Permasalahan yang Terjadi pada Lansia

4.3.2 Perubahan Mental Perubahan yang terjadi dapat berupa sikap yang semakin egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit dan tamak bila memiliki sesuatu. Sikap umum yang ditemukan hampir pada setiap lanjut usia, yakni keinginan berumur panjang, tenaganya sedapat mungkin dihemat. Mengharapkan tetap diberi peranan dalam masyarakat.ingin selalu mempertahankan haknya. Kenangan memori pada lansia juga ikut berubah. Sama halnya dengan Intelegentia Quotion IQ dan keterampilan juga berkurang. 4.3.3 Perubahan Psikososial Nilai seseorang sering diukur melalui produktivitasnya dan identitasnya dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Saat menginjak lanjut usia seseorang akan mengalami kehilangan finansial, kehilangan status, kehilangan teman, kehilangan pekerjaan, dan hilangnya kekuatan serta ketegapan fisik. 4.3.4 Perkembangan Spiritual Pada lanjut usia agama kepercayaan semakin terintegrasi dalam kehidupan. Lanjut usia semakin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berpikir dan bertindak sehari-hari. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberi contoh cara mencintai dan keadialan Nugroho, 2008.

4.4 Permasalahan yang Terjadi pada Lansia

Dalam perjalanan hidup manusia, proses menua merupakan hal yang wajar dan akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang. Hanya Universitas Sumatera Utara lambatcepatnya proses tersebut bergantung pada setiap individu yang bersangkutan. Permasalahan yang berkaitan dengan lanjut usia antara lain. 4.4.1 Permasalahan Umum Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, terutama dampak sosial krisis moneter dan krisis ekonomi, jumlah lanjut usia yang mengalami permasalahan ini juga meningkat, bahkan ada sebagian lanjut usia dalam keadaan terlantar. Selain tidak mempunyai bekal hidup, pekerjaan, atau penghasilan, mereka sebatang kara. Perkembangan pola kehidupan keluarga yang secara fisik mengarah pada bentuk keluarga kecil, terutama di kota besar, menyebabkan nilai kekerabatan dalam kehidupan keluarga besar melemah. Peningkatan mobilitas penduduk termasuk lanjut usia menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan terhadap kemudahan transportasi danatau komunikasi bagi para lansia yang saat ini belum dapat disediakan secara memadai. Keterbatasan kegiatan pembinaan kesejahteraan lanjut usia oleh pemerintah dan masyarakat, baik berupa keterbatasan tenaga profesional, data yang lengkap, valid, relevan dan akurat tentang karakteristik kehidupan dan penghidupan para lanjut usia termasuk permasalahannya serta sarana pelayanan dan fasilitas khusus bagi para lanjut usia. 4.4.2 Permasalahan Khusus Perubahan nilai sosial masyarakat, yaitu kecenderungan munculnya nilai sosial yang dapat mengakibatkan menurunnya penghargaan dan penghormatan kepada lanjut usia. Berkurangnya daya tahan tubuh lanjut usia dalam menghadapi Universitas Sumatera Utara pencemaran lingkungan serta kesulitan memperoleh lapangan kerja formal bagi lanjut usia. Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik, biologis, mental, maupun sosial ekonomi. Semakin lanjut usia, mereka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat menyebabkan penurunan peran sosial. Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan hidup sehinga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain. Karena kondisinya, lanjut usia memerlukan tempat tinggal dan fasilitas perumahan yang khusus. Lanjut usia tidak saja ditandai dengan kemunduran fisik, tetapi dapat pula mengalami pengaruh kondisi mental. Semakin lanjut usia seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang. Hal ini akan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungan. Kondisi ini akan dapat berdampak pada kebahagiaan seseorang. Lanjut usia juga mengalami ketakutan, terutama : ketergantunagn fisik dan ekonomi, sakit yang kronis misalnya atritis, hipertensi, kardiovaskular, kesepian, kebosanan yang disebabkan oleh rasa tidak diperlukan Nugroho,2008. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pola komunikasi keluarga dengan tingkat depresi lansia di kelurahan Padang Bulan, Medan. Pola komunikasi keluarga yang menjadi variabel bebas memiliki komponen pola komunikasi keluarga yang fungsional dan disfungsional Friedman, 1998. Komunikasi sangat penting bagi kedekatan keluarga, mengenal masalah, memberi respon terhadap peran-peran non-verbal dan mengenal masalah pada tiap individu Suryani,2006. Komunikasi fungsional merupakan komunikasi yang bermanfaat dengan karakteristik komunikasi yang efektif, terbuka dan jujur, mampu mengakui kebutuhan emosi satu sama lain, adanya kesesuaian antar perintah dan isi serta pesan yang jelas, hubungan timbal balik yang bermanfaat, penyambutan terhadap perbedaan dan penilaian yang sehat, proses dua arah yang dinamis, dan kemampuan mendengar satu dengan yang lain. Sementara komunikasi yang disfungsional merupakan komunikasi yang tidak berfungsi dengan baik dengan karakteristik pengiriman isi dan instruksi pesan yang tidak jelas, tertutup, kurang empati, adanya perbedaan pendapat, pemusatan pada diri sendiri, tidak jelas, membingungkan dan kabur, ekspresi menghakimi, cenderung meremehkan dan menyalahkan dan gagal menerima pesan. Sementara tingkat depresi lansia yang menjadi variabel terikat, memiliki komponen normal, depresi ringan sampai sedang dan depresi berat yang Universitas Sumatera Utara