Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum APBD KUA

1 LAMPI RAN: Nota Kesepakatan Antara Pemerintah Kota Surakarta Dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surakarta Nomor : 910 4.172 – 910 2014 Tanggal : 25 NOVEMBER 2011 KOTA SURAKARTA KEBI JAKAN UMUM APBD KUA TAHUN ANGGARAN 2012

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum APBD KUA

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa Pemerintah Daerah melaksanakan bidang kewenangan urusan wajib dan urusan pilihan. Secara lebih spesifik pembagian urusan dimaksud diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kota jo. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah. Penyelenggaraan urusan tersebut diimplementasikan dalam bentuk program dan kegiatan, dimana penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja daerah, sedangkan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah di daerah didanai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja Negara. Berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang ditegaskan dengan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pokok–Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD, merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah, komponennya meliputi: a asas umum pengelolaan keuangan daerah; b pejabat- pejabat yang mengelola keuangan daerah; c struktur APBD; d penyusunan RKPD, KUA, PPAS, dan RKA-SKPD; e penyusunan dan penetapan APBD; f pelaksanaan dan perubahan APBD; g penatausahaan keuangan daerah; h pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; i pengendalian defisit dan 2 penggunaan surplus APBD; j pengelolaan kas umum daerah; k Pengelolaan piutang daerah; l Pengelolaan investasi daerah; m Pengelolaan barang milik daerah; o Pengelolaan dana cadangan; q Pengelolaan utang daerah; r Pembinaan dan penggawasan pengelolaan keuangan daerah; t penyelesaian kerugian daerah; u pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah; v pengaturan pengelolaan keuangan daerah. Sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanj a Daerah APBD Tahun Anggaran 2012, Sebagai rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah, Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Surakarta Tahun anggaran 2012, terdapat beberapa kebijakan umum sebagai berikut: 1. APBD merupakan kerangka kebijakan publik yang memuat hak dan kewajiban pemerintah daerah dan masyarakat yang tercermin dalam rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan. Oleh karena itu dalam perencanaannya harus melibatkan partisipasi masyarakat dan mengaktualisasikan sinergitas dengan instrumen-instrumen perencanaan pembangunan daerah. Anggaran yang direncanakan merupakan satu kesatuan perencanaan yang mempaduserasikan hasil Musrenbang, Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Kota Surakarta tahun 2012, arah kebijakan Walikota serta kebijakan dan prioritas Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah. 2. Tahapan penyusunan APBD T.A 2012 berpedoman pada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku mulai dari tahap penyusunan RKPD, KUA, PPAS dan APBD. 3. APBD T.A 2012 disusun dengan pendekatan kinerja yang berpedoman pada prinsip efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Untuk itu dalam merencanakan program dan kegiatan perlu adanya sinkronisasi dan keterpaduan antar kegiatan, antar program maupun antar SKPD guna menghindari adanya duplikasi anggaran dan tumpang tindih kewenangan pengganggaran terpadu unified budgeting. 4. APBD T.A 2012 merupakan tahun kedua pelaksanaan RPJMD tahun 2010- 2015, sehingga dalam perencanaannya harus mempaduserasikan visi, misi dan prioritas program dalam RPJMD dan Renstra SKPD Tahun 2011-2015. Rencana anggaran disusun berdasarkan perkiraan maju forward estimate yang memperhitungkan kebutuhan dana tahun anggaran berikutnya sesuai rencana target pencapaian kinerja dalam 5 tahun. 5. Dalam rangka mendukung kebijakan Millenium Development Goals MDGs perlu direncanakan kegiatan dalam rangka kesetaraan gender, penanggulangan HI V AI DS, percepatan pembangunan sanitasi permukiman PN-PPSP dan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat PAMSI MAS. 3 Mengacu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN Tahun 2010-2014 yang mengamanatkan pencapaian tujuan pembangunan nasional untuk terwujudnya I ndonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan yang menjadi Visi I ndonesia 2014, terdapat beberapa issue nasional yang berkembang dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2011 yang dijadikan pertimbangan dalam proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah RKP Tahun 2012, meliputi: 1. Penguatan ketahanan pangan dalam upaya menjaga ketersediaan bahan pokok dan energi; 2. Percepatan pengurangan kemiskinan; 3. Peningkatan keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembangunan; 4. Peningkatan nilai tambah pemanfaatan potensi dan peluang sumberdaya alam; 5. Sebaran demografi, relokasi industri, dan pasar domestik yang besar dan; 6. I mplementasi upaya-upaya pembangunan berkelanjutan. Mengacu RPJM Daerah Kota Surakarta Tahun 2010-2015 yang menetapkan 3 prioritas utama dalam pencapaian visi dan misi kepala daerah terpilih atas: 1 Penguatan ekonomi kerakyatan; 2 Pengembangan budaya Jawa untuk pencitraaan Kota Surakarta sebagai Kota Budaya dan 3 Pengembangan ecocultural city kota yang berlingkungan budaya, selanjutnya ditetapkan tema pembangunan tahun 2012 yaitu ”Pengembangan Manifestasi Karakter Budaya Jaw a Dalam Tata Pemerintahan, Ekonomi, Sosial Dan Budaya Untuk Mendukung Tata Kehidupan Masyarakat Yang Sejahtera” , dengan prioritas pembangunan daerah Kota Surakarta Tahun 2012 dijabarkan ke dalam rumusan sebagai berikut: 1. Peningkatan kegiatan ekonomi melalui pengembangan dan pemantapan kemajuan usaha kecil menengah dan koperasi, peningkatan investasi dan daya saing produk, pengembangan pariwisata berbasis perdagangan 2. Pemasyarakatan dan internalisasi nilai-nilai budaya Jawa; 3. Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan; 4. Peningkatan aksesibilitas dan derajat kesehatan masyarakat; 5. Peningkatan sarana prasarana kota dan pengembangan kawasan; perkotaan yang ramah lingkungan dan berwawasan budaya; 6. Optimalisasi kualitas pelayanan publik; 7. Peningkatan Kondusifitas Daerah; 8. Pengembangan Kota Layak Anak; Arah kebijakan anggaran yang diambil pada tahun 2012 secara umum adalah sebagai berikut: 1. Penerimaaan pendapatan daerah Tahun 2012 diupayakan meningkat dibandingkan dengan realisasi tahun 2011, dengan memperhatikan peluang dan tantangan penerapan Perda terbaru tentang pajak dan retribusi daerah Kota Surakarta Perda Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah dan Perda Nomor 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah; 4 2. Usulan belanja hibah dan bantuan sosial dalam struktur APBD Kota Surakarta Tahun Anggaran 2012 berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD; 3. Anggaran tahun 2012 menitikberatkan pada peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan, penguatan ekonomi kerakyatan dan pengembangan nilai-nilai budaya dan respon terhadap issue pembangunan yang berkeadilan melalui program dan kegiatan yang berkontibusi pada pencapaian target MDG’s; 4. Alokasi anggaran pada bidang–bidang pelayanan dasar kepada masyarakat lebih ditingkatkan dari tahun sebelumnya; 5. Penganggaran, pelaksanaan, dan penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi pada aktivitas-aktivitas yang berorientasi pada pelayanan publik dilaksanakan dalam format Badan Layanan Umum Daerah BLUD.

B. Tujuan Penyusunan KUA