Narkotika di Dunia Gemerlap
6. Narkotika di Dunia Gemerlap
Inilah wilayah yang sangat sensitif untuk penulis telusuri di Dunia Gemerlap, beberapa imforman terkesan ketika penulis mengajak untuk membicarakan masalah Inilah wilayah yang sangat sensitif untuk penulis telusuri di Dunia Gemerlap, beberapa imforman terkesan ketika penulis mengajak untuk membicarakan masalah
Selain dua faktor dia atas, tidak jarang pula tanyangan di televisi yang menayangkan razia polisi ketempat dunia gemerlap yang mengakibatkan kewasapadaan tinggi oleh dugemers, ini juga menjadi alasan kenapa narkotika digunaka tersebunyi ketimbang minuman yang berakol secara terang-terangan. Secara kebetulan imforman yang memberikan tanggapanya kepada penulis mengenai hal yang satu ini, dia tidak berani bersingungan dengan masalah yang satu ini tetapih dia tidak menutup mata ketika ada sekelilingnya ada yang mengunakan barang tersebut. Berikut kutipan jawabanya kepada penulis:
Aku gak pernah, harganyapun aku ngak tau, ya…paling-paling anak orang kaya itu yang Sakau, soalnya barang itu mahal sekali toh nanti jika ketangkap mereka juga cepet keluar di tebus Ayahnya. Lihat si pernah di tempat diskotik sama orang lain, tapih temen aku sendiri mungkin sama seperti aku ngak berani. (wawancara pada tanggal 27 Desember 2013)
Untuk melihat kepastian keterlibatan mahasiswa dan pelajar, penulis dalam hal ini langsung meminta bantuan pihak kepolisian Poltabes Yogyakarta KASAT NARKOBA, dan oleh pihat Kasat memberikan data berdasarkan tahun terakhir ini yaitu mulai dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 bulan Agustus. Berdasarkan data yang telah di berikan itu penulis menguraikan sebagai berikut:
Sepanjang tahun 2012 yang terlibat Psikotropika sebanyak 57 orang di ataranya ketelibatan mahasiswa sebanyak 8 orang dan pelajar sebanyak 6 orang. Sedangkan yang terlibat Narkotika sebanyak 53 orang diantaranya 22 yang betstatus mahasiswa dan 18 pelajar. Jenis narkoba yang terjaring oleh Polisi di sebagai berikut: Ganja:492,7388 gram, Putauw: 4,324 gram, Pil Lexotan: 1082 butir, Ekstasi:39 Butir, Pil Koplo: 400 butir, Shabu 36,9271 gram. Sepanjang tahun 2013 sampai Agustus tercatat yang terlibat Psikotropika sebanyak 15 orang di antaranya mahasiswa sebanyak 4 orang. Sedangkan yang terlibat narkotika jumlah total yang terjaring Polisi sebanyak 59 diantaranya 9 orang mahasiswa dan 1 berstatus pelajar. Jenis Narkotika di ataranya: Ganja: 1238,35 Gram, Putauw: 0,3 gram, Pil lexotan:150 butir, Ekstasi: 6 butir, Pil Koplo:? butir, Shabu: 5,2 gram, Pil Trihexyphenidyl: 7 butir, Pil Calmlet: 11 butir.
Narkoba (narkotika dan obat-obat terlarang) yang notabene tidak memberikan kontribusi nilai baik apapun, kecuali malah menghancurkan mentalitas dan kreativitas mereka, seolah-olah telah menjadi gaya hidup mahasiswa para dugemers di sebagian kecil di antara mereka. Tentuknya mengikui gaya hidup yang seperti ini tidak saja mebutukan duit yang banyak tetapi juga membutukan nyali (keberanian) yang besar dan hanya orang-orang tertetu di antara mereka dugemers yang bisa mengases karena berhubung dengan masalah yang satu ini bersifat sensitif.
Nikmatnya besar dan resikonya juga besar , itulah kalimat menurut imformat yang bernama Yono, (samaran). Pake narkoba ya sering juga lah. Apalagi sambil tripping bikin tambah enjoy. Tapi nggak bikin ketagihan, soalnya aku make cuma buat dugem saja, biar makin enjoy gitu, apalagi ditambah minum sampe teler, makin enak. (wawancara pada tanggal 29 Desember 2013)
Penulis juga pernah menemukan saat diajak teman yang hampir tiap hari pergi ke Boshe dan pad saat itu membantu untuk menemukan pengedar narkoba di diskotik, teman penulis adalah mahasiswa S3 PTN ternama dan merupakan PNS dengan jabatan cukup tinggi di Sulawesi Tengah. Tiba-tiba ada cewek yang mendatangi dan berkata sebagi berikut:
Mas naik mas, Cuma 200 aja lo….(naik merupakan sebutan pengganti rasa “fly” setelah minum narkoba, biasanya yang diperdagangkan yaitu inex.
Pemakaian narkoba dan minum-minuman berAlkohol diakui sebagian informan memang terjadi ketika ngedugem sedang berlangsung dan tidak saat momentum- momentum lain. Mereka mengkonsumsi narkoba sekadar untuk menambah perasaan nikmat dari suasana Diskotik dan bukan sebab kecanduan. Melalui dunia gemerlap, remaja merasa menemukan “jati diri” mereka. Ini tentu identik dengan ekspresi emosional khas gejolak masa remaja yang enggan terbebani banyak masalah dan kewajiban. Di Diskotik mereka bisa meluapkan kebebasan dirinya, baik dengan sekadar merokok dan meneguk minuman ringan, hingga minum cairan berAlkohol dan mengkonsumsi narkoba, diiringi cekikikan sampai dini hari, lalu pulang dalam keadaan lelah.