Hasil dan Pembahasan
4. Suasana di dalam Diskotik dan Cafe House Music
Diskotik dan Café House Musik adalah termasuk acara hiburan malam yang bersifat tertutup, Event tertutup dapat dilihat dari beberapa indikasi misalnya, pertama acara di selenggarakan di dalam ruangan atau dalam gedung (endap suara), kedua hanya untuk kalangan tertentu, ketiga tidak sesuai di tempat terbuka karena acaranya berpotensi bertentangan dengan norma sosial dan Agama, Keempat hiburannya tidak sesuai dengan segala umur hanya untuk ramaja dan pemuda, kelima tidak ada larangan untuk mengkosumsi minuman Alkohol dan berhubungan seks, enam masuk untuk berpartisipasi di wajibkan untuk membeli tiket, tujuh tempatnya menikmati pesta khusus yang bersifat ria dan hura-hura (Permisif, Hedonis). Dengan alasan itulah maka Diskotik
dan Café House Music di katagorikan hiburan malam “Event tertutup”. Mayoritas “wajah” Diskotik dan Cafe, dari luar sudah terlihat remang-remang dengan pencahayaan yang tidak cukup terang. Lapangan depan hampir pasti berfungsi sebagai lokasi parkir para pengunjung. Beberapa langkah dari parkiran, terdapat loket pembelian tiket masuk (Cover Charge) berdiri kokoh.
Harga tiket antara satu tempat dengan tempat lain berbeda. Rata-rata harga tiket masuk Rp.50.000. kalau ada event harga tiket naik menjadi Rp.80.000 bahkan sampai dengan Rp.100.000. Di Diskotik dan Cafe House Music terdapat peraturan khusus yang mengaruskan pengunjung memasuki dalam ruangan hiburan tidak satupun diperbolehkan mengenakan Jaket, membawa Tas, Kamera Digital dan Kamera Video capture. Semua barang-barang tersebut harus dititipkan di loker penitipan. Namun ada juga berapa pengunjung yang terlihat membawa HP yang fiturnya ada kamera dan kamera Video Capture . Biasanya mereka mengabadikan sesuatu moment untuk koleksi pribadi. Memasuki bagian dalam ruagan hiburan, para pengunjung memesan minuman sesuai selera, baik berAlkohol ataupun tidak mengandung Alkohol (Alkoholik) di meja Bartender. Ada dua jenis tempat nongkrong di dalam ruangan: yaitu di kursi-kursi sudut (sofa) biasanya terlebih dahulu melakukan pemesanan tempat terlebih dahulu, plus meja yang berjejer di beberapa tempat dan kursi plus meja kecil bulat, pengunjung dipersilakan memilih. Dan ada pula yang tidak usah memesan dengan melihat ada yang kosong langsung ditepati kursi meja tersebut.
Tata letak diskotik dan kafe tidak jauh berbeda. Hanya penyajian musik yang berbeda. Di salah satu sudut Diskotik, misalnya di Diskotik Republic Positiva, disediakan anjungan untuk DJ (Disk Djokey) memainkan musik dengan beatbeat menghentak naik-turun. Berdampingan dengan lokasi DJ, di sebelah kanan dan kirinya terdapat panggung khusus untuk para penari gadis seksi (sexy dancers) berbaju minim yang membangkitkan perhatian para penonton dan menikmati goyangannya. Di dalam Cafe digunakan pencahayaan remangremang untuk membawa perasaan intim antara sesama pengunjung. Sementara di Diskotik menggunakan lampu Disko (kelap-kelip atau Lighting/ pencahayaan) menyerasikan alunan musik yang diatur DJ.
Suara musik yang hingar-bingar sangat-sangat begitu keras, saking kerasnya membuat badan bergetar dengan sendirinya ketika sudah didalam ruangan akibat Suara musik yang hingar-bingar sangat-sangat begitu keras, saking kerasnya membuat badan bergetar dengan sendirinya ketika sudah didalam ruangan akibat
Gambar: Suasana di Diskotik BOSHE (21 Desember 2013) Menu lain yang tidak kalah hebohnya sehingga mendapat sorat-sorak gembira
dari dugemers yaitu pihak Event Organizer mempersembahkan empat wanita cantik penari Sexy Dancer sebagai penyemangat atau pemanis suasana. Di pojok-pojok ruanga tersedia meja kecil bundar sebagai tempat santan sambil meminum-minuman Vodka atau Bir dengan mengunakan gelas sloki dan ada juga yang memilih duduk depan meja Bartender, ada yang setengah sadar alias lagi mabuk. Yang biasa-biasa saja juga ada seperti tidak joget, tidak mabuk atau keaktifannya kurang. Saling rayu-merayu di manfaatkan maksimal oleh Ciblek dan dugemers sebagai pasangan berjoget sekaligus ada yang berujung entah kemana menghabiskan malam. Fenomena ini adalah suasana yang telah diamati oleh penulis di Diskotik dan Café house music Yogyakarta yang sekarang menjadi kiblat hiburan malam sebagian remaja dan mahasiswa Yogyakarta yang produknya impor dari Barat.