Statistik Deskriptif Uji Asumsi Klasik
43
pengujian tersebut, kemudian dilakukan uji kembali setelah memenuhi persyaratan. Pengujian pada uji asumsi klasik ini terdiri dari uji
normalitas, uji
multikolinearitas, uji
autokorelasi, dan
uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji kenormalan data
yang telah terkumpul atau diambil dari populasi normal. Nazaruddin Basuki, 2015. Pengujian normalitas dapat menggunakan Chi-
Square, Kolmogorov Smirnov, Lilliefors, Shapiro Wilk, dan Jarque Bera. Kriteria data dikatakan berdistribusi normal adalah sebagai
berikut: 1 Apabila nilai signifikansi P value lebih besar
dari alphaα 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
2 Apabila nilai signifikansi P value lebih kecil dari alpha α
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas menggambarkan adanya hubungan linear
antara variabel independen pada model regresinya Nazaruddin Basuki, 2015. Uji multikolinearitas juga berfungsi untuk menguji
ada tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel independen dalam suatu model regresi linear berganda. Apabila
model regresi mengalami multikolinearitas, maka variabel-variabel
44
tidak orthogonal. Alat statistik yang digunakan untuk mendeteksi multikolinearitas adalah dengan nilai tolerance dan nilai variance
inflation factor VIF. Kriteria uji multikolinearitas adalah sebagai berikut:
1 Apabila nilai VIF 10 dan tolerance 0,10, maka dapat diartikan tidak terdapat multikolinearitas di antara variabel
independen. 2 Apabila nilai VIF 10 dan tolerance 0,10, maka dapat
diartikan terdapat
multikolinearitas di
antara variabel
independen. c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi Nazaruddin
Basuki, 2015. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui adanya penyimpangan dari syarat asumsi klasik pada model regresi, yaitu
model regresi harus bebas dari heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan uji
Glejser, uji White atau uji Park. Persyaratan model regresi dikatakan bebas dari heteroskedastisitas adalah apabila nilai signifikansi P
value lebih besar dari alpha 0,05.
45
Y = α + β
1
KKA + β
2
AKA + β
3
RKA + β
4
IKA + β
5
UKKAP + β
6
TIPER + e
d. Uji Autokorelasi Uji Aurokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual satu pengamatan dengan pengamatan
lainnya pada model regresi Nazaruddin Basuki, 2015. Pada umumnya, autokorelasi sering ditemukan pada data runtut waktu
atau time series Lestari, 2010. Pengujian yang dilakukan untuk mendeteksi autokorelasi yaitu menggunakan uji Durbin-Watson
DW dengan ketentuan apabila -2 dw 2, maka tidak terjadi autokorelasi Santoso, 2010.