21
2. Pengeluaran Pembiayaan, mencakup: Pembent ukan Dana Cadangan;
Penyert aan modal invest asi pemerint ah daerah; Pembayaran pokok hut ang; Pemberian pinj aman daerah.
APBD Kot a Sur akart a Tahun Anggar an 2012 disusun dengan pendekatan kinerja yang berpedoman pada prinsip efektif, efisien, ekonomis,
transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Untuk itu dalam merencanakan
program dan kegiatan perlu adanya sinkronisasi dan keterpaduan antar kegiatan, antar program maupun antar SKPD guna menghindari adanya duplikasi anggaran
dan tumpang tindih kewenangan pengganggaran terpadu unified budgeting. Oleh karena itu, kebijakan APBD Kota Surakarta diarahkan sebagai berikut:
A. Pendapatan Daerah
1. Semua pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto, yaitu
jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut
dan atau dikurangi dengan bagian pemerintah pusat daerah dalam rangka bagi hasil.
2. Target pendapatan yang dianggarkan pada pos pendapatan daerah adalah
berdasarkan cash basis, yaitu capaian kinerj a pendapatan yang terukur secara rasional dan dapat diraih pada tahun 2012 termasuk penerimaan
tunggakan dan piutang. Setiap rincian objek pendapatan daerah yang dianggarkan
harus mencantumkan
dasar hukum
pemungutan penerimaannya.
3. Dalam merencanakan Pendapatan Asli Daerah PAD berpedoman pada:
a. Perda Nomor 13 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB;
b. Perda Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah; c. Perda Nomor 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah.
4. Guna meningkatkan intensifikasi pendapatan daerah agar diefektifkan
penerapan perda yang ada serta peningkatan mutu pelayanan kepada para pengguna jasa layanan pemerintah. Termasuk dalam hal ini
pelayananan j asa dan perijinan kepada masyarakat harus tetap diberikan dan ditingkatkan kualitasnya meskipun tidak diperkenankan lagi atas
pemungutan beberapa retribusi pelayanan umum dan perijinan tertentu. 5.
Penerimaan dari sektor PAD diupayakan dapat meningkat dibandingkan target penerimaan tahun anggaran 2011.
6. Semua penerimaan yang bersumber dari APBN dan APBD Provinsi Jawa
Tengah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi merupakan pendapatan daerah yang harus dianggarkan dalam APBD. Terhadap rencana
pendapatan tersebut sepanjang belum diterima ketetapan alokasi tahun 2012, maka didasarkan pada alokasi yang diterima tahun 2011.
7. Bagi perusahaan milik daerah PT. Bank Jateng Cabang Koordinator
Surakarta, PDAM, PD. BPR Bank Solo, PPK. Pedaringan, PD. BPR BKK Pasar Kliwon, dan TSTJ agar menyampaikan rencana pendapatan yang
22
akan disetorkan ke kas daerah baik berupa pembagian laba deviden sampai akhir tahun anggaran 2011.
8. Penerimaan hasil pengelolaan dana bergulir sebagai salah satu bentuk
investasi jangka panjang non permanen, dianggarkan dalam APBD pada akun pendapatan, kelompok PAD, jenis lain-lain PAD yang sah, objek hasil
pengelolaan dana bergulir dan rincian obj ek hasil pengelolaan dana bergulir dari kelompok masyarakat penerima.
9. Penerimaan dana Jaminan Kesehatan Masyarakat JAMKESMAS dari
Pemerintah Pusat dicantumkan dalam APBD sebagai jenis penerimaan retribusi, termasuk yang dikelola RSUD karena belum berbentuk Badan
Layanan Umum Daerah BLUD. 10.
Peningkatan akuntabilitas terhadap penerimaan sumbangan hibah dari pihak lain khususnya di luar APBN APBD yang berupa barang jasa uang.
B. Belanja Daerah 1. Belanja Tidak Langsung