Manifestasi klinis FRAKTUR 1. Defenisi fraktur

3.4. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, deformitas kelainan bentuk, krepitasi suara berderik, bengkak, peningkatan temperature lokal, pergerakan abnormal, echymosis perdarahan sub kutan yang lebar - lebar, dan kehilangan fungsi. 3.5. Prinsip penatalaksanaan fraktur Cara konservatif dilakukan pada anak – anak dan remaja dimana masih memungkinkan terjadinyan pertumbuhan tulang panjang. Selain itu, dilakukan karena adanya infeksi atau diperkirakan dapat terjadi infeksi. Tindakan yang dilakukan adalah dengan gips dan traksi, dan cara operatif pembedahan pada saat ini metode pelaksanaan yang paling banyak keunggulannya mungkin adalah pembedahan. Metode perawatan ini disebut fiksasi interna dan reduksi terbuka. Pada umumnya insisi dilakukan pada tempat yang mengalami cedera dan diteruskan sepanjang bidang anatomic menuju tempat yang mengalami fraktur. Hematoma fraktur dan fragmen – fragmen tulang yang telah mati diirigasi dari luka. Fraktur kemudian direposisi dengan tangan agar menghasilkan posisi yang normal kembali. Sesudah direduksi, fragmen – fragmen tulang ini dipertahankan dengan alat – alat ortopedik berupa pen, sekrup, pelat, dan paku. 3.6. Pasien immobilisasi post operasi fraktur Hari pertama post operasi fraktur anastesi spinal tidak dianjurkan duduk, pasien masih mengalami nyeri, karena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk kegiatan menjadi berkurang termasuk dalam kemampuan pasien untuk pelaksanaan pemenuhan personal higiene, sehingga kebutuhan pasien perlu banyak Universitas Sumatera Utara dibantu oleh perawat atau keluarga, sehingga perlu dipertimbangkan toleransi pasien melakukan aktivitas. Pengembalian bertahap pada aktivitas semula diusahakan sesuai batasan terapeutik. Reduksi dan immobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan. partisifasi dalam aktivitas hidup sehari – hari diusahakan untuk memperbaiki kemandirian fungsi dan harga diri. Setelah fraktur direduksi fragmen tulang harus di imobilisasi atau dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. Masa penyembuhan biasanya memerlukan waktu 3 – 12 minggu, tetapi pada usia lanjut atau status kesehatan yang buruk mungkin diperlukan waktu yang lebih lama Brunner Suddarth, 2002. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

1. KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan tentang pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada pasien immobilisasi post operasi fraktur. Pasien yang mengalami immobilisasi post operasi fraktur seringkali mengalami keterbatasan dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari termasuk dalam pelaksanaan pemenuhan kebutuhan personal higiene Potter Perry, 2005. Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, maka hubungan antar variabel dapat digambarkan sebagai berikut: Post Operasi Fraktur Immobilisasi Personal Higiene 1. Perawatan kulit 2. Mandi 3. Higiene mulut 4. Perawatan mata, hidung, dan telinga 5. Perawatan rambut 6. Perawatan kaki dan kuku 7. Perawatan genitalia Pemenuhan personal higiene 1. Terpenuhi 2. Tidak terpenuhi Pelaksanaan personal higiene 1. Dilakukan oleh pasien 2. Dilakukan oleh perawat 3. Dilakukan oleh keluarga pasien Universitas Sumatera Utara