Gambaran Umum dan Perekonomian Daerah

4.1. Gambaran Umum dan Perekonomian Daerah

  4.1.1. Provinsi Aceh

  4.1.1.1. Keadaan geografis dan administratif Provinsi Aceh berada di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 01º 58’ 37,2” – 0,6º 04’ 33,6” Lintang Utara dan 94º 57’ 57,6” – 98º 17’ 13,2” Bujur Timur, sebelah Utara dan Timur berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Provinsi Sumatera Utara, dan sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.

  Provinsi Aceh memiliki luas 5.677.081 ha, dengan luas hutan 2.270.080 ha, lahan perkebunan rakyat seluas 800.401 ha, dan lahan industri seluas 3.928 ha. Pemerintah Aceh secara administratif saat ini terdiri dari 18 Kabupaten dan lima kota yaitu: Tabel 4.1 Kabupaten dan Kota di Provinsi Aceh tahun 2013

  KabupatenKota

  Luas (km 2 )

  KabupatenKota

  Luas (km 2 )

  Simeuleu

  Gayo Lues

  Aceh Singkil

  Aceh Tamiang

  Aceh Selatan

  Nagan Raya

  Aceh Tenggara

  Aceh Jaya

  Aceh Timur

  Bener Meriah

  Aceh Tengah

  Pidie Jaya

  Aceh Barat

  Banda Aceh

  Aceh Besar

  Aceh Utara

  Aceh Barat Daya

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  Sampai saat ini pemerintah Aceh telah mengalami beberapa kali pemekaran, dari 10 Kabupatenkota pada tahun 1998, berkembang menjadi 12 KabupatenKota pada tahun 1999. Pada saat itu KabupatenKota yang dilakukan pemekaran yaitu Kabupaten Bireuen (pemekaran dari Kabupaten Aceh Utara) dan Kabupaten Simeulue (pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat).

  Kemudian terjadi lagi pemekaran pada tahun 2001 yang terbentuk dua Kota yaitu Kota Langsa (pemekaran dari Kabupaten Aceh Timur) dan Kota Lhokseumawe (pemekaran dari Kabupaten Aceh Utara). Pada tahun 2002 terbentuk beberapa Kabupaten baru yaitu Kabupaten Nagan Raya (pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat), Kabupaten Aceh Jaya (pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat), Kabupaten Aceh Barat Daya (pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan), Kabupaten Gayo Lues (pemekaran dari Kabupaten Aceh Tenggara), Kabupaten Aceh Tamiang (pemekaran dari Kabupaten Aceh Timur). Dan pada tahun 2003 terbentuk satu Kabupaten yaitu Kabupaten Bener Meriah (pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah). Kemudian pada tahun 2007 terbentuk satu Kabupaten dan satu Kota yaitu Kabupaten Pidie Jaya (pemekaran dari Kabupaten Pidie) dan Kota Subulussalam (pemekaran dari Kabupaten Aceh Singkil).

  4.1.1.2. Penduduk dan Ketenagakerjaan

  Jumlah penduduk di Provinsi Aceh pada tahun 2010 sebanyak 4.494.410 yang terdiri dari 2.249.000 laki-laki dan 2.245.500 perempuan. Jumlah penduduk terbanyak yaitu berada di Kabupaten Aceh Utara sebanyak 529.751 orang dan yang paling sedikit jumlah penduduknya berada di Kota Sabang dengan jumlah penduduk sebanyak 30.653 orang.

  Kemudian kepadatan penduduk di Provinsi Aceh mencapai 79 jiwakm 2 .

  Kepadatan penduduk antar daerah di masing-masing daerah tingkat II sangat bervariasi. Daerah terpadat yaitu Kota Banda Aceh dengan rata-rata perkilometer wilayahnya dihuni oleh sekitar 3.978 jiwa. Lalu diikuti oleh Kota Lhokseumawe yaitu

  sebesar 1.116 jiwakm 2 . Sedangkan daerah yang paling jarang penduduknya yaitu

  Kabupaten Aceh Jaya hanya 20 jiwakm 2 .

  Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Provinsi Aceh menurut KabupatenKota tahun 2010

  KabupatenKota

  Jumlah Penduduk

  Kepadatan Penduduk (JiwaKm 2 )

  Aceh Singkil

  Aceh Selatan

  Aceh Tenggara

  Aceh Timur

  Aceh Tengah

  Aceh Barat

  Aceh Besar

  Aceh Utara

  Aceh Barat Daya

  Gayo Lues

  Aceh Tamiang

  Nagan Raya

  Aceh Jaya

  Bener Meriah

  Pidie Jaya

  Banda Aceh

  Provinsi Aceh

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

  Di Provinsi Aceh, sektor pertanian merupakan sektor paling banyak menyerap tenaga kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang dominan dalam perekonomian dangan secara nyata menyerap tenaga kerja yang besar. Tidak hanya pada tahun 2013, pada tahun-tahun sebelumnya sektor pertanian yang banyak menyerap tenaga kerja di Provinsi Aceh. Bisa dilihat pada Gambar 4.1. tahun 2013, sektor pertanian menyerap tenaga kerja sebesar 46,53 persen, diikuti dengan Sektor Jasa-jasa sebesar 20,72 persen dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 17,06 persen.

  Pertanian Pertambangan dan Penggalian

  46.53 Listrik. Air dan Gas

  Bangunan 17.06 Perdagangan. Hotel dan Restoran

  Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan. Persewaan dan Jasa

  Perusahaan 5.84 0.26 0.75 Jasa-jasa

  Gambar 4.1. Persentase Penduduk Provinsi Aceh Berumur 15 Tahun Keatas yang

  Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama tahun 2013

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  4.1.1.3. Struktur Ekonomi Perekonomian Provinsi Aceh di dominasi oleh tiga sektor ekonomi yaitu Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan Sektor Jasa-jasa. Selama tahun 2009 – 2013, sektor pertanian rata-rata menyumbang sebesar 28,99 persen dalam PDRB Provinsi Aceh. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran rata- rata menyumbang sebesar 20,34 persen. Sedangkan Sektor Jasa-jasa menyumbang rata-rata sebesar 18,20 persen.

  Tabel 4.3. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan

  Usaha Provinsi Aceh Tahun 2009 – 2013 (persen)

  Tahun

  No

  Sektor Ekonomi

  2 Pertambangan dan Penggalian

  4 Listrik, Air dan Gas

  6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

  7 Pengangkutan dan Komunikasi

  8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  4.1.2. Provinsi Sumatera Utara

  4.1.2.1. Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 01º - 04º Lintang Utara dan 98º - 100º Bujur Timur, sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Aceh, sebelah Timur dengan Negara Malaysia di Selat Malaka, di sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Riau dan Sumatera Barat, dan sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

  Provinsi Sumatera Utara memiliki luas 71.680,68 km 2 , Sebagian besar

  berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias, Pulau- pulau Batu, serta beberapa pulau kecil, baik di bagian barat mapun bagian timur Pulau Sumatera.

  Berdasarkan luas daerah menurut kabupatenkota di Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah Kabupaten Mandailing Natal sekitar 9,23 persen dari total luas Sumatera Utara, diikuti kabupaten Langkat 8,74 persen, kemudian Kabupaten Simalungun sekitar 6,12 persen. Sedangkan luas terkecil yaitu Kota Sibolga dengan luas sekitar 0,02 persen dari total luas wilayah Sumatera Utara.

  Pemerintah Sumatera Utara secara administratif saat ini terdiri dari 18 Kabupaten dan lima Kota yaitu: Tabel 4.4. Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Utara tahun 2013

  KabupatenKota

  Luas (Km 2 )

  KabupatenKota

  Luas (Km 2 )

  Nias

  Serdang Bedagai

  Mandailing Natal

  Batu Bara

  Tapanuli Selatan

  Padang Lawas Utara

  Tapanuli Tengah

  Padang Lawas

  Tapanuli Utara

  Labuhanbatu Selatan

  Toba Samosir

  Labuhanbatu Utara

  Nias Utara

  Nias Barat

  Deli Serdang

  Tebing Tinggi

  Nias Selatan

  Padang Sidimpuan

  Pakpak Bharat

  Gunung Sitoli

  Sumber: Badan Pusat Statistik. 2014

  Sampai saat ini pemerintah Sumatera Utara telah mengalami beberapa kali pemekaran, dari 11 Kabupaten dan enam kota pada tahun 1998, berkembang menjadi 25 Kabupaten dan delapan kota pada saat ini. Pada tahun 1999, terbentuk Kabupaten Toba Samosir (pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara) dan Kabupaten Mandailing Natal (pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan).

  Pada tahun 2003, terbentuk lima Kabupaten baru yaitu Kabupaten Pakpak Bharat (pemekaran dari Kabupaten Dairi), Kabupaten Serdang Bedagai (pemekaran dari Kabupaten Deli Serdang), Kabupaten Nias Selatan (pemekaran dari Kabupaten Nias), Kabupaten Humbang Hasundutan (pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara) dan Kabupaten Samosir (pemekaran dari Kabupaten Toba Samosir). Pada tahun 2007, terbentuk tiga kabupaten baru yaitu Kabupaten Batubara (pemekaran dari Kabupaten Asahan), Kabupaten Padang Lawas (pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan), dan Kabupaten Padang Lawas Utara (pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan).

  Kemudian pada tahun 2008, terbentuk empat kabupaten baru yaitu Kabupaten Labuhanbatu Utara (pemekaran dari Kabupaten Labuhanbatu), Kabupaten Labuhanbatu Selatan (pemekaran dari Kabupaten Labuhanbatu), Kabupaten Nias Barat (pemekaran dari Kabupaten Nias), dan Kabupaten Nias Utara (pemekeran dari Kabupaten Nias), serta terbentu satu Kota baru yaitu Kota Gunung Sitoli (pemekaran dari Kabupaten Nias).

  4.1.2.2. Penduduk dan Ketenagakerjaan

  Jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2010 sebanyak 12.982.204 yang terdiri dari 6.483.354 laki-laki dan 6.498.850 perempuan. Jumlah penduduk terbanyak yaitu berada di Kota Medan sebanyak 2.097.610 orang dan yang paling sedikit jumlah penduduknya berada di Kabupaten Pakpak Bharat dengan jumlah penduduk sebanyak 40.505 orang.

  Kemudian kepadatan penduduk di Provinsi Sumatera Utara mencapai 181

  jiwakm 2 . Kepadatan penduduk antar daerah di masing-masing daerah tingkat II sangat bervariasi. Daerah terpadat yaitu Kota Medan dengan rata-rata perkilometer

  wilayahnya dihuni oleh sekitar 7.913 jiwa. Lalu diikuti oleh Kota Sibolga yaitu sebesar

  7.844 jiwakm 2 . Sedangkan daerah yang paling jarang penduduknya yaitu

  Kabupaten Pakpak Bharat hanya 33 jiwakm 2 .

  Tabel 4.5. Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Utara menurut KabupatenKota

  Tahun 2010 KabupatenKota

  Jumlah Penduduk

  Kepadatan Penduduk (JiwaKm 2 )

  Mandailing Natal

  Tapanuli Selatan

  Tapanuli Tengah

  Tapanuli Utara

  Toba Samosir

  Deli Serdang

  Nias Selatan

  Pakpak Bharat

  Serdang Bedagai

  Batu Bara

  Utara Padang Lawas

  Selatan Labuhanbatu

  Utara Nias Utara

  Nias Barat

  Tebing Tinggi

  Sidimpuan Gunung Sitoli

  Sumatera Utara

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

  Di Provinsi Sumatera Utara, sektor pertanian merupakan sektor paling banyak menyerap tenaga kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang dominan dalam perekonomian dangan secara nyata menyerap tenaga kerja yang besar. Tidak hanya pada tahun 2013, pada tahun-tahun sebelumnya sektor pertanian yang banyak menyerap tenaga kerja di Provinsi

  Sumatera Utara. Bisa dilihat pada Gambar 4.2. tahun 2013, sektor pertanian menyerap tenaga kerja sebesar 43,45 persen, diikuti dengan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 18,94 persen dan Sektor Jasa-jasa sebesar 16,16 persen.

  Pertanian Pertambangan dan Penggalian

  2.17 16.16 Industri

  43.45 Listrik. Air dan Gas Bangunan

  Perdagangan. Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi 6.61 7.11 0.62 Keuangan. Persewaan dan Jasa

  0.34 Perusahaan

  Gambar 4.2. Persentase Penduduk Provinsi Sumatera Utara Berumur 15 Tahun

  Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama tahun 2013

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  4.1.2.3. Struktur Ekonomi Perekonomian Provinsi Sumatera Utara di dominasi oleh tiga sektor ekonomi yaitu Sektor Pertanian, Sektor Industri, dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Selama tahun 2009 – 2013, sektor pertanian rata-rata menyumbang sebesar 23,19 persen dalam PDRB Provinsi Sumatera Utara. Sektor Industri rata-rata menyumbang sebesar 21,16 persen. Sedangkan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran rata-rata menyumbang sebesar 18,74 persen.

  Tabel 4.6. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan

  Usaha Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009 – 2013 (persen)

  No

  Sektor Ekonomi

  2 Pertambangan dan Penggalian

  4 Listrik, Air dan Gas

  6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

  7 Pengangkutan dan Komunikasi

  8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  4.1.3. Provinsi Sumatera Barat

  4.1.3.1. Keadaan Geografis dan Administratif Daerah Pemerintah Sumatera Barat terletak di sebelah barat pulau Sumatera

  dengan luas daerah sekitar 42,2 ribu Km 2 . Letak geografis provinsi Sumatera Barat terletak antara 0 0 54’ Lintang Utara dan 3 0 30’ Lintang Selatan serta 98 0 36’ dan 101 0

  53’ Bujur Timur. Provinsi Sumatera Barat ini dibatasi oleh Samudera Indonesia di sebelah Barat, Provinsi Sumatera Utara di sebelah Utara, Provinsi Riau di sebelah Timur dan Provinsi Jambi di sebelah Selatan. Letak geografis Pemerintah Sumatera Barat dikelilingi oleh daratan kecuali di sebelah Barat yang berbatasan dengan Samudera Indonesia, sehingga membuat provinsi ini bisa melakukan hubungan kegiatan ekonomi yang mudah dengan provinsi Sumatera Utara, Riau dan Jambi yang mengelilinginya Tabel 4.7. Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun 2013

  KabupatenKota

  Luas (Km 2 ) KabupatenKota

  Luas (Km 2 )

  Kepulauan Mentawai

  Pesisir Selatan

  Pasaman barat

  Tanah Datar

  Sawah Lunto

  Padang Pariaman

  Padang panjang

  Solok Selatan

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  Sampai saat ini Pemerintah Sumatera Barat dengan ibukota Padang ini telah mengalami beberapa kali pemekaran, dari 14 KabupatenKota pada tahun 1998 berkembang menjadi 15 KabupatenKota pada tahun 1999. Pada saat itu KabupatenKota yang dilakukan pemekaran yaitu: Kabupaten Kepulauan Mentawai (pemekaran dari Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 1999). Kemudian pada tahun 2003 bertambah menjadi 18 KabupatenKota dengan Kabupaten Baru tersebut adalah Kabupaten Dharmasraya, Solok Selatan dan Pasaman Barat. Pada tahun 2007, berkembang lagi menjadi 19 Kabupaten. Kota dengan munculnya Kota Sawahlunto (pemekaran dari Kabupaten Sijunjung).

  4.1.3.2. Penduduk dan Ketenagakerjaan Jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2010 sebanyak 4.846.909, yang terdiri dari 2.404.377 laki-laki dan 2.442.532 perempuan. Jumlah penduduk terbanyak yaitu berada di Kota Padang sebanyak 833.562 dan yang paling sedikit jumlah penduduknya berada di Padang Panjang dengan jumlah penduduk 4.1.3.2. Penduduk dan Ketenagakerjaan Jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2010 sebanyak 4.846.909, yang terdiri dari 2.404.377 laki-laki dan 2.442.532 perempuan. Jumlah penduduk terbanyak yaitu berada di Kota Padang sebanyak 833.562 dan yang paling sedikit jumlah penduduknya berada di Padang Panjang dengan jumlah penduduk

  114,59 orangkm 2 .

  Kepadatan penduduk antar daerah di masing-masing daerah tingkat II sangat bervariasi. Daerah terpadat adalah Kota Bukittinggi dengan rata-rata per kilometer wilayahnya dihuni oleh sekitar 4.410 jiwa. Lalu Kota Payakumbuh, Kota Padang

  Panjang dan Kota Padang masing-masing sebesar 2.043 jiwakm 2 , 1.452 jiwakm 2 ,

  dan 1.199 jiwakm 2 . Sedangkan daerah yang paling jarang penduduknya adalah

  Kabupaten Kepulauan Mentawai yaitu hanya 12 jiwakm 2 .

  Tabel 4.8. Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Barat menurut KabupatenKota

  tahun 2010

  KabupatenKota

  Jumlah Penduduk

  Kepadatan Penduduk (JiwaKm 2 )

  Kepulauan Mentawai

  Pesisir Selatan

  Tanah Datar

  Padang Pariaman

  Solok Selatan

  Pasaman Barat

  Padang Panjang

  Sumatera Barat

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

  Pada Gambar 4.3. terlihat bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang dominan dalam perekonomian, dan secara nyata mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Tidak hanya pada tahun 2013 saja pada tahun sebelumnya sektor pertanian juga masih merupakan sektor yang paling Pada Gambar 4.3. terlihat bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang dominan dalam perekonomian, dan secara nyata mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Tidak hanya pada tahun 2013 saja pada tahun sebelumnya sektor pertanian juga masih merupakan sektor yang paling

  Pertanian 2.12 17.37 Pertambangan

  4.83 39.34 Industri Pengolahan Listrik. Gas dan Air

  22.99 Bangunan Perdagangan. Hotel dan Restoran

  1.75 Angkutan. Pergudangan. Komunikasi

  4.91 Keuangan. Asuransi. Usaha Persewaan 0.24 Bangunan. Tanah dan Jasa Perusahaan

  Jasa-jasa

  Gambar 4.3. Persentase Penduduk Provinsi Sumatera Barat Berumur 15 Tahun

  Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama tahun 2013

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  4.1.3.3. Struktur Ekonomi Perekonomian Provinsi Sumatera Barat di dominasi oleh tiga sektor ekonomi yaitu Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan Sektor Jasa- jasa. Selama tahun 2009 – 2013, sektor pertanian rata-rata menyumbang sebesar

  23 persen dalam PDRB Provinsi Sumatera Utara. Dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran rata-rata menyumbang sebesar 18,15 persen. Sedangkan Sektor Jasa-jasa rata-rata menyumbang sebesar 16,93 persen.

  Tabel 4.9. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan

  Usaha Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009 – 2013 (persen)

  Tahun

  No

  Sektor Ekonomi

  2 Pertambangan dan Penggalian

  4 Listrik, Air dan Gas

  6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

  7 Pengangkutan dan Komunikasi

  8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  4.1.4. Provinsi Riau

  4.1.4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi Riau berada membentang dari lereng Bukit Barisan sampai dengan Selat Malaka, terletak pada garis 01º 05’ 00” Lintang Selatan – 0,2º 25’ 00” Lintang Utara dan 100º 00’ 00”– 105º 05’ 00” Bujur Timur. Provinsi Riau memiliki batas wilayah Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Provinsi Sumatera Utara, Sebelah Selatan berbatasang dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat, Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Kepulauan Riau dan Selat Malaka, dan Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan

  Sumatera Utara. Provinsi Riau memiliki luas 87.023,66 km 2 . Pemerintah Riau secara

  administratif saat ini terdiri dari 18 Kabupaten dan lima kota yaitu: Tabel 4.10. Kabupaten dan Kota di Provinsi Riau tahun 2013

  KabupatenKota

  Luas (Km 2 )

  Kuantan Singingi

  Indragiri Hulu

  Indragiri Hilir

  Rokan Hulu

  Rokan Hilir

  Kepulauan Meranti

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  Sampai saat ini pemerintah Riau telah mengalami beberapa kali pemekaran, dari lima kabupaten dan dua kota pada tahun 1998, berkembang menjadi 10 Kabupaten dan 2 Kota pada saat ini. Pada tahun 1999, terbentuk lima kabupaten baru dan satu kota baru yaitu Kabupaten Rokan Hilir (pemekaran dari Kabupaten Bengkalis), Kabupaten Siak (pemekaran dari Kabupaten Bengkalis), Kabupaten Kuantan Singingi (pemekaran dari Kabupaten Indragiri Hulu), Kabupaten Pelalawan (pemekaran dari Kabupaten Kampar), Kabupaten Rokan Hulu (pemekaran dari Kabupaten Kampar), dan Kota Dumai (pemekaran dari Kabupaten Bengkalis). Kemudian pada tahun 2008, terbentuk satu kabupaten baru yaitu Kabupaten Kepulauan Meranti (pemekaran dari Kabupaten Bengkalis).

  4.1.4.2. Penduduk dan Ketenagakerjaan Jumlah penduduk di Provinsi Riau pada tahun 2010 sebanyak 5.538.367yang terdiri dari 2.853.168 laki-laki dan 2.685.199 perempuan. Jumlah penduduk terbanyak yaitu berada di Kota Pekanbaru sebanyak 897.767 orang dan yang paling 4.1.4.2. Penduduk dan Ketenagakerjaan Jumlah penduduk di Provinsi Riau pada tahun 2010 sebanyak 5.538.367yang terdiri dari 2.853.168 laki-laki dan 2.685.199 perempuan. Jumlah penduduk terbanyak yaitu berada di Kota Pekanbaru sebanyak 897.767 orang dan yang paling

  Kemudian kepadatan penduduk di Provinsi Riau mencapai 63.64 jiwakm 2 .

  Kepadatan penduduk antar daerah di masing-masing daerah tingkat II sangat bervariasi. Daerah terpadat yaitu Kota Pekanbaru dengan rata-rata perkilometer wilayahnya dihuni oleh sekitar 1.419,91 jiwa. Lalu diikuti oleh Kabuapten Dumai yaitu

  sebesar 156,34 jiwakm 2 . Sedangkan daerah yang paling jarang penduduknya yaitu

  Kabupaten Pelalawan hanya 23,66 jiwakm 2 .

  Tabel 4.11. Jumlah Penduduk Provinsi Riau menurut KabupatenKota tahun 2010

  KabupatenKota

  Jumlah Penduduk

  Kepadatan Penduduk (jiwaKm 2 )

  Kuantan Singingi

  Indragiri Hulu

  Indragiri Hilir

  Rokan Hulu

  Rokan Hilir

  Kepulauan Meranti

  Provinsi Riau

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

  Pada Gambar 4.4. terlihat bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang dominan dalam perekonomian, dan secara nyata mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Tidak hanya pada tahun 2013 saja pada tahun sebelumnya sektor pertanian juga masih merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dengan persentase sebesar 44,26 persen, disusul oleh Sektor Perdagangan sebesar 19,88 persen, dan Sektor Jasa-jasa 15,48 persen.

  15.48 Pertanian 2.64 Pertambangan 3.69 44.26 Industri Pengolahan

  Listrik. Gas dan Air

  Gambar 4.4 Persentase Penduduk Provinsi Riau Berumur 15 Tahun Keatas yang

  Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama tahun 2013

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  4.1.4.3. Struktur Ekonomi Perekonomian Provinsi Riau di dominasi oleh tiga sektor ekonomi yaitu Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Pertanian, dan Sektor Industri. Selama tahun 2009 – 2013, Sektor Pertambangan dan Penggalian rata-rata menyumbang sebesar 47,06 persen dalam PDRB Provinsi Riau. Sektor Pertanian rata-rata menyumbang sebesar 17,02 persen. Sedangkan Sektor Industri menyumbang rata-rata sebesar 11,51 persen dalam PDRB Provinsi Riau.

  Tabel 4.12. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan

  Usaha Provinsi Riau Tahun 2009 – 2013 (persen)

  Tahun

  No

  Sektor Ekonomi

  2 Pertambangan dan Penggalian

  4 Listrik, Air dan Gas

  6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

  7 Pengangkutan dan Komunikasi

  8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  4.1.5. Provinsi Jambi

  4.1.5.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi Jambi berada di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 0º 45’– 2º 45’ Lintang Selatan dan 101º 10’ – 104º 55’ Bujur Timur. Provinsi Jambi memiliki batas wilayah Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau, Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan, Sebelah Selatan dan Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan

  Provinsi Bengkulu. Luas Wilayah Provinsi Jambi 53.435 Km 2 dengan luas daratan

  50.160,05 Km 2 dan luas perairan sebesar 3.274,95 Km 2 .

  Luas wilayah terbesar di Provinsi Jambi berada di Kabupaten Merangin sebesar 15,31 persen dari total luas wilayah Provinsi Jambi, diikuti dengan Kabupaten Tebo dan Kabupaten Sarolangun masing-masing sebesar 12,88 persen dan 12,33 persen. Sedangkan wilayah terkecil yaitu Kota Jambi yang hanya sebesar 0,41 persen dari total luas wilayah Provinsi Jambi.

  Tabel 4.13. Kabupaten dan Kota di Provinsi Jambi tahun 2013

  KabupatenKota

  Luas (Km 2 )

  Batang Hari

  Muaro Jambi

  Tanjung Jabung Timur

  Tanjung Jabung Barat

  Sungai Penuh

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  Sampai saat ini pemerintah Jambi telah mengalami beberapa kali pemekaran, dari lima kabupaten dan satu kota pada tahun 1998, berkembang menjadi sembilan kabupaten dan dua kota pada saat ini. Pada tahun 1999, terbentuk Kabupaten Mauro Jambi (pemekaran dari Kabupaten Batanghari), Kabupaten Sarolangun (pemekaran dari Kabupaten Sarolangun Bangko), Kabupaten Tanjung Jabung Timur (pemekaran dari Kabupaten Tanjung Jabung), dan Kabupaten Tebo (pemekaran dari Kabupaten Bungo Tebo). Kemudian pada tahun 2008, terbentuk Kota Sungai Penuh yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Kerinci.

  4.1.5.2. Penduduk dan Ketenagakerjaan Jumlah penduduk di Provinsi Jambi pada tahun 2010 sebanyak 3.092.265 yang terdiri dari 1.581.110 laki-laki dan 1.511.155 perempuan. Jumlah penduduk terbanyak yaitu berada di Kota Jambi sebanyak 531.857 orang dan yang paling sedikit jumlah penduduknya berada di Kota Sungai Penuh dengan jumlah penduduk hanya sebanyak 82.293 orang.

  Kemudian kepadatan penduduk di Provinsi Jambi mencapai 61,65 jiwakm2. Kepadatan penduduk antar daerah di masing-masing daerah tingkat II sangat bervariasi. Daerah terpadat yaitu Kota Jambi dengan rata-rata perkilometer wilayahnya dihuni oleh sekitar 2.588,99 jiwa. Lalu diikuti oleh Kota Sungai Penuh

  yaitu sebesar 210,20 jiwakm 2 . Sedangkan daerah yang paling jarang penduduknya

  yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Timur hanya 37,69 jiwakm 2 .

  Tabel 4.14. Jumlah Penduduk Provinsi Jambi menurut KabupatenKota tahun 2010

  KabupatenKota

  Jumlah Penduduk

  Kepadatan Penduduk (JiwaKm 2 )

  Batang Hari

  Muaro Jambi

  Tanjung Jabung Timur

  Tanjung Jabung Barat

  Sungai Penuh

  Provinsi Jambi

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

  Pada Gambar 4.5. terlihat bahwa Sektor Pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Provinsi Jambi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang dominan dalam perekonomian, dan secara nyata mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Tidak hanya pada tahun 2013 saja pada tahun sebelumnya sektor pertanian juga masih merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dengan persentase sebesar 52,37 persen, disusul oleh Sektor Perdagangan sebesar 16,74 persen, dan Sektor Jasa-jasa sebesar 15,33 persen.

  Pertanian Pertambangan

  Industri Pengolahan

  Listrik. Gas dan Air Bangunan

  Perdagangan. Hotel dan Restoran Angkutan. Pergudangan. Komunikasi

  4.34 Keuangan. Asuransi. Usaha Persewaan 0.11 3.8 1.91 Bangunan. Tanah dan Jasa Perusahaan

  Gambar 4.5 Persentase Penduduk Provinsi Jambi Berumur 15 Tahun Keatas yang

  Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama tahun 2013

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  4.1.5.3. Struktur Ekonomi Perekonomian Provinsi Jambi di dominasi oleh tiga sektor ekonomi yaitu Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, dan Sektor Industri. Selama tahun 2009 – 2013, Sektor Pertanian rata-rata menyumbang sebesar 35,7 persen dalam PDRB Provinsi Jambi. Sektor Perdagangan, Hotel dan restoran rata- 4.1.5.3. Struktur Ekonomi Perekonomian Provinsi Jambi di dominasi oleh tiga sektor ekonomi yaitu Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, dan Sektor Industri. Selama tahun 2009 – 2013, Sektor Pertanian rata-rata menyumbang sebesar 35,7 persen dalam PDRB Provinsi Jambi. Sektor Perdagangan, Hotel dan restoran rata-

  Tabel 4.15. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan

  Usaha Provinsi Jambi Tahun 2009 – 2013 (persen)

  Tahun

  No

  Sektor Ekonomi

  2 Pertambangan dan Penggalian

  4 Listrik, Air dan Gas

  6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

  7 Pengangkutan dan Komunikasi

  8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

  4.1.6. Provinsi Sumatera Selatan

  4.1.6.1. Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi Sumatera Selatan terletak pada garis 1º – 4º Lintang Selatan dan 102º – 106º Bujur Timur. Provinsi Sumatera Selatan memiliki batas wilayah Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi, Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Lampung, Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat. Luas Wilayah Provinsi Jambi 8.702.741 ha. Luas wilayah terbesar di Provinsi Sumatera Selatan berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebesar 19,60 persen dari total luas wilayah Provinsi Sumatera Selatan, diikuti dengan Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Banyuasin masing-masing sebesar 16,64 persen dan 13.95 persen. Sedangkan wilayah terkecil yaitu Kota Palembang yang hanya sebesar 0,43 persen dari total luas wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Tabel 4.16. Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumtera Selatan tahun 2013

  KabupatenKota

  Luas (Km 2 )

  Ogan Komering Ulu

  Ogan Komering Ilir

  Muara Enim

  Musi Rawas

  Musi Banyuasin

  OKU Selatan

  OKU Ilir

  Empat Lawang

  Pagar Alam

  Lubuk Linggau

  Sumatera Selatan

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  Sampai saat ini pemerintah Sumatera Selatan telah mengalami beberapa kali pemekaran, dari 8 Kabupaten dan 2 Kota pada tahun 1998, berkembang menjadi 12 Kabupaten dan 4 Kota pada saat ini. Pada tahun 2001, terbentuk 3 Kota baru yaitu Kota Pagar Alam (pemekaran dari Kabupaten Lahat), Kota Prabumulih (pemekaran dari Kabupaten Muara Enim), dan Kota Lubuklinggau (pemekaran dari Kabupaten Musi Rawas). Pada Tahun 2002 terbentuk Kabupaten Banyuasin (pemekaran dari Kabupaten Musi Banyuasin).

  Pada tahun 2003 terbentuk 3 Kabupaten, yaitu Kabupaten Ogan Ilir (pemekaran dari Kabupaten Ogan Komering Ilir), Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (pemekaran dari Kabupaten Ogan Komering Ulu), dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (pemekaran dari Kabupaten Ogan Komering Ulu).

  Pada tahun 2007, terbentuk Kabupaten Empat Lawang (pemekaran dari Kabupaten Lahat). Dan pada tahun 2012, terbentuk Kabupaten Panukal Abab Lematang Ilir (pemekaran dari Kabupaten Muara Enim). Kemudian pada tahun 2013, terbetuk Kabupaten Musi Rawas Utara yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Musi Rawas.

  4.1.6.2. Penduduk dan Ketenagakerjaan Jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2010 sebanyak 7.450.394, yang terdiri dari 3.794.647 laki-laki dan 3.657.747 perempuan. Jumlah penduduk terbanyak yaitu berada di Kota Palembang sebanyak 1.455.284 dan yang paling sedikit jumlah penduduknya berada di Kabupaten Pagar Alam dengan jumlah penduduk sebanyak 126.181.

  Kepadatan penduduk di Pemerintah Sumatera Selatan mencapai 85,62

  orangkm 2 . Kepadatan penduduk antar daerah di masing-masing daerah tingkat II sangat bervariasi.

  Daerah terpadat adalah Kota Palembang dengan rata-rata per kilometer wilayahnya dihuni oleh sekitar 3.890,82 jiwa. Lalu Kabupaten Lubuk Linnggau,

  Prabumulih dan Pagar Alam masing-masing sebesar 479,53 jiwakm 2 , 384,19

  jiwakm 2 , dan 217,87 jiwakm 2 . Sedangkan daerah yang paling jarang penduduknya

  adalah Kabupaten Ogan Komering Ilir yaitu hanya 42,64 jiwakm 2 .

  Tabel 4.17. Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Selatan menurut KabupatenKota

  Tahun 2010

  KabupatenKota

  Jumlah Penduduk

  Kepadatan Penduduk (JiwaKm 2 )

  Ogan Komering Ulu

  Ogan Komering Ilir

  Muara Enim

  Musi Rawas

  Musi Banyuasin

  OKU Selatan

  OKU Timur

  OKU Ilir

  Empat Lawang

  Pagar Alam

  Lubuk Linggau

  Sumatera Selatan

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

  Pada Gambar 4.6. terlihat bahwa Sektor Pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang dominan dalam perekonomian, dan secara nyata mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Tidak hanya pada tahun 2013 saja pada tahun sebelumnya sektor pertanian juga masih merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dengan persentase sebesar 54,69 persen, disusul oleh Sektor Perdagangan sebesar 15,47 persen, dan Sektor Jasa-jasa sebesar 13,48 persen.

  Pertanian Pertambangan

  Industri Pengolahan

  Listrik. Gas dan Air Bangunan

  54.69 Perdagangan. Hotel dan Restoran Angkutan. Pergudangan. Komunikasi

  3.83 Keuangan. Asuransi. Usaha Persewaan

  Bangunan. Tanah dan Jasa Perusahaan 4.89 Jasa-jasa

  Gambar 4.6. Persentase Penduduk Provinsi Sumatera Selatan Berumur 15 Tahun

  Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama tahun 2013

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  4.1.6.3. Struktur Ekonomi Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan di dominasi oleh tiga sektor ekonomi yaitu Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Pertanian dan Sektor Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Selama tahun 2009 – 2013, Sektor Pertambangan dan Penggalian rata-rata menyumbang sebesar 21,28 persen dalam PDRB Provinsi Sumatera Selatan. Sektor Pertanian rata-rata menyumbang 19,35 persen. Sedangkan Sektor Perdagangan, Hotel dan restoran rata-rata menyumbang sebesar 14,29 persen.

  Tabel 4.18. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan

  Usaha Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 – 2013 (persen)

  No

  Sektor Ekonomi

  2 Pertambangan dan Penggalian

  4 Listrik, Air dan Gas

  6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

  7 Pengangkutan dan Komunikasi

  8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  4.1.7. Provinsi Bengkulu

  4.1.7.1. Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi Bengkulu terletak di sebelah Barat pegunungan Bukit Barisan. Wilayah Provinsi Bengkulu memanjang dari perbatasan Provinsi Sumatera Barat sampai ke perbatasan Provinsi Lampung dan jaraknya lebih kurang 567 kilometer. Provinsi Bengkulu terletak di a ntara 2º 16’ Lintang Utara dan 3º 31’ Lintang Selatan dan antara 101º 01’ – 103º 41’ Bujur Timur.

  Provinsi Bengkulu memiliki batas wilayah Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat, Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Provinsi Lampung, Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan, dan Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.

  Luas Wilayah Provinsi Bengkulu 1.991.933 ha. Luas wilayah terbesar di Provinsi Bengkulu berada di Kabupaten Bengkulu Utara sebesar 21,71 persen dari total luas wilayah Provinsi Bengkulu, diikuti dengan Kabupaten Mukomuko dan

  Kabupaten Seluma masing-masing sebesar 20,27 persen dan 12,05 persen. Sedangkan wilayah terkecil yaitu Kota Bengkulu yang hanya sebesar 0,76 persen dari total luas wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Tabel 4.19. Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu tahun 2013

  KabupatenKota

  Luas (km 2 )

  Bengkulu Selatan

  Rejang Lebong

  Bengkulu Utara

  Bengkulu Tengah

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  Sampai saat ini pemerintah Bengkulu telah mengalami beberapa kali pemekaran, dari tiga kabupaten dan satu kota pada tahun 1998, berkembang menjadi sembilan Kabupaten dan satu Kota pada saat ini. Pada tahun 2003, terbentuk lima Kabupaten yaitu Kabupaten Kaur (pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan), Kabupaten Seluma (pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan), Kabupaten Mukomuko (pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Utara), Kabupaten Kapahiang (pemekaran dari Kabupaten Rejang Lebong), dan Kabupaten Lebong (pemekaran darai Kabupaten Rejang Lebong). Kemudian pada tahun 2008, terbentuk Kabupaten Bengkulu Tengah yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Utara.

  4.1.7.2. Penduduk dan Ketenagakerjaan Jumlah penduduk di Provinsi Bengkulu pada tahun 2010 sebanyak 1.715.518, yang terdiri dari 877.159 laki-laki dan 838.359 perempuan. Jumlah penduduk terbanyak yaitu berada di Kota Bengkulu sebanyak 308.544 dan yang paling sedikit jumlah penduduknya berada di Kabupaten Lebong dengan jumlah penduduk sebanyak 99.215 jiwa.

  Kepadatan penduduk di Pemerintah Bengkulu mencapai 86,12 orangkm 2 .

  Kepadatan penduduk antar daerah di masing-masing daerah tingkat II sangat bervariasi. Daerah terpadat adalah Kota Bengkulu dengan rata-rata per kilometer wilayahnya dihuni oleh sekitar 2.033,91 jiwa. Lalu Kabupaten Kapahiang, Rajang

  Lebong dan Bengkulu Selatan masing-masing sebesar 187,77 jiwakm 2 ,

  150,48jiwakm 2 , dan 120,51 jiwakm 2 . Sedangkan daerah yang paling jarang

  penduduknya adalah Kabupaten Mukomuko yaitu hanya 38,58 jiwakm 2 .

  Tabel 4.20. Jumlah Penduduk Provinsi Bengkulu menurut KabupatenKota tahun

  2010 KabupatenKota

  Jumlah Penduduk

  Kepadatan Penduduk (jiwakm 2 )

  Bengkulu Selatan

  Rejang Lebong

  Bengkulu Utara

  Bengkulu Tengah

  Kota Bengkulu

  Provinsi Bengkulu

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

  Pada Gambar 4.7. terlihat bahwa Sektor Pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Provinsi Bengkulu. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang dominan dalam perekonomian, dan secara nyata mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Tidak hanya pada tahun 2013 saja,pada tahun sebelumnya sektor pertanian juga masih merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dengan persentase sebesar 54,16 persen, disusul oleh Sektor Perdagangan sebesar 17,20 persen, dan Sektor Jasa-jasa sebesar 16,89 persen.

  Pertanian Pertambangan

  16.89 Industri Pengolahan

  Listrik. Gas dan Air

  17.2 Perdagangan. Hotel dan Restoran Angkutan. Pergudangan. Komunikasi

  Keuangan. Asuransi. Usaha Persewaan Bangunan. Tanah dan Jasa Perusahaan

  4.63 Jasa-jasa

  Gambar 4.7. Persentase Penduduk Provinsi Bengkulu Berumur 15 Tahun Keatas

  yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama tahun 2013

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  4.1.7.3. Struktur Ekonomi Perekonomian Provinsi Bengkulu di dominasi oleh tiga sektor ekonomi yaitu Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, dan Sektor Jasa-jasa. Selama tahun 2009 – 2013, Sektor Pertanian rata-rata menyumbang sebesar 37,60 persen dalam PDRB Provinsi Bengkulu. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran rata-rata menyumbang 20,07 persen. Sedangkan Sektor Jasa rata-rata menyumbang sebesar 17,62 persen.

  Tabel 4.21. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan

  Usaha Provinsi Bengkulu Tahun 2009 – 2013 (persen)

  Tahun

  No

  Sektor Ekonomi

  2 Pertambangan dan Penggalian

  4 Listrik, Air dan Gas

  6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

  7 Pengangkutan dan Komunikasi

  8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  4.1.8. Provinsi Lampung

  4.1.8.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi Lampung terletak pada garis 103º 40’– 105º 50’ Bujur Timur dan 6º 45’ – 3º 45’ Lintang Selatan. Provinsi Lampung memiliki batas wilayah Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Bengkulu, Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Sunda, Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa, Sebelah Selatan dan Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera

  Indonesia. Luas Wilayah Provinsi Lampung 34.623,80 Km 2 .

  Luas wilayah terbesar di Provinsi Lampung berada di Kabupaten Lampung Timur sebesar 15,38 persen dari total luas wilayah Provinsi Lampung, diikuti dengan Kabupaten Way Kanan dan Kabupaten Lampung Tengah masing-masing sebesar 11,33 persen dan 10,98 persen. Sedangkan wilayah terkecil yaitu Kota Metro yang hanya sebesar 0,18 persen dari total luas wilayah Provinsi Jambi.

  Tabel 4.22. Kabupaten dan Kota di Provinsi Lampung Tahun 2013

  KabupatenKota

  Luas (km 2 )

  Lampung Barat

  Lampung Selatan

  Lampung Timur

  Lampung Tengah

  Lampung Utara

  Way Kanan

  Tulang Bawang

  Tulang Bawang Barat

  Pesisir Barat

  Bandar Lampung

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  Sampai saat ini pemerintah Lampung telah mengalami beberapa kali pemekaran, dari enam Kabupaten dan satu Kota pada tahun 1998, berkembang menjadi 13 Kabupaten dan dua Kota pada saat ini. Pada tahun 1999, terbentuk Kabupaten Way Kanan (pemekaran dari Kabupaten Lampung Utara), Kabupaten Lampung Timur (pemekaran dari Kabupaten Lampung Tengah), dan Kota Metro (pemekaran dari Kabupaten Lampung Tengah). Pada tahun 2007, terbentuk Kabupaten Pesawaran yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Lampung Selatan. Pada Tahun 2008, terbentuk tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Mesuji (pemekaran dari Kabupaten Tulang Bawang), Kabupaten Pringsewu (pemekaran dari Kabupaten Tanggamus) dan Kabupaten Tulang Bawang Barat (pemekaran dari Kabupaten Tulang Bawang). Kemudian pada tahun 2012 terbentuk Kabupaten Pesisir Barat yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Lampung Barat.

  4.1.8.2. Penduduk dan Ketenagakerjaan Jumlah penduduk di Provinsi Lampung pada tahun 2010 sebanyak 7.608.405, yang terdiri dari 3.916.622 laki-laki dan 3.691.783 perempuan. Jumlah penduduk terbanyak yaitu berada di Kabupaten Lampung Tengah sebanyak 1.170.717 jiwa dan yang paling sedikit jumlah penduduknya berada di Kota Metro dengan jumlah penduduk sebanyak 145.471 jiwa. Kepadatan penduduk di

  Pemerintah Lampung mencapai 215,61 orangkm 2 . Kepadatan penduduk antar

  daerah di masing-masing daerah tingkat II sangat bervariasi. Daerah terpadat adalah Kota Bandar Lampung dengan rata-rata per kilometer wilayahnya dihuni oleh sekitar 4.569,86 jiwa. Lalu Kota Metro, Kabupaten Pringsewu dan Lampung Selatan

  masing-masing sebesar 2.354,28 jiwakm 2 , 584,59 jiwakm 2 , dan 454,65 jiwakm 2 .

  Sedangkan daerah yang paling jarang penduduknya adalah Kabupaten Lampung

  Barat yaitu hanya 84,65 jiwakm 2 .

  Tabel 4.23. Jumlah Penduduk Provinsi Lampung Menurut KabupatenKota tahun

  KabupatenKota

  Jumlah Penduduk

  Kepadatan Penduduk (jiwakm 2 )

  Lampung Barat

  Lampung Selatan

  Lampung Timur

  Lampung Tengah

  Lampung Utara

  Way Kanan

  Tulang Bawang

  Tulang Bawang Barat

  Bandar Lampung

  Provinsi Lampung

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

  Pada Gambar 4.8. terlihat bahwa Sektor Pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Provinsi Lampung. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang dominan dalam perekonomian, dan secara nyata mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Tidak hanya pada tahun 2013 saja pada tahun sebelumnya sektor pertanian juga masih merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dengan persentase sebesar 51,46 persen, disusul oleh Sektor Perdagangan sebesar 17,33 persen, dan Sektor Industri Pengolahan sebesar 8,39 persen.

  Pertanian 1.53 Pertambangan

  Industri Pengolahan Listrik. Gas dan Air

  17.33 51.46 Bangunan

  Perdagangan. Hotel dan Restoran Angkutan. Pergudangan. Komunikasi

  Keuangan. Asuransi. Usaha Persewaan

  0.4 Bangunan. Tanah dan Jasa Perusahaan

  Gambar 4.8. Persentase Penduduk Provinsi Lampung Berumur 15 Tahun Keatas

  yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama tahun 2013

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  4.1.8.3. Struktur Ekonomi Perekonomian Provinsi Lampung didominasi oleh tiga sektor ekonomi yaitu Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, dan Sektor Industri. Selama tahun 2009 – 2013, Sektor Pertanian rata-rata menyumbang sebesar 38,26 persen dalam PDRB Provinsi Lampung. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran rata-rata menyumbang 15,78 persen. Sedangkan Sektor Industri rata-rata menyumbang sebesar 13,30 persen.

  Tabel 4.24. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan

  Usaha Provinsi Lampung Tahun 2009 – 2013 (persen)

  Tahun

  No

  Sektor Ekonomi

  2 Pertambangan dan Penggalian

  4 Listrik, Air dan Gas

  6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

  7 Pengangkutan dan Komunikasi

  8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  4.1.9. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

  4.1.9.1. Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebelumnya adalah bagian dari Sumatera Selatan, namun menjadi provinsi sendiri pada tahun 2000. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tanggal 21 November 2000 yang terdiri dari Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan Kota Pangkalpinang.

  Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terletak pada garis 0º 50’ – 4º 10’ Lintang dan 104º 50’– 109º 30’ Bujur Timur. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki batas wilayah Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Natuna, Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa, Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Karimata dan Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Bangka.

  Luas Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 81.725,23 Km 2 dengan luas daratan 16.424,23 Km 2 dan luas perairan sebesar 65.301 Km 2 . Luas wilayah

  terbesar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada di Kabupaten Bangka

  Selatan sebesar 21,96 persen dari total luas wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, diikuti dengan Kabupaten Banka dan Kabupaten Bangka Barat masing- masing sebesar 17,97 persen dan 17,17 persen. Sedangkan wilayah terkecil yaitu Kota Panngkal Pinang yang hanya sebesar 0,72 persen dari total luas wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tabel 4.25. Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2013

  KabupatenKota

  Luas (km 2 )

  Bangka Barat

  Bangka Tengah

  Bangka Selatan

  Belitung Timur

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  Sampai saat ini pemerintah Bangka Belitung telah mengalami beberapa kali pemekaran, dari dua Kabupaten dan satu Kota pada tahun 2000, berkembang menjadi enam Kabupaten dan satu Kota pada saat ini. Pada tahun 2003, terbentuk Kabupaten Bangka Barat (pemekaran dari Kabupaten Bangka), Kabupaten Bangka Selatan (pemekaran dari Kabupaten Bangka), Kabupaten Bangka Tengah (pemekaran dari Kabupaten Bangka) dan Kabupaten Belitung Timur (pemekaran dari Kabupaten Belitung).

  4.1.9.2. Penduduk dan Ketenagakerjaan Jumlah penduduk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2010 sebanyak 1.223.296, yang terdiri dari 635.094 laki-laki dan 588.202 perempuan. Jumlah penduduk terbanyak yaitu berada di Kabupaten Bangka sebanyak 277.204 jiwa dan yang paling sedikit jumlah penduduknya berada di Kabupaten Belitung Timur dengan jumlah penduduk sebanyak 106.463 jiwa.

  Kepadatan penduduk di Pemerintah Kepulauan Bangka Belitung mencapai

  74 orangkm 2 . Kepadatan penduduk antar daerah di masing-masing daerah tingkat

  II sangat bervariasi. Daerah terpadat adalah Kota Pangkalpinang dengan rata-rata per kilometer wilayahnya dihuni oleh sekitar 1.471 jiwa. Lalu Kabupaten Bangka,

  Kabupaten Bangka Barat dan Bangka Selatan masing-masing sebesar 94 jiwakm 2 ,

  76 jiwakm 2 , dan 68 jiwakm 2 . Sedangkan daerah yang paling jarang penduduknya

  adalah Kabupaten Belitung Timur yaitu hanya 41 jiwakm 2 .

  Tabel 4.26. Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut

  KabupatenKota tahun 2010 KabupatenKota

  Jumlah Penduduk

  Kepadatan Penduduk (jiwakm2)

  Bangka Barat

  Bangka Tengah

  Bangka Selatan

  Belitung Timur

  Provinsi Kepulauan

  Bangka Belitung Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

  Pada Gambar 4.9. terlihat bahwa Sektor Pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang dominan dalam perekonomian, dan secara nyata mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Tidak hanya pada tahun 2013 saja pada tahun sebelumnya sektor pertanian juga masih merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dengan persentase sebesar 28,06 persen, disusul oleh Sektor Pertambangan sebesar 21,28 persen, dan Sektor Perdagangan sebesar 18,49 persen.

  Pertanian Pertambangan

  1.93 Industri Pengolahan 2.9 28.06 Listrik. Gas dan Air

  Bangunan 18.49 Perdagangan. Hotel dan Restoran

  Angkutan. Pergudangan. Komunikasi

  Keuangan. Asuransi. Usaha Persewaan 6.06 Bangunan. Tanah dan Jasa Perusahaan

  4.99 Jasa-jasa

  Gambar 4.9. Persentase Penduduk Provinsi Bangka Belitung Berumur 15 Tahun

  Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama tahun 2013

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  4.1.9.3. Struktur Ekonomi Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di dominasi oleh tiga sektor ekonomi yaitu Sektor Pertanian, Sektor Industri, dan Sektor Pertambangan 4.1.9.3. Struktur Ekonomi Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di dominasi oleh tiga sektor ekonomi yaitu Sektor Pertanian, Sektor Industri, dan Sektor Pertambangan

  Tabel 4.27. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan

  Usaha Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009 – 2013 (persen)

  Tahun

  No

  Sektor Ekonomi

  2 Pertambangan dan Penggalian

  4 Listrik, Air dan Gas

  6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

  7 Pengangkutan dan Komunikasi

  8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  4.1.10. Provinsi Kepulauan Riau

  4.1.10.1. Keadaan Geografis dan Administratif Kepulauan Riau merupakan provinsi baru hasil pemekaran dari provinsi Riau. Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002 merupakan provinsi ke-32 di Indonesia. Provinsi Kepulauan Kepulauan Riau terletak antara 0º 29’ Lintang Selatan dan dan 04º 40’ Lintang Utara serta 103º 22’ - 109º 4’ Bujur Timur.

  Provinsi Kepulauan Riau memiliki batas wilayah Sebelah Utara berbatasan dengan Negara Vietnam dan Kamboja, Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi, Sebelah Barat berbatasan dengan Negara Malaysia dan Provinsi Riau, dan Sebelah Timur berbatasan dengan Negara Malaysia dan Provinsi Kalimantan Barat.

  Luas Wilayah Provinsi Kepulauan Riau 427.608,38 Km 2 dengan luas daratan 10.595,41 Km 2 dan luas perairan sebesar 417.012,97 Km 2 . Luas wilayah terbesar di

  Provinsi Kepulauan Riau berada di Kabupaten Natuna sebesar 26,56 persen dari total luas wilayah Provinsi Kepulauan Riau, diikuti dengan Kabupaten Lingga dan Kabupaten Bintan masing-masing sebesar 19,99 persen dan 16,42 persen.

  Sedangkan wilayah terkecil yaitu Kota Tanjung Pinang yang hanya sebesar 2,26 persen dari total luas wilayah Provinsi Kepulauan Riau. Tabel 4.28. Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

  KabupatenKota

  Luas (km 2 )

  Kepulauan Anambas

  Tanjung Pinang

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  Pemekaran di Provinsi Kepulauan Riau terjadi pada tahun 2008 yaitu terbentuknya Kabupaten Kepulauan Anambas yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Natuna. Sebenarnya telah terjadi beberapa pemekaran Kabupaten namun pemekaran yang terjadi ketika Kepulauan Riau masih bergabung dalam Provinsi Riau. Seperti pada tahun 1999 terbentuknya Kabupaten Karimun (pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau), Kabupaten Natuna (pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau), dan Kota Batam (pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau). Pada tahun 2001, terbentuk Kota Tanjung Pinang (pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau). Dan pada tahun 2003, terbentuk Kabupaten Lingga (pemekaran dari Kabupaten Lingga).

  4.1.10.2. Penduduk dan Ketenagakerjaan Jumlah penduduk di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2010 sebanyak 1.692.816 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak yaitu berada di Kota Batam sebanyak 954.450 jiwa dan yang paling sedikit jumlah penduduknya berada di Kabupaten Kepulauan Anambas dengan jumlah penduduk sebanyak 37.629 jiwa.

  Kepadatan penduduk di Pemerintah Kepulauan Riau mencapai 159,79

  orangkm 2 . Kepadatan penduduk antar daerah di masing-masing daerah tingkat II sangat bervariasi. Daerah terpadat adalah Kota Batam dengan rata-rata per kilometer wilayahnya dihuni oleh sekitar 607,79 jiwa. Lalu Kota Tanjung Pinang,

  Kabupaten Karimun dan Bintan masing-masing sebesar 186,26 jiwakm 2 , 140,08

  jiwakm 2 , dan 82,22 jiwakm 2 . Sedangkan daerah yang paling jarang penduduknya

  adalah Kabupaten Natuna yaitu hanya 24,66 jiwakm 2 .

  Tabel 4.29. Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Riau Menurut KabupatenKota

  Tahun 2010

  KabupatenKota

  Jumlah Penduduk

  Kepadatan Penduduk (jiwakm 2 )

  Kep.Anambas

  Tanjung Pinang

  Kepulauan Riau

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

  Pada Gambar 4.10. terlihat bahwa Sektor Industri Pengolah merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Provinsi Kepulauan Riau. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sektor ini merupakan sektor yang dominan dalam perekonomian, dan secara nyata mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Tidak hanya pada tahun 2013 saja pada tahun sebelumnya sektor ini juga masih merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dengan persentase sebesar 32,60 persen, disusul oleh Sektor Perdagangan sebesar 26,11 persen, dan Sektor Jasa-jasa sebesar 13,58 persen.

  Pertanian 2.02 Pertambangan

  Industri Pengolahan

  6.32 Listrik. Gas dan Air

  Bangunan 32.6 Perdagangan. Hotel dan Restoran

  26.11 Angkutan. Pergudangan. Komunikasi Keuangan. Asuransi. Usaha Persewaan

  7.46 Bangunan. Tanah dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa

  Gambar 4.10. Persentase Penduduk Provinsi Kepulauan Riau Berumur 15 Tahun

  Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama tahun 2013

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  4.1.10.3. Struktur Ekonomi Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau di dominasi oleh dua sektor ekonomi

  yaitu Sektor Industri dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Selama tahun 2009 – 2013, Sektor Industri rata-rata menyumbang sebesar 50,54 persen dalam

  PDRB Provinsi Kepulauan Riau. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran rata-rata menyumbang 23,29 persen. Di Provinsi ini, Sektor Pertanian hanya berkontribusi rata-rata sebesar 4,23 persen dalam PDRB Provinsi Kepulauan Riau.

  Tabel 4.30. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan

  Usaha Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 – 2013 (persen)

  No

  Sektor Ekonomi

  2 Pertambangan dan Penggalian

  4 Listrik, Air dan Gas

  6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

  7 Pengangkutan dan Komunikasi

  8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  4.1.11. Provinsi Banten

  4.1.11.1. Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi Banten merupakan sebuah provinsi di Tatar Pasundan, serta wilayah paling barat di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini pernah menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun menjadi wilayah pemekaran sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Wilayah Provinsi Banten terletak antara 05º 07’ 40” sampai dengan 07º 01’ 01” Lintang Selatan dan antara 105º 01’ 11” sampai 106º 07’ 11” Bujur Timur.

  Provinsi Banten memiliki batas wilayah Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa, Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda, dan Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi

  DKI Jakarta dan Jawa barat. Luas wilayah Provinsi 9.662,92 Km 2 . Luas wilayah

  terbesar di Provinsi Banten berada di Kabupaten Lebak sebesar 35,46 persen dari total luas wilayah Provinsi Banten. Sedangkan wilayah terkecil yaitu Kota Tangerang Selatan yang hanya sebesar 1,52 persen dari total luas wilayah Provinsi Banten. Tabel 4.31. Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Banten Tahun 2013

  KabupatenKota

  Luas (km 2 )

  Kota Tangerang

  Tangerang Selatan

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  Pada tahun 2000, Provinsi Banten terdiri dari empat Kabupaten dan empat Kota, sampai saat ini terdapat empat Kabupaten dan empat Kota. Di Pemerintah Banten telah mengalami beberapa kali pemekaran sejak tahun 1999. Pada tahun 1999, terbentuknya Kota Cilegon (pemekaran dari Kabupaten Serang). Dan pada tahun 2007, terbentuk Kota Serang yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Serang. Kemudian pada tahun 2008, terbentuk Kota Tangerang Selatan yang merupakan Kabupaten Tangerang.

  4.1.11.2. Penduduk dan Ketenagakerjaan Jumlah penduduk di Provinsi Banten pada tahun 2010 sebanyak 10.632.166 jiwa, yang terdiri dari 5.439.148 laki-laki dan 5.193.018 perempuan. Jumlah penduduk terbanyak yaitu berada di Kabupaten Tangerang sebanyak 2.834.376 jiwa dan yang paling sedikit jumlah penduduknya berada di Kabupaten Cilegon dengan jumlah penduduk sebanyak 374.559 jiwa.

  Kepadatan penduduk di Pemerintah Banten mencapai 1.100 orangkm 2 .

  Kepadatan penduduk antar daerah di masing-masing daerah tingkat II sangat bervariasi. Daerah terpadat adalah Kota Tangerang dengan rata-rata per kilometer wilayahnya dihuni oleh sekitar 111.685 jiwa. Lalu Tangerang Selatan, Kabupaten

  Tangerang dan Kota Serang masing-masing sebesar 8.766 jiwakm 2 , 2.801

  jiwakm 2 , dan 2.166 jiwakm 2 . Sedangkan daerah yang paling jarang penduduknya

  adalah Kabupaten Lebak yaitu hanya 351 jiwakm 2 .

  Tabel 4.32. Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Banten Menurut KabupatenKota

  Tahun 2010

  KabupatenKota

  Jumlah Penduduk

  Kepadatan Penduduk (jiwakm 2 )

  Kota Tangerang

  Tangerang Selatan

  Provinsi Banten

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

  Pada Gambar 4.11. terlihat bahwa Sektor Industri Pengolah merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Provinsi Banten. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sektor ini merupakan sektor yang dominan dalam perekonomian, dan secara nyata mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Tidak hanya pada tahun 2013 saja pada tahun sebelumnya sektor ini juga masih merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dengan persentase Pada Gambar 4.11. terlihat bahwa Sektor Industri Pengolah merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Provinsi Banten. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sektor ini merupakan sektor yang dominan dalam perekonomian, dan secara nyata mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Tidak hanya pada tahun 2013 saja pada tahun sebelumnya sektor ini juga masih merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dengan persentase

  Pertanian Pertambangan

  Industri Pengolahan Listrik. Gas dan Air

  25.91 Perdagangan. Hotel dan Restoran Angkutan. Pergudangan. Komunikasi

  23.6 Keuangan. Asuransi. Usaha Persewaan Bangunan. Tanah dan Jasa Perusahaan 0.34 Jasa-jasa

  Gambar 4.11. Persentase Penduduk Provinsi Banten Berumur 15 Tahun Keatas

  yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama tahun 2013

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

  4.1.11.3. Struktur Ekonomi Perekonomian Provinsi Banten di dominasi oleh dua sektor ekonomi yaitu Sektor Industri dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Selama tahun 2009 – 2013, Sektor Industri rata-rata menyumbang sebesar 49,78 persen dalam PDRB Provinsi Banten. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran rata-rata menyumbang 19,30 persen. Di Provinsi Baten, Sektor Pertanian hanya berkontribusi rata-rata sebesar 7,36 persen dalam PDRB Provinsi Banten.

  Tabel 4.33. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan

  Usaha Provinsi Banten Tahun 2009 – 2013 (persen)

  Tahun

  No

  Sektor Ekonomi

  2 Pertambangan dan Penggalian

  4 Listrik, Air dan Gas

  6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

  7 Pengangkutan dan Komunikasi

  8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014