Dalam tesis ini, perjanjian franchise yang akan dibahas adalah perjanjian franchise PIZZA HUT. Karena PIZZA HUT sangat digemari
oleh masyarakat Indonesia dan banyak cabangnya di kota-kota besar di Indonesia. Pizza Hut adalah restoran pizza yang tempat usaha
utamanya di Wichita, Kansas, Amerika Serikat. Yang menjadi master franchise Pizza Hut di Indonesia adalah PT. Sarimelati Kencana,
dengan tempat usaha utamanya di Jakarta.
B. Perumusan Masalah
Dari hal-hal tersebut di atas maka permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apakah asas itikad baik dan kepatutan telah menjadi landasan bagi para pihak pada waktu membuat perjanjian?
2. Apakah kebebasan berkontrak telah menjadi landasan bagi para pihak pada waktu membuat perjanjian?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari tesis ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah asas itikad baik dan kepatutan sudah
diterapkan pada waktu membuat perjanjian. 2. Untuk mengetahui apakah asas kebebasan berkontrak telah
menjadi landasan bagi para pihak pada waktu membuat perjanjian.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat akademis: a. Menambah informasi perbendaharaan kepustakaan mengenai
perjanjian franchise. b. Sebagai informasi awal untuk penelitian lebih lanjut mengenai
topik yang sama dengan permasalahan yang berbeda. 2. Manfaat praktis:
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif bahan masukan dalam penyusunan kebijakan mengenai perjanjian
waralaba dan bagi pihak-pihak yang akan membuat perjanjian waralaba perjanjian kredit dalam kaitannya dengan perlindungan
konsumen.
E. Kerangka Pemikiran
1. Hukum Perjanjian a. Pengertian Perjanjian
Perjanjian berdasarkan definisi yang diberikan dalam Pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan mana satu
orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.
R. Subekti menyatakan, bahwa suatu perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seseorang berjanji kepada orang lain
atau di mana dua orang itu saling berjanji kepada orang lain
atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu dari peristiwa ini timbul hubungan perikatan.
5
Abdul Kadir Mohammad merumuskan definisi Pasal 1313 KUH Perdata sebagai berikut, bahwa yang disebut perjanjian
adalah suatu persetujuan di mana dua orang atai lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan sesuatu hal dalam
lapangan harta kekayaan.
6
b. Asas-Asas Perjanjian Beberapa asas yang berkaitan dengan perjanjian, yaitu:
1. Asas konsensualitas Dengan asas ini maka suatu perjanjian pada
dasarnya sudah ada sejak tercapainya kata sepakat diantara para pihak dalam perjanjian tersebut.
Asas konsensualisme yang terdapat dalam pasal 1320 KUH Perdata mengandung arti kemauan para
pihak untuk saling mengikatkan diri dan kemauan ini membangkitkan kepercayaan bahwa perjanjian itu akan
dipenuhi. Eggens dalam Ibrahim
7
menyatakan asas konsensualitas merupakan suatu puncak peningkatan
5
R. Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 1987, hal. 1.