IG

@mpirical Study on Entire Companics Listed in Indonesia Stoch Exchange

Period 2012-2014) Diajukan Oleh


(21)

perusahaan, dan karakteristik komite audit terhadap audit report lag pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014. Karakteristik komite audit terdiri dari kompetensi komite audit, anggota komite audit, rapat komite audit, dan independensi komite audit.

Penelitian ini menggunakan data dari 40 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dimana perusahaan-perusahaan ini mengalami audit report lag selama tahun 2012-2014, sehingga total data observasi adalah 55 data. Audit report lag menggambarkan bahwa laporan auditan dikeluarkan lebih dari 90 hari atau tiga bulan setelah tanggal tutup buku. Data mengenai informasi audit komite diperoleh dari laporan tahunan perusahaan, sedangkan data ukuran KAP dan tipe perusahaan diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Data kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tipe perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap audit report lag, sedangkan ukuran KAP dan seluruh karakteristik komite audit (kompetensi komite audit, anggota komite audit, rapat komite audit, dan independensi komite audit) tidak memiliki pengaruh terhadap

audit report lag.

Kata Kunci: Audit Report Lag, Ukuran KAP, Tipe Perusahaan, Karakteristik komite audit


(22)

Company Type, and Characteristics of Audit Committee toward Audit Report Lag on entire companies that listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) during 2012-2014. Characteristics of the audit committee consists of competence of the audit committee, member of the audit committee, the audit committee meeting and independence of the audit committee.

This research used data from 40 companies that listed in the Indonesia Stock Exchange where these companies are experiencing audit report lag during 2012-2014, with the total observation data is 55 data. Audit report lag describe that audit report was report more than 90 days or three months after the closing periode. Data of audit committee information are taken from the company’s annual report, meanwhile information about public accountant size and company

type are taken from the company’s financial statement. Then, the data was

analyzed by using multiple regression linear analysis.

The result of this research showed that company type had negative influence toward audit report lag, while public accountant size and all of characteristics of Audit Committee (competence of the audit committee, member of the audit committee, the audit committee meeting and independence of the audit committee) had no influence toward audit report lag.

Keywords: Audit Report Lag, Public Accountant Size, Company Type, Characteristics of the audit committee.


(23)

1 A. Latar Belakang Penelitian

Relevansi sebuah laporan keuangan dapat didukung oleh ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2011). Berdasarkan peraturan BAPEPAM-LK Nomor: Kep-431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik menyatakan bahwa laporan tahunan harus telah tersedia bagi pemegang saham sebelum jangka waktu 4 bulan atau 120 hari sejak tahun tutup buku berakhir. Pada dasarnya laporan tahunan merupakan sumber informasi penting bagi pemegang saham dan masyarakat dalam membuat keputusan investasi. Laporan tahunan harus menyajikan informasi organisasi perusahaan serta laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh auditor independen. Sementara itu, laporan keuangan tahunan harus dipublikasi dengan jangka waktu paling lambat 3 bulan setelah tahun tutup buku berakhir.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari situs www.ipotnews.com

(Indoprimier-IPOT NEWS) menyatakan bahwa sebanyak 63 emiten belum menyampaikan laporan tahunan periode 2015 secara tepat waktu yaitu paling lambat 4 bulan setelah tahun tutup buku berakhir. Emiten-emiten tersebut kemudian diberikan sanksi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu berupa Peringatan Tertulis 1 karena tidak mematuhi kewajiban penyampaian laporan tahunannya secara tepat waktu. Sementara, informasi lain yang diperoleh dari


(24)

Kabarbisnis (www.kabarbisnis.com) menyatakan bahwa pada Desember 2015 masih terdapat tiga emiten yang belum menyampaikan laporan keuangan per 31 Desember 2014. Hal ini mengakibatkan ketiga emiten tersebut berstatus diberhentikan sementara (suspense) di pasar regular dan pasar tunai. Fakta-fakta tersebut menunjukkan masih terdapat beberapa perusahaan yang belum disiplin dalam mempublikasikan laporan tahunan dan laporan keuangannya.

Salah satu penyebab terjadinya keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahunan emiten adalah belum terselesaikannya proses audit laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor independen. Dampak yang akan ditimbulkan apabila terjadi keterlambatan dalam penyampaian laporan tahunan dan laporan keuangan tahunan yaitu akan membuat informasi yang disajikan menjadi kurang akurat. Nilai informasi dalam laporan keuangan akan bernilai apabila disajikan dengan tepat waktu dan akurat (Puspitasari & Sari, 2012). Selain itu, keterlambatan penyampaian laporan tahunan khususnya laporan keuangannya akan mengindikasi terdapat masalah di dalamnya (Aditya & Anisykulillah, 2014). Laporan keuangan berfungsi sebagai pusat informasi bagi para pihak berkepentingan, yaitu investor, kreditor, calon investor, dan calon kreditor.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyatakan bahwa laporan keuangan harus bersifat mudah dimengerti, relevan, dipercaya/keandalan, dan dapat dibandingkan. Hal ini agar dapat digunakan secara efektif dan efisien oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Penyampaian atau pempublikasian laporan keuangan dijadikan sebagai sebuah signal yang diberikan oleh pihak


(25)

manajemen perusahaan kepada para investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sebelum menginvestasikan dananya (Mulyadi, 2002).

Laporan keuangan menggambarkan kondisi perusahaan yang berkaitan dengan posisi keuangan, kegiatan usaha perusahaan, serta perubahan posisi keuangan perusahaan (Wardhani & Raharja, 2013). Apabila sebuah perusahaan tidak menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu maka akan berdampak pada berkurangnya nilai informasi dari laporan keuangan tersebut (Dabor, A.O & Mohammed, F, 2015). Salah satu faktor yang dapat menyebabkan ketidaktepatan penyampaian laporan keuangan adalah lamanya penyelesaian proses audit yang dilakukan oleh auditor independen atau biasa disebut audit report lag (Trianto, Satriawan, & Anisma, 2014). Untuk menghasilkan laporan audit yang tepat dan berkualitas, auditor independen harus bekerja penuh ketelitian dan kehati-hatian untuk meminimalisir terjadinya kesalahan. Seperti di sebutkan dalam surat Al Hujarat ayat 6 yang berbunyi

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Q.S. Al Hujarat, 49:6)

Ayat di atas menerangkan bahwa dalam menerima sebuah informasi hendaknya berhati-hati dan teliti terlebih dahulu sebelum disampaikan ke pihak lain. Hal ini agar informasi tersebut tidak merugikan pihak lain. Dalam hal ini, auditor independen harus memeriksa laporan keuangan perusahaan dengan teliti agar informasi yang tersaji dalam laporan keuangan merupakan


(26)

informasi yang valid sehingga dapat digunakan dengan baik oleh pihak kepentingan untuk pengambilan keputusannya. Auditor independen berperan untuk menjamin bahwa laporan keuangan perusahaan telah di audit dengan benar dan tidak terdapat kesalahan di dalamnya. Namun tentunya dalam melaksanakan tugasnya, auditor independen terkadang menemui kerumitan dan hambatan sehingga akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan proses auditnya.

Auditor independen dalam melakukan proses audit diharuskan untuk mengikuti standar prosedur audit yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi akuntan publik (Mulyadi, 2002). Hal ini juga menjadi salah satu faktor yang berdampak pada semakin lamanya waktu yang dibutuhkan auditor independen dalam menyelesaikan tugasnya. Dengan kata lain, semakin cepat auditor independen menyelesaikan proses auditnya terhadap laporan keuangan perusahaan, maka semakin cepat pula laporan keuangan tahunan perusahaan akan dipublikasikan kepada masyarakat (Aditya & Anisykurlillah, 2014).

Audit report lag juga dapat disebabkan apabila terjadi konflik kepentingan antara auditor independen dengan pihak manajemen perusahaan. Hal ini dikarenakan pihak manejemen perusahaan akan berusaha menutupi kelemahan kinerja perusahaan sementara auditor independen berusaha untuk bekerja sesuai dengan kode etik profesinya (Rianti & Sari, 2014). Untuk mencegah terjadinya konflik kepentingan tersebut maka dari itu Pemerintah membuat sebuah peraturan yang mewajibkan perusahaan go public untuk merancang Good Corporate Governance (GCG) dimana implementasi dari


(27)

program ini adalah dibentuknya sebuah komite audit. Komite audit akan bertugas untuk membantu dewan komisaris dan sebagai penghubung antara auditor independen dengan pihak manajemen perusahaan, sehingga konflik kepentingan dapat berkurang (Wijaya, 2012).

Komite audit berperan dalam membantu dewan komisaris untuk mengawasi dan memastikan bahwa laporan keuangan telah tersaji dengan wajar dan transparan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (Anggiani, 2011). Hal ini di tegaskan dalam firman Allah SWT dalam Surah an-Nisa ayat 135 yang berbunyi:

Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah yang maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (Q.S an-Nisa 4:135)

Ayat di atas menerangkan bahwa menegakkan keadilan dan kebenaran adalah wajib bagi orang-orang beriman. Dalam hal ini, komite audit berperan sebagai pengawas untuk menegakkan kebenaran terhadap laporan keuangan perusahaan. Komite audit juga berfungsi sebagai media komunikasi bagi auditor independen dengan dewan komisaris apabila terdapat kesalahan-kesalahan atau hambatan dalam proses audit. Dengan kata lain, secara tidak langsung komite audit membantu auditor independen melakukan tugasnya menjadi lebih efisien dan efektif, sehingga audit report lag dapat berkurang.

Rianti & Sari (2014) melakukan penelitian terkait pengaruh karakteristik komite audit terhadap audit report lag pada seluruh perusahaan


(28)

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012. Variabel independen yang digunakan antara lain kompetensi anggota komite audit, jumlah anggota komite audit, jumlah rapat komite audit, gender komite audit, dan independensi komite audit. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa kompetensi komite audit, jumlah anggota komite audit, dan gender komite audit mempunyai pengaruh negatif pada audit report lag sedangkan jumlah rapat komite audit dan independensi komite audit tidak mempengaruhi audit report lag.

Peneliti lain yaitu Wijaya (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh karakteristik komite audit terhadap audit report lag pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010. Variabel independen yang digunakan antara lain independensi komite audit, rapat komite audit, kompetensi anggota komite audit, dan jumlah anggota komite audit. Berdasarkan hasil penelitiannya dinyatakan bahwa independensi dan jumlah rapat komite audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag. Sementara, kompetensi dan jumlah anggota komite audit memiliki pengaruh negatif terhadap audit report lag.

Sementara itu, Kumara (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh

good corporate governance (GCG) terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu ukuran komite audit, rapat komite audit, independensi komite audit, ukuran dewan, dan komisaris independen. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa ukuran komite audit dan rapat


(29)

komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap audit report lag, sementara independensi komite audit memiliki pengaruh positif terhadap audit report lag

dan ukuran dewan serta komisaris independen memiliki pengaruh negatif terhadap audit report lag.

Wardhani & Raharja (2013) melakukan penelitian terkait pengaruh

Good Corporate Governance (GCG) terhadap audit report lag pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2011. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu ukuran komite audit, independensi komite audit, rapat komite audit, kompetensi anggota komite audit, ukuran dewan, dan komisaris independen. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa ukuran dan jumlah rapat komite audit, serta komisaris independen tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Sementara itu, independensi komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Kompetensi komite audit dan ukuran dewan juga dinyatakan memiliki pengaruh positif terhadap audit report lag, sedangkan kompetensi anggota komite audit memiliki pengaruh positif terhadap audit report lag.

Selain komite audit, audit report lag juga dapat terjadi karena beberapa faktor. Faktor lain yang dapat menyebabkan audit report lag antara lain profitabilitas, ukuran Kantor Akuntan Publik, ukuran perusahaan, umur perusahaan, solvabilitas, opini audit, jenis industri, leverage, ukuran perusahaan, debt to equity, audit fee, tahun tutup buku, ratio on equity, jumlah cabang perusahaan dan kompleksitas pekerjaan. Peneliti yang melakukan


(30)

penelitian terhadap faktor-faktor tersebut antara lain: Apriayanti & Santosa (2014); Estrini & Laksito (2013); Ayemere, I. L (2015); Trianto, Satriawan, & Anisma (2014), Wardhani & Raharja (2013), dan Kumara (2015).

Apriayanti & Santosa (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh atribut perusahaan dan faktor audit terhadap audit report lag. Penelitian ini memberikan hasil yaitu ukuran perusahaan, rasio debt to equity, profitabilitas, subsidiary dari perusahaan multinasional, ukuran kantor audit, audit fees, klasifikasi industri, umur perusahaan, dan opini audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag. Sementara tahun tutup buku perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag.

Estrini & Laksito (2013) melakukan penelitian terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 mengenai pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, gender auditor, dan reputasi kantor akuntan publik. Hasil dari penelitin ini membuktikan bahwa profitabilitas, gender

auditor, dan reputasi kantor akuntan publik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag, sementara ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag.

Ayemere, I. L (2015) melakukan penelitian pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Nigerian Stock Exchange tahun 2005-2012. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, leverage, tahun tutup buku, ratio on equity, tipe perusahaan, dan jumlah cabang perusahaan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ukuran perusahaan, leverage, dan tahun tutup buku tidak memiliki pengaruh terhadap audit report lag.


(31)

Sedangkan, ratio on equity, tipe perusahaan, dan jumlah cabang perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag.

Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi audit report lag. Peneliti yang berbeda tentunya akan memberikan hasil yang berbeda-beda pula sehingga menimbulkan ketidakkonsistenan hasil penelitian dari masing-masing variabel yang diteliti. Oleh karena itu, peneliti memiliki motivasi untuk melakukan penelitian kembali untuk menguji pengaruh beberapa variabel yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya terhadap audit report lag.

Penelitian ini akan berfokus pada pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), tipe perusahaan, dan karakteristik komite audit terhadap audit report lag pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014. Karakteristik komite audit yang digunakan oleh peneliti terdiri dari kompetensi komite audit, anggota komite audit, rapat komite audit, dan independensi komite audit. Sementara itu, ukuran KAP akan dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu KAP big four dan KAP non-big four, sedangkan tipe perusahaan dibedakan menjadi perusahaan keuangan dan perusahaan non-keuangan.

Penelitian ini merupakan replikasi dari Rianti & Sari (2014) yang meneliti pengaruh karakteristik komite audit terhadap audit report lag di seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012. Perbedaan penelitian ini dengan Rianti & Sari (2014) terletak pada tahun penelitian yang diperluas menjadi tahun 2012-2014, serta peneliti juga


(32)

menghapus variabel gender dan mengantinya dengan dua variabel independen lain yaitu ukuran KAP dan tipe perusahaan. Adapun kontribusi yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat memberikan bukti empiris terkait pengaruh ukuran KAP, tipe perusahaan, dan karakteristik komite audit terhadap audit report lag sehingga dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya,

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini diberi judul “Pengaruh Ukuran KAP, Tipe Perusahaan, dan Karakteristik Komite Audit terhadap

Audit Report Lag (Studi Empiris Pada Seluruh Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014)”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah kompetensi komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag?

2. Apakah anggota komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag?

3. Apakah rapat komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag? 4. Apakah independensi komite audit berpengaruh negatif terhadap audit

report lag?

5. Apakah ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap audit report lag? 6. Apakah tipe perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit report lag?


(33)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memberikan bukti empiris dan menganalisis pengaruh kompetensi komite audit terhadap audit report lag pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014.

2. Untuk memberikan bukti empiris dan menganalisis pengaruh anggota komite audit terhadap audit report lag pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014.

3. Untuk memberikan bukti empiris dan menganalisis pengaruh rapat komite audit terhadap audit report lag pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014.

4. Untuk memberikan bukti empiris dan menganalisis pengaruh independensi komite audit terhadap audit report lag pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014.

5. Untuk memberikan bukti empiris dan menganalisis pengaruh ukuran KAP terhadap audit report lag pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014.

6. Untuk memberikan bukti empiris dan menganalisis pengaruh tipe perusahaan terhadap audit report lag pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014.


(34)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat di bidang teoritis a. Bagi Penulis

Penelitian ini memberikan pemahaman mengenai pengaruh ukuran KAP, tipe perusahaan, dan karakteristik komite audit terhadap

audit report lag. b. Bagi Akademis

Penelitian ini memberikan informasi, bukti empiris dan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang audit mengenai pengaruh ukuran KAP, tipe perusahaan, dan karakteristik komite audit terhadap audit report lag.

c. Bagi Penulis Mendatang

Penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi bagi penelitian selanjutnya dibidang audit.

2. Manfaat di bidang praktik a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan sebuah masukan bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan kualitas komite audit. Hal ini agar komite audit dapat berperan aktif dalam membantu perusahaan menghasilkan laporan keuangan yang wajar sesuai dengan prinsip berlaku umum, sehingga tingkat salah saji didalamnya dapat diminimalisir. Dengan kata lain, auditor independen dapat melakukan proses auditnya menjadi lebih efisien dan efektif, sehingga audit report lag dapat


(35)

dikurangi dan laporan keuangan tahunan perusahaan dapat dipublikasikan dengan tepat waktu.

b. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP)

Penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan bagi auditor untuk bekerja lebih optimal dengan meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses audit sehingga dapat menyelesaikan laporan auditnya dengan tepat waktu.

c. Bagi Penelitian Selanjutnya.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi berkaitan konsep audit report lag dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.


(36)

14 A. Landasan Teori

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan (agency theory) merupakan dasar yang digunakan perusahaan untuk menerapkan corporate governance. Teori ini menjelaskan hubungan kontrak antara dua pihak yaitu pemilik atau pemegang saham sebagai principal dengan pihak manajemen sebagai

agent. Kontrak ini mengharuskan pihak agent untuk memberikan suatu jasa dan medelegasikan wewenang pengambilan keputusan atas nama pemilik (Jensen& Meckling, 1976). Teori ini juga menjelaskan tentang hubungan antara principal dan agent dimana agent bertindak atas nama dan untuk kepentingan principal dengan diberikan sebuah imbalan (Suwardjono, 2005).

Para pemilik atau pemegang saham akan mempercayakan Dewan Komisaris untuk menunjuk manajemen sebagai agent untuk menjalankan bisnis perusahaan (Purwati, 2006). Dengan kata lain, pihak manajemen memiliki informasi yang lebih banyak terkait kondisi perusahaan dibandingkan pihak pemegang saham. Kondisi inilah yang membuat pihak manajemen sangat memungkinkan untuk melakukan kecurangan karena ingin mensejahterakan pihaknya sendiri daripada para pemegang saham (Purwati, 2006). Hal inilah yang memicu terjadinya konflik kepentingan.


(37)

Menurut Tjager, Alijoyo, & Sembodo (2003) dalam Purwati (2006) menyatakan bahwa teori keagenan (agency theory) merupakan teori yang menganalisis dan mencari solusi atas dua permasalahan yang timbul

dalam hubungan “principal” dan “agent”yaitu:

a. Agency problem : masalah yang timbul ketika (1) terjadi konflik antara harapan atau tujuan pemegang saham dan para dewan direksi (top management) dan (2) para pemilik mengalami kesulitan untuk menverifikasi kegiatan manajemen, dan

b. Risk sharing problem : masalah yang timbul ketika pemegang saham dan direksi memiliki sikap yang berbeda untuk menghadapi resiko.

Perbedaan informasi yang dimiliki antara pihak manajemen dan pemegang saham disebut asimetri informasi (Jensen dan Meckling, 1976). Asimetri informasi menyebabkan para pemegang saham untuk mencari informasi secara individual yang menyebabkan para pemegang saham tidak mempunyai informasi yang sama. Akibat adanya perbedaan informasi atau asimetri informasi juga dapat menyebabkan pihak

principal tidak bisa melakukan monitoring dan kontrol terhadap tindakan yang dilakukan oleh agent (Pratama, 2015). Informasi yang tidak sepenuhnya diungkapkan ke publikakan menyebabkan pasar menjadi tidak efisien. Manajemen cenderung menutupi atau enggan untuk mengungkapkan informasi yang dapat meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi kepentingan pribadinya dengan mengorbankan kepentingan umum (public interest).


(38)

Oleh sebab itu, di bentuklah komite audit untuk mencegah terjadinya kecurangan yang dilakukan pihak manajemen. Komite audit diharapkan dapat mencegah dan mengawasi pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Hal ini bertujuan agar laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan adalah laporan keuangan yang wajar dan sesuai fakta sehingga dapat digunakan dengan baik oleh investor dalam pengambilan keputusan (Wijaya, 2012).

2. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori signaling menyatakan bahwa terdapat perbedaan informasi antara pihak manajeman dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi perusahaan atau disebut asimetri informasi. Teori ini secara lebih luas menjelaskan bahwa pihak manjemen memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan pihak investor terkait internal perusahaan dan prospek perusahaan kedepannya (Febrianty, 2011). Oleh karena itu, pihak manajemen berkewajiban untuk memberikan signal kepada pihak investor atau stakeholder mengenai kondisi perusahaan. Pemberian signal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dengan pihak eksternal.

Pemberian signal kepada pihak eksternal dapat dilakukan dengan cara mempublikasi laporan keuangan perusahaan. Hal ini dikarenakan laporan keuangan dijadikan sebuah informasi yang terpercaya mengenai prospek perusahaan pada masa yang akan datang bagi para pengguna laporan keuangan. Informasi yang dipublikasikan akan memberikan


(39)

signal bagi investor guna pengambilan keputusan investasi (Jogiyanto, 2000). Manajer akan memberikan informasi terkait laba perusahaan yang akan diterjemahkan sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal jelek (bad news) oleh investor.

Signal baik (good news) digambarkan apabila laba perusahaan mengalami peningkatan karena mengindikasikan kondisi perusahaan yang baik. Lain halnya apabila laba perusahaan mengalami penurunan, maka hal ini dikatagorikan sebagai signal buruk (bad news) karena mengindikasi kondisi perusahaan sedang tidak baik. Secara umum, signal baik yang diberikan oleh perusahaan akan mempengaruhi harga saham perusahaan karena investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham (Estrini & Laksito, 2013). Signal ini dapat menandakan bahwa manajemen ingin menyampaikan informasi yang dapat meningkatkan kredibilitasnya dan kesuksesan perusahaan (Suwardjono, 2005).

Teori signalling memberikan manfaat terhadap akurasi dan ketepatan waktu penyajian laporan keuangan ke publik yang digunakan sebagai sebuah sinyal dari perusahaan akan adanya informasi yang bermanfaat dalam kebutuhan untuk pengambilan keputusan dari investor (Wijaya, 2012). Lamanya audit report lag di interpretasikan sebagai sinyal negatif karena tidak segera mempublikasikan laporan keuangan perusahaan (Setyaningrum, 2014).


(40)

3. Laporan Keuangan

Laporan Keuangan merupakan sebuah pertanggung jawaban pengelola perusahaan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya (Eka, 2014). Laporan Keuangan berfungsi sebagai pusat informasi yang digunakan oleh pihak berkepentingan yaitu investor, kreditor, calon investor, dan calon kreditor (Horngren, Thomas, & Suwardy, 2011). Informasi tersebut berguna sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sebelum menginvestasikan dana ke sebuah perusahaan (Mulyadi, 2002). Laporan keuangan menggambarkan informasi penting terkait kondisi perusahaan.

Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mengenai Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan menyatakan bahwa tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya dalam membuat keputusan tentang penyediaan sumber daya kepada entitas. Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai posisi keuangan entitas pelapor mengenai sumber daya ekonomi entitas dan klaim terhadap entitas pelapor. Informasi tersebut nantinya dijadikan sebagai masukan yang berguna untuk pengambilan keputusan mengenai penyediaan sumber daya kepada entitas.

Informasi yang tersaji dalam laporan keuangan selama suatu periode mengindikasikan sejauh mana peristiwa seperti perubahan harga


(41)

saham telah manambah atau mengurangi sumber daya ekonomi dan klaim. Kegunaan informasi keuangan dapat ditingkatkan jika informasi tersebut terbanding (comparable), terverifikasi (verifiable), tepat waktu (timely), dan terpaham (understandable).

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) juga menyebutkan karakteristik-karakteristik laporan keuangan yaitu:

a. Keterbandingan (comparable)

Informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan informasi serupa dengan perusahaan lain dan dengan informasi serupa tentang perusahaan yang sama untuk periode dan tanggal lainnya.

b. Keterverifikasi (verifiable)

Keterverifikasi (verifiable) berarti bahwa pengamat independen dengan memiliki pengetahuan yang berbeda-beda dapat mencapai konsensus. Verifikasi dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung

c. Ketepatwaktuan (timely)

Ketepatwaktuan (timely) diartikan sebagai tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada waktu yang tepat sehingga tidak mempengaruhi keputusan mereka. Semakin lawas suatu informasi maka semakin kurang berguna informasi tersebut.


(42)

d. Keterpahaman (understandable)

Keterpahaman (understandable) berarti informasi dalam laporan keuangan telah disajikan secara jelas dan ringkas sihingga dapat membuat informasi tersebut mudah dipahami oleh pihak pembuat keputusan.

Menurut Kartika (2011), laporan keuangan memiliki 6 manfaat yang digunakan untuk pihak-pihak berkepentingan yaitu antara lain:

a. Membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi perusahaan.

b. Sebagai gambaran bagi para pemegang saham terkait informasi harga saham dan transaksi perusahaan lainnya guna pengambilan keputusahan yang dapat menstabilkan harga saham.

c. Sebagai pedoman bagi manajer untuk memegang kendali tentang hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh manajer.

d. Dapat digunakan sebagai penyemangat bagi para karyawan untuk bekerja lebih baik guna mencapai tujuan perusahaan.

e. Digunakan pemerintah untuk menetapkan kebijakan pajak dan dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional.

f. Memberikan gambaran kepada masyarakat tentang perkembangan kemakmuran perusahaan.


(43)

4. Audit report lag

Audit report lag merupakan istilah yang termasuk dalam bagian dari auditing. Audit report lag adalah lamanya waktu yang dibutuhkan auditor independen dalam menyelesaikan tugas auditnya. Audit report lag diukur dari tanggal tahun tutup buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit (Halim, 2000). Audit report lag dapat disebabkan oleh in-efisiensi atau hambatan selama proses audit. Selain itu, audit report lag

dapat mempengaruhi tingkat ketidakpastian keputusan yang akan diambil oleh para investor (Kartika, 2011).

Audit report lag dapat mencerminkan ketepatan waktu pelaporan keuangan. Ketepatan Waktu Laporan Keuangan (timeliness) mengharuskan informasi harus dibuat tersedia untuk pengguna laporan keuangan secepat mungkin dan itu menjadi kondisi yang penting jika laporan keuangan berguna (Turel, 2010). Secara singkatnya, ketepatan waktu pelaporan keuangan dimaksudkan bahwa informasi tersedia pada saat dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan.

Ketepatan waktu pelaporan keuangan dapat mempengaruhi nilai suatu laporan keuangan. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan mengakibatkan informasi yang disajikan menjadi kurang akurat (Estrini & Laksito, 2013). Hal ini dikarenakan laporan keuangan memiliki unsur penting yang digunakan sebagai penyedia informasi


(44)

perusahaan. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan juga akan mengindikasi adanya masalah di dalamnya.

5. Komite Audit

Menurut Peraturan BAPEPAM-LK no. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-643/BL/2012 yang diterbitkan pada 7 Desember 2012 menyatakan bahwa Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris.

Pada bulan Juni 2000, Komite Audit secara resmi disahkan keberadaannya pada seluruh perusahaan publik di Indonesia. Peresmian ini ditandai dengan keluarnya Keputusan Direksi Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) No: Ke-315/BEJ/06/2000 tentang: Peraturan Pencatatan Efek Nomor I-A: Tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa. Menurut Keputusan Direksi tersebut definisi komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris perusahaan, yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh dewan komisaris, yang bertugas untuk membantu melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam pengelolaan perusahaan. Selain itu, didalamnya juga disampaikan bahwa seluruh perusahaan yang telah terdaftar di Bursa


(45)

Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) harus memiliki Komisaris Independen, Komite Audit, dan Sekretaris Perusahaan.

Komite Audit memiliki struktur dan keanggotaan yang diatur dalam Peraturan BAPEPAM-LK no. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit antara lain sebagai berikut:

a. Komite Audit paling kurang terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari Komisaris Independen dan Pihak dari luar Emiten atau Perusahaan Publik.

b. Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen.

c. Komisaris Independen wajib memenuhi persyaratan yaitu:

1) Bukan merupakan orang yang berkerja atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik tersebut dalam waktu 6 (enam) bulan terakhit;

2) Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Emiten atau Perusahaan Publik tersebut;

3) Tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan Publik, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan Publik tersebut; dan


(46)

4) Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik tersebut.

Pembentukan komite audit dimaksudkan untuk mengawasi segala aspek dalam proses pelaporan keuangan, termasuk persiapan dan pengarsipan laporan keuangan, internal control terhadap laporan keuangan, dan segala hal terkait risiko (Rittenberg, Johnstone, & Gramling, 2012). Sementara itu, Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain sebagai berikut:

a. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Emiten atau Perusahaan Publik kepada pihak dan/atau pihak otoritas antara lain laporan keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya terkait dengan informasi keuangan Emiten atau Perusahaan Publik;

b. Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik;

c. Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara manajemen dan Akuntan atas jasa yang diberikan; d. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai

penunjukkan Akuntan yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasanm dan fee;


(47)

e. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal dan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor internal;

f. Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi, jika Emiten atau Perusahaan Publik tidak memiliki fungsi pemantau risiko di bawah Dewan Komisaris;

g. Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan keuangan Emiten atau Perusahaan Publik;

h. Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan adanya potensi benturan kepentingan Emiten atau Perusahaan Publik; dan

i. Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan informasi Emiten atau Perusahaan Publik.

B. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh kompetensi komite audit terhadap audit report lag

Dalam Peraturan BAPEPAM-LK no. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-643/BL/2012 yang diterbitkan pada 7 Desember 2012 menyatakan bahwa salah satu syarat menjadi keanggotaan Komite Audit ialah wajib memiliki paling kurang satu anggota yang berlatar belakang pendidikan dan keahlian di bidang


(48)

akuntansi dan keuangan. Hal ini bertujuan agar anggota komite audit dapat memahami laporan keuangan dengan baik sehingga dapat mempermudah komite audit dalam melakukan proses audit, serta dapat meningkatkan kualitas laporan audit dan laporan keuangan perusahaan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rianti & Sari (2014) menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Penelitian ini didukung oleh Purwati (2006) dan Wijaya (2012) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kompetensi komite audit terhadap audit report lag. Hal ini membuktikan bahwa semakin banyak anggota komite audit yang memiliki keahlian dalam hal akuntansi dan keuangan akan membuat tingkat salah saji dalam laporan keuangan perusahaan menjadi berkurang, sehingga berdampak pada berkurangnya

audit report lag.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komite audit yang memiliki kompetensi yang tinggi akan menambah kualitas laporan keuangan perusahaan, sehingga dapat mempermudah auditor independen dalam melakukan tugas auditnya menjadi lebih cepat danaudit report lag akan berkurang. Sebaliknya, komite audit yang memiliki kompetensi rendah akan menurunkan kualitas laporan keuangan perusahaan sehingga dapat membuat auditor independen membutuhkan waktu yang lebih lama dalam melaksanakan tugas audit.


(49)

Oleh karena itu, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 = Kompetensi anggota komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

2. Pengaruh anggota komite audit terhadap audit report lag

Dalam Peraturan BAPEPAM-LK no. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-643/BL/2012 yang diterbitkan pada 7 Desember 2012 dalam Struktur dan Keanggotaan Komite Audit menyatakan bahwa Komite Audit paling kurang terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari Komisaris Independen dan Pihak dari luar Emiten atau Perusahaan Publik. Semakin banyaknya anggota audit, maka semakin cepat pula proses audit terselesaikan. Hal ini juga berdampak pada kualitas laporan yang lebih akurat sehingga dapat mengurangi terjadinya salah saji (Rianti & Sari, 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Rianti & Sari (2014), Apadore & Noor (2013), Arifa (2013), dan Mumpuni (2011) memberikan hasil bahwa jumlah komite audit berpengaruh negatif pada audit report lag. Hasil penelitian ini didukung oleh Wijaya (2012) bahwa jumlah anggota komite audit memiliki pengaruh signifikan terhadap audit report lag. Sementara, hasil penelitian yang dilakukan oleh Widosari & Rahardja (2012), Pramaharjan & Cahyonowati (2015) dan Purwati (2006)


(50)

menyatakan bahwa jumlah komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap audit report lag.

Menurut Purwati (2006), semakin banyak anggota komite audit justru akan menurunkan kinerja komite audit. Semakin banyak jumlah anggota komite audit juga akanmengakibatkan kurang maksimalnya komite audit dalam melaksanakan fungsinya, yaitu mengawasi dan mengkoreksi penyusunan laporan keuangan perusahaan. Perbedaan hasil penelitian-penelitian di atas menunjukkan bahwa masih terdapat ketidakkonsistenan hasil dari uji pengaruh antara jumlah anggota komite audit dan audit report lag.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa semakin banyak anggota komite audit akan semakin besar kontribusi komite audit dalam melakukan pengawasan dan evaluasi dalam penyusunan laporan keuangan dimana secara langsung dapat meningkatkan kualitas laporan. Hal ini berdampak pada semakin cepat auditor independen dalam melakukan tugas auditnya dan audit report lag

dapat dipersingkat.Oleh karena itu, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 = Anggota komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

3. Pengaruh rapat komite audit terhadap audit report lag

Dalam Peraturan BAPEPAM-LK no. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Lampiran Keputusan


(51)

Ketua Bapepam dan LK No. Kep-643/BL/2012 yang diterbitkan pada 7 Desember 2012 disebutkan bahwa Komite Audit mengadakan rapat secara berkala paling kurang satu kali dalam 3 (tiga) bulan. Maka, dalam satu tahun komite audit dapat melakukan rapat komite audit sebanyak 3 atau empat kali. Rapat Komite Audit dilakukan untuk membahas hal-hal yang kemungkinan akan mengganggu kegiatan perusahaan dan penyusunan laporan keuangan perusahaan. Komite audit wajib menyampaikan hal-hal tersebut kepada dewan komisaris perusahaan selambat-lambatnya sepuluh hari (Wijaya, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Aljaaidi et al (2015) dan Noor et al (2010) menyatakan bahwa rapat komite audit memiliki pengaruh terhadap audit report lag. Dalam setiap pertemuan rutin, komite audit akan mengevaluasi hasil audit informasi keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan keuangan tahun berjalan, proyeksi keuangan, serta memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan dilaporakan dengan benar seuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pada pertemuan rutin tersebut juga akan dibahas masalah-masalah yang terkait dengan laporan keuangan perusahaan. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat pertemuan atau rapat komite audit maka secara langsung akan berkontribusi pada meningkatnya kualitas laporan keuangan dimana akan berdampak pada berkurangnya audit report lag.

Sementara itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2012), Apadore & Noor (2013), dan Rianti & Sari (2014) menyatakan


(52)

bahwa rapat komite audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag. Hal ini disebabkan tidak terdapat perbedaan terkait audit report lag antara komite audit yang sering malakukan rapat dan komite audit yang hanya melakukan rapat beberapa kali saja. Perbedaan hasil penelitian tersebut mengindikasi bahwa terdapat ketidakkonsistenan terkait variabel rapat anggota dengan audit report lag.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin sering diadakan rapat komite audit maka akan semakin membuat kualitas pelaporan keuangan menjadi lebih baik sehingga audit report lag

dapat berkurang. Oleh karena itu, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 = Rapat anggota komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

4. Pengaruh independensi komite audit terhadap audit report lag

Dalam Peraturan BAPEPAM-LK no. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-643/BL/2012 yang diterbitkan pada 7 Desember 2012 dalam Struktur dan Keanggotaan Komite Audit menyatakan bahwa Komite Audit paling kurang terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari Komisaris Independen dan Pihak dari luar Emiten atau Perusahaan Publik. Anggota komite audit yang memiliki jabatan pada komisaris independen bertindak sebagai ketua komite audit.


(53)

Apabila terdapat dua anggota komisaris independen yang menjadi anggota komite audit maka salah satunya akan menjabat sebagai ketua komite audit.

Independensi Komite Audit diperlukan untuk mengawasi penyusunan laporan keuangan perusahaan agar tersaji sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum sehingga dapat mempermudah auditor independen dalam melakukan proses audit. Dengan kata lain, komite audit membantu auditor independen mengurangi audit report lag dan salah saji pada laporan keuangan yang diperiksa. Independensi komite audit memiliki kontribusi terhadap kualitas dan transparansi pelaporan keuangan. Semakin banyak anggota komite audit yang berasal dari pihak independen, maka akan semakin sedikit pihak-pihak yang tidak memiliki kepentingan apapun didalam perusahaan dan mencegah adanya intervensi terhadap penyusunan laporan keuangan perusahaan (Kumara, 2015).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Apadore & Noor (2013) menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif antara independensi komite audit dengan audit report lag. Independensi komite audit akan meningkatkan kualitas laporan keuangan sehingga dapat berdampak pada berkurangnya audit report lag. Namun, terdapat hasil penelitian yang membantah bahwa independensi komite audit berpengaruh terhadap

audit report lag. Penelitian yang dilakukan oleh Rianti & Sari (2014) dan Aljaaidi et al (2015) yang menyatakan bahwa independensi tidak memiliki pengaruh terhadap audit report lag. Purwati (2006) dan Wijaya


(54)

(2012) menyatakan bahwa independensi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag. Hal ini kemungkinan disebabkan bahwa independensi komite audit masih diragukan.

Dari pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa semakin banyak anggota komite audit yang berasal dari pihak independen maka akan membuat kinerja komite audit menjadi lebih baik dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan perusahaan, sehingga tingkat salah saji pada laporan keuangan perusahaan akan berkurang dan akan memudahkan auditor independen untuk melakukan proses audit dengan efektif dan efisien, sehingga audit report lag akan berkurang. Oleh karena itu, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4 = Independensi komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

5. Pengaruh ukuran KAP terhadap audit report lag

Ukuran KAP diklasifikasikan dalam dua karagori, yaitu KAP big four dan non-big four. KAP big four merupakan empat jaringan professional dalam bidang akuntansi dan layanan lainnya seperti perpajakan dan audit. KAP yang termasuk dalam The Big Four, yaitu PricewaterhouseCoopers (PwC), Deloitte Touche Tohmatsu Limited (Deloitte), Ernst & Young (EY), dan KPMG. KAP intenasional seperti

big four tentunya telah memiliki reputasi yang baik karena kehandalannya, mutu, dan kualitas auditnya. KAP big four akan cenderung lebih cepat dalam menyelesaikan laporan auditnya


(55)

dibandingkan dengan KAP non-big four. Hal ini dikarenakan baik sistem, sumber daya manusia, dan fasilitas yang dimiliki oleh KAP big four sudah lebih baik dibandingkan KAP non-big four.

Apriayanti & Santosa (2014) yang menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit (audit report lag). Hal ini dikarenakan perusahaan audit yang lebih besar seperti big four memiliki sumber daya manusia yang lebih banyak dan lebih handal dalam bidang audit dibandingkan perusahaan audit yang kecil. Penelitian ini diperkuat oleh Estrini, D. H (2013) menyatakan bahwa reputasi/ukuran KAP berpengaruh terhadap terjadinya audit report lag. Sementara, Pramaharjan & Cahyonowati (2015) dan Arifa (2013) menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap audit report lag. KAP the big four memiliki sumber daya yang lebih besar, dan fasilitas serta keahlian yang lebih memadai dibandingkan dengan KAP non-big four. Aditya & Anisykulillah (2014) dan Trianto, Satriawan, & Anisma (2014) menyatakan bahwa ukuran KAP tidak memiliki pengaruh terhadap audit report lag. Alasannya adalah ukuran KAP tidak menjamin terjadinya audit report lag karena jika pengendalian internal perusahaan sudah sangat baik maka ukuran KAP tidak menjadi permasalahan

Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat diberikan kesimpulan bahwa KAP big four akan melakukan proses auditnya tepat waktu sehingga audit report lag akan berkurang. Sementara KAP non-big four


(56)

audit report lag akan bertambah. Oleh karena itu, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

H5 : Ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

6. Pengaruh tipe perusahaan terhadap audit report lag

Penelitian ini mengklasifikasikan tipe perusahaan menjadi dua kelompok yaitu perusahaan keuangan dan perusahaan non-keuangan. Perbedaan karakteristik perusahaan menyebabkan terdapat pula perbedaan dalam penyelesaian proses audit. Hal ini dikarenakan perbedaan akun/pos pada laporan keuangan kedua jenis perusahaan tersebut. Perusahaan keuangan cenderuang akan mengalami audit report

lag lebih singkat dibandingkan perusahaan non-keuangan (Ashton, Willingham, & Elliott, 1987). Perusahaan keuangan memiliki sedikit atau tidak memiliki saldo persediaan fisik dimana material errors sering ditemukan, sehingga auditor independen dapat menghilangkan atau mengurangi proses audit pada bagian tersebut (Indriani, 2014). Sedangkan, pada perusahaan non-keuangan terdapat beberapa perusahaan yang tentunya memiliki kompleksitas operasional yang cukup tinggi dan juga saldo persediaan yang membutuhkan waktu audit yang lebih lama karena sering terjadi kesalahan materil.

Penelitian Apriayanti & Santosa (2014), Modugu, Eragbhe, & Ikhatua (2012) dan Aljaaidi et al (2015) membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara tipe perusahaan terhadap audit report lag. Hal ini dikarena perusahaan keuangan memiliki waktu audit yang lebih singkat


(57)

dibandingkan dengan perusahaan non-keuangan. Namun, pada penelitian yang dilakukan oleh Pourali et al (2013) dan Lianto & Kusuma (2010) menyatakan bahwa tipe perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap

audit report lag.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan keuangan membutuhkan waktu audit atau audit report lag

yang lebih singkat dibandingkan dengan perusahaan keuangan. Oleh karena itu, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

H6 = Tipe perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

C. Model Penelitian

Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat model penelitian yang menggambarkan rumusan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.1 Model Penelitian Kompetensi Komite Audit

Anggota Komite Audit Rapat Komite Audit Independensi Komite

Audit

Tipe Perusahaan Ukuran KAP

Audit Report Lag

H1 (-) H2 (-) H3 (-) H4 (-) H5 (-) H6 (-)


(58)

36 A. Objek Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar dan aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014, menerbitkan laporan tahuanan (annual report) dan laporan keuangan auditan (financial statement) tahun 2012-2014 dan dipublikasikan di Indonesia Stock Exchange (IDX) atau Bursa Efek Indonesia (BEI).

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu sumber data yang telah tersedia atau sumber data secara tidak langsung diberikan pada pengumpul data (Sugiyono, 2014). Data sekunder biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dokumen penelitian terdahulu (Nazaruddin & Basuki, 2015). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan tahuan (annual report). Data tersebut menyajikan informasi terkait variabel independen yang digunakan pada penelitian ini yaitu kompetensi komite audit, anggota komite audit, rapat komite audit, independensi, ukuran KAP, dan tipe perusahaan.

Data sekunder dipilih karena beberapa pertimbangan yaitu data berupa laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan go public lebih mudah


(59)

diperoleh dan kebenaran isi dari data tersebut lebih bisa diandalkan, sehingga dapat memberikan informasi yang valid.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik

purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dangan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014). Penelitian ini mengadopsi kriteria pengambilan sampel yang digunakan yaitu sebagai berikut:

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014

2. Perusahaan memiliki tahun tutup buku per 31 Desember

3. Perusahaan yang mengalami audit report lag (laporan auditan diterbitkan lebih dari 90 hari atau 3 bulan dari tahun tutup buku)

4. Perusahaan memiliki data lengkap yang dibutuhkan penelitian, yaitu melampirkan jumlah pertemuan atau rapat komite audit selama periode berjalan, dan menyediakan profil lengkap anggota komite audit selama tahun 2012-2014.


(60)

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini mengumpulkan data dengan menggunakan teknik pengambilan basis data berupa laporan keuangan tahunan (annual report) masing-masing perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014. Data diperoleh dari website Indonesia Stock Exchange

(www.idx.co.id).

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiono, 2014). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu audit report lag. Audit report lag merupakan lamanya waktu yang dipergunakan oleh auditor independen dalam menyelesaikan proses audit dengan dihitung secara kuantitatif dalam jumlah hari dari tahun tutup buku sampai dengan dikeluarkannya laporan auditan. Sebagai contoh, laporan keuangan perusahaan periode 2013 dengan tanggal tahun tutup buku 31 Desember 2013 mempunyai laporan auditor dengan tanggal 14 Maret 2014. Dengan demikian audit report lag pada perusahaan tersebut adalah 73 hari. Semakin lama audit report lag artinya semakin banyak waktu yang dibutuhkan oleh auditor independen dalam menyelesaikan proses auditnya (Lestari, 2010).


(61)

Berdasarkan Surat Keputusan Ketua BAPEPAM-LK Nomor: Kep-346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dengan kata lain, auditor independen harus menyelesaikan laporan auditnya sebelum bulan ketiga setelah tahun tutup buku agar perusahaan dapat mempublikasikan laporan keuangan tahunannya dengan tepat waktu. Audit report lag dapat diukur dengan rumus (Ashton, Willingham, & Elliott, 1987) yaitu:

2. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau sebagai penyebab timbulnya variabel dependen (Sugiono, 2014). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kompetensi komite audit, anggota komite audit, rapat komite audit, independensi komite audit, ukuran KAP, dan tipe perusahaan.

a. Kompetensi Komite Audit

Kompetensi merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh anggota komite audit tentang pemahaman dalam bidang akuntansi, audit, dan sistem yang berlaku dalam perusahaan. Karakteristik yang menunjukkan komite audit berkompetensi ialah apabila terdapat


(62)

anggota komite audit yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan dengan ditandai adanya gelar sarjana ekonomi (S.E) jurusan akuntansi atau Certified Public Accountant

(CPA) ataupun memiliki pengalaman kerja dalam bidang keuangan. Kompetensi komite audit diukur menggunakan persentase yang berasal dari pembagain proporsi anggota komite audit berkompeten dengan jumlah anggota komite audit (Purwati, 2006).

b. Anggota Komite Audit

Anggota komite audit sebagai variabel independen diukur berdasarkan jumlah total anggota komite audit aktif selama tahun 2012-2014. Data jumlah anggota komite audit tersedia pada lampiran profil komite audit dalam laporan tahunan perusahaan.

c. Rapat Komite Audit

Rapat komite audit dilaksanakan sebagai media komunikasi antara auditor eksternal, auditor internal, dan dewan komisaris untuk membahas masalah-masalah terkait laporan keuangan dan proses audit (Yadirichukwu & Ebimobowei, 2013). Rapat komite audit sebagai variabel independen diukur berdasarkan jumlah rapat komite audit yang dilaksanakan per tahunnya selama tahun 2012-2014. Data rapat komite audit tersedia pada lampiran kegiatan komite audit dalam laporan tahunan perusahaan.


(1)

19

Republik Indonesia. Surat izin ini menandakan bahwa KAP-KAP tersebut telah memiliki standar dari segi sistem dan sumber daya yang baik. Sehingga baik itu KAP big four ataupun KAP non-big four tidak berdampak pada lamanya audit report lag. Kartika (2009) menjelaskan bahwa panjang atau pendeknya audit report lag dapat dipengaruhi oleh kompleksitas laporan keuangan perusahaan bukan berdasarkan ukuran KAP. Selain itu, perusahaan go public pada umumnya telah memiliki sistem pengendalian internal yang baik sehingga dapat meminimaliskan kesalahan pada laporan keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Aditya and Anisykulillah (2014), Trianto et al (2014), Eka (2014), Kartika (2009), Aljaaidi et al (2015).

Hasil pengujian hipotesis 6 menyatakan bahwa tipe perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap audit report lag. Perusahaan keuangan akan memiliki audit report lag yang lebih singkat dibandingkan perusahaan non-keuangan. Perusahaan keuangan memiliki akun yang lebih sederhana dibandingkan perusahaan non-keuangan, sehingga audit yang dilakukan tidak membutuhkan waktu yang lama. Berbeda dengan perusahaan non-keuangan yang memiliki akun lebih rumit karena terdapat asset yang berbentuk fisik seperti saldo persediaan (inventory), aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud (Indriani, 2014) yang membutuhkan waktu lebih lama bagi auditor independen untuk mengauditnya. Hasil ini didukung oleh penelitian Apriayanti & Santosa (2014), Modugu, Eragbhe, & Ikhatua (2012), Aljaaidi et al (2015).


(2)

20

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tipe perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap audit report lag, sedangkan variabel kompetensi komite audit, angota komite audit, rapat komite audit, independensi komite audit, dan ukuran KAP tidak memiliki pengaruh terhadap audit report lag. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah banyaknya hasil penelitian yang tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hal ini ditandai dengan nilai adjusted R square yang tergolong kecil yaitu hanya sebesar 3,1%. Nilai adjusted R square yang kecil menandakan bahwa variabel independen dalam penelitian ini hanya mampu menjelaskan sebesr 3,1% variabel dependen. Kemungkinan ini terjadi karena jumlah perusahaan sampel yang digunakan hanya sebanyak 55 perusahaan sampel sehingga tidak dapat menggambarkan audit report lag dengan baik.

Saran

Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan tersebut saran untuk peneliti selanjutnya yaitu diharapkan dapat menambah variabel independen lain baik yang berhubungan dengan peran komite audit ataupun variabel lain diluar komite audit. Selain itu, diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas periode penelitian agar jumlah sampel yang digunakan lebih banyak. Bagi Kantor Akuntan Publik diharapkan dapat meningkatkan kualitas kerja auditor independen agar dapat menyelesaikan laporan auditan dengan tepat waktu. Selanjutnya, bagi komite


(3)

21

audit diharapkan dapat meningkatkan fungsi dalam mengawasi penyusunan laporan keuangan perusahaan agar menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas, sehingga dapat mempermudah tugas auditor independen dalam melakukan proses audit.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, A. N., & Anisykulillah, I. (2014). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay. Accounting Analysis Journal, 3(3), 334–342. Aljaaidi, K. S., Bagulaidah, G. S., Ismail, N. A., & Fadzil, F. H. (2015). An

Empirical Invistigation Of Determinants Associated With Audit Report Lag In Jordan. Jordan Journal Of Business Administration, 11(4), 963– 980

Anggiani, S. (2011). Pengaruh Karakteristik Komite Audit Dan Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Skripsi). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Apadore, K., & Noor, M. M. (2013). Determinants Of Audit Report Lag And Corporate Governance In Malaysia. International Journal Of Business & Management, 8(15), 151–163.

Apriayanti, & Santosa, S. (2014). Pengaruh Atribut Perusahaan Dan Faktor Audit Terhadap Keterlambatan Audit Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Malaysia. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 16(2), 74–87.

Arifa, A. N. (2013). Pengembangan Model Audit Delay Dengan Audit Report Lag Dan Total Lag. Accounting Analysis Journal, 2(2), 172–181.

Ashton, R. H., Willingham, J. J., & Elliott, R. K. (1987). Research Reports An Empirical Analysis Of Audit. Journal Of Accounting Research, 25(2), 275–292.

Ayemere, I. L., & Elijah, A. (2015). Corporate Attributes And Audit Delay In Emerging Markets: Empirical Evidence From Nigeria. International Journal Of Bussiness And Soscial Research, 5(3), 1–10.

Bapepam, 2011. Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten Atau Perusahaan Publik. Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Dan LK Nomor: Kep-346/BL/2012


(4)

22

Bapepam, 2012. Pembentukan Dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-643/Bl/2012.

Dabor, A. ., & Mohammed, F. (2015). Determinants of Audit Delay in Banking Sector. Fountain Journal of Management and Social Sciences, 4(1), 74– 91.

Eka, K. (2014). Pengaruh Total Asset, ROA, DER, Ukuran KAP, dan Laba atau Rugi Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2012. 3rd Economics & Business Research Festival, 1292–1308.

Estrini, D. H., & Laksito, H. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay. Diponegoro Journal Of Accounting, 2(2), 1–10.

Halim, V. (2000). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay: StudiEmpiris pada Perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 2(1), 63-75.

Indriani, T. D. W. (2014). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, Jenis Industri Dan Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Delay (Studi Kasus Pada Perusahaan Indeks LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013) (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomi). Universitas Negeri Yogyakarta.

Indo Premier News. (2016, May 12). Telat Sampaikan LK Ke BEI, 63 Emiten Dapat Peringatan Tertulis. Retrieved October 29, 2016, from https://www.ipotnews.com/

Jr, W. T. H., Horngren, C. T., Thomas, C. W., & Suwardy, T. (2011). Akuntansi Keuangan International Financial Reporting Standards - IFRS (8th ed.). Jakarta: Erlangga

Kabar Bisnis. (2015, 17 Desember). Payah, 52 Emiten Telat Laporkan Keuangan. Retrieved April 15, 2016, from http://www.kabarbisnis.com.

Kartika, A. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Di Indonesia (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, 16(1), 1–17.

Kartika, A. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Dinamika Keuangan Dan Perbankan, 3(2), 152–171.


(5)

23

Kieso, Weygandt, Dan Warfield. (2011). Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga

Kumara, R. A. (2015). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Audit Report Lag (Skripsi). Universitas Diponegoro.

Mulyadi. (2002). Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Mumpuni, R. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit report lag Pada Perusahaan Nonkeuangan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008 (Skripsi). Universitas Diponegoro Semarang.

Nazaruddin, I., & Basuki, A. T. (2015). Analisis Statistik dengan SPSS. Sleman: Danisa Media

Nor, M. N. M., Shafie, R., Wan-hussin, W. N., & Building, A. (2010). Corporate Governance and Audit Report Lag in Malaysia. Asian Academy Of Management Journal Of Accounting And Finance, 6(2), 57–84.

Pramaharjan, B., & Cahyonowati, N. (2015). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur. Diponegoro Journal Of Accounting, 4(4), 1–8.

Purwati, A. S. (2006). Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Publik Yang Tercatat Di BEJ (Tesis). Universitas Diponegoro.

Rianti, N. L. P. A. E., & Sari, M. M. R. (2014). Karakteristik Komite Audit Dan Audit Delay. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 6(3), 498–508. Rittenberg, L., Johnstone, K., & Gramling, A. (2012). Auditing: A Business Risk

Approach (8th Ed.). Boston: Cengage Learning.

Setyaningrum, E. (2014). Pengaruh Penerapan International Finacial Reporting Standard's (IFRS) Jenis Perusahaan, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) Terhadap Audit report lag (Skripsi). Yogyakarta: Akt 14 Umy 197. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Trianto, I., Satriawan, R. A., & Anisma, Y. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jom Fekon, 1(2), 1–14


(6)

24

Wardhani, A. P., & Raharja, S. (2013). Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap Audit Report Lag. Diponegoro Journal Of Accounting, 2(3), 1– 11.

Widosari, S. A., & Rahardja. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010. Diponegoro Journal Of Accounting, 1(1), 1– 13.

Wijaya, A. T., & Rahardja, S. (2012). Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Audit Report Lag (Kajian Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010) (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis).

http://www.idx.co.id/index.html

Yadirichukwu, E., & Ebimobowei, A. (2013). Audit Committee And Timeliness Of Financial Reports: Empirical Evidence From Nigeria. Journal Of Economics And Sustainable Development, 4(20), 2222–1700.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Audit Tenure, Audit Switching, Audit Capacity Stress, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Komite Audit Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009 – 2013)

27 175 83

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Stres Kerja, Pergantian Auditor dan Biaya Eksternal Audit Terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 103 106

Analisis Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas, Opini Audit, dan Audit Report Lag, yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 47 85

Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012

3 90 92

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Jenis Opini Audit dan Kualitas Audit terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009 – 2012

0 58 70

Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Praktik Manjemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2012.

1 75 90

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2012

3 56 79

Pengaruh Kualitas Auditor Dan Ukuran Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

0 59 86

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Kap Dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 79 94

Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012

0 0 11