7
BAB I I KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
A. Kondisi Ekonomi Makro Daerah
1. Kondisi Ekonomi Kota Surakarta Tahun 2009–PROYEKSI 2012
Kondisi perekonomian Kota Surakarta dapat dilihat dari beberapa indikator makro ekonomi daerah, meliputi Produk Domestik Regional Bruto
PDRB, laju pertumbuhan ekonomi, inflasi, PDRB perkapita, investasi dan nilai ekspor dan impor. Perkembangan beberapa indikator tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut:
TABEL I I .1 PERKEMBANGAN I NDI KATOR MAKRO EKONOMI
KOTA SURAKARTA TAHUN 2 0 0 9 - 2 0 10
No I ndikat or
20 09 20 10
1. PDRB: Atas dasar harga berlaku Juta Rupiah
8.880.691,24 9.941.136,57
Atas dasar harga konstan 2000 Juta Rupiah
4.817.877,63 5.103.886,25
2. Laju Pertumbuhan Ekonomi 5,90
5,94 3. I nflasi
2,63 6,65
4. PDRB perkapita Atas Dasar Harga berlaku Rupiah
14.665.886,47 17.366.163,33
Atas dasar harga konstan 2000 Rupiah 7.884.994,63
10.221.325,97 5. I nvestasi Rp
1.314.957.636.1081.664.210.901.817 6. Ekspor FOB US
7.512.232,38 8.048.467,31
Sumber : Badan Pusat Statistik, Kantor Penanaman Modal dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta 2011.
Penjelasan dari beberapa indikator makro ekonomi Kota Surakart a sebagaimana tercantum pada tabel diatas adalah sebagai berikut:
a. Pertumbuhan dari indikator PDRB atas Dasar Harga Berlaku dan Harga
konstan tahun 2009–2010, masing-masing tumbuh sebesar 11,94 dan 5,94 . Sedangkan proyeksi pertumbuhan PDRB atas Dasar Harga Berlaku
dan Harga konstan tahun 2010–2011, masing masing tumbuh sebesar 10,85 dan 6,03 dan prediksi terhadap indikator PDRB atas Dasar Harga
Berlaku dan Harga konstan tahun 2011–2012, diproyeksikan akan tumbuh sebesar 10,54 dan 6,11 . Dari struktur ekonomi PDRB atas data series
2008 -2010 dan proyeksi tahun berjalan 2011 dan tahun rencana 2012, sektor perdagangan, hotel dan restoran masih menjadi sektor basis dengan
pertumbuhan yang terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 26,85 . Sebaliknya sektor industri pengolahan menunjukkan trend
yang menurun, dengan rata-rata pertumbuhan sampai dengan 2012 diperkirakan sebesar 25,02 . Dari data history dan tahun rencana atas
struktur PDRB Kota Surakarta, menunjukkan bergesernya sektor basis dari
8
sektor sekunder ke sektor tersier. Detail perkembangan PDRB di Kota Surakarta tahaun 2008–prediksi tahun 2012, selengkapnya dapat dilihat
pada gambar berikut:
Sumber: BPS Kota Surakarta, 2011.
GAMBAR 2.1 PERKEMBANGAN NI LAI PDRB DI KOTA SURAKARTA
TAHUN 2 0 0 8 - 2 0 12
Kontribusi masing-masing sektor PDRB ADHK tahun 2000 terhadap total PDRB dapat dilihat pada gambar berikut:
Sumber: BPS Kota Surakarta, 2011.
GAMBAR 2.2 GRAFI K KONTRI BUSI SEKTOR PDRB ADHK TAHUN 2000
KOTA SURAKARTA TAHUN 2010- 2012
b. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Surakart a pada tahun 2010 sebesar
5,94 , lebih tinggi dibandingkan tahun 2009 sebesar 5,90 . Pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta tahun 2009 dan 2010, lebih tinggi dibandingkan
tingkat Provinsi Jawa Tengah dan pertumbuhan ekonomi nasional baik
9
untuk tahun 2009-2010, masing masing sebesar 4,70 dan 5,80 untuk tingkat provinsi dan 4,6 dan 6,1 untuk tingkat nasional. Kondisi ini
menunjukan bahwa dinamika aktivitas perekonomian Kota Surakart a sebagai basis Kota perdagangan dan Jasa sangat dinamis, baik pada skala
regional, nasional maupun internasional. Di tengah recovery pertumbuhan ekonomi global yang menurun, pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta
masih menunjukkan perkembangan yang lebih baik. Perkembangan pertumbuhan PDRB dapat dilihat pada gambar berikut:
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, 2011.
GAMBAR 2 .3 PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN PDRB DI KOTA SURAKARTA
ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2 00 0 TAHUN 2 0 0 6 - 2 0 1 0
c. I nflasi menjadi indikator bagi stablilitas harga. Angka inflasi tahun 2009-
2010, menunjukkan kenaikan, dari 2,63 pada tahun 2009 menjadi 6,65 , dan data per september 2011, angka inflasi year on year sebesar
3,13 , prediksi sampai dengan akhir tahun masih dalam range, prediksi angka inflasi nasional sebesar 5 ± 1 . Secara umum angka inflasi di Kota
Surakarta, masih dibawah angka inflasi tingkat provinsi dan nasional untuk tahun 2009 dan 2010, masing masing sebesar, 3,32 dan 6,88 untuk
tingkat provinsi dan 2,78 dan 6,96 untuk tingkat nasional. Modus inflasi baik pada tingkat, kota, provinsi dan nasional, juga disebabkan oleh
volatile foods inflation, yaitu inflasi yang disebabkan karena keterbatasan pasokan komoditas pangan. Penyumbang terbesar angka inflasi di Kota
Surakarta atas kelompok pengeluaran secara detail dapat dilihat dari tabel berikut:
10
TABEL I I .2 PERKEMBANGAN LAJU I NFLASI DI KOTA SURAKARTA
TAHUN 20 06- 2010 No
Jenis Barang Jasa 2006
2007 2008
2009 2010
1 Bahan Makanan
18,13 6,01
9,62 6,25
21,62 2
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
2,12 1,15
3,73 5,65
3,21 3
Perumahan 3,65
2,87 11,89
2,28 1,56
4 Sandang
1,44 3,82
2,98 0,72
2,02 5
Kesehatan 2,88
2,58 6,65
2,21 0,46
6 Pendidikan, Rekreasi, dan
Olahraga 2,72
2,23 1,82
1,79 1,00
7 Transport dan Komunikasi
0,56 2,09
4,14 -4,30
2,62
I nflasi 6,18
3,28 6,96
2,63 6,65
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, 2011.
d. PDRB per kapita atas dasar harga konstan tahun 2000 Kota Surakart a
tahun 2009-2010 menunjukkan peningkatan sebesar 10,39 , dari sebesar Rp. 4.817.877,64 pada tahun 2009, menj adi sebesar Rp. 5.103.886,24
pada tahun 2010. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku tahun 2009 - 2010, juga meningkat sebesar 16,65 dari Rp. 8.880.691,24 pada tahun
2009 menj adi Rp. 9.941.136,56 pada tahun 2010. Kondisi ini menunjukkan bahwa di Kota Surakarta terjadi peningkatan pendapatan masyarakat,
sehingga daya
beli masyarakat
juga mengalami
peningkatan. Perkembangan pendapatan perkapita Kota Surakarta terlihat pada gambar
berikut:
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, 2011.
GAMBAR 2.4 PERKEMBANGAN PDRB PERKAPI TA KOTA SURAKARTA
TAHUN 20 07- 2011
e. Nilai ekspor Kota Surakarta tahun 2010 sebesar US 50.237.526,31, terjadi
kenaikan sebesar 17,40 dari tahun 2009 sebesar US 42.790.794,69. Meskipun tahun 2008 terjadi krisis keuangan global, yang dipicu jatuhnya
saham property dan sektor keuangan di Amerika Serikat, perkembangan
11
data ekspor atas negara tujuan tahun 2010, mulai menunjukkan recovery, di mana Amerika Serikat masih mendominasi sebagai tujuan ekspor utama
Kota Surakarta. Negara tujuan ekspor selain Amerika Serikat sebagai tujuan utama ekspor Kota Surakarta, adalah I tali, Belanda, Jerman, Belgia,
Spanyol dan Uni Emirat Arab. Perkembangan nilai ekspor Kota Surakart a dapat dilihat lebih detail pada gambar berikut:
Sumber: Disperindag Kota Surakarta, 2011.
GAMBAR 2.5 GRAFI K NI LAI EKSPOR BARANG DARI KOTA SURAKARTA
TAHUN 20 05- 2010
f. Realisasi gabungan nilai investasi di Kota Surakarta secara umum mulai
menunjukkan peningkatan, pasca krisis keuangan global akhir tahun 2008. Gabungan nilai investasi pada tahun 2010 tumbuh sebesar 26,56 ,
meningkat dari tahun 2009 sebesar Rp. 1.314.957.636.108,- menjadi Rp.1.664.210.901.817,-
dan per
September 2011
sebesar Rp.1.813.882.589.565,-. Nilai investasi masih didominasi oleh investor
dalam negeri dan investor besar, namun perkembangan investasi skala kecil dan menengah menunjukkan pertumbuhan yang meningkat tahun
2009-2011. Perkembangan nilai gabungan investasi di Kota Surakarta secara lengkap dapat dilihat pada gambar berikut:
12 Sumber: Kantor Penanaman Modal Kota Surakarta, 2011.
GAMBAR 2.6 PERKEMBANGAN TOTAL I NVESTASI DAN I NVESTASI
MENURUT MODAL USAHA KOTA SURAKARTA TAHUN 20 08- 2011
2. Prospek Ekonomi Kota Surakarta Tahun 2011 dan Tahun 2012