7. Kebiasaan Mengkonsumsi Jelantah
Kebiasaan sering mengkonsumsi jelantah terbukti merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi dengan nilai p = 0,0001; OR =
2,65 dan 95 CI = 1,52 – 4,63. Distribusi kebiasaan mengkonsumsi jelantah pada hipertensi dan tidak hipertensi secara
lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.20. Distribusi Kebiasaan Konsumsi Jelantah Responden Hipertensi dan Tidak Hipertensi pada Masyarakat Kabupaten Karanganyar Tahun 2007
VARIABEL HIPERTENSI
N TIDAK
HIPERTENSI N
OR 95 CI
p
Konsumsi jelantah - Sering
- Tidak pernah 132 85,2
23 14,8 106 68,4
49 31,6 2,65
1,52 – 4,63 0,0001
JUMLAH 155 100,0
155 100,0
Keterangan: nilai p 0,05 dengan uji chi – square
8. Kebiasaan Mengkonsumsi Alkohol
Kebiasaan sering mengkonsumsi alkohol secara statistik terbukti sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi, dengan nilai p = 0,028;
OR = 4,86 dan 95 CI = 1,03 – 22,87. Distribusi kebiasaan sering mengkonsumsi alkohol, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.21. Distribusi Kebiasaan Sering Konsumsi Alkohol Responden Hipertensi dan Tidak Hipertensi pada Masyarakat di Kabupaten
Karanganyar Tahun 2007 VARIABEL
HIPERTENSI N
TIDAK HIPERTENSI
N OR
95 CI p
Konsumsi alkohol - Sering
- Tidak pernah 9 6,1
139 93,9 2 1,3
150 98,7 4,86
1,03 – 22,87 0,028
JUMLAH 148 100,0
152 100,0
Keterangan: nilai p 0,05 dengan uji chi – square
Kebiasaan mengkonsumsi alkohol kategori sedang secara statistik tidak terbukti sebagai faktor risiko hipertensi dengan nilai p = 0,15
dengan Fisher Exact Test; OR = 2,52 dan 95 CI = 0,64 – 9,93. Untuk variabel mengkonsumsi alkohol kategori sedang, nilai p
menggunakan Fisher Exact Test dengan hipotesis satu ekor, karena terdapat 1 sel yang memiliki nilai kurang dari 5, sehingga
tidak memenuhi syarat untuk menggunakan uji chi-square. Distribusi kebiasaan mengkonsumsi alkohol sedang, responden
hipertensi dan tidak hipertensi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.22. Distribusi Kebiasaan Konsumsi Alkohol Sedang, Responden Hipertensi dan Tidak Hipertensi pada Masyarakat di Kabupaten
Karanganyar Tahun 2007 VARIABEL
HIPERTENSI N
TIDAK HIPERTENSI
N OR
95 CI p
Konsumsi alkohol - Sedang
- Tidak pernah 7 4,5
139 89,7 3 1,9
150 96,8 2,52
0,64 – 9,93 0,15
JUMLAH 155 100,0
155 100,0
Keterangan: nilai p 0,05 dengan uji Fisher Exact Test
9. Kebiasaan Olah Raga
Bagi responden dengan kebiasaan olah raga, secara lebih lanjut dibagi menjadi kebiasaan olah raga ideal dan kebiasaan olah raga
tidak ideal. Jika tidak biasa olah raga dibandingkan dengan kebiasaan olah raga ideal, maka tidak biasa olah raga terbukti
sebagai faktor risiko hipertensi, dengan p = 0,019; OR = 2,35; 95 CI = 1,14 – 4,83. Distribusi olah raga tidak ideal pada responden
hipertensi dan tidak hipertensi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.23. Distribusi Tidak Biasa Olah Raga, Responden Hipertensi dan Tidak Hipertensi pada Masyarakat Kabupaten Karanganyar Tahun 2007
VARIABEL HIPERTENSI
N TIDAK
HIPERTENSI N
OR 95 CI
p
Kebiasaan olah raga - Tidak biasa olah raga
- Olah raga ideal 96 88,1
13 11,9 85 75,9
27 24,1 2,35
1,14 – 4,83 0,019
JUMLAH 109 100,0
112 100,0
Keterangan: nilai p 0,05 dengan uji chi – square
Jika olah raga tidak ideal dibandingkan dengan kebiasaan olah raga ideal, maka olah raga tidak ideal juga merupakan faktor risiko
hipertensi, dengan nilai p = 0,043; OR = 2,22; 95 CI = 1,02 – 4,85. Distribusi olah raga tidak ideal pada tabel 5.24 berikut ini:
Tabel 5.24. Distribusi Olah Raga Tidak Ideal Responden Hipertensi dan Tidak Hipertensi pada Masyarakat Kabupaten Karanganyar Tahun 2007
VARIABEL HIPERTENSI
N TIDAK
HIPERTENSI N
OR 95 CI
p
Kebiasaan olah raga - Olah raga tidak ideal
- Olah raga ideal 46 78,0
13 22,0 43 61,4
27 38,6 2,22
1,02 – 4,85 0,043
JUMLAH 59 100,0
70 100,0
Keterangan: nilai p 0,05 dengan uji chi – square
10. Obesitas