3. FRAKTUR 3.1. Defenisi fraktur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat
diabsorbsinya Brunner Suddarth, 2002. Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik Price, 1995 dalam Suharto, 2007. Fraktur
adalah terputusnya kontiniutas tulang, kebanyakan fraktur akibat dari trauma, beberapa fraktur sekunder terhadap proses penyakit seperti osteoporosis, yang
menyebabkan fraktur yang patologis Barret Bryant, 1990 dalam Suharto 2007.
3.2. Etiologi Etiologi dari fraktur antara lain kekerasan langsung menyebabkan patah
tulang pada titik terjadinya kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka
dengan garis patah melintang atau miring, kekerasan tidak langsung kekerasan tidak
langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur
hantaran vektor kekerasan, dan kekerasan akibat tarikan otot patah tulang akibat
tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, atau penarikan.
3.3. Klasifikasi fraktur
Berdasarkan sifat fraktur luka yang ditimbulkan maka fraktur
diklasifikasikan menjadi dua yaitu fraktur tertutup closed, bila tidak terdapat
hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih
Universitas Sumatera Utara
karena kulit masih utuh tanpa komplikasi, dan fraktur terbuka open compound, bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena
adanya perlukaan kulit. Berdasarkan komplit atau ketidakkomplitan maka fraktur
diklasifikasikan menjadi fraktur komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang, dan fraktur inkomplit, bila
garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang Berdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma
maka fraktur diklasifikasikan menjadi fraktur tranversal yaitu fraktur yang arah melintang pada tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung, fraktur
oblik yaitu fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut terhadap sumbu tulang dan merupakan akibat trauma angulasi langsung, fraktur spiral yaitu fraktur yang
arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi, fraktur kompresi yaitu fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang mendorong
tulang kearah permukaan lain, dan fraktur avulse yaitu fraktur yang diakibatkan
karena trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang. Sedangkan
berdasarkan jumlah garis patah maka fraktur diklasifikasikan menjadi fraktur komunitif yaitu fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan,
fraktur segmental yaitu fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan, dan fraktur multiple yaitu fraktur dimana garis patah lebih dari satu
tapi tidak pada tulang yang sama.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Manifestasi klinis