Prilaku konsumtif Mahasiswa Dugemers

7. Prilaku konsumtif Mahasiswa Dugemers

Kapitalisasi yang terjadi di kota Yogyakarta semakin hari semakin bertambah, ini terlihat dari icon-icon kapitalisme yang sudah terpampang dan mudah di temukan di setiap sudut-sudut jalan kota. Hampir segala jenis seperti, pusat perbelanjaan, ragam Café, sampai hiburan malam yang gemerlap seperti Diskotik dan café house music tersedia di kota ini bahkan semakin menjamur. Seolah-olah arus globalisasi yang membawa kapitalisme telah membendung dan mendektek para mahasiswa untuk mengikuti selera pasar.

Di sebuah kota perubahan merupakan suatu kepastian dalam roda perjalanan suatu kota, tidak terkecuali dengan kota Yogyakarta. Hanya saja kemajuan kota ini tidak Di sebuah kota perubahan merupakan suatu kepastian dalam roda perjalanan suatu kota, tidak terkecuali dengan kota Yogyakarta. Hanya saja kemajuan kota ini tidak

Sesuai dengan hukum ekonomi “dimana ada permintaan di situ akan ada suplay ”. Prilaku konsumtif mahasiswa khususnya terlebih mahasiswa dugemers telah terciptanya peluang-peluang yang lebih lebar terhadap kapitalis untuk mengembang sayapnya. Kapitalispun tidak mensia-siakan peluang ini melihat banyaknya mahasiswa di kota Yogyakarta, maka ramai-ramai mendirikan Mall-mall, Diskotik, Café dan lain-lain yang di bidik pasarnya adalah mahasiswa. Tingkat konsumtif kaum muda yang besar ini dikarenakan mereka belum dapat menentukan prioritas dalam dirinya.

Konsumsi lebih cenderung didasarkan atas keinginan (gensi) bukan karena kebutuhan yang memang diperlukan. Mereka cenderung menelan mentahmentah informasi yang diterima, asal menyenangkan. Apalagi di setiap sudut kota terlihat dikepung oleh iklan yang selalu menawarkan produk-produk agar dapat dikategorikan sebagai anak gaul dan modern. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh pemodal besar. Tak mengherankan produsen habis-habisan melakukan investasi untuk menghadirkan kesenangan, kemudahan, dan modernisme di kota ini.

Mahasiswa yang pergi ke tempat dugem tentunya tidak megeluarkan biaya yang sedikit, dan hanya untuk pergi ngedugem mereka mengahabiskan biaya yang cukup besar untuk berpartisipasi di dalamnya (prilaku konsumtif). Seperti yang di ungkapkan informan-informan yang lain-lain kepada penulis berikut ini:

Maksimal harga tiket masuk Rp.50.000. kalau ada event harga tiket naik menjadi Rp.80.000 sampai dengan Rp.100.000, nama tempatnya seperti di Liquid, Boshe, Republik, Embesi. (wawancara pada tanggal 27 Desember 2013)

Di Café Starbucs Plaza Ambarukmo Satu gelas kopi bermerek Starbucs yang aneh rasanya tidak manis namun banyak juga yang suka seharga Rp 41.500.43 Bayangkan saja, untuk sekali dugem para Clubber (untuk mereka yang hobi Clubing di diskotik) sedikitnya mengeluarkan Rp.100.000 untuk membayar Cover Charge dan membelik minuman baik yang berakhol maupun tidak berakohol. (wawancara pada tanggal 27 Desember 2013)

Prilaku mahasiswa yang pergi ke Diskotik tersebut merupakan salah satu bentuk wujut dari prilaku konsumtif, dan prilaku konsumtif yang di lakukan oleh mahasiswa ini di akibatkan dari semaraknya pembangunan ekonomi yang kian menglobal ala-Barat. Hidup dalam pola pembangunan Globalisme yang diiringi pola pikir konsumtifisme membuat orang merasa tidak akan puas jika suatu produk atau barang yang diinginkan belum dimiliki, (Produk kapitalis baik berupa fashion, musik, makanan, materi lain, Prilaku mahasiswa yang pergi ke Diskotik tersebut merupakan salah satu bentuk wujut dari prilaku konsumtif, dan prilaku konsumtif yang di lakukan oleh mahasiswa ini di akibatkan dari semaraknya pembangunan ekonomi yang kian menglobal ala-Barat. Hidup dalam pola pembangunan Globalisme yang diiringi pola pikir konsumtifisme membuat orang merasa tidak akan puas jika suatu produk atau barang yang diinginkan belum dimiliki, (Produk kapitalis baik berupa fashion, musik, makanan, materi lain,

Setelah melihat beberapa pendapat imforman yang berhasil penulis himpun, terlihat sekali bahwa menunjukan mahasiswa dugemers banyak uangnya yang mereka habiskan hanya untuk menikmati dugem di dunia gemerlap diskotik dan café, (prilaku Konsumtif ). Hasilnya uang saku bulananpun kerap-kali tidak terkontrol alias terpakai banyak hanya untuk keperluan pergi ke dunia gemerlap. Hal ini terlihat sekali dari apa yang di utarakan oleh Dadang, di wawancara lengkap di atas yang penulis kutip lagi untuk permasalah konsumtif ini. Kutipan wawancaranya yaitu:

Sering perbulan di kasih satu juta, kadang-kadang itupun tidak cukup, kalau sudah habis aku minta lagi. (wawancara pada tanggal 27 Desember 2013)

Dari pernyataan di atas kita dapat melihat bahwa bagaimana hiburan dunia gemerlap dapat menimbulkan perilaku konsumtif baik untuk kalangan remaja ABG (anak baru gedek) bahkan mahasiswa sekalipun. Akibatnya mereka sering pergi ke tempat diskotik dan café house musik sehingga mereka dapat menghabiskan uang yang tidak sedikit. Hanya untuk memperoleh kesenangan semu mereka rela mengorbankan kebutuhan lainnya. Salah satu efek pergi kedunia gemerlap yang cukup negatif adalah timbulnya budaya konsumtif. Banyak anak-anak muda dan remaja yang ada di setiap kota di Indonesia sekarang ini yang kemudian menjadi korbannya. Mereka menjadi “konsumen” dari gaya hidup yang mereka anggap modern tersebut.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24