Implikasi Menjadi Mahasiswa Dugemers
9. Implikasi Menjadi Mahasiswa Dugemers
Induk dari sikap yang merugikan bagi mahasiswa dan pelajar apabila sudah kecanduan menjadi seorang dugemers adalah sikap yang mengagungkan konsumtif, karena sikap dari konsumtif akan melahirkan konsumerisme yang berujung pada gaya hidup, ini akan semakin meluas apalagi dengan di berbarengi oleh kepiawaiyan iklan atau siaran TV yang semakin pandai untuk merangsang sikap konsumerisme tadi. Wujud dari sikap konsumtif yaitu pemakaian (pembelian) atau pengonsumsian barang-barang yang sifatnya karena tuntutang gengsi semata bukan menurut tuntutan kebutuhan yang dipentinkan. Sedangkan wujut dari sikap konsumerisme adalah menjadikan barang sebagai ukuran kebahagiaan hidup.
Dunia gemerlap merupakan gaya hidup instan yang cuma menawarkan kesenangan semu atau kesenangan cuma satu malam, namun mengeluarkan banyak uang untuk menikmatinya. Beranekaragam jenis kesenangan yang bersifat sementara sangat gampang di temukan di dunia yang satu ini. Walaupun terkadang pihak Event Organizer tidak membernarkan dan tidak memfasilitasi bentuk “kemaksiatan” (padangan norma Agama ), dan tidak tetutup kemunkinan juga pihak Event Organizer memfasilitasi bentuk pesta yang bebas, (bebas dalam pengertian ada aturan main). Semua bentuk-bentuk kebebasan yang dapat di peroleh di dunia gemerlap pada saat acara berlangsung pada umumnya dugemers tidak pernah memikirkan bahwa akan berdampak buruk kepadanya. Yang terbenam di pikirang seorang dugemers pada saat itu adalah menikmati pesta yang modern. sehingga image yang terbangun untuk dunia gemerlap adalah bagian dari indentitas mordenitas yang membanggakan sehingga mengakibatkan sikap tidak terkontrol dugemers menjadi konsumtif dan konsumerisme yang di asumsikan oleh dugemers merupakan gaya hidup di kota metropolis yang modern.
Di tempat-tempat hiburan yang seperti ini implikasi yang sangat jelas terlihat dan sangat berpotensi besar akan terseret seorang dugemers pada hal-hal yang merugikan dirinya, seperti (1). mengkonsumsi alkohol, pada umumnya tempat dugem tidak lengkap tampa mensajikan atau meminum-minuman berAlkohol, secara berlebihan mengkonsumsi minuman berAkohol akan berakibat mabuk hilang kesadaran dan secara medis hal ini tidak di ajurkan karena merugikan kesehatan, apalagi Agama jelas-jelas melarangnya dengan status haram. (2). Mengkonsumsi narkoba juga sama halnya secara medis dilarang Agama juga demikian. (3). Pergaulan seks bebas yang jelas-jelas Agama melarangnya demikian pula sudut padangan medis tidak diperlohkan karena bisa menciptakan gangguan Psikologi pertumbuhan dan yang paling berbahaya adalah rawan akan penyebaran terjadinya aneka penyakit, salah satuhnya seperti penyeberan virus HIV AIDS. (4). Bersikap hedonisme yang mencari kesenagan duniawi saja, yang Di tempat-tempat hiburan yang seperti ini implikasi yang sangat jelas terlihat dan sangat berpotensi besar akan terseret seorang dugemers pada hal-hal yang merugikan dirinya, seperti (1). mengkonsumsi alkohol, pada umumnya tempat dugem tidak lengkap tampa mensajikan atau meminum-minuman berAlkohol, secara berlebihan mengkonsumsi minuman berAkohol akan berakibat mabuk hilang kesadaran dan secara medis hal ini tidak di ajurkan karena merugikan kesehatan, apalagi Agama jelas-jelas melarangnya dengan status haram. (2). Mengkonsumsi narkoba juga sama halnya secara medis dilarang Agama juga demikian. (3). Pergaulan seks bebas yang jelas-jelas Agama melarangnya demikian pula sudut padangan medis tidak diperlohkan karena bisa menciptakan gangguan Psikologi pertumbuhan dan yang paling berbahaya adalah rawan akan penyebaran terjadinya aneka penyakit, salah satuhnya seperti penyeberan virus HIV AIDS. (4). Bersikap hedonisme yang mencari kesenagan duniawi saja, yang
Hampir rata-rata tempat yang menjadi objek penelitian penulis di lokasi Obsevasi dunia gemerlap, kehidupan yang dilakonin oleh para dugumers menganut atau yang di
tawarkan di dunia gemerlap adalah kehidupan “permisif”, (Paham yang serba membolehkan , tanpa di pengaruhi norma Agama dan Budaya). Salah satu penyebab bisa
terjadi kehidupan permisif di zaman globalisasi di kehidupan modern ini, karena kehidupan modern yang gersang rohani mengalami krisis spiritual membuat sebagian orang yang tinggal di sebuah kota metropolis akan mudah lari ke kehidupan malam, tempat- tempat dunia gemerlap yang mengarah orang untuk berbuat “maksiat” (sudut padangan Agama ).
Adalah globalisasi yang membuat pergaulan global tidak dapat di hindari oleh seseorang, kecuali dia sengaja mengukung diri dengan menjauhi interaksi dan komunikasi dengan yang lain. Ketika seseorang masih membaca surat kabar, menonton TV, atau menggunakan internet, orang tersebut tetap akan terperangkap dalam proses dan model pergaulan global.49 Dengan alat komunikasi seperti TV, Radio, Parabola, telepon, VCD, DVD dan internet seseorang dengan mudah berhubungan dengan dunia luar, dan dengan demikian maka sangat mudah terpengaruh oleh segala macam bentuk iklan yang sangat konsumtif. Namun hanya sebagian orang saja yang tau akan manfaat globalisasi dan tidak sedikit pula akibat globalisasilah orang menjadi kurang terkontrol mudah berbuat yang melanggar norma sosial dan Agama.
Inilah salah satu efek dunia gemerlap yang cukup serius adalah timbul budaya konsumtif di kalangan pelajar dan mahasiswa dugemers. Banyak diantara meraka yang kemudian menjadi korbannya, tampa mereka sadari. Meraka menjadi konsumen dari gaya hidup yang mereka anggap modern tersebut. Dari prilaku konsumtif ini maka akan sangat mudah untuk terbawa arus kepada hal-hal yang bertentangan dengan norma budaya dan Agama yang di temukan di dunia gemerlap dengan berbagai bentuk pestanya, baik yang berhubungan dengan Alkohol, narkoba, pergaulan seks bebas, hedonisme, style glamor dan lain sebagainya.