Interaksi Sosial dan Gaya Hidup di Kalangan Mahasiswa yang Mengunjungi Diskotik
1. Interaksi Sosial dan Gaya Hidup di Kalangan Mahasiswa yang Mengunjungi Diskotik
Dinamika mahasiswa atau yang berhubungan dengan seluk-beluk keseharian mahasiswa tidak bisa lepas dari tiga sudut perspektif untuk melihat interaksi sosial mahasiswa itu sendiri, atau lebih memudahkan memahaminya bahwa mahasiswa dalam interaksinya bisa dilihat dalam tiga dunia keseharianya, yaitu: “mahasiswa di dunia kos”, “mahasiswa di dunia kampus”, “mahasiswa di dunia luar”, yang dimaksud mahasiswa di
dunia luar adalah mahasiswa yang beraktifitas tidak ada hubungannya dengan dunia Universitas dan kesehariannya di kost, lebih kepada aktifitasnya jalan-jalan dan refresing. Tiga pendekatan itu untuk mendeskripsikan mahasiswa ini, yaitu penulis mencoba untuk melihat mahasiswa yang berhubungan dengan gaya hidup yang berhubungan dengan Diskotik yang sekarang ini sedang menjadi trend di kalangan sebagian mahasiswa kota Yogyakarta.
Sedangkan pengertian dari “dunia gemerlap” yaitu: suatu kegiatan yang di lakukan pada malam hari yang bersifat berpesta, gembira, hedonis, identik musik, kebebasan, identik minuman Alkohol yang dapat diperoleh di tempat diskotik dan cafe house music, dekat dengan prilaku seks bebas, menganut Permisif. Istilah yang sangat
populer di kalangan mahasiswa untuk tempat seperti ini adalah: tempat “Dugem”, “cafe”, “Pup” dan “Club”. Dugem di Diskotik telah menjadi bagian gaya hidup di kalangan remaja, sehingga dunia gemerlap menjadi istilah khas anak muda yang merujuk pada suatu dunia malam yang bernuasa kebebasan, ekspresif, modern, teknologis, hedonis, konsumeristik dan metroplolis yang menjanjikan kegembiraan sesaat.
Pertama, potret int eraksi sosial “mahasiswa di dunia kos”, mahasiswa yang tergolong dugemers tidak ada perpedaan khusus dengan mahasiswa yang bukan dugemers, hal ini terlihat pada kos-kosan yang tepat berada di depan tempat kos penulis, terdapat tiga dugemers (mahasiswa S1 PTN ternama), dan di beberapa tempat lain juga penulis melihat hal yang sama. Meraka bersosial layaknya seperti mahasiswa pada umunya. Namun perbedaan-perbedaan seorang dugemers pasti terlihat dan emosinya muncul ketika sesama dugemers apabila bertemu. Misalnya, masalah Guest dj (DJ tamu), jika ada imformasi mengenai suatu tempat akan datang DJ tamu yang sudah terkenal atau akan ada Live Performance Band mereka pasti memberikan imformasi kepada sesama teman satu Geng. Dan begitu juga dengan pembahasan-pembahasan mengenai seputar dunia gemerlap yang lain, apabila sudah berkumpul sesama dugemers satu Geng maka topic pembicaraan semakin hangat terdengar.
Sebut saja namanya Dadang yang sudah penulis samarkan namanya, dia masih kuliah S1 di PTN ternama di DIY semester genap awal dengan jurusan Tenik Industri. Dadang adalah seorang mahasiswa yang latar belakangnya termasuk ekonomi menengah ke atas, hal ini tergambarkan dalam obrolan (wawancara) kami di bawah ini:
Kalau perbulan buat ke diskotik ya gak ngitung juga berapa mas, biasanya kan kondisional tu, tapi sekali berangkat biasanya 400an (Rp. 400.000,-). Temenkupun kadang-kadang ngutang duit sama aku, tidak Cuma itu kalo ada temen yang pingin minjam baju ya aku kasih, buat pergi ngedugem. Ya ortu sih santai-santai saja mas, uang habis bisa langsung minta. (Wawancara pada tanggal 27 Desember 2013)
Hal senada juga diungkapkan Elvan (Mahasiswa FIB di PTN ternama) sebagai berikut:
Kalau saya sih saya paling rajin ikut tapi bayarnya paling murah mas, heheheh. Teman- teman kan pengertian keuangan saya gak sebanyak mereka. Tapi tetep kebersamaan dikos ataupun teman lain gak ada bedanya, karena kan tetap dikos ini saya gak punya saudara lain selain mereka, gak beda-bedain yang alim atau tukang minum (menunjuk pada beberapa teman). (Wawancara pada tanggal 27 Desember)
Inilah gambaran dan poin penting dari obrolan kami. Sejauh yang penulis amati interaksi sosial mereka sesama anak kos yang lain biasa saja. Mereka juga tidak tertutup diri, jika ada anak kost yang bukan dugemers mereka juga ikut ngobrol layaknya mahasiswa biasa. Namun dalam hal wawasan dunia gemerlap Dadang dan temenya sesama dugemers mereka lebih menonjol dan banyak tau, padahal meraka di kota Yogyakarta baru satu tahun.
Kedua, potret Interaksi sosial “ mahasiswa di Dunia kampus”, pengamatan penulis di sebuah PTN dan di salah satu PTS yang ternama di Jogja, menemuka ciri yang sangat khas para mereka mahasiswa dugemers yaitu mereka cenderung mengikuti mode yang lagi berkembang, misalnya pemakaian gelang hampir rata-rata, fashion keluaran terbaru, sebagian mengecat rambut dan ada juga yang tidak, lebih itens bersosial sesame dugemers (ikatan emosional lebih erat karena sudah saling mengenal lebih dalam satu sama lain), bukan berarti tidak bersosial dengan mahasiswa yang lain. Yang bertipe biasa-biasa saja juga ada, dalam arti katagori yang penulis sebutkan di atas, tidak termasuk padanya seseorang dagumers tertentu. Dia lebih memperlihatkan dirinya sebagai mahasiswa biasa saja di lingkungan kampus, artinya dugemers ini dalam hal ikut mode yang berkembang di bawah level yang lazim di temukan.
Pengaruh ke Akademis memang tidak bisa secara general di diskripsikan, karena hal yang satu ini lebih kepada semangat untuk berlajar secara inidividu-individu. Paling tidak penulis juga menemukan sedikit, bahwa pergaulan aktif di Diskotik membawa juga dampak sedikit kepada pengaruh ke akademisnya, misalnya yang paling sering adalah kesiangan bangun pagi yang mengakibatkan jam mata kuliah pagi terlewatkan. Hal ini terjadi karena terlalu capek melewati malam di tempat Diskotik dan paginya di jadikan untuk istirahat yang tidak di rencanakan dan di rencanakan.
Ketiga, potret Interaksi sosial “ Mahasiswa di Dunia Luar”, inilah dunia yang sangat dinikmati oleh mahasiswa Dugemers Jogja. Pencitraan diri yang bangga. sikap satu lagi yang di banggakan oleh mahasiswa dugemers yaitu suka mengkoleksi botol minuman berakohol merek luar negeri seperti Rusia, Eropa dan Amerika yang berkelas.
Biasanya dipajang dalam kamar kost. (namun tidak semuanya dugemers suka memajangkan botol minuman kosong, Cuma beberapa dugemers saja yang penulis temunkan ). Fenomena pemanjangan botol minuman kosong penulis temukan di
beberapa kamar informan yang sering ke diskotik atau dikatakan “peminum”. Kebanggaan memperlihatkan trend Barat (Amerika) merupakan bagian dari sikap sosial mahasiswa dugemers. Hal ini bisa terjadi karena mereka sangat bebas menentukan sendiri mau kemana dan mau seperti apa.
Blackwell, James dan Paul (1994) menyatakan bahwa gaya hidup terdiri dari kegiatan (activities), minat (interest), dan opini (opinion). Pada pembahasan ini kegiatan remaja dilihat dari berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan gaya hidup. Adapun kegiatan yang dianggap berhubungan dengan gaya hidup yaitu hobi, kegiatan- kegitaan sosial kemasyarakatan, rekreasi, hiburan, keanggotaan klub olahraga, dan kegiatan belanja. Sementara minat dilihat dari topik yang berhubungan dengan gaya hidup yaitu minat terhadap keluarga, pekerjaan, masyarakat, rekreasi, pakaian, makanan, media, dan prestasi. Opini remaja dilihat dari opini yang berkaitan dengan gaya hidup remaja yaitu tentang diri sendiri, isu sosial, politik, bisnis, ekonomi, pendidikan, produk, masa depan, dan kebudayaan. Berdasarkan hasil wawancara mendalam untuk mengetahui gaya hidup remaja yang mengunjungi diskotik, maka pembahasan mengenai gaya hidup remaja ini akan dibagi menjadi tiga kelompok gaya hidup yang memiliki persamaan dan perbedaaan satu sama lain pada dimensi dimensi gaya hidup (kegiatan, minat, dan opini) tersebut. Pengelompokkan profil remaja ini dibagi berdasarkan kategori frekuensi mengunjungi diskotik tiap bulan. Maka profil gaya hidup remaja yang suka mengunjungi diskotik dibagi menjadi tiga kelompok yaitu profil remaja yang mengunjuingi diskotik selama empat sampai lima kali selama satu bulan, tiga sampai empat kali, dan satu sampai tiga kali. Profil-profil gaya hidup dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut:
Tabel: Gaya Hidup Remaja yang Suka Mengunjungi Diskotik berdasarkan Frekuensi Mengunjungi Diskotik tiap bulan
Gaya hidup Mahasiswa
yang suka
- Nongkrong Jarang nongkrong
- Browsing , atau chatting -
di kampus
di kampus Main bilyar
di internet
- Browsing Jalan-jalan ke mal
- Menonton film di -
Kegiatan
atau chatting
- Menjelajahi dunia di internet
bioskop
Internet Tidak pernah mengikuti - Nongkrong di kampus - Menonton film di kegiatan sosial
Jalan-jalan ke mal
dan mal.
Bioskop atau rumah
bidang - Minat mereka pada - Minat terhadap musik
Mendalami
bidang musik tidak cukup Bidang musik
Minat
- Menyukai pesta
- Menyukai pesta - Up to date dengan - Memiliki minat terhadap - Mengikuti perkemban informasi yang berkaitan perkembangan teknologi gan mode - Berkeingin
tinggi tinggi
an untuk mengikuti infotainment, life style, -
hiburan
atau (IPTEK)
Mengikuti dan aktif dalam dan fashion
kegiatankegiatan sosial. -
perkembangan mode
Memperhatikan - Kurang berkeinginan lingkungan
bersedia organisasi sosial
membayar lebih
Sangat
menyukai
mahal untuk produk yang bekerja dalam kelompok ramah lingkungan - Kurang berkeinginan untuk
aktif
dalam
organisasi sosial.
Lebih memilih rekreasi
Rekreasi dengan teman - Rekreasi dengan
teman lebih
dibandingkan dengan -
keyakinan yang besar
mempertimbangkan - Remajaremaja ini tidak
merek dapat menerima -
mempunyai kemampuan
Menganggap pergaulan Pergaulan bebas di
yang
bebas adalah masalah masyarakat
- Menurut mereka
kebanyakan orang.
orang.
pergi ke diskotik -
Pergi ke
diskotik
Diskotik merupakan (clubbing) itu bukanlah
(clubbing) itu bukanlah
keharusan
hal yang mendasar
hal yang mendasar.
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2014)